Anda di halaman 1dari 23

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELAYANAN IMUNISASI RUTIN

UPT PUSKESMAS DURIPOKU TAHUN 2023

A. Pendahuluan
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan
sesuai dengan cita-cita Bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD
1945 melalui pembangunan nasional yang berkesinambungan berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil dan
ahli, serta disusun dalam satu program kesehatan dengan perencanaan terpadu
yang didukung oleh data dan informasi epidemiologi yang valid.
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda
(double burden), yaitu beban masalah penyakit menular dan penyakit
degeneratif. Pemberantasan penyakit menular sangat sulit karena
penyebarannya tidak mengenal batas wilayah administrasi. Imunisasi merupakan
salah satu tindakan pencegahan penyebaran penyakit ke wilayah lain yang
terbukti sangat cost effective.
Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit
menular yang merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan
sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai
Millennium Development Goals (MDGs) khususnya untuk menurunkan angka
kematian pada anak.
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit
ringan.Penyelenggaraan Imunisasi adalah serangkaian kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan imunisasi.
Berdasarkan sifat penyelenggaraannya, imunisasi dikelompokkan menjadi
imunisasi wajib dan imunisasi pilihan.Imunisasi rutin merupakan kegiatan
imunisasi yang dilaksanakan secara terus menerus sesuai jadwal.
Imunisasi rutin terdiri atas imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerjanya.Puskesmas sebagai pelaksana teknis akan bekerjasama
dengan lintas terkait yang ada di desa dan kecamatan wilayah kerjanya.

B. Latar Belakang
Rendahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang imunisasi,
rendahnya cakupan dan kunjungan masyarakat ke posyandu khususnya bagi
masyarakat yang memiliki bayi dan batita yang wajib mendapatkan imunisasi
dasar dan imunisasi lanjutan, kurangnya kerjasama dan partisipasi dengan
masyarakat secara umum dan lintas terkait secara khusus dalam kegiatan
imunisasi (posyandu) serta beranggapan bahwa posyandu yang termasuk
dalam UKBM bukan milik dan kepentingan mereka melainkan milik instansi
kesehatan.

C. Tujuan Umum Dan Tujuan Khusus


1. Tujuan Umum
Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian,khususnya kematian
anak (bayi dan balita) akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I).
2. Tujuan Klhusus
a. Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan
imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi yang ada di
desa.
b. Tercapainya eliminasi campak pada tahun 2015 dan pengendalian
penyakit rubella tahun 2020.
c. Terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta pengelolaan
limbah medis (safety injection practise and waste disposal
management).

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


Kegiatan pokok dalam program ini adalah dengan pemberian imunisasi.
Adapun rincian kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Pemberian  Imunisasi BCG
a. Langkah  Kerja
1) Petugas mencuci tangan
2) Pastikan vaksin dan spuit yang akan di gunakan
3) Larutkan vaksin dengan cairan pelarut BCG 1 ampul ( 4 cc )
4) Pastikan anak belum pernah di BCG dengan menanyakan pada
orang tua anak tersebut
5) Ambil 0.05 cc vaksin BCG yang telah kita larutkan tadi
6) Bersihkan lengan dengan kapas yang telah dibasahi air bersih,
jangan menggunakan alkohol / desinfektan sebab akan merusak
vaksin tersebut
7) Suntikan vaksin tersebut sepertiga bagian lengan kanan atas
(tepatnya pada insertio musculus deltoideus) secara intrakutan (ic) /
dibawah kulit
8) Rapikan alat-alat
9) Petugas mencuci tangan
10)Mencatat dalam buku

2. Pemberian Imunisasi DPT-Hb Hib


b. Langkah Kerja :
1) Petugas mencuci tangan
2) Pastikan vaksin yang akan di gunakan
3) Jelaskan kepada ibu anak tersebut, umur anak (2-11 bulan) jumlah
suntikan 3x untuk imunisasi DPT.
4) Ambil 0,5 cc vaksin DPT
5) Bersihkan 1/3 paha bagian luar dengan kapas steril (air panas)
6) Suntikan secara intra muskuler (im)
7) Terangkan kepada ibu anak tersebut, tentang panas akibat DPT,
berikan obat penurun panas / antipiretik kepada ibu anak tersebut.
8) Anjurkan kompres hangan di lokasi penyuntikan.
9) Rapikan alat-alat
10)Petugas mencuci tangan
11)Mencatat dalam buku

3. Pemberian Immunisai Polio


c. Langkah kerja
1) Petugas mencuci tangan
2) Pastikan vaksin polio dalam keadaan baik (perhatikan nomor
kadaluarsa dan vvm )
3) Buka tutup vaksin dengan menggunakan pinset / gunting kecil
4) Pasang pipet diatas botol vaksin
5) Letakkan anak pada posisi yang senyaman mungkin
6) Buka mulut anak dan teteskan vaksin volio sebanyak 2 tetes
7) Pastikan vaksin yang telah diberikan ditelan oleh anak yang
8) Diimunisasi
9) Jika di muntahkan atau di keluarkan oleh anak, ulangi lagi
penetesan
10)Saat meneteskan vaksin ke mulut, pastikan agar vaksin tetap dalam
kondisi steril
11)Rapikan Alat
12)Petugas mencui tangan
13)Catat dalam Buku
4. Imunisasi Campak
d. Langkah kerja
1) Petugas mencuci tangan
2) Pastikan vaksin dalam keadaan baik
3) Buka tutup vaksin denggunakan Pinset
4) Larutkan dengan cairan pelarut campak yang sudah ada (5 cc)
5) Pastikan umur anak tepat untuk di imunisasi campak (9 bulan)
6) Ambil 0,5 cc vaksin campak yang telah dilarutkan tadi
7) Bersihkan lengan kiri bagian atas anak dengan kapas steril (air
panas).
8) Suntikan secara sub (sc)
9) Rapikan alat
10)Cuci tangan petugas
11)Catat dalam Buku

5. Imunisasi Tetanus Toxoid


e. Langkah Kerja
1) Lakukan identifikasi dan anamnesa dengan menanyakan pada
pasien Nama, Umur dan alamat, Apakah ada alergi terhadap obat-
obatan
2) Pastikan kondisi pasien dalam keadaan sehat
3) Siapkan bahan dan alat suntik
4) Ambil vaksin dengan jarum dan semprit disposible sebanyak 0,5 ml
5) Persilahkan pasien duduk
6) Oleskan kapas alkohol pada lengan kiri bagian atas
7) Suntik pada lengan kiri bagian atas secara intra musculer
8) Buang jarum bekas suntikan ke dalam kotak
9) Persilahkan pasien menunggu 15 menit di luar, dan jika tidak terjadi
efek samping pasien boleh pulang
10)Catat pada buku status dan KMS ibu hamil
E. Cara Melaksanakan Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan rutin setiap bulan dengan jadwal yang sudah
ditetapkan di masing-masing desa wilayah kerja.

F. Sasaran
Sasaran dalam kegiatan ini adalah seluruh bayi yang berumur 0-11 bulan
untuk imunisasi dasar, 18-24 bulan dan 24-36 bulan untuk imunisasi lanjutan.Ibu
hamil pada umur kehamilan 4-9 bulan sebelum bersalin.

G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan ini akan dilaksanakan rutin dalam setiap bulan selama satu tahun.
KEGIATAN JADWAL PELAKSANAAN RENCANA SERAPAN ANGGARAN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
IMUNISASI √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
RUTIN

H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi dari kegiatan ini dilakukan dengan melihat cakupan pemberian
imunisasi pada bayi dan batita yang wajib memperoleh imunisasi dasar dan
imunisasi lanjutan.
Pelaporan dari kegiatan ini akan dibuat dalam bentuk blanko / format
laporan hasil kegiatan dan akan diserahkan kepada kepala desa, kepala
puskesmas dan camat sebagai pimpinan wilayah kerja serta ke instansi dinas
kesehatan daerah.

I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan dalam kegiatan akan dibuat dalam bentuk buku pencatatan bayi
dan batita sesuai dengan data bayi dan batita yg wajib mendapatkan imunisasi
dari setiap desa di wilayah kerja.
Pelaporan dari kegiatan ini akan dibuat dalam bentuk blanko / format
pelaporan hasil kegiatan dalam setiap bulan dari setiap desa yang ada di wilayah
kerja.
Evaluasi dalam kegiatan ini akan dilakukan dalam bentuk melihat cakupan
pemberian imunisasi secara berjenjang pada bayi dan batita yang wajib
mendapatkan imunisasi.

J. PEMBIAYAAN
Kegiatan DAK Bidang Kesehatan 2023 akan digunakan untuk :
1. BOK untuk pelayanan imunisasi rutin untuk UPT Puskesmas Duripoku
Kabupaten Pasangkayu sebesar Rp.,10.740.000,- (Sepuluh Juta Tujuh
Ratus Ribu Rupiah)
2. Sumber pembiayaan pelaksanaan kegiatan dari Daftar Isian penggunaan
Anggaran Program Imunisasi Kementerian Kesehatan RI Tahun 2023
DAKAPBN untuk satker Puskesmas Kabupaten Pasangkayu sesuai RAB

MENGETAHUI
KEPALA UPT PUSKESMAS DURIPOKU

H. Muhamad Zakariah S,Kep


NIP. 197201051993031000
KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELAYANAN SWEEPING IMUNISASI
UPT PUSKESMAS DURIPOKU TAHUN 2023

A. Pendahuluan
Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan
tubuh dengan cara memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang sudah
dilemahkan, dibunuh, atau bagian-bagian dari bakteri (virus) tersebut setelah di
modifikasi. Ada lima jenis jenis imunisasi yang diberikan secara gratis di
posyandu, yang terdiri dari imunisasi Hepatitis B, BCG, Polio (IPV dan OPV),
DPTHB-Hib, serta Campak/MR.
Semua jenis vaksin ini harus di berikan secara lengkap sebelum anak
berusia satu tahun diikuti dengan imunisasi lanjutan pada batita.

B. Latar Belakang
Imunisasi telah mencegah 2-3 juta kematian anak di dunia setiap
tahunnya. Namun demikian masih terdapat 22,6 juta anak di dunia tidak
terjangkau imunisasi rutin. Berdasarkan data yang dilansir oleh Kementerian
Kesehatan RI, cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) masih mencapai angka
86,8% pada April 2015. Lebih dari 13 % anak di Indonesia belum mendapatkan
imunisasi secara lengkap karena berbagai sebab, padahal imunisasi lengkap
dapat melindungi anak dari wabah, kecacatan dan kematian. Imunisasi dianggap
sebagai upaya kesehatan yang paling efektif.
Di Puskesmas Duripoku tahun 2021 cakupan imunisasi dasar lengkap hanya
berada dikisaran 80%, banyak hal yang mempengaruhi diantaranya rendahnya
kesadaran masyarakat tentang kesehatan terutama masalah imunisasi,
mobilisasi masyarakat yang cukup tinggi dan peran lintas sektor yang belum
maksimal.
Melihat dari data diatas maka dirasa perlu diadakan kegiatan sweeping imunisasi
di wilayah kerja Puskesmas Talawi

C. Tujuan Umum Dan Tujuan Khusus


1. Tujuan Umum
Tercapainya target sasaran imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja .
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memberikan perlindungan yang optimal bagi seluruh anak umur 0-
11 bulan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
d. Meningkatkan cakupan pelayanan imunisasi.

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan

NO KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN


1 Sosialisasi a. Sosialisasi internal puskesmas

2 Pengumpulan data a. Pengumpulan data sasaran


b. Menghitung kebutuhan logistik
c. Menentukan jumlah Tim Pelaksana Sweeping

3 Pelaksanaan a. Koordinasi tim pelaksana


b. Koordinasi dengan Kepala Desa, Kepala dusun,
Kader, Tokoh masyarakat dan Tokoh Agama
c. Distribusi logistik
d. Pelaksanaan sweeping pada sasaran yang tidak
hadir saat pelaksanaan posyandu
4 Evaluasi a. Menghitung capaian hasil pelaksanaan
b. Memperhitungkan adanya KIPI.

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


Cara melaksanakan kegiatan dengan beberapa cara antara lain melakukan
membentuk tim sweeping dan sweeping langsung kesasaran.

F. Sasaran
Sasaran pelaksanaan kegiatan ini adalah anak umur 0–36 bulan dengan status
imunisasi tidak lengkap dan tidak mendapat imunisasi sesuai jadwal.
G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Kunjungan rumah dalam rangka sweeping imunisasi dasar dan lengkap
dilaksanakan 12 kali 4 Desa dalam setahun.
KEGIATA JADWAL PELAKSANAAN RENCANA SERAPAN ANGGARAN
N JA FE MA AP ME JU JU AG SE OK NO DE
N B R R I N L T P T V S
IMUNISAS √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
I RUTIN

H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Pelaksanaan Evaluasi kegiatan dilaksanakan setiap kali selesai
pelaksanaan kegiatan, untuk melakukan rencana tindakan selanjut, kemudian
pelaporan langsung dibuat setelah kegiatan selesai.

I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan dilakukan sesuai dengan format yang ada pada saat kegiatan
dan selesai kegiatan.
Pelaporan dilakukan setelah selesai kegiatan secara menyeluruh sesuai
jadwal.
Evaluasi kegiatan dilakukan setelah kegiatan selesai serta menganalisa hasil
cakupan kegiatan.

J. PEMBIAYAAN
Kegiatan DAK Bidang Kesehatan 2023 akan digunakan untuk :
1. BOK untuk pelayanan Sweeping imunisasi untuk UPT Puskesmas Duripoku
Kabupaten Pasangkayu sebesar Rp.,3.240.000,- (Tiga Juta Dua Ratus
Empat Puluh Ribu Rupiah)
2. Sumber pembiayaan pelaksanaan kegiatan dari Daftar Isian penggunaan
Anggaran Program Imunisasi Kementerian Kesehatan RI Tahun 2023
DAKAPBN untuk satker Puskesmas Kabupaten Pasangkayu sesuai RAB

MENGETAHUI
KEPALA UPT PUSKESMAS DURIPOKU

H. Muhamad Zakariah S,Kep


NIP. 197201051993031000
KERANGKA ACUAN KEGIATAN BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH (BIAS)
UPT PUSKESMAS DURIPOKU TAHUN 2023

A. Pendahuluan
Upaya pembinaan anak usia sekolah dalam peningkatan kualitas sumber
daya manusia dalam bidang kesehatan salah satunya yaitu melalui Usaha
Kesehatan Anak Sekolah (UKS). Usaha Kesehatan Sekolah dilaksanakan untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar anak sekolah melalui
perilaku hidup bersih dan sehat, menciptakan lingkungan yang sehat serta
meningkatkan derajat kesehatan anak sekolah. Hal ini memungkinkan
pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.
Sebagai bagian dari UKS, pada 14 November tahun 1997 Kementerian
Kesehatan , Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama dan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan telah mencanangkan pelaksanaan imunisasi bagi
anak sekolah dasar atau sederajat. Pelaksanaan BIAS dari tahun 1997 sampai
pada saat ini mengalami perubahan, pada saat ini BIAS untuk kls 1
mendapatkan imunisasi Campak dan DT, sedangkan kelas 2 dan 5
mendapatkan imunisasi Td.

B. Latar Belakang
Tetanus neonatorum, Difteri dan Campak masih merupakan masalah
kesehatan di Indonesia, sebagaimana data tahun 2006 menunjukkan bahwa
proporsi penyebab kematian bayi di Indonesia adalah 28% karena tetanus
neonatorum, 30.000 anak setiap tahunnya meninggal karena Campak serta 1401
kasus difteri tahun 2008-2011.
Attack rate tetanus neonatorum pada bayi dari ibu yang tidak
mendapatkan imunisasi tetanus sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup dan case
fatality rate antara 30% sampai 90%. Kekebalan terhadap penyakit ini hanya
diperoleh melalui imunisasi tetanus minimal dua dosis. Perlindungan jangka
panjang diperoleh jika mendapatkan imunisasi tetanus sebanyak 5 dosis (status
T5). Untuk mempercepat eliminasi tetanus neonatorum kurang dari 1/1000
kelahiran hidup di tingkat Kabupaten/Kota dalam 1 tahun sesuai ketentuan WHO,
diperlukan upaya pencapaian status T5 bagi semua WUS. Pemberian imunisasi
DT dan Td pada anak sekolah dasar atau sederajat merupakan rangkaian upaya
mencapai status T5 bagi setiap individu.
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang sangat
infeksius. Tanpa imunisasi, penyakit ini akan menyerang hampir setiap anak.
Komplikasi campak seperti radang paru (pneumonia), berak–berak (diare),
radang telinga (otitis media), dan radang otak (ensefalitis) terutama pada anak
dengan gizi buruk dapat menimbulkan cacat dan kematian. Indonesia merupakan
salah satu negara berpenduduk terbesar di dunia dengan cakupan imunisasi
yang masih di bawah 80%, sehingga Indonesia menjadi negara yang sangat
rawan terhadap penyakit campak, seperti yang ditunjukkan oleh data tahun 2006
bahwa angka kesakitan campak sekitar 1 juta pertahun dengan 30.000 kematian.
Kondisi ini menempatkan Indonesia menjadi salah satu dari 47 negara prioritas
yang diidentifikasi oleh WHO dan UNICEF untuk melaksanakan akselerasi dan
menjaga kesinambungan dari reduksi campak.
Pada tahun 2011-2013, Indonesia tercatat sebagai negara kedua dengan
kasus difteri terbanyak di dunia. Berdasarkan data surveilans, pada tahun 2010
dan 2012 terjadi peningkatan jumlah kasus difteri yang terjadi di beberapa
provinsi di Indonesia yang perlu disikapi secara cepat dan tepat. Untuk memutus
rantai penularan penyakit difteri dilakukan upaya pencegahan dengan pemberian
imunisasi pada bayi dan dilanjutkan dengan imunisasi pada anak sekolah dasar
kelas 1, 2 dan 5. Pelaksanaan kegiatan BIAS ini dilakukan secara aman melalui
prosedur safe injection yang benar.

C. Tujuan Umum Dan Tujuan Khusus


1. Tujuan Umum
Memberikan perlindungan jangka panjang bagi anak terhadap penyakit
Campak, Difteri, dan Tetanus termasuk tetanus neonatorum.
2. Tujuan Khusus
a. Diperolehnya perlindungan bagi anak terhadap penyakit Campak
seumur hidup.
b. Diperolehnya perlindungan bagi anak terhadap penyakit difteri selama
10 tahun.
c. Diperolehnya perlindungan bagi anak terhadap penyakit tetanus selama
25 tahun.

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


1. Kegiatan Pokok
Melakukan kegiatan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)
2. Rincian Kegiatan
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Monitoring
d. Pencatatan dan pelaporan

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Persiapan
a. Pendataan sasaran dan penjaringan status imunisasi
1) Pendataan
Pada setiap awal tahun ajaran petugas Puskesmas meminta data
jumlah anak sekolah tingkat dasar negeri dan swasta kepada
Pengawas UPTD, Paud dan DIKDAS tingkat Kecamatan. Data
anak kelas 1, 2 dan 5 diperlukan untuk menghitung kebutuhan
logistik

2) Penjaringan status imunisasi


Penjaringan dilakukan terhadap semua anak kelas 1 segera setelah
tahun ajaran baru sekolah dimulai. Melalui surat pemberitahuan
edaran dari kepala sekolah, orang tua siswa kelas 1 diminta untuk
mengisi Data Riwayat Imunisasi Anak
b. Koordinasi
Dilaksanakan suatu pertemuan koordinasi dan kesepakatan dalam
persiapan kegiatan dalam pelaksanaan BIAS. Pertemuan koordinasi
dilaksanakan dalam rangka sosialisasi dan kesepakatan jadwal
pelaksanaan. Penyebaran informasi melalui sosialisai atau edaran satu
bulan sebelum pelaksanaan BIAS.
c. Persiapan logistik
1) Vaksin
Jenis vaksin yang perlu disiapkan adalah vaksin Campak, DT/Td,
dan vaksin TT/Td, distribusi dan penggunaannya diatur oleh
puskesmas.
2) Alat suntik.
Alat suntik yang diperlukan adalah ADS 0,5 ml dan pengoplos
vaksin Campak adalah ADS 5ml
3) Safety Box
Adalah kotak tempat pembuangan limbah medis tajam dengan
tujuan untuk keamanan bagi petugas.
4) Kartu TT/Td Seumur Hidup
Kartu TT/Td seumur hidup adalah alat untuk merekam status
imunisasi DPT/HB, DT/Td dan TT/Td, dipakai untuk membantu
petugas dalam menentukan apakah pemegang kartu memerlukan
suntikan dan kapan suntikan tersebut dapat diberikan.Setiap siswa
mendapat kartu TT/Td
2. Pelaksanaan
a. Jadwal Pelaksanaan
Melakukan sosialisasi jadwal pelaksanaan yang telah dikoordinasikan
dan disepakati bersama dengan UPTD PAUD dan DIKDAS serta
Sekolah Dasar terkait pada tim pelaksana BIAS. Pelaksanaan BIAS
dilaksanakan oleh TIM BIAS ( Jurim, Bidan, Perawat).
b. Menyiapkan vaksin dan logistik lainnya
Menyiapkan vaksin dan logistiknya sesuai jumlah sasaran, Untuk
menjaga vaksin agar tetap poten, vaksin yang belum dipakai harus
disimpan dalam lemari es di puskesmas atau puskesmas pembantu
dengan suhu antara 20 - 80.
Untuk membawa vaksin dan pelarut harus memakai vaccine carrier
yang berisi 4 buah cool pack / kotak dingin cair.
c. Penyuntikan
1) Pastikan bahwa vaksin masih dalam kondisi yang baik (belum
kadaluarsa, VVM A atau B)
2) Untuk memperlancar penyuntikan serta membantu petugas,
sebaiknya anak memegang kartu TT/Td masing-masing dan duduk
menurut nomor urut dalam register imunisasi, anak dipanggil satu
persatu untuk dilayani.
3) Pemberian imunisasi dilakukan pada anak bila ada tanda () pada
buku register.
4) Tempat penyuntikan adalah lengan atas, sedikit dibawah insertio
M.deltoid.
5) Bersihkan tempat penyuntikan terlebih dahulu cukup dengan kapas
dan air matang.
6) Dosis yang diperlukan untuk vaksin Campak, DT/Td, maupun TT/Td
adalah 0,5 ml.
7) Vaksin disuntikkan secara intramuskular untuk vaksin DT/Td, TT/Td
dan secara subkutan untuk vaksin campak setelah terlebih dahulu
dilakukan aspirasi untuk memastikan gelembung udara tidak masuk
ke pembuluh darah.
8) Untuk mencegah terjadinya abses dingin, vaksin dalam vial yang
belum dibuka agar dihangatkan dengan cara menggenggamnya
dan dikocok kuat agar merata.
9) Buang jarum dan semprit ke dalam kotak pembuangan (safety box).
10)Sisa vaksin yang telah dibuka tidak dapat disimpan lagi, sedang
sisa vaksin dari lapangan dalam botol yang belum dibuka masih
dapat disimpan kembali di dalam lemari es untuk segera dipakai
pada pelayanan berikutnya.
3. Monitoring
Kelanjutan kegiatan BIAS yaitu dengan Sweeping/pelacakan bagi murid
yang belum mendapatkan imunisasi saat pelaksanaan dikarenakan
sakit,tidak masuk atau karena sebab lainya.
Kegiatan lainya adalah yaitu kerjasama dengan guru dan orang tua murid
untuk pelaporan KIPI/Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi.
4. Pencatatan dan pelaporan
Tanggal pemberian vaksin harus dicatat pada kolom yang sesuai di Format
Pencatatan Register BIAS dan kartu TT/Td. Pengisian kartu dapat
dilakukan setelah pelayanan selesai sesuai dengan yang tertulis di Format
Pencatatan Register BIAS oleh petugas imunisasi sambil melakukan
pengecekan ulang sebelum pemberian paraf. Kartu TT/Td yang telah diisi
disimpan di sekolah. Bila anak lulus sekolah dasar atau pindah sekolah,
kartu TT/Td dikembalikan kepada anak tersebut dengan pesan agar dijaga
dengan baik dan diperlihatkan pada petugas kesehatan bila diperlukan.
Bagi anak wanita, kartu TT/Td penting untuk diperlihatkan kepada petugas
medis/paramedis di kemudian hari, untuk melengkapi status TT/Td atau pada
saat pemeriksaan kehamilan

F. Sasaran
Sasaran Bias adalah siswa sekolah dasar dan anak usia sekolah dasar
kelas 1, 2, dan 5.

G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


KEGIATAN JADWAL PELAKSANAAN RENCANA SERAPAN ANGGARAN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
BIAS CAMPAK √
KLS I
BIAS Dt KLS I √
BIAS Td KLS II √
DAN V
H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
1. Evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah dilakukan sweeping
pada sasaran meliputi sasaran yang mendapatkan imunisasi dibanding
jumlah sasaran seluruhnya. Pelaksanaan kegiatan dan hasilnya disampaikan
kepada sekolah dalam pertemuan evaluasi BIAS dan disampaikan kepada
Penanggung jawab UKM.
2. Pertemuan Evaluasi kegiatan BIAS bertujuan untuk mengetahui kesesuaian
pelaksanaan kegiatan dengan perencanaan, mengidentifikasi permasalahan
yang ada,hasil kegiatan atau cakupan untuk menentukan rencana tindak
lanjut dari kegiatan yang telah dilakukan untuk perbaikan kegiatan
selanjutnya.

I. Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Laporan BIAS Campak kelas 1 pada bulan September, Laporan BIAS
DT/Td kelas 1 sampai kelas 5 pada bulan November. Hasil di Laporkan ke
Puskesmas, TP UKS Kecamatan ,UPTD PAUD dan Dikdas.

J. PEMBIAYAAN
Kegiatan DAK Bidang Kesehatan 2023 akan digunakan untuk :
1. BOK untuk pelayanan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) untuk UPT
Puskesmas Duripoku Kabupaten Pasangkayu sebesar Rp.,7.360.000,-
(Tujuh Juta Tiga Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah)
2. Sumber pembiayaan pelaksanaan kegiatan dari Daftar Isian penggunaan
Anggaran Program Imunisasi Kementerian Kesehatan RI Tahun 2023
DAKAPBN untuk satker Puskesmas Kabupaten Pasangkayu sesuai RAB

MENGETAHUI
KEPALA UPT PUSKESMAS DURIPOKU

H. Muhamad Zakariah S,Kep


NIP. 197201051993031000

KERANGKA ACUAN KEGIATAN INVESTIGASI KEJADIAN KASUS KIPI


UPT PUSKESMAS DURIPOKU TAHUN 2023

A. Pendahuluan
Dalam menghadapi era globalisasi, imunisasi merupakan upaya
pencegahan primer guna mencapai masa depan anak yang lebih sehat.Namun
peningkatan pemberian imunisasi harus diikuti dengan peningkatan efektifitas
dan keamana vaksin yang diberikan. Dipihak lain peningkatan penggunaan
vaksinakan meningkatkan pula kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang tidak
diinginkan. (PEDOMAN TATALAKSANA MEDIK KIPI)

B. Latar Belakang
Guna mengetahui apakah KIPI yang terjadi disebabkan oleh imunisasi,
maka diperlukan pelaporan pencatatan dari semua reaksi yang timbul setelah
pemberian imunisasi. Untuk mengetahui besarnya masalah KIPi diperlukan
pelaporan dan pencatatan KIPI secara berkala dan berkesinambungan serta
koordinasi antara pengambil keputusan dengan petugas pelaksana di lapangan,
guna menentukan sikap dalam mengatasi KIPI yang terjadi.

C. Tujuan Umum Dan Tujuan Khusus


1. Tujuan Umum :
Memberikan pedoman tatalaksana kasus KIPI dalam rangka
memantapkan pelaksanaan program Imunisasi
2. Tujuan Khusus:
a. Dapat menemukan kasus KIPI melalui jalur pelaporan yang efektif dan
efisien
b. Dapat mengetahui jenis KIPI dengan cepat dan tepat
c. Dapat menangani kasus KIPI secara komprehensif
d. Memberikan pengertian tentang KIPI dan menenteramkan lingkungan
masyarakat di daerah sasaran program

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


Pencatatan dan pelaporan KIPI
 Setiap kasus KIPI atau yang dilaporkan sebagai KIPI harus dicatat, dilacak
dan ditanggapi.
 Setiap kasus KIPI sedapat mungkin diupayakan pengobatannya di fasilitas
pelayanan kesehatan pemerintah.
 Untuk setiap kasus KIPI, masyarakat berhak untuk mendapatkan penjelasan
resmi atas hasil penelitian yang dilakukan oleh pemerintah / penanggung
jawab program

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Sebelum pelaksanaan imunisasi, petugas memberi penjelasan tentang
vaksin yang akan diberikan dan efek sampingnya kepada sasaran imunisasi
2. Apabila setelah pelayanan immunisasi ada pelaporan tentang KIPI, petugas
segera memeriksa dan membuktikan ke sasaran.
3. Untuk kasus KIPI dengan reaksi ringan, seperti reaksi lokal, demam, dan
gejala gejala sistemik yang dapat sembuh sendiri, tidak perlu dilaporkan.
4. Kasus kasus yang perlu dilaporkan adalah reaksi anafilaktik, syok, menangis
keras terus menerus lebih dari 3 jam, reaksi lokal yang berat, sepsis, abses
di tempat suntikan, kejang, ensephalopati, lumpuhlayu, neuritisbrachialis,
trombositopenia, limfadenitis, infeksi BCG menyeluruh, osteitis/osteomyelitis,
dan kematian
5. Kurun waktu pelaporan ke dinas kesehatan kabupaten adalah 24 jam dari
saat penemuan kasus.
6. Petugas merujuk pasien bila perlu
7. Mencatat jenis vaksin yang diberikan

F. Sasaran
Bayi pasca imunisasi yang mengalami KIPI

G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Setiap ada kasus terjadinya KIPI
KEGIATAN JADWAL PELAKSANAAN RENCANA SERAPAN ANGGARAN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
IMUNISASI √ √ √ √
RUTIN
H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
1. Evaluasi dilakukan oleh penanggung jawab program setiap ada kasus KIPI
atau diduga KIPI.
2. Evaluasi dilakukan segera setelah ada laporan terjadinya kasus KIPI.
3. Evaluasi kegiatan ini akan dilakukan dalam bentuk umpan balik ke petugas
untuk memastikan apakah yang terjadi benar-benar kasus KIPI atau tida

I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pelaksana program membuat laporan paling lambat 24 jam dari saat penemuan
kasus dan disetorkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten

J. PEMBIAYAAN
Kegiatan DAK Bidang Kesehatan 2023 akan digunakan untuk :
1. BOK untuk investigasi kejadian kasus KIPI untuk UPT Puskesmas Duripoku
Kabupaten Pasangkayu sebesar Rp.,1.080.000,- (satu juta delapan puluh
ribu rupiah).
2. Sumber pembiayaan pelaksanaan kegiatan dari Daftar Isian penggunaan
Anggaran Program Imunisasi Kementerian Kesehatan RI Tahun 2023
DAKAPBN untuk satker Puskesmas Kabupaten Pasangkayu sesuai RAB

MENGETAHUI
KEPALA UPT PUSKESMAS DURIPOKU

H. Muhamad Zakariah S,Kep


NIP. 197201051993031000

Anda mungkin juga menyukai