Ciri Gereja
Ciri Gereja
Pertama-tama bukan menunjuk pada kualitas umatnya yang seolah-olah serba suci. Kekudusan Gereja
tidak berdasar kesucian orang-orangnya, sebab pada kenyataanya tetap jatuh dalam dosa.
Kekudusan Gereja menunjuk pada kualitas teologis mengenai pertisipasi Gereja dalam kekudusan Allah
sebagai satu-satunya yang kudus.
KGK no.824 “Gereja dikusduskan oleh Kristus, kerena itu Gereja bersatu dengan Dia, oleh Dia dan di
dalam Dia, ia juga menguduskan. ‘Pengudusan menusia dan pemuliaan Allah dalam Kristus merupakan
tujuan semua karya Gereja (SC 10)”
Rom 8:27 “Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud roh itu, bahwa Ia sesuai dengan
kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.”
Bagaimana Gereja itu bersifat kudus tetapi para anggotanya (umat beriman) tetap berdosa?
Kekudusan Gereja terutama menunjuk pada partisipasi Gereja dalam kekudusan Allah sebagai sumber
kekudusan.
Umat beriman dipanggil dan dipilih untuk meghadirkan/mewartakan kekudusan Allah dalam kehidupan
sehari-hari.
Bunda Maria merupakan orang kudus yang sejak awal dibebaskan dari noda dosa.
Gereja Katolik
Kata katolik berasal dari bahasa YUnani katholikos yang berarti umum, universal, memenuhi semua
bersama dalam satu dan sama.
Katolik sebagai ciri Gereja didasarkan pada diri Kristus yang hadir. Katilisitas Gereja berarti bahwa Gereja
menghadirkan dan membagikan kepenuhan dan kesempurnaan Kristus.
KGK no. 832 “Gereja Kudus sungguh hadir dalam semua jemaat beriman setempat yang sah, yang
mematuhi para gembala mereka, dan dalam Perjanjian Baru sisebut Gereja…Di situ umat beriman
berhimpun karena pewartaan Injil Kristus, dan dirayakan misteri Perjamuan Tuhan… Di jemaat-jemaat
itu, meskipun sering hanya kecil dan miskin, atau tinggal tersebar, hiduplah Kristus dan berkat
kekuatannya terhimpunlah Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik.” (LG. 26)