Anda di halaman 1dari 9

Produksi Biodiesel

dari Lipid Fitoplankton Nannochloropsis sp.


Melalui Metode Ultrasonik
Raymond Kwangdinata(1, Indah Raya(1, dan Muhammad Zakir(1
(1
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Hasanuddin, Makassar

ABSTRACT

A research on production of biodiesel from lipid of phytoplankton Nannochloropsis


sp. through ultrasonic extraction method has been done. In this research, we carried
out a series of phytoplankton culture to determine the optimum time of growth and
biodiesel synthesis process from phytoplankton lipids. Process of biodiesel synthesis
consists of two steps, i.e isolation of phytoplankton lipids and biodiesel synthesis
from that lipids. Oil isolation process was carried out by ultrasonic extraction
method using ethanol 96 % while biodiesel synthesis was carried out by
transesterification reaction using methanol and KOH catalyst under sonication.
Percentage rendement of weight per biomass Nannochloropsis sp. is 48,33 %.
Characterization of biodiesel was carried out in terms of physical properties: density,
viscosity, and chemical properties: FFA content, saponification value, and iodine
value. The result showed that analysis characterization biodiesel phytoplankton
Nannochloropsis sp. that biodiesel from that species phytoplankton generally
fullfilled the American Society for Testing and Materials (ASTM D6751) standard,
except density value was 0,8151 g.cm-3, viscosity value was 1,15 cSt, and FFA
content was 0,5381 %, to be used as fuel.

Keywords : biodiesel, phytoplankton, ultrasonic extraction.

PENDAHULUAN itu, untuk memenuhi tingkat konsumsi


terhadap minyak dan mendorong
Krisis energi yang sedang melanda pengembangan serta pemanfaatan energi
dunia saat ini merupakan masalah yang alternatif terbarukan, bahan bakar nabati
harus segera ditanggulangi. Eksploitasi (BBN) diantaranya adalah biodiesel
secara terus-menerus terhadap bahan bakar (Rachmaniah dkk., 2010).
fosil yang merupakan energi yang tidak Indonesia adalah negara kepulauan
dapat diperbaharui (unrenewable energy) dengan dua pertiga luas wilayahnya adalah
mengakibatkan keberadaannya semakin lautan dan garis pantai terpanjang di dunia,
menipis. Hal ini akan mengakibatkan yakni 80.791,42 km yang kaya akan
bahan bakar fosil menjadi langka yang sumber daya hayati perairan yang sangat
akan berdampak pada meningkatnya harga melimpah baik dari jenis maupun jumlah.
bahan bakar minyak (BBM) dunia. Salah satu potensi alam Indonesia adalah
Keadaan ini telah membuat sebagian besar mikroalga atau fitoplankton (Yosta et al.,
negara-negara di dunia salah satunya 2009).
adalah Indonesia untuk mencari sumber- Penelitian mengenai mikroalga
sumber bahan bakar alternatif yang dapat sebagai bahan dasar biodiesel, khususnya
dikembangkan dari bahan dasar lain yang fitoplankton laut telah banyak dilakukan.
dapat diperbaharui dan bersifat ramah Namun penelitian mengenai kultur
lingkungan (Triantoro, 2008). Oleh karena fitoplankton yang menghasilkan lemak
Produksi Biodiesel dari Lipid... Vol. 4 No.2
untuk dijadikan biodiesel, masih sangat Laboratorium Kimia Anorganik dan Kimia
kurang dijumpai, khususnya fitoplankton Fisika Jurusan Kimia, serta Laboratorium
laut Nannochloropsis sp. Penelitian dan Pengembangan Sains
Fitoplankton laut Nannochloropsis Fakultas Matematika dan Ilmu
sp. memiliki kandungan lemak yang cukup Pengetahuan Alam Universitas
tinggi yakni sebesar 12,0-53,0 % berat Hasanuddin.
kering biomassa, tetapi jika di bawah
kondisi (stress) jenis fitoplankton ini Bahan Penelitian
hampir mencapai kandungan lemak 90 % Bahan-bahan yang digunakan
dari berat keringnya (Mata et al., 2010). dalam penelitian ini antara lain; biakan
Permasalahan utama dalam proses fitoplankton Nannochloropsis sp. yang
produksi biodiesel adalah alkohol dan berasal dari Balai Riset Perikanan
minyak sebagai bahan baku utama, bersifat Budidayaa Air Payau Maros, air laut dari
tidak saling bercampur (immiscible). daerah pantai Makassar yang disterilkan,
Pengadukan merupakan teknik yang biasa akuades, medium Conway, natrium
dipakai agar alkohol dan minyak bisa boraks, KIO3, H2SO4, kalium iodida,
saling bercampur sehingga reaksi metanol p.a, kalium hidroksida, HCl,
pembentukan biodiesel dapat berjalan Na2S2O3.5H2O, Na2SO4 anhidrat, asam
maksimal, namun pengadukan oksalat, indikator fenolftalein, indikator
membutuhkan energi yang relatif besar metil orange, etanol 96 %, iodin (I 2),
(Supardan, 2011). amilum, kertas saring, kertas label, dan
Dari beberapa penelitian yang telah aluminium foil.
dilakukan, penggunaan gelombang
ultrasonik terbukti dapat mempercepat Alat Penelitian
reaksi, mengurangi jumlah katalis yang Alat yang digunakan dalam
dipakai dan mengurangi rasio minyak penelitian ini antara lain; alat-alat gelas
terhadap alkohol yang dipakai yang pada umumnya digunakan dalam
dibandingkan reaksi tanpa menggunakan laboratorium, toples yang terbuat dari
bantuan gelombang ultrasonik. Hal ini bahas gelas, aerator, salinometer,
disebabkan energi gelombang ultrasonik centrifuge, haemocytometer, mikroskop
muncul dari proses kavitasi akustik Nikon Japan Model SE Tipe 102,
(acoustic cavitation) yang terdiri dari mikroskop Olympus SZX16, desikator,
pembentukan, pertumbuhan, dan pompa vakum, corong Buchner,
keruntuhan (implosive collapse) dari waterbath, rotary evaporator Butchi,
gelembung yang terbentuk. Gelombang blower, viskometer Oswald, buret 50 mL
ultrasonik menyebabkan efek mekanik Pyrex, neraca analitik, dan alat ultrasonik
pada reaksi yakni memperbesar luas S 40 H Elmasonic.
permukaan melalui pembentukan celah
mikro pada permukaan, mempercepat Prosedur Kerja
pelarutan, atau meningkatkan laju transfer
massa (Crabbe dkk., 2001; Suslick dkk., A. Pengkulturan Fitoplankton Laut
1999; Thompson dan Doraiswamy, 1999).
Air laut ditampung dalam wadah
kemudian disterilkan selanjutnya diukur
BAHAN DAN METODE salinitasnya dengan menggunakan alat
Penelitian ini telah dilaksanakan salinometer dan disaring dengan
pada bulan Desember 2012-April 2013 di menggunakan kertas saring. Air laut yang
29
Raymond Kwangdinata, Indah Raya, dan Muhammad Zakir Mar. Chim. Acta

telah steril ditambahkan medium Conway ditambahkan dengan pelarut etanol 96 %


dan dikondisikan gas CO2 dengan proses dengan perbandingan 1 : 6 b/v, kemudian
aerasi lalu ditambahkan fitoplankton. diekstraksi dengan alat ultrasonik cleaner
Selanjunya kultur fitoplankton dihitung yang dioperasikan pada frekuensi 40 kHz.
kepadatan fitoplankton. Cara mendapatkan Ekstrak etanol yang mengandung lipid
kepadatan fitoplankton yang diinginkan kemudian dipisahkan dengan
digunakan rumus pengenceran: menggunakan rotary evaporator.
V1 x N1 = V2 x N2
dimana D. Sintesis Biodiesel Melalui Metode
V1 = Volume fitoplankton yang dibutuhkan Ultrasonik
V2 = Volume kultur Lipid murni dari fitoplankton laut
N1 = Kepadatan sel fitoplankton stok Nannochloropsis sp. yang sudah diperoleh,
N2 = Kepadatan sel fitoplankton kultur dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan
dipanaskan dalam alat ultrasonik cleaner
Perhitungan kepadatan sel yang dioperasikan pada frekuensi 40 kHz
fitoplankton memakai Haemocytometer dan suhu 50-60 oC, kemudian dicampur
dengan pengamatan mikroskop. Setelah dengan larutan yang terbuat dari metanol
beberapa hari, kultur dipindahkan ke (perbandingan mol lipid : metanol = 1 :
dalam toples yang terbuat dari kaca. 12) dan katalis KOH (9 % berat minyak)
Selama pelaksanaan kultur, parameter yang telah diaduk selama r 15 menit.
fisika-kimia dipertahankan. Waktu untuk proses transesterifikasi yakni
sekitar 180 menit. Selama reaksi tersebut
B. Penentuan Waktu Pertumbuhan berlangsung, suhu pemanasan perlu dijaga.
Fitoplankton Laut Selanjutnya, hasil transesterifikasi
Penentuan pola pertumbuhan dibiarkan selama 3-4 hari hingga terbentuk
fitoplankton, dilakukan penghitungan dua fasa. Fasa bawah yang berupa gliserol
jumlah sel per milliliter medium setiap 24 dipisahkan dengan fasa atasnya yang
jam. Contoh diambil dengan pipet tetes berupa metil ester. Setelah itu
steril, diteteskan sekitar 0,1-0,5 mL pada ditambahkan Na2SO4 anhidrat ke dalam
Haemocytometer, kemudian diamati metil ester tersebut untuk menarik sisa air
melalui mikroskop (Seafdec, 1985). Bila dalam larutan tersebut. Tahap selanjutnya
kepadatan sel masih normal, penghitungan adalah memisahkan Na2SO4 dari biodiesel
kepadatannya menggunakan rumus: dengan menggunakan sentrifuge.
Supernatan berupa metil ester (biodiesel)
VHO MXPODK VHO GDODP NRWDN diambil kemudian dipanaskan dalam oven
-XPODK [ pada suhu 70 oC. Selanjutnya diperoleh
P/ MXPODK EORN
biodiesel murni yang kemudian dianalisis
Bila kepadatan selnya terlalu tinggi, sifat fisika dan kimia untuk mengetahui
perhitungannya menggunakan rumus: kualitas biodiesel tersebut.

Jmlh sel/mL=Jmlh sel 4 bagianx4x10.000.


E. Analisis Sifat Fisika
Analisis sifat fisika yakni densitas
C. Isolasi Lipid Fitoplankton dan viskositas. Prosedur analisis densitas
Fitoplankton laut Nannochloropsis dilakukan berdasarkan metode ASTM
sp. yang sudah dikeringkan dalam oven, D1475 dan analisis viskositas dilakukan
ditempatkan dalam erlenmeyer dan berdasarkan metode ASTM D445.
30
Produksi Biodiesel dari Lipid... Vol. 4 No.2
Nannochloropsis sp. mengalami
F. Analisis Sifat Kimia peningkatan populasi yang sangat pesat
Analisis sifat kimia yakni kadar atau yang dikenal dengan fase
asam lemak (% FFA) bebas, bilangan eksponensial. Selanjutnya pada fase
penyabunan, dan bilangan iodium. stasioner dimana kecepatan pertumbuhan
Prosedur kadar asam lemak bebas (% mulai melambat atau tidak semaksimal
FFA) dilakukan berdasarkan Metode hari-hari sebelumnya yang terjadi pada
AOCS Ca 5a-40, bilangan penyabunan hari ke-10 sampai hari ke-13. Selanjutnya
berdasarkan metode AOCS Cd 3-25, dan pada hari ke-13 sampai hari ke-17 mulai
bilangan iodium berdasarkan metode Wijs. terjadi penurunan populasi fitoplankton
Nannochloropsis sp. Fase ini merupakan
HASIL DAN PEMBAHASAN fase kematian dimana terjadi penurunan
populasi atau penurunan kecepatan
Pola Pertumbuhan Fitoplankton Laut pertumbuhan fitoplankton. Waktu
Nannochloropsis sp. pertumbuhan optimal fitoplankton ini
Pengamatan pola pertumbuhan dapat dilihat dari kepadatan sel tertinggi
fitoplankton laut Nannochloropsis sp. Nannochloropsis sp. sebesar 2542,5 x 104
dilakukan setiap 24 jam selama 17 hari sel/mL yang terjadi pada hari ke-13.
dengan menggunakan medium Conway
sebagai media pertumbuhan dalam air laut Isolasi Lipid Fitoplankton
steril yang disesuaikan dengan salinitasnya Nannochloropsis sp.
dan disertai dengan penambahan vitamin Tahap awal pembuatan biodiesel
ke dalam media tersebut. Adapun grafik dari fitoplankton yaitu isolasi lipid
pola pertumbuhan fitoplankton fitoplankton Nannochloropsis sp. dengan
Nannochloropsis sp. ditunjukkan pada menggunakan metode ekstraksi ultrasonik.
Gambar 1. Pada tahap ini digunakan pelarut yang
memiliki polaritas yang sama dengan
2800 bahan yang akan diekstrak dengan
(x 104 sel/mL)

2400 menghancurkan komponen penyusun


Kepadatan sel

2000 dinding sel fitoplankton, yaitu pelarut


1600 etanol 96 %. Sampel biomassa kering
1200 fitoplankton Nannochloropsis sp. sebesar
800
17,6478 gram kemudian diekstraksi
400
dengan pelarut etanol 96 % dengan waktu
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 ekstraksi 9 jam 10 menit. Waktu yang
dibutuhkan untuk ekstraksi cukup lama
Waktu pertumbuhan (hari)
karena sulitnya merusak dinding sel.
Gambar 1. Grafik pola pertumbuhan Hasil ekstraksi berupa lipid yang
fitoplankton laut Nannochloropsis sp. terlarut dalam etanol 96 % kemudian
dipisahkan dengan cara dievaporasi hingga
Berdasarkan Gambar 1, dapat semua pelarut etanol 96 % yang digunakan
dilihat bahwa pada hari ke-1 sampai hari terpisah sehingga diperoleh lipid yang
ke-2 merupakan fase adaptasi bagi murni. Berat lipid Nannochloropsis sp.
fitoplankton Nannochloropsis sp. terhadap diperoleh sebesar 3,6453 gram dengan
medium pertumbuhannya. Selanjutnya kandungan lipid 20,6558 % BK biomassa.
pada hari ke-3 sampai ke-10 Kandungan lipid yang diperoleh dari
31
Raymond Kwangdinata, Indah Raya, dan Muhammad Zakir Mar. Chim. Acta

spesies fitoplankton tersebut tidak terikut pada saat pemisahan. Selanjutnya


mencapai 50 % dari biomassa kering. Hal sisa metanol dalam biodiesel yang tidak
ini disebabkan fitoplankton tidak hanya bereaksi dihilangkan dengan cara
mengandung lipid, melainkan terdapat dipanaskan dalam oven pada suhu 70 oC.
juga karbohidrat dan protein. Selanjutnya diperoleh biodiesel murni
yang dapat dilihat pada Gambar 3.
Sintesis Biodiesel dari Lipid
Fitoplankton
Sintesis biodiesel dari lipid
fitoplankton dilakukan dengan reaksi
transesterifikasi menggunakan pelarut
metanol (1:12). Hal ini dipercepat dengan
penambahan katalis basa KOH (9 % berat
minyak). Waktu reaksi transesterifikasi
yakni sekitar 180 menit dengan suhu
pemanasan 50-60 oC menggunakan alat
ultrasonik cleaner yang dioperasikan pada
frekuensi 40 kHz. Kemudian hasil reaksi Gambar 3. Biodiesel fitoplankton
dibiarkan selama 3-4 hari hingga terbentuk Nannochloropsis sp.
dua lapisan. Lapisan atas merupakan
lapisan biodiesel yang berwarna hijau Berat biodiesel yang dihasilkan
jingga keruh, sedangkan lapisan bawah sebesar 8,5291 gram dengan berat
merupakan lapisan gliserol berwarna rendamen 48,33 %. Hal ini dikarenakan
coklat kekuningan. adanya komponen asam lemak dalam lipid
fitoplankton yang belum bereaksi secara
sempurna dengan ion metoksi dalam reaksi
transesterifikasi. Faktor-faktor yang bisa
menyebabkan hal tersebut adalah suhu dan
waktu reaksi yang belum optimal.
Biodiesel yang dihasilkan dari
fitoplankton ini pun memiliki karakteristik
warna hijau jingga. Hal ini disebabkan
ikutnya pigmen warna dari fitoplankton
tersebut.

(a) (b) Analisa Sifat Fisika Biodiesel


Tahap selanjutnya dari hasil
Gambar 2. sintesis biodiesel dari lipid fitoplankton
a)lipid fitoplankton Nannochloropsis sp. Nannochloropsis sp. melalui reaksi
b)hasil reaksi transesterifikasi transesterifikasi ini adalah dilakukan
karakterisasi sifat fisika berdasarkan
Setelah diperoleh dua lapisan standar ASTM D6751. Uji sifat fisika dari
tersebut, maka lapisan atas dan bawah biodiesel meliputi analisa densitas dan
dipisahkan. Lapisan atas kemudian viskositas. Hasil analisa densitas dan
disentrifuge untuk menghilangkan viskositas dapat dilihat pada Tabel 1.
pengotor dan gliserol yang mungkin
32
Produksi Biodiesel dari Lipid... Vol. 4 No.2
Tabel 1. B. Analisa Viskositas
Hasil Analisa Densitas dan Viskositas Viskositas merupakan salah satu
standar dalam penentu kualitas biodiesel
Densitas (g.cm-3) Viskositas (cSt) dan memiliki peranan yang sangat penting
dalam proses penginjeksian bahan bakar.
Standar Standar Viskositas yang terlalu rendah dapat
Hasil Hasil
ASTM ASTM menyebabkan kebocoran pompa injeksi
Penelitian Penelitian
D6751 D6751 bahan bakar dan apabila terlalu tinggi
0,8151 0,82-0,90 1,15 1,60-5,80 dapat mempengaruhi kerja cepat alat
injeksi dan mempersulit pengabutan bahan
bakar (Azis et al., 2011).
A. Analisa Densitas Salah satu penyebab tinggi
Biodiesel yang dihasilkan dari lipid rendahnya nilai viskositas adalah
fitoplankton Nannochloropsis sp. penggunaan konsentrasi katalis dan suhu.
mempunyai nilai densitas sebesar 0,8151 Semakin tinggi konsentrasi katalis yang
g.cm-3 pada suhu 40 oC. Adapun standar dipakai, maka viskositas akan menurun.
nilai densitas 40 oC yang ditetapkan dalam Ini dikarenakan konsentrasi katalis yang
ASTM D6751 adalah 0,82-0,90 g.cm-3. berlebih akan mempercepat terpecahnya
Densitas merupakan salah satu tligliserida menjadi tiga ester lemak yang
penentu kualitas biodiesel karena berkaitan akan menurunkan nilai viskositas 5-10 %.
dengan nilai kalor dan daya yang Viskositas kinematik yang
dihasilkan mesin diesel. Semakin rendah diperoleh pada hasil penelitian ini sebesar
nilai densitas, maka nilai kalor atau 1,15 cSt dimana nilainya lebih kecil
pembakaran juga akan semakin tinggi dibandingkan dengan standar rentang nilai
(Aziz et al., 2011). viskositas kinematik yang dianjurkan
Jika dibandingkan dengan standar dalam ASTM D6751 adalah sebesar 1,60 ±
ASTM D6751, maka biodiesel dari spesies 5,80 cSt. Hal ini disebabkan masih adanya
fitoplankton ini dapat dikatakan tidak sisa metanol yang terkandung di dalam
masuk dalam rentang nilai densitas yang biodiesel sehingga nilai viskositas yang
telah ditetapkan dimana berada di bawah diperoleh agak kecil.
dengan rentang nilai yang ditentukan. Hal
ini disebabkan masih adanya senyawa-
senyawa nonpolar lain tercampur di dalam Analisa Sifat Kimia Biodiesel
biodiesel sehingga turut mempengaruhi Uji karakterisasi sifat kimia
nilai densitas biodiesel yang diproduksi. biodiesel berdasarkan standar ASTM
Namun hal ini tidaklah menjadi masalah D6751 dilakukan setelah selesai
karena dengan perbaikan metode dilaksanakan uji sifat fisika. Uji sifat kimia
kedepannya, maka hasil yang diperoleh biodiesel meliputi analisa kadar asam
dapat dibuat sesuai dengan standar yang lemak bebas (% FFA), bilangan
ditetapkan. penyabunan, dan bilangan iodium. Hasil
analisa kadar asam lemak bebas (% FFA),
bilangan penyabunan, dan bilangan iodium
dapat dilihat pada Tabel 2.

33
Raymond Kwangdinata, Indah Raya, dan Muhammad Zakir Mar. Chim. Acta

Tabel 2. Nilai bilangan penyabunan


Hasil analisa kadar asam lemak bebas biodiesel hasil penelitian ini sebesar
(% FFA), bilangan penyabunan, dan 5,0291 mg KOH/g dan standar bilangan
bilangan iodium penyabunan biodiesel yang ditetapkan
Standar dalam ASTM D6751 adalah maksimal
Hasil
Parameter ASTM sebesar 500 mg KOH/g. Berdasarkan data
Penelitian
D6751 tersebut biodiesel dari spesies fitoplankton
Kadar Asam Nannochloropsis sp. memiliki bilangan
Lemak Bebas / 0,5381 < 0,4500 penyabunan yang rendah dan masuk dalam
FFA (%) pengendalian mutu biodiesel yang
Bilangan ditetapkan oleh ASTM D6751.
Penyabunan 5,0291 < 500
(mg KOH/g) C. Analisa Bilangan Iodium
Bilangan Bilangan iodium pada biodiesel
Iodium (g 16,6437 < 115 menunjukkan tingkat ketidak jenuhan
I2/100 g) senyawa penyusun biodiesel. Di satu sisi,
keberadaan senyawa lemak tak jenuh
A. Analisa Kadar Asam Lemak Bebas (% meningkatkan performansi biodiesel pada
FFA) suhu rendah karena senyawa ini memiliki
Nilai kadar asam lemak bebas titik leleh (melting point) yang lebih
biodiesel hasil penelitian ini sebesar rendah sehingga berkorelasi dengan cloud
0,5381 % dimana nilainya melebihi batas point and pour point yang juga rendah
maksimal standar kadar asam lemak bebas (Knothe, 2005).
/ FFA (%) biodiesel yang dianjurkan Biodiesel dengan bilangan iodium
dalam ASTM D6751 adalah sebesar tinggi akan menghasilkan ester dengan
0,4500 %. daya aliran dan pemadatan pada suhu
Kadar asam lemak bebas yang rendah. Biodiesel yang memiliki derajat
tinggi dapat menyebabkan endapan dalam ketidakjenuhan tinggi tidak cocok
sistem pembakaran dan juga merupakan digunakan sebagai biodiesel karena
indikator bahwa bahan bakar tersebut molekul tidak jenuh akan bereaksi dengan
dapat berfungsi sebagai pelarut yang dapat oksigen dari atmosfer dan terkonversi
mengakibatkan penurunan kualitas pada menjadi peroksida dan mengakibatkan
sistem bahan bakar. terjadinya ikatan silang pada sisi tidak
Makin tinggi asam lemak bebas jenuh dan menyebabkan biodiesel
maka semakin rendah kualitas terpolimerisasi membentuk material serupa
biodieselnya. Asam lemak bebas yang plastik, terutama jika suhu meningkat.
tinggi dapat juga mengurangi umur dari Sebagai akibatnya mesin diesel akan rusak
pompa dan filter. (Azam et al., 2005).
Biodiesel yang dihasilkan dari lipid
fitoplankton Nannochloropsis sp.
B. Analisa Bilangan Penyabunan
memenuhi standar mutu bilangan iodium
Bilangan penyabunan didefinisikan ASTM D6751 sebesar 16,6437g I2/100 g
sebagai milligram KOH yang dibutuhkan yang tidak lebih dari 115g I2/100 g.
untuk menyabunkan satu gram sampel.
Semakin rendah berat molekul, maka
semakin tinggi bilangan penyabunan.
begitupun sebaliknya (Nirwana, 2012).
34
Produksi Biodiesel dari Lipid... Vol. 4 No.2
KESIMPULAN UCAPAN TERIMA KASIH

Lipid Nannochloropsis sp dapat Penulis menyampaikan terima


diisolasi melalui ekstraksi ultrasonik kasih kepada staf pada Laboratorium Balai
dimana kandungan lipid Nannochloropsis Riset Perikanan Budidaya Air Payau
sp. adalah sebesar 20,6558 % BK Maros atas bantuannya menyiapkan biakan
biomassa. murni Nannochloropsis sp. Terima kasih
Kuantitas biodiesel yang disintesis juga disampaikan kepada Haslinda, analis
dari lipid fitoplankton Nannochloropsis sp. Laboratorium Kimia Anorganik Jurusan
melalui metode ultrasonik adalah sebesar Kimia FMIPA Unhas, dan kepada Sugeng,
8,5291 gram dengan berat rendamen 48,33 analis Laboratorium Kimia Fisika Jurusan
%. Kualitas biodiesel dari fitoplankton Kimia FMIPA Unhas. Serta kepada semua
Nannochloropsis sp. sebagian besar belum pihak yang membantu sehingga penelitian
memenuhi standar ASTM D6751 ini dapat terlaksana.
American Society for Testing and
Materials (ASTM D6751). Adapun
parameter yang belum memenuhi adalah
nilai densitas, viskositas, dan kadar asam
lemak bebas (% FFA).

35
Raymond Kwangdinata, Indah Raya, dan Muhammad Zakir Mar. Chim. Acta

DAFTAR PUSTAKA

Azam, M. M., Warris, A., dan Nahar, N. M., 2005, Prospects and Potential of Fatty Acid
Metyl Esters of Some Non-Traditional Seed Oils of Use Biodiesel in India, Biomass
and Bioenergy, India. Aziz, I., Nurbayati, S., dan Ulum, B., 2011, Pembuatan Produk
Biodiesel dari Minyak Goreng Bekas dengan Cara Esterifikasi dan Transesterifikasi,
Valensi, 2:3, 443-448.

Crabbe, E., Hipolito, C. N. N., Kobayashi, G., Sonomoto, K., dan Ishizaki, A., 2001,
Biodiesel Production From Crude Palm Oil and Evaluation of Butanol Extraction and
Fuel Properties, Process Biochem., 37, 65-71.

Knothe, G., 2005, Dependence of Biodiesel Fuel Properties on The Structure of Fatty Acid
Alkyl Esters, Fuel Proc. Technol., 86, 1059-1070.

Nirwana, I.HS., 2012, Pengaruh Kecepatan Pengadukan Pada Proses Pembuatan Biodiesel
dari Minyak Jarak Pagar (Jatropha curca L) dengan Menggunakan Katalis Abu
Tandan Sawit, Lembaga Penelitian, Universitas Riau, Riau.

Mata, T. M., Martins, A. A., Caetano, N. S., 2010, Microalgae for Biodiesel Production and
Other Applications: A Review, Renew. Sustainable Energy Rev., 14, 217-232.

Rachmaniah, O., Setyarini, R. D., dan Maulida, L., 2010, Pemilihan Metode Ekstraksi
Minyak Alga dari Chlorella sp. dan Prediksinya Sebagai Biodiesel, Seminar Teknik
Kimia Soehadi Reksowardojo, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri,
Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.

Seafdec, 1985, Prawn Hatchery Design and Operational, Aquaculture Extention ManualNo.9,
Aquaculture Department, Tigbauan, Ilolo, Philippines.

Supardan, M. D., 2011, Penggunaan Ultrasonik untik Transesterifikasi Minyak Goreng


Bekas, Jurnal Reakayasa Kimia dan Lingkungan, 8:1, 11-16.

Suslick, K. S., Didenko, Y., Fang, M. M., Hyeon, T., Kolbeck, K. J., McNamara III, W. B.,
Mdleleni, M. M., dan Wong, M., 1999, Acoustic Cavitation and Its Chemical
Consequences, Phil Trans. R. Soc. Lond. A., 357, 335-353.

Thompson, L. H., dan Doraiswamy, L. K., 1999, Sonochemistry: Science and


Engineering,Ind. Eng. Chem. Res., 38, 1215-1249.

Triantoro, K., 2008, Alga Mikro Scenedesmus sp. Sebagai Salah Satu Alternatif Bahan Baku
Biodiesel di Indonesia, Karya Tulis Ilmiah, Fakultas Matematika dan
IlmuPengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Yosta, E. R., Harimurti, D. W., dan Rachmaniah O., 2009, Studi Pendahuluan: Ekstraksi
Minyak Alga dari Spirulina sp. Sebagai Wacana Baru Bahan Baku Alternatif Pada
Proses Pembuatan Biodiesel, Institut Teknologi Sepuluh November,Surabaya.

36

Anda mungkin juga menyukai