Pengaruh Pengetahuan Kesehatan Lingkungan
Pengaruh Pengetahuan Kesehatan Lingkungan
Abtract : The Influence Of Environmental Health Knowledge Toward Throwing Garbage Carelessly. The
problem of garbage in an area includes the high rate of waste generation, the concern of the community that is
still low so that it likes to behave in littering, unwillingness to dispose of garbage in a place that has been
provided. This bad behavior often causes disasters in the rainy season because the drainage is clogged up with
rubbish causing flooding. Goal : To determine the effect of environmental health knowledge on littering in the
village of Cabean Kunti Cepogo Boyolali. Research methods: The research design used was cross sectional with
direct observation in disposing of waste. Sampling was done with a purposive sample technique. Results : The
level of knowledge of citizens about environmental health is at a sufficient level of 68%. 90.2% of residents
litter. The behavior of throwing garbage into the river is still carried out by the community on the grounds that
the garbage dumped into the river will be carried away by running water so that it does not impact flooding.
Knowledge of Environmental Health with Waste Disposal is 0.228 or very strong at the coefficient of 0.01. Also
known is the significance value or Sig. of 0.001 with N of 228. There is a positive correlation coefficient value
of 0.228, meaning that the higher the public's knowledge of environmental health, the public will be aware of
throwing garbage in its place. Conclusion: if knowledge is improved, the environment will be better.
Keywords: behavior, knowledge, taking out the trash
menjadi santapan sehari-hari bagi masyarakat. kepedulian masyarakat yang masih rendah
(Anonim, 2018) sehingga suka berperilaku membuang sampah
Bank Dunia dalam laporan yang berjudul sembarangan, keengganan untuk membuang
“What a Waste: A Global Review of Solid Waste sampah pada tempat yang sudah disediakan.
Management”, mengungkapkan jumlah sampah Perilaku yang buruk ini seringkali menyebabkan
padat di kota-kota dunia akan terus naik sebesar bencana di musim hujan karena darainase
70% mulai tahun ini hingga tahun 2025, dari 1,3 tersumbat sampah sehingga terjadi banjir
miliar ton per tahun menjadi 2,2 miliar ton per (Hardiatmi, 2011).
tahun. Mayoritas kenaikan terjadi di kota-kota di Kebiasaan membuang sampah
negara berkembang. Di Indonesia, jumlah sembarangan dilakukan hampir di semua
sampah padat yang diproduksi secara nasional kalangan masyarakat, tidak hanya warga miskin,
mencapai 151.921 ton per hari. Hal itu berarti, bahkan mereka yang berpendidikan tinggi juga
setiap penduduk Indonesia rata-rata membuang melakukannya. Ini sangat menyedihkan karena
sampah padat sebesar 0,85 kg setiap hari. Data minimnya pengetahuan tentang sampah dan
Bank Dunia juga menyebutkan, dari total sampah dampaknya. Perilaku buruk ini semakin menjadi
yang dihasilkan secara nasional, hanya 80% yang karena minimnya sarana kebersihan yang mudah
berhasil dikumpulkan. Sisa terbuang mencemari dijangkau oleh masyarakat di tempat umum
lingkungan. Volume sampah di Indonesia sekitar (Kartiadi, 2009). Keadaan seperti itu tidak dapat
1 juta meter kubik setiap hari, namun baru 42% dibiarkan begitu saja karena menurut UU Nomor
di antaranya yang terangkut dan diolah dengan 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah,
baik. Jadi, sampah yang tidak diangkut setiap menyebutkan bahwa sampah merupakan
harinya sekitar 348.000 meter titik atau sekitar permasalahan nasional sehingga pengelolaannya
300.000 ton. (Irwanto, 2017) perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu
Perilaku membuang sampah sembaranga dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat
n ini, tidak mengenal tingkat pendidikan maupun secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman
status sosial. Keberadaan sampah di kehidupan bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku
sehari-hari tak lepas dari tangan manusia yang masyarakat. Selain itu, hal lain yang penting
membuang sampah sembarangan, mereka untuk diperhatikan, berdasarkan UU Nomor 18
menganggap barang yang telah dipakai tidak Tahun 2008 bahwa setiap orang berhak
memiliki kegunaan lagi dan membuang dengan mendapatkan pelayanan dalam pengelolaan
seenaknya sendiri. Kurang kesadaran akan sampah secara baik dan berwawasan lingkungan
pentingnya kebersihan menjadi faktor yang dari pemerintah daerah, atau pihak lain yang
paling dominan, di samping itu kepekaan diberi tanggung jawab untuk itu.
masyarakat terhadap lingkungan harus
dipertanyakan. Mereka tidak mengetahui bahaya Pengamatan peneliti selama 1 mintiggu
apa yang akan terjadi apabila tidak dapat menjaga di desa Cabean Kunti Cepogo Boyolali banyak
lingkungan sekitar. Salah satu bentuk perilaku sampah berserakan di halaman rumah,
membuang sampah. Pada masyarakat adalah pekarangan dan terlihat warga melakukan
dengan membuang sampah di sungai. Kondisi pembuangan sampah sembarangan atau
ini menyebabkan lingkungan di sekitar tepi membuang sampah di jurang. Peneliti menemui
sungai terlihat sangat kotor akibat tumpukan 7 dari 10 warga yang tidak mengetahui tentang
sampah, lalat beterbangan, banyak tikus dan kesehatan lingkungan. Berdasarkan data tersebut
nyamuk, bahkan menyebarkan aroma yang tidak peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
sedap. (Putra & Amaludin, 2019) dengan judul pengaruh pengetahuan kesehatan
Sampah secara sederhana dapat diartikan lingkungan terhadap pembuangan sampah
sebagai segala barang padat yang tidak terpakai sembarangan di Desa Cabean Kunti, Kecamatan
lagi. Seringkali sampah menimbulkan masalah Cepogo, Kabupatan Boyolali dengan tujuan
yang serius jika tidak dikelola dengan tepat. untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh
Manajemen pengelolaan sampah yang kompleks pengetahuan kesehatan lingkungan terhadap
dengan multi tahapan; mulai dari sampah pembuangan sampah sembarangan di desa
dihasilkan pada tingkatan rumah tangga, sampah Cabean Kunti Cepogo Boyolali.
industri atau sampah agraris, pengumpulan
sampah, transportasi sampah, fasilitas-fasilitas
pengelolaan sampah sampai pada Tempat METODE
Pembuangan Akhir (TPA).
Permasalahan sampah di suatu kawasan Penelitian ini menggunakan penelitian
meliputi tingginya laju timbulan sampah, observasional bersifat analitis dengan desain
Tri Yuniarti, Pengaruh Pengetahuan Kesehatan Lingkungan 80
pada tingkatan tahu (Know). Kata kerja untuk pada tempatnya, seperti yang diungkapkan oleh
mengukur bahwa orang tahu tentang sesuatu Silalahi (2017) bahwa ada hubungan antara
menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan dan pengetahuan dengan perilaku membuang sampah
menyatakan (Notoatmodjo,2010). yang berpotensi menyebabkan banjir.
Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa Berdasarkan tabel. 3 diperoleh angka
kategori pengetahuan responden di Kalurahan koefisien korelasi sebesasr 0,228** Artinya
Cabean Kunti adalah dalam kategori cukup. Hal tingkat kekuatan hubungan (korelasi) antara
ini bisa terjadi karena karakteristik responden variable Pengetahuan Kesehatan Lingkungan
seperti umur yang masih produktif, pendidikan dengan Pembuangan sampah adalah sebesar
yang cukup tinggi serta pekerjaan responden. 0,228 atau sangat kuat pada koefisien 0,01.
Masyarakat Desa Cabean Kunti apabila tidak diketahui juga nilai signifikansi atau Sig. sebesar
diberikan pemahaman tentang bahaya 0,001 dengan N sebesar 228. Terdapat angka
pembuangan sampah dikemudian hari akan koefisien korelasi pada hasil diatas, bernilai
menimbulkan dampak yang nantinya bisa positif, yaitu 0,228, sehingga hubungan kedua
merugikan bagi masyarakat itu sendiri. Hasil variable tersebut bersifat searah (jenis hubungan
pengamatan di lapangan, bahwa masyarakat yang searah, dengan demikian dapat diartikan bahwa
memiliki tempat sampah tetapi perilaku semakin tinggi pengetahuan masyarakat terhadap
membuang sampah ke sungai masih dilakukan kesehatan lingkungan, maka masyarakat akan
masyarakat dengan alasan bahwa sampah yang sadar membuang sampah pada tempatnya. Hasil
dibuang ke sungai akan terbawa oleh air yang penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
mengalir sehingga tidak berdampak banjir. Jadi dilakukan oleh Silalahi (2017) bahwa ibu yang
intinya masyarakat yang tinggal di Desa Cabean memiliki pengetahuan tentang akibat membuang
Kunti ini sudah tau bahwa perilaku membuang sampah yang baik cenderung menerapkan
sampah di sungai merupakan hal yang berperilaku tidak membuang sampah di daerah
seharusnya tidak boleh dilakukan. Tetapi masih aliran sungai sehingga tidak menimbulkan banjir,
ada juga sebagian masyarakat yang tidak begitu juga yang diungkapkan oleh Supardli
mengetahui pentingnya menjaga kebersihan (2011), perilaku ibu yang buruk di daerah aliran
lingkungan. sungai Deli ditandai dengan masih banyaknya
Tabel. 2 menunjukkan sebagian besar ibu yang membuang sampah yang berdampak
warga membuang sampah sembarangan (tidak terhadap kesehatan keluarga yaitu sakit dan
pada tempatnya/dikebon/di sungai/di jurang) banjir. Dengan demikian untuk mendapatkan
sebanyak 203 responden ( 90.2%). Perilaku sikap yang baik dan benar terhadap perilaku
warga yang membuang sampah pada tempatnya membuang sampah, perlu diberikan informasi
sebanyak 22 responden ( 9.8%). Artinya warga atau penyuluhan secara rutin tentang pengelolaan
belum mempunyai kesadaran akan bahaya yang sampah maupun bahaya sampah bagi kesehatan
akan mengancam kesehatan lingkungan sangat dan lingkungan. Peningkatan pemahaman
rendah.Tindakan warga ini apabila tidak segera masyarakat tentang pengelolaan sampah dan
diatasi akan mengancam kesehatan bagi warga bahaya sampah, akan mewujudkan sikap yang
setempat atau masyarakat yang tinggal di baik terhadap pengelolaan sampah dan akan
bantaran sungai di bawahnya. Seperti polusi terbentuk perilaku yang tepat dalam melakukan
udara berupa bau tidak sedap, banyaknya pengelolaan sampah, sehingga tercipta
nyamuk, lalat, tikus dan binatang binatang lingkungan yang bersih dan terbebas dari
berbahaya lainnya yang diakibatkan dari pencemaran sampah.
lingkungan yang kurang sehat. Pencemaran air
bersih juga akan terjadi akibat dari pembuangan
sampah yang sembarangan. Hasil penelitian ini SIMPULAN
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pengetahuan kesehatan lingkungan
Yulida (2016) bahwa akan terjadi penurunan terhadap pembuangan sampah sembarangan
kualitas air sungai pada hulu dan hilir sungai kategori kurang (9,8%), cukup (68%) dan baik
yang disebabkan karena aktivitas membuang (22,2%). Kebiasaan masyarakat membuang
sampah dan limbah rumah tangga ke sungai sampah sembarangan sebanyak (90,2%)
dengan ditandai tingginya kadar zat organik, sedangkan masyarakat yang membuang pada
nitrat, fosfat dan adanya bakteri coli tinja. Efek tempatnya sebanyak 9,8%. Jika pengetahuan
lain dari pembuangan sampah sembarangan semakin ditingkatkan, maka keadaan lingkungan
adalah bencana banjir, yang dikatakan sebagai akan semakin lebih baik.
bencana non alam disebabkan oleh karena
perilaku manusia yang membuang sampah tidak
Tri Yuniarti, Pengaruh Pengetahuan Kesehatan Lingkungan 82