Anda di halaman 1dari 4

RSUD Kabupaten Bekasi

Jln Teuku Umar Cibitung-Bekasi


Telp.(021)88370449,8830152

Kode :

No dokumen
Revisi : 0

Tanggal

PEMERIKSAAN ABDOMEN Di Lakukan


Ya Tidak
PENGERTIAN Suatu tindakan yang meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi,
perkusi yang dilakukan untuk mengetahui bentuk dan fungsi
serta kelainan organ yang ada di dalam rongga abdomen dan
sekitarnya.
 Mengetahui bentuk dan gerak-gerakkan perut.
TUJUAN  Mendengarkan suara peristaltic usus.
 Mengobservasi lokasi nyeri tekan, organ-organ dalam
rongga perut, dan lain-lain.
NO A. Fase Pre Interaksi
1 Cek rencana tindakan
2 Siapkan alat
 Stetoskop
 Penggaris kecil.
 Pensil gambar.
 Bantal kecil.
 Pita pengukur.
B. Fase Orientasi
3 Memberikan salam terapeutik
4 Melakukan evaluasi / validasi
5 Melakukan kontrak (waktu, tempat dan prosedur)
6 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien

C. Fase Kerja
Inspeksi
7 a. Mengatur pencahayaan dengan baik
8 b. Memposisikan klien berbaring telentang dengan
tangan di kedua sisi dan sedikit menekuk. Bantal
kecil diletakkan di bawah lutut untuk menyokong
dan melemaskan otot-otot abdomen.
9 c. Membuka abdomen mulai dari prosesus sifoideus
sampai simfisis pubis.
10 d. Mengamati bentuk perut secara umum, warna, kulit,
kontur permukaan perut, adanya retraksi,
penonjolan, adanya ketidaksimetrisan, jaringan
parut, striase, dan lain-lain.
11 e. Perhatikan posisi, bentuk, warna dan adanya
inflamasi atau pengeluaran umbilicus.
12 f. Amati gerakan-gerakan kulit pada perut secara
inspirasi dan ekspirasi.

Auskultasi
13 a. Menghangatkan bagian diafragma dan bell
stetoskop.
14 b. Meletakkan sisi diafragma stetoskop di atas kuadran
kanan bawah pada area sekum.
15 c. Memberikan tekanan yang sangat ringan. Minta
klien agar tidak berbicara. Diperlukan 5 menit
secara terus-menerus untuk mendengar sebelum
pemeriksa menentukan tidak adanya bising usus.
16 d. Mendengarkan bising usus dan perhatikan frekuensi
serta karakternya.
17 e. Jika bising usus tidak mudah terdengar, maka
lanjutkan pemeriksaan sistemis dengan
mendengarkan setiap kuadran abdomen.
18 f. Mencatat bising usus apakah terdengar normal,
tidak normal, hiperaktif atau hipoaktif.
19 g. Meletakkan bagian bell/sungkup stetoskop di atas
aorta, arteri renalis, arteri iliaka dan arteri femoral.
20 h. Meletakkan bagian bell stetoskop pada bagian
preumbilikal/sekeliling pusat untuk mendengarkan
bising vena (jarang terdengar)
Perkusi
21 a. Mulailah perkusi dari kuadran kiri bawah kemudian
bergerak searah jarum jam (dari sudut pandang
klien).
22 b. Memperhatikan reaksi klien dan catat jika terjadi
keluhan
23 c. Melakukan perkusi pada abdomen untuk
mengetahui adanya kelainan atau tidak
Perkusi untuk menentukan posisi dan ukuran hati.
24 a. Berdiri di sisi kanan klien dengan membagi
abdomen menjadi 4 atau 9 kuadran.
25 b. Lakukan perkusi mulai dari garis midklavikula kanan
pada atau di bawah umbilicus menuju ke atas
melewati area timpani sampai terdengar suara
redup yang merupakan batas bawah hepar, beri
tanda spidol pada tempat mulai ditemukannya suara
redup.
26 c. Melakukan perkusi pada garis midklavikula kanan
yang dimulai dari area resonan paru-paru ke bawah
sampai ditemukan suara redup yang menunjukkan
batas atas hepar dan beri tanda dengan spidol pada
tempat mulai ditemukan suara redup.
27 d. Mengukur jarak antara dua tanda tadi dalam satuan
sentimeter. Normalnya. Panjang hepar pada garis
midklavikula adalah 6-12 cm dengan batas bawah
terletak pada atau sedikit di bawah tulang rusuk, jika
yang diukur pada garis midsternal normalnya 4-8
cm.

28 e. Mengukur penurunan hati jika diduga ada


pembesaran dengan meminta klien menarik napas
dalam dan menahannya, lalu pemeriksa melakukan
perkusi ke atas dari abdomen ke garis midklavikula
kanan.
Palpasi
Palpasi lambung
29 a. Melakukan perkusi pada sangkar iga bawah anterior
dan bagian epigastrik kiri.
Palpasi perut (dilakukan dengan palpasi ringan)
30 a. Palpasi ringan abdomen di atas setiap kuadran.
Menghindari area yang sebelumnya sebagai titik
masalah.
31 b. Meletakkan tangan secara ringan di atas abdomen
dengan jari-jari ekstensi dan berhimpitan.
Palpasi hepar/hati
32 a. Pemeriksa berdiri di samping kanan klien
32 b. Meletakkan tangan kiri pemeriksa pada dinding
toraks kanan posterior klien kira-kira pada tulang
rusuk ke 11 atau ke 12.
33 c. Menekan tangan kiri tersebut sehingga sedikit
mengangkat dinding dada
34 d. Meletakkan tangan kanan di batas bawah tulang
rusuk kanan
35 e. Melakukan penekanan sedalam 4-5 cm ke arah
bawah pada batas bawah tulang rusuk.
36 f. Menjaga posisi tangan pemeriksa dan meminta klien
untuk inhalasi dalam.
Palpasi limpa
37 a. Memegang secara menyilang abdomen klien
dengan tangan kiri (melakukan pemeriksaan dari
sisi kanan klien) dan meletakkan tangan di bawah
klien dan di atas sudut kostovertebral. Lalu
menekannya ke atas dengan tangan kiri.
38 b. Menempatkan telapak tangan kanan dengan jari-jari
di atas abdomen, di bawah tepi kiri kostal.
39 c. Meraba batas hepar menentang tangan pemeriksa
ketika klien inhalasi, secara normal batas ini akan
terasa dengan kontur regular.
40 d. Melakukan palpasi di batas bawah tulang rusuk
kanan jika hepar membesar. Mencatat pembesaran
tersebut dalam satuan cm.
41 e. Menekan ujung jari kea rah limpa kemudian
meminta klien merik napas dalam.
42 f. Mempalpasi tepi limpa saat limpa bergerak ke
bawah ke arah tangan pemeriksa.
Palpasi klien asites
43 a. Mengkaji gelombang cairan asites dengan meminta
klien atau perawat lain untuk membantu karena
prosedur ini memerlukan tiga tangan.
44 b. Meninstruksikan klien untuk berbaring telentang.
45 c. Menekan ujung jari kea rah limpa kemudian
meminta klien mearik napas dalam.
46 d. Meletakkan tangan pemeriksa pada setiap sisi
abdomen dan mengetuk tajam salah satu sisi
dengan ujung jari.
47 e. Merasakan impuls gelombang cairan dengan ujung
jari tangan lainnya.
Palpasi ginjal
48 a. Meletakka tangan kiri di bawah panggul ketika
melakukan palpasi ginjal kanan dan
mengelevasikan ginjal ke arah anterior.
b. Meletakkan tangan kanan pada dinding perut
anterior pada garis midklavikula di tepi bawah batas
kosta.
c. Menekan tangan kanan secara langsung ke atas
dan meminta klien untuk menarik napas panjang.
Pada orang dewasa normal, ginjal tidak teraba
tetapi pada orang yang sangat kurus, bagian bawah
ginjal kanan dapat dirasakan.
d. Merasakan kontur (bentuk), ukuran, dan adanya
nyeri tekan jika ginjal teraba.
e. Melakukan palpasi ginjal kiri dengan posisi
pemeriksa berada di sisi sebelah tubuh klien, dan
meletakkan tangan kiri di bawah panggul kemudian
lakukan tindakan seperti pada palpasi ginjal kanan.
D. Fase Terminasi
30 Mengevaluasi respon klien
31 Kontrak untuk tindakan selanjutnya
32 Rapihkan alat dan cuci tangan
33 Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai