Nim : 193030601128 Kelas : C (2019) Mata Kuliah : Hukum Ketenegakerjaan
1. Berdasarka Undang-Undang No.13 Tahan 2003 tenteng ketenagakerjaan dijelaskan
bahwa, perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja atau buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang menurut syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. 2 Dalam UU Ketenagakerjaan, terdiri dari tiga unsur. - Pekerjaan Adanya pekerjaan tertentu yang harus diselesaikan atau dilakukan oleh pekerja adalah unsur dalam sebuah hubungan kerja. Dengan disepakatinya perjanjian kerja oleh kedua belah pihak, maka pekerja terikat kewajiban untuk melakukan pekerjaan. . Pasal 1603 KUH Perdata mengaturnya sebagai berikut: Buruh wajib melakukan perkerjaan yang diperjanjikan menurut kemampuannya dengan sebaikbaiknya.Jika sifat dan luasnya pekerjaan yang harus dilakukan tidak dirumuskan dalam perjanjian atau regiemen maka hal itu ditentukan oleh kebiasaan. - Upah Definisi upah berdasarkan Pasal 1 angka 30 dalam UU Ketenagakerjaan ialah Hak pekerja atau buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja atau buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja,kesepakatan atau peraturan perundangundangan, termasuk tunjangan bagi pekerja atau buruh dan keluarganya atas suatu pekerja dan atau jasa yang telah atau akan dilakukan Ada beberapa kebijakan pemerintah yang perlu diperhatikan untuk menetapkan upah untuk pekerja, antara lain kebijakan tentang UMP (Upah Minimum Provinsi),tentang struktur dan sklala pengupahan dan lain sebaginya. - Perintah Unsur perintah dalam sebuah hubungan kerja artinya ada pihak yang memberi perintah dan ada yang wajib melakukan perintah itu, yaitu pekerja. Unsur perintah dapat dimaknai luas, misalnya berupa target kerja, instruksi, dan lain-lain. Kewajiban pekerja untuk tunduk pada perintah perusahaan/ majikan ini antara lain diatur dalam KUH Perdata Pasal 1603b: Buruh wajib menaati aturan aturan pelaksanaan pekerjaan dan aturan aturan yang dimaksudkan pebaikan tatatertip perusahaan majika yang diberikan oleh atau atas nama majikan dalam batas batas aturan perundang undangan, perjanjian atau regimen,atau jika ini tidak ada dalam batas batas kebiasaan.