Teori yang menguatkan:

Teori agensi. Teori agensi dinyatakan dengan adanya hubungan antara principal (pemegang saham) dan
agent (manajemen). Dasar dari teori agensi ialah adanya perbedaan tujuan antara pemegang saham dan
manajer. Dalam hubungan keagenan, manajer sebagai pihak yang memiliki akses langsung terhadap
informasi dalam suatu perusahaan. Sedangkan pemegang saham hanya mengetahui informasi mengenai
perusahaan melalui manajer. Dalam penerapannya, manajer sering kali memberitahukan keadaan
dalam perusahaan yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Teori agensi memperkirakan bahwa manajer
akan bertindak mementingkan diri sendiri daripada kepentingan pemilik supaya tujuan tertentu dapat
tercapai.

Intinya: ada perbedaan kepentingan antara manajer dimana manajer ingin mendapatkan
reward/insentif dari hasil pekerjaannya namun dari pemegang saham ingin mendapatkan return dari
investasi yang dilakukannya, sehingga menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi nilai
perusahaan.