Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


Jl. Teuku Umar Cibitung – Bekasi
Telp. (021) 88370449, 8830152, Fax. (021) 8830152

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BEKASI
NOMOR : / /RSUD/2022

TENTANG

BATASAN KEWENANGAN MEDIS DAN TINGKAT SUPERVISI PESERTA DIDIK

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan pelayanan dalam pendidikan klinis yang di
selenggarakan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi perlu adanya keputusan
tentang batasan kewenangan medis dan tingkat supervisi bagi peserta didik yang sedang
menjalani pendidikan klinis di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi;
b. bahwa untuk maksud sebagaimana pada huruf a diatas, perlu ditetapkan dengan Keputusan
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik


Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5434).
5. Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 2015 tentang Rumah Sakit Pendidikan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1069/ Menkes/SK/XI/2008 tentang Pedoman
Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2052/ MENKES/PER/X/2011 tentang Izin Praktik
dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran
Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637);
10. Peraturan Menteri Riset Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI Nomor 44 Tahun 2015
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
11. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Standar
Kompetensi Dokter Indonesia;
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/ MENKES/ SK /III/ 2007 tentang Standar Profesi
Bidan;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 17 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
473);
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
585) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun
2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741);
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
501);
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 603);

Menetapkan :

PERTAMA : Keputusan Direktur RSUD Kab. Bekasi tentang batasan kewenangan medis dan tingkat
supervisi bagi peserta didik yang sedang menjalani pendidikan klinis di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Bekasi;
KEDUA : Batasan kewenangan medis dan tingkat supervise bagi peserta didik yang sedang menjalani
pendidikan klinis dijadikan acuan dalam penyelenggaraan pendidikan klinis di di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi sebagai mana tercantum dalam lampiran
keputusan ini;

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal di tetapkan, dengan ketentuan akan diadakan
perubahan dan atau perbaikan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan didalamnya.

Ditetepkan di : Bekasi
Pada tanggal : 28 Oktober 2022
Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN BEKASI

dr. Arief Kurnia, M.A.R.S


Pembina TK. I/ IVb
NIP. 197205232003121003
Lampiran : Surat Keputusan Direktur
Nomor : / /RSUD/2022
Perihal : Batasan Kewenangan Medis dan Tingkat Supervisi Peserta Didik

BATASAN KEWENANGAN MEDIS DAN TINGKAT SUPERVISI


BAGI PESERTA DIDIK YANG SEDANG MENJALANI PENDIDIKAN KLINIS
DI RSUD KABUPATEN BEKASI

A. Kebijakan Umum

1. Batasan kewenangan medis dan tingkat supervisi dalam pendidikan klinis diperlukan untuk memastikan asuhan
pasien yang aman dan merupakan bagian proses belajar bagi peserta pendidikan klinis sesuai dengan jenjang
pembelajaran dan level kompetensinya.

2. Supervisi dalam pendidikan klinis menjadi tanggung jawab staf klinis yang memberikan pendidikan klinis untuk
menjadi acuan pelayanan rumah sakit agar pasien, staf dan peserta didik terlindungi secara hukum

3. Setiap peserta pendidikan klinis di rumah sakit mengerti proses supervisi klinis, meliputi siapa saja yang melakukan
supervisi dan frekuensi supervisi oleh staf klinis yang memberikan pendidikan klinis.

4. Pelaksanaan supervisi didokumentasikan dalam logbook peserta didik dan staf klinis yang memberikan pendidikan
klinis.

B. Kebijakan Khusus

1. Batas kewenangan peserta didik di RSUD Kab. Bekasi adalah :


a. Wawancara pasien
b. Memeriksa fisik dan mental pasien
c. Menentukan pemeriksaan penunjang
d. Menegakkan diagnosis
e. Mengusulkan penatalaksanaan dan pengobatan pasien
f. Melakukan tindakan kedokteran dibawah supervisi dan tanggung jawab pendidik/ dosen klinik

2. Tindakan-tindakan tersebut pada ayat 1 (satu) pasal ini dapat dilakukan oleh peserta didik selama memenuhi
dua persyaratan sebagai berikut :
a. Berbagai tindakan medis yang dilakukan merupakan bagian dari proses pendidikan yang dilakukan pada sarana
atau institusi pendidikan.
b. Berbagai tindakan medis yang dilakukan berada dalam supervisi pendidik klinis masing-masing

3. Tingkat supervisi:
a. Supervisi Rendah
Supervisi rendah untuk peserta didik yaitu kemampuan asesmen dan kemampuan membuat keputusan sudah
sahih sehingga dapat membuat diagnosis dan rencana asuhan, tetapi karena belum mempunyai legitimasi tetap
harus melapor kepada DPJP. Tindakan medis dan operatif dapat dilakukan dengan supervisi tidak langsung
oleh DPJP. Pencatatan di rekam medis diverifikasi oleh DPJP.
b. Supervisi Moderat
Supervisi moderat, yaitu kemampuan melakukan asesmen sudah sahih, tetapi kemampuan membuat keputusan
belum sahih sehingga keputusan rencana asuhan harus mendapat persetujuan DPJP sebelum dijalankan,
kecuali pada kasus gawat darurat. Tindakan medis dan operatif dapat dilaksanakan oleh peserta didik dengan
supervisi tidak langsung oleh DPJP (dilaporkan setelah pelaksanaan). Pencatatan pada berkas rekam medis
oleh peserta didik dengan verifikasi dan validasi oleh DPJP.

c. Supervisi moderat tinggi yaitu kemampuan asesmen peserta didik sudah dianggap sahih, namun kemampuan
membuat keputusan belum sahih sehingga rencana asuhan yang dibuat peserta didik harus disupervisi oleh
DPJP. Tindakan medis dan operatif dapat dikerjakan oleh peserta didik dengan supervisi langsung (onsite) oleh
DPJP. Pencatatan pada berkas rekam medis oleh peserta didik dan diverifikasi dan divalidasi oleh DPJP.

d. Supervisi tinggi yaitu kemampuan asesmen peserta didik belum sahih sehingga keputusan dalam membuat
diagnosis dan rencana asuhan harus dilakukan oleh Profesional Pemberi Asuhan (PPA). Begitu pula tindakan
medis dan operatif hanya boleh dilakukan oleh Profesional Pemberi Asuhan PPA. Pencatatan pada berkas
rekam medis harus dilakukan oleh PPA.

C. Prosedur Supervisi:
1. Peserta didik melakukan registrasi
2. Komkordik mengkategorikan tingkat supervise peserta didik berdasarkan kompetensi yang dimiliki serta
mensosialisasikan kepada peserta didik.
3. Komkordik melakukan pengecekan atas orientasi yang telah diterima peserta didik dan melakukan oreintasi rumah
sakit.
4. Bagi peserta didik yang melaksanakan praktek klinik di rumah sakit akan mendapatkan id card sesuai dengan
tingkat supervisi.
5. Supervisi peserta didik dari rendah sampai dengan tinggi dilakukan oleh Staf Klinis/ Dokter Penanggung Jawab
Pasien/ Clinical Istruktur yang memberikan Pendidikan klinis sesuai dengan perangakat evaluasi Pendidikan yang
dibuat oleh institusi Pendidikan.
6. Selanjutnya terdapat konversi antara penetapan kompetensi yang diberikan kepada peserta didik sebagai berikut:

Tabel 1
Konversi Penetapan Kompetensi Peserta Didik

NO KATEGORI PESERTA DIDIK TINGKAT WARNA


SUPERVISI ID CARD
1 Profesional Pemberi PPDS
Asuhan (PPA) Mandiri Rendah Putih
Senior Moderat Biru
Madya Moderat Tinggi Kuning
Junior Tinggi Hijau
Dokter Muda TInggi Hijau
Profesi Ners Tinggi Hijau
Profesi Bidan Tinggi Hijau
Profesi Apoteker Tinggi Hijau
Profesi Fisioterapi Tinggi Hijau
2 Non PPA DIII/ DIV Keperawatan - Hitam
Penunjang Kesehatan ( DIII/ DIV - HItam
Fisioterapi, Analis Kesehatan, GIzi,
Rekam Medik, Radiologi,
Kesehatan Lingkungan dll)
7. Evaluasi terhadap peserta didik dapat dilakuan sebagai berikut:
a. Bed site teaching
b. Mini clinical evaluation exercise for trainee (Mini-CEX)
c. Observasi Langsung
d. Diskusi Kasus
e. Portofolio dan buku log

Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KABUPATEN BEKASI

dr. Arief Kurnia, M.A.R.S


Pembina TK. I/ IVb
NIP. 197205232003121003

Anda mungkin juga menyukai