Pemeriksaan Fisik Abdomen
Pemeriksaan Fisik Abdomen
Kode :
No dokumen
Revisi : 0
Tanggal
C. Fase Kerja
Inspeksi
7 a. Mengatur pencahayaan dengan baik
8 b. Memposisikan klien berbaring telentang dengan
tangan di kedua sisi dan sedikit menekuk. Bantal
kecil diletakkan di bawah lutut untuk menyokong
dan melemaskan otot-otot abdomen.
9 c. Membuka abdomen mulai dari prosesus sifoideus
sampai simfisis pubis.
10 d. Mengamati bentuk perut secara umum, warna, kulit,
kontur permukaan perut, adanya retraksi,
penonjolan, adanya ketidaksimetrisan, jaringan
parut, striase, dan lain-lain.
11 e. Perhatikan posisi, bentuk, warna dan adanya
inflamasi atau pengeluaran umbilicus.
12 f. Amati gerakan-gerakan kulit pada perut secara
inspirasi dan ekspirasi.
Auskultasi
13 a. Menghangatkan bagian diafragma dan bell
stetoskop.
14 b. Meletakkan sisi diafragma stetoskop di atas kuadran
kanan bawah pada area sekum.
15 c. Memberikan tekanan yang sangat ringan. Minta
klien agar tidak berbicara. Diperlukan 5 menit
secara terus-menerus untuk mendengar sebelum
pemeriksa menentukan tidak adanya bising usus.
16 d. Mendengarkan bising usus dan perhatikan frekuensi
serta karakternya.
17 e. Jika bising usus tidak mudah terdengar, maka
lanjutkan pemeriksaan sistemis dengan
mendengarkan setiap kuadran abdomen.
18 f. Mencatat bising usus apakah terdengar normal,
tidak normal, hiperaktif atau hipoaktif.
19 g. Meletakkan bagian bell/sungkup stetoskop di atas
aorta, arteri renalis, arteri iliaka dan arteri femoral.
20 h. Meletakkan bagian bell stetoskop pada bagian
preumbilikal/sekeliling pusat untuk mendengarkan
bising vena (jarang terdengar)
Perkusi
21 a. Mulailah perkusi dari kuadran kiri bawah kemudian
bergerak searah jarum jam (dari sudut pandang
klien).
22 b. Memperhatikan reaksi klien dan catat jika terjadi
keluhan
23 c. Melakukan perkusi pada abdomen untuk
mengetahui adanya kelainan atau tidak
Perkusi untuk menentukan posisi dan ukuran hati.
24 a. Berdiri di sisi kanan klien dengan membagi
abdomen menjadi 4 atau 9 kuadran.
25 b. Lakukan perkusi mulai dari garis midklavikula kanan
pada atau di bawah umbilicus menuju ke atas
melewati area timpani sampai terdengar suara
redup yang merupakan batas bawah hepar, beri
tanda spidol pada tempat mulai ditemukannya suara
redup.
26 c. Melakukan perkusi pada garis midklavikula kanan
yang dimulai dari area resonan paru-paru ke bawah
sampai ditemukan suara redup yang menunjukkan
batas atas hepar dan beri tanda dengan spidol pada
tempat mulai ditemukan suara redup.
27 d. Mengukur jarak antara dua tanda tadi dalam satuan
sentimeter. Normalnya. Panjang hepar pada garis
midklavikula adalah 6-12 cm dengan batas bawah
terletak pada atau sedikit di bawah tulang rusuk, jika
yang diukur pada garis midsternal normalnya 4-8
cm.