Laporan TA Ahmad Revisi Sidang
Laporan TA Ahmad Revisi Sidang
TUGAS AKHIR
Ahmad Solihin
201603019
PURWAKARTA
2019
HALAMAN PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
NIM : 201603019
Telah diuji oleh tim penguji dalam sidang Tugas Akhir pada tanggal 22 Agustus
2019 dan dinyatakan LULUS.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
segala limpahan karunia, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Pembangkit Listrik Hybrid
Menggunakan Turbin Angin Savonius Helix dan Solar Cell”. Penulisan Tugas
Akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi syarat untuk mencapai gelar Ahli
Madya (A.Md.) Teknologi Listrik di Politeknik Enjinering Indorama.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan Tugas Akhir, sangatlah sulit bagi
penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan motivasi baik itu secara
moril maupun materil;
2. Bapak Ir. H. Aris Suryadi, S.T., M.T., IPM., selaku dosen Pembimbing I
yang telah membantu mengarahkan penulis dalam penyusunan Tugas Akhir
ini;
3. Bapak Purwandito Tulus Asmoro, S.T., M.T., selaku dosen Pembimbing II
yang telah membantu mengarahkan dalam penyusunan Tugas Akhir ini;
4. Bapak Mindit Eriyadi, S.Pd., M.T., selaku Kepala Program Studi Teknologi
Listrik Politeknik Enjinering Indorama;
5. Seluruh Staff pengajar Program Studi Teknologi Listrik Politeknik
Enjinering Indorama;
6. Rekan-rekan angkatan 2016 mahasiswa Teknologi Listrik yang telah
mendukung dan membantu selama pelaksanaan Tugas Akhir;
Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Tugas Akhir ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Purwakarta, 22 Agustus 2019
( Ahmad Solihin )
iii
ABSTRAK
Energi Listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting akan tetapi energi listrik
yang kita gunakan saat ini masih berasal dari pembangkit listrik konvensional yang
mempunyai ancaman negatif seperti polusi dan cadangan bahan fosil yang semakin
berkurang. Untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan memanfaatkan energi alternatif
yang ramah lingkungan, salah satunya yaitu energi angin dan energi matahari.
Pembangkit listrik hybrid menggunakan turbin angin savonius helix dan solar cell ini di
buat untuk meminimalisir penggunaan energi konvensional. Alat ini memanfaatkan energi
angin dan matahari sebagai media utama dari pembangkitan listrik. Turbin angin yang
dibuat merupakan turbin vertikal tipe savonius bentuk helix yang memiliki torsi besar,
dapat berputar dengan kecepatan angin rendah dengan ukuran turbin tinggi 80 cm,
diameter 25 cm yang dihubungkan dengan generator dan dipasang pada kontruksi
mekanik dengan tinggi 200 cm dan terpasang panel kontrol dan solar cell dengan
kapasitas 20 WP. Penelitian ini bertujuan mengembangkan potensi energi alternatif
sebagai media pembangkit listrik dan dimanfaatkan untuk sumber lampu kedip di tower
penangkal petir kampus Politeknik Enjinering Indorama (PEI ). Turbin angin savonius
helix yang dirancang membutuhkan kecepatan angin minimal 2,45 m/s untuk awal
putaran turbin. Pembangkitan dari generatornya menghasilkan maksimal tegangan
sebesar 18,64 V dengan putaran generator sebesar 304 rpm ketika tak berbeban dan
ketika berbeban mengahasilkan tegangan putaran maksimal yaitu 281,3 rpm, tegangan
11,73 V dan daya 0,038 W dengan kecepatan angin 5 m/s. Dari hasil pengujian
pembangkit listrik hybrid ini dapat digunakan untuk beban lampu kedip di tower
penangkal petir kampus Politeknik Enjinering Indorama dengan durasi 12 jam per hari.
Kata kunci: pembangkit listrik hybrid, savonius helix, , solar cell, lampu kedip.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
ABSTRAK.............................................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR PERSAMAAN....................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.3. Tujuan.............................................................................................................2
2.5. Generator......................................................................................................11
v
2.5.1. Definisi Generator...............................................................................11
2.6. Akumulator...................................................................................................13
3.5.4. Akumulator.........................................................................................22
vi
4.1.3. Hasil Pembuatan Wiring pada Panel kontrol......................................30
BAB V PENUTUP................................................................................................49
5.1. Kesimpulan...................................................................................................49
5.2. Saran.............................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................51
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.6 Pengaruh Radiasi Cahaya Terhadap Arus dan Tegangan Sel Surya .10
viii
Gambar 3.11 Layout Panel Kontrol ......................................................................28
Gambar 4.16 Grafik Pengujian Tegangan dan Arus Dari Generator Turbin Angin
..........................................................................................................39
Gambar 4.18 Rangkaian Pengukuran Tegangan dan Arus Pada Solar Cell .........40
Gambar 4.19 Grafik Hasil Pengujian Tegangan dan Arus Pada Solar Cell .........41
Gambar 4.21 Grafik Hasil Pengujian Ketahanan Akumulator Saat Charging dan
Discharging .....................................................................................42
ix
Gambar 4.22 Grafik Daya Listrik Terhadap Kecepatan Angin ............................44
Gambar 4.23 Grafik Perhitungan Daya Pada Pengujian Tegangan dan Arus Dari
Generator Turbin Angin ..................................................................45
Gambar 4.24 Grafik Perhitungan Daya Pada Pengujian Tegangan dan Arus Dari
Solar Cell .........................................................................................47
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Tegangan dan Arus Dari Generator Turbin Angin .....39
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Tegangan dan Arus Dari Solar Cell ...........................40
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Daya Pada Pengujian Output Generator Turbin Angin
...............................................................................................................43
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Daya Pada Pengujian Tegangan dan Arus Dari
Generator Turbin Angin .......................................................................45
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Daya Pada Pengujian Tegangan dan Arus Dari ......46
xi
DAFTAR PERSAMAAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB 1 BAB I
PENDAHULUAN
sebagai media pembangkit listrik dan dimanfaatkan untuk sumber lampu kedip di
tower penangkal petir di kampus Politeknik Enjinering Indorama (PEI).
1.3. Tujuan
TA dengan berjudul “Pembangkit listrik hybrid menggunakan turbin angin
savonius helix dan solar cell” bertujuan untuk:
a. Dapat membuat alat pembangkit listrik hybrid menggunakan turbin angin
tipe savonius helix dan solar cell.
b. Mengetahui besar minimal kecepatan angin untuk putaran awal turbin, dan
batas maksimal putaran generator, tegangan dan daya yang dapat dihasilkan
oleh generator terhadap kecepatan angin.
c. Mengetahui kinerja pembangkit Hybrid sebagai sumber lampu kedip untuk
tower penangkal petir kampus PEI.
3
(Sumber: http://www.turbinangin.info/pdf/kondisi-angin.pdf)
Kondisi angin yang terdapat di Provinsi Jawa Barat relatif bagus, Badan
Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat telah mencatat history cuaca di daerah
Jawa Barat. Pada tahun 2015 tercatat rata-rata kecepatan angin sebesar 4 Knot
(2,05 m/s) (Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. 2016).
5
harus digunakan, hal pertama yang diperhatikan dalam desain turbin angin adalah
Tip Speed Ratio (TSR) atau perbandingan kecepatan ditiap turbin angin (ujung) dan
kecepatan angin yang didapat oleh turbin.
Menghitung TSR dapat mengunakan persamaan:
nD
= ................................................................................................... (2.2)
60 v
Dimana :
v : Kecepatan angin (m/s)
: Tip Speed Ratio
D : Diameter rotor (m)
n : Putaran rotor (rpm)
: 3,14 atau 22/7
Daya yang dihasilkan oleh poros turbin akumulatorbat energi angin yang
melintasi sudu-sudu turbin di sebut daya turbin. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh seorang ilmuan Jerman bernama Albezt Betz, didapatkan efesiensi
maksimum turbin angin, yaitu sebesar 0,593 angka ini disebut Betz Limit dalam
gambar 2.1 grafik koefisien daya beberapa turbin angin.
2D
: Kecepatan anguler (rad/s)
60
P : Daya turbin (watt)
Daya yang dihasilkan sel surya ketika mendapat cahaya diperoleh dari
kemampuan perngkat sel surya tersebut untuk memproduksi tegangan ketika diberi
beban dan arus melalui beban pada waktu yang sama. Kemampuan ini
direpresentasikan dalam kurva arus-tegangan (I-V) (Suhendra, 2016).
Sel Photovoltaic surya memiliki karakteristik I-V non-linier, berbeda dengan
titik daya maksimum yang bergantung pada faktor lingkungan seperti suhu dan
radius (Mayuri Upasani, 2018).
11
Gambar 2.6 Pengaruh Radiasi Cahaya Terhadap Arus dan Tegangan Sel Surya
(Sumber: sovereignsolar.wordpress.com)
2.5. Generator
2.5.1. Definisi Generator
Generator adalah mesin listrik atau pembangkit tenaga listrik yang mengubah
energi kinetik menjadi energi listrik. Generator memiliki dua bagian utama, yaitu
bagian diam (stator) dan bagian yang berputar (rotor) (Berayan, 2016). Pada rotor
ditempatkan bagian pengutubnya dan rotor ditempatkan jangkar/angker seperti
pada gambar 2.7.
Pada gambar diatas, menurut hukum faraday II, besar tegangan yang
dihasilkan pada jangkar dengan jumlah N adalah sebesar:
d
e = -N ......................................................................................................
dt
(2.4)
Suatu generator DC dalam keadaan operasi, dimana kumparan jangkarnya
yang berada di rotor berputar, maka kumparan jangkar tersebut akan memotong
garis-garis gaya magnet medan kutub, maka pada kumparan jangkar terbangkit
tegangan ggl yang diilustrasikan pada gambar 2.9, untuk generator DC sebesar
(Berayan, 2016):
P n P
EA = . . N . .N adalah konstanta k, maka EA = k. n. ..................
a 60 a
(2.5)
Dimana:
EA : Tegangan ggl jangkar
k : Konstanta
n : Putaran
13
: Medan magnet
P : Jumlah kutub
N : Jumlah lilitan
+L
RA
EA
-L
Gambar 2.9 Rangkaian Ggl Jangkar Generator DC
(Sumber: Mardi Prabowo, 2012)
a. Generator AC b. Generator DC
14
2.6. Akumulator
Menurut Rudolf Michael, akumulator dapat diartikan sebagai sel listrik yang
berlangsung proses elektro kimia secara bolak-balik dengan nilai efesiensi yang
tinggi. Disini terjadi proses pengubahan tenaga kimia menjadi tenaga listrik, dan
sebaliknya tenaga listrik menjadi tenaga kimia dengan cara regenerasi dari
elektroda yang dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dengan arah yang
berlawanan di dalam sel-sel yang ada dalam akumulator (Latif dkk, 2013).
Charger controller adalah alat yang berfungsi untuk mengatur pengisian arus
searah (DC) dari panel surya ke baterai yang disebut dengan proses charger, dan
pengaturan penyaluran arus listrik dari baterai menuju beban listrik disebut dengan
proses discharger. Fungsi utama charger controller adalah untuk menjaga atau
mempertahankan baterai dari kemungkinan tertinggi state of charger, melindungi
baterai saat menerima pengisian berlebih (overcharger), dengan cara membatasi
pengisian energi saat baterai dalam keadaan penuh, dan melindungi baterai dari
pengosongan berlebih (overdischarger) yang dikarenakan beban dengan cara
memutuskan hubungan baterai dengan beban saat baterai menjangkau keadaan low
state of charge (I Gusti, 2016).
BAB 3 BAB III
PERENCANAAN KEGIATAN
Pada bab ini penulis mencoba untuk menjelaskan mengenai prosedur perancangan
sistem dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku agar mempermudah dalam
proses pelaksanaan pembuatan alat.
Peranca
2.
ngan
3 Observ
. asi
4 Realisa
. si
5 Penguji
. an
6 Evaluas
. i
7 Perbaik
. an
8 Lapora
. n Akhir
Mulai
Studi Literatur
Perancangan alat
(pembangkit)Alat
Pembuatan Alat
Pengujian Tidak
Perbaikan
Tidak
Alat
Ya
Pengukuran
Laporan Alat
Selesai
Pada diagram alir pelaksanaan diatas dapat dijelaskan penulis akan memulai
kegiatan TA dengan mencari referensi yang menunjang sesuai dengan judul, hal ini
sering disebut studi literatur. Selanjutnya penulis melakukan perancangan alat
(menentukan akumulator yang dibutuhkan) dan dari mulai membuat prinsip kerja
sistem, konsep kelistrikan, konsep mekanik dan mengumpulkan alat serta bahan
yang diperlukan. Setelah itu penulis akan melakukan pembuatan alat. Setelah alat
jadi penulis akan melakukan pengujian pada alat yang telah dibuat, apabila alat
mengalami kendala/tidak sesuai dengan rancangan awal maka akan dilakukan
perbaikan pada titik yang menjadi kendala dengan mengulangi proses pembuatan
alat. Sedangkan, apabila alat telah sesuai dengan rancangan dan tidak ada kendala,
maka akan dilakukan proses pengambilan data pengukuran seperti kecepatan
angin, putaran rotor, arus, tegangan dan fungsi kinerja alat. Setelah pengambilan
data pengukuran selanjutnya penulis melakukan analisa data dan membuat
kesimpulan dari data yang didapat.
output nya 12 Vdc masuk ke trafo step up untuk dinaikkan tegangannya menjadi
220 Vac, lebih jelas nya dapat dilihat dari diagram blok alat pada gambar 3.2.
20
Solar Charger
Controller
Akumulator
Inverter Dc to AC
Trafo Step Up
Saklar
Beban AC/DC
2
5
Keterangan gambar:
1. Turbin Angin Savonius Helix
2. Solar Cell
3. Generator DC
4. Kontruksi Mekanik
5. Panel kontrol
Pada gambar di atas, terdapat turbin angin savonius helix sebagai penggerak
mula. Pada bagian bawah poros turbin di kupling dengan sebuah generator DC.
Kemudian terdapat solar cell sebagai pembangkit yang terpasang di kontruksi
mekanik di bagian belakang dan pada bagian depan terdapat panel yang terdiri
dari charger controller, akumulator, inverter dan watt meter sebagai pengontrolan
untuk dapat digunakan ke beban.
45°
31 cm
25cm
Pada gambar di atas memiliki sudut 45° dengan panjang 25 cm, pada sudut
45° dapat menghasilkan koefisien daya (Cp) paling tinggi diantara sudut yang lain
sebesar Cp 7,39 % dengan TSR 0,422 (Yohanes, 2017). Pada sudu di buat
sebanyak 16 buah dengan memiliki tinggi 10 cm yang selanjutnya akan di
sambungkan bertingkat sebanyak 8 buah dan memutar sehingga berbentuk spiral
(helix) dengan sudut disesuaikan supaya menjadi 180°, sehingga apabila tampak
atas akan berbentuk setengah lingkaran dan dibuat menjadi 2 menjadi seperti
lingkaran dengan disambungkan keduanya menggunakan poros sehingga seperti
gambar 3.6.
Pada gambar diatas, didapat bahwa total panjang dan lebar turbin yang akan
dibuat adalah tinggi 80 cm dan lebar 50 cm.
1
P = Av3
2
1
= x 1,1726 x 0,19 x 33
2
=3W
= 0,43
25
3.5.4. Akumulator
Akumulator yang digunakan pada perancangan ini yaitu akumulator kering,
kapasitas nya pada perhitungan 5 Ah menjadi 7 Ah, dengan spesifikasi sebagai
berikut:
Type : FITM5Z-3B
Voltage : 12 Vdc
Current : 7 Ah
Is
Ibeban =
waktu
........................................................................................(3.1)
Dimana:
Ibeban : Arus beban (A)
Is : Kapasitas arus akumulator (Ah)
Waktu : Waktu pemakaian (jam)
26
Jadi,
Is = Ibeban x waktu
= 0,41 A x 12 jam
3.5.6. Generator DC
Karena generator putaran rendah susah di dapat dipasaran, maka pada TA ini
penulis memanfaatkan motor magnet permanen sebagai media pembangkitan
28
Pada data di atas tegangan yang di miliki 220 Vdc, akan tetapi tegangan yang
digunakan pembangkitan sebesar 12 Vdc untuk pengisian akumulator 12 Vdc.
Kecepatan putaran yang dibutuhkan untuk menghasilkan tegangan 12
Vdc yaitu:
n 220 x U 12
n12 =
U 220
.................................................................................(3.4)
Dimana :
U : Tegangan (Volt)
n : Kecepatan putaran generator (rpm)
jadi,
29
n 220 x U 12
n12 =
U 220
3000 x 12
=
220
= 163,6 rpm
Pada kontruksi mekanik memiliki tinggi total 200 cm dan lebar 60 cm.
Bagian atas terdapat penyangga untuk turbin dengan ukuran 100 cm dan pada
bagian bawah sebagai penahan dibuat ukuran 30 cm dan melebar kebawah dengan
ukuran 60 cm.
40 cm
1
2
3
5 1
6
Gambar 3.23 Layout Panel Kontrol
Keterangan:
1. Solar control charger
2. Inverter DC to AC
3. Watt meter DC
4. Main Circuit Breaker (MCB)
5. Terminal i/o
6. Akumulator
Sebagai pengontrolan komponen yang akan pakai yaitu 2 terminal untuk
input dari ke-2 pembangkit dan output untuk beban AC dan DC, selanjutnya 4
MCB untuk pengaman dari peralatan/komponen dengan kapasitas 4 A 2 buah
untuk input dari turbin angin dan solar cell, 4 A untuk output DC dan 1 buah untuk
ouput AC dengan kapasitas 2 A. Pada ujung atas terdapat 2 solar charger
controller untuk penstabil tegangan dari ke-2 pembangkit, watt meter untuk
mengukur watt beban, inverter untuk merubah DC ke AC dan akumulator sebagai
penyimpanan tegangan.
BAB 4 BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
Pada gambar diatas, poros bagian bawah di pasang pulley besar dengan
ukuran 70 mm dan pada generator di pasang pulley kecil ukuran 15 mm dengan
perbandingan 4,6 : 1 dan di kupling menggunakan v-belt seperti gambar dibawah
ini:
batas minimal kecepatan angin untuk memutarkan awal turbin. Pada pengujian ini
alat yang digunakan yaitu anemometer digital GM816 untuk mengukur kecepatan
angin.
a. Pengukuran b. Hasil
Gambar 4.29 Pengukuran Kecepatan Angin
Hasil pengukuran kecepatan angin dilakukan sebanyak 20 kali dan disajikan
pada tabel 4.1. Pada pengukuran ini dilakukan pada saat pertama kali turbin
berputar dengan menggunakan kipas angin agar kecepatan angin konstan.
Tabel 4.4 Tabel Pengukuran Minimal Kecepatan Angin
Berbeban
Tak berbeban
Percobaa (akumulator)
n ke- Kecepatan Kecepatan
Angin (m/s) Angin (m/s)
1 2,1 2,4
2 2,3 2,5
3 2,3 2,4
4 2,3 2,4
5 2,2 2,5
6 2,3 2,4
7 2,4 2,5
8 2,1 2,3
9 2,4 2,6
10 2,2 2,4
11 2,1 2,6
12 2,3 2,5
13 2,3 2,3
14 2,1 2,4
15 2,3 2,6
16 2,4 2,5
17 2,1 2,4
18 2 2,5
19 2,3 2,6
20 2,1 2,3
36
Tegangan Arus
Pada tabel di atas setiap percobaannya kecepatan angin dibuat sama besarnya
antara saat tak berbeban dan berbeban. Dengan kondisi kecepatan angin yang sama
di dapat putaran generator antara saat tak berbeban dan berbeban seperti gambar
4.12.
350 304
300 260
250 215.9 223 231 236.6 244
283
Putaran (rpm)
256.3
200 227.4 241.6
149.6 203.3
150 165.7
107 144.2
100 80 107.9
50 67.7
45.5
0
2.1 2.5 2.9 3.5 3.7 3.9 4 4.1 4.4 4.8
Kecepatan Angin (m/s)
Kemudian pada pengukuran arus yang mengalir, hanya pada saat kondisi
berbeban arus akan muncul dan pada tak berbeban arus akan 0 dan pada berbeban
arus semakin naik seperti gambar 4.14.
3.5 3.3
3 2.5
2.5
Arus (mA)
2 1.7
1.5
1.5
1 0.7 0.8 0.8
0.3 0.4
0.5 0.2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
2.1 2.5 2.9 3.5 3.7 3.9 4 4.1 4.4 4.8
Kecepatan Angin (m/s)
Keterangan gambar:
1. Tower penangkal petir kampus Politeknik Enjinering Indorama
2. Lampu kedip
3. Pembangkit listrik hybrid
Pada gambar diatas, dapat dijelaskan ketika pengujian dilapangan
pembangkit listrik hybrid menggunakan turbin angin savonius helix dan solar cell
di tempatkan di dekat tower penangkal petir kampus PEI dan dihubungkan
kebeban lampu kedip.
Pengujian ini dilakukan 3x, pengujian tegangan dan arus generator turbin
angin, pengujian tegangan dan arus solar cell, dan pengujian ketahanan akumulator
saat charging dan discharging dengan beban lampu kedip.
4.3.3.2. Hasil Pengujian Tegangan dan Arus dari Generator Turbin Angin
Pada pengujian ini dilakukan sebanyak 10 kali, rangkaian pengukuran
dilakukan seperti pada gambar 4.10 dan hasilnya disajikan pada tabel 4.3.
41
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Tegangan dan Arus Dari Generator Turbin Angin
Pengukuran Kecepatan Arus Tegangan
Jam
ke- Angin (m/s) (A) (V)
1 10:30 2 0 5,29
2 11:00 2,1 0,001 6,48
3 11:30 1,6 0 3,28
4 12:00 2 0 5,12
5 12:30 2,2 0,001 7,38
6 13:00 1,9 0 4,79
7 13:30 1,9 0 4,92
8 14:00 1,6 0 3,19
9 14:30 2 0 5,49
10 15:00 1,6 0 3,87
8 7.38
7 6.48
6 5.29 5.12 5.49
4.79 4.92
5 3.28 3.87
4 3.19
3 2 2.1 2 2.2 1.9 1.9 2
1.6 1.6 1.6
2
1 0 0.001 0 0 0.001 0 0 0 0 0
0
10:30 11:00 11:30 12:00 12:30 13:00 13:30 14:00 14:30 15:00
Jam
Gambar 4.39 Grafik Pengujian Tegangan dan Arus Dari Generator Turbin Angin
Pada gambar di atas, di dapat tegangan terbesar pada jam 12:30 dengan
kondisi angin 2,2 m/s, sedangkan arus terukur hanya pada jam 11:00 dan 12:30
dengan nominal 0,001 A.
4.3.3.3. Hasil Pengujian Tegangan dan Arus dari Solar Cell
Pada pengujian ini alat yang digunakan yaitu Infrared Thermometer FLUKE
untuk mengukur temperatur pada solar cell. Pengukuran ini dilakukan dengan
menembakan langsung laser infrared thermometer ke solar cell seperti pada
gambar 4.17.
42
Gambar 4.41 Rangkaian Pengukuran Tegangan dan Arus Pada Solar Cell
Hasil pengujian di sajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Tegangan dan Arus Dari Solar Cell
Pengukuran Temp. Arus Tegangan
Pukul
ke- (°C) (A) (V)
1 10:00 40,1 0,72 12,68
2 10:30 43,4 0,81 13,15
3 11:00 50,6 0,97 13,42
4 11:30 46,4 0,87 13,72
5 12:00 44 0,72 13,86
6 12:30 47 0,82 14,03
7 13:00 48,3 0,84 14,51
8 13:30 46,1 0,82 15,28
9 14:00 43,9 0,70 15,31
10 14:30 40,1 0,54 17,13
60 50.6
46.4 47 48.3 46.1
50 40.1 43.4 44 43.9
40.1
40
30
17.13
20 12.68 13.15 13.42 13.72 13.86 14.03 14.51 15.28 15.31
10 0.72 0.81 0.97 0.87 0.72 0.82 0.84 0.82 0.7 0.54
0
10:00 10:30 11:00 11:30 12:00 12:30 13:00 13:30 14:00 14:30
Jam
Gambar 4.42 Grafik Hasil Pengujian Tegangan dan Arus Pada Solar Cell
Pada gambar di atas, arus terbesar terjadi pada jam 11:00 sebesar 0,97 A
dengan temperatur 50,6 °C dan tegangan tertinggi terjadi pada jam 14:30.
16 14.1
13.5
14 12.6 12.3 12 12.6
11.5 11.3 11.5
12
10
8
6 5 5
4 4
4 3 3
2 2
2 1
0
18:00 21:00 0:00 3:00 6:00 9:00 12:00 15:00 18:00
Jam
Gambar 4.44 Grafik Hasil Pengujian Ketahanan Akumulator Saat Charging dan
Discharging
Pada gambar di atas, pada grafik terjadi naik turun setiap pengecekannya dan
di dapat penurunan tertinggi terjadi pada jam 06:00 dan kenaikan tertinggi pada
jam 15:00.
45
Pada tabel di atas di dapat bahwa daya maksimal yang dihasilkan sebesar 38
mW dengan kecepatan angin sebesar 5 m/s. Pada pengujian ini di dapat bahwa
kecepatan angin berbanding lurus dengan daya yang dihasilkan seperti gambar di
bawah ini:
45
38.709
40
35
30 27.55
Daya (mW)
25
20 17.051
14.46
15
10 4.417 5.44 6.008
5 0.216 0.654 0.158
0
2.1 2.5 2.9 3.5 3.7 3.9 4 4.4 4.8 5
Kecepatan Angin (m/s)
Pada gambar diatas, grafik daya terus naik seiring dengan naiknya kecepatan
angi, tetapi angin yang di gunakan hanya dapat mengeluarkan kecepatan angin
sebesar 5 m/s maka daya yang dihasilkan berhenti pada nilai 38,709 mW.
Sehinggan pada pengujian ini didapat bahwa daya maksimal dari output generator
turbin angin yaitu sebesar 38,709 mW dengan kecepatan angin sebesar 5 m/s.
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Daya Pada Pengujian Tegangan dan Arus Dari
Generator Turbin Angin
Percobaan Arus Tegangan Daya
ke- (A) (V) (W)
1 0 5,29 0
2 0,001 6,48 0,00648
3 0 3,28 0
4 0 5,12 0
5 0,001 7,38 0,00738
6 0 4,79 0
7 0 4,92 0
8 0 3,19 0
9 0 5,49 0
10 0 3,87 0
8 7.38
7 6.48
6 5.29 5.49
5.12 4.79 4.92
5 3.87
4 3.28 3.19
3
2 0.00648 0.00738
1 0 0.001 0 0 0.001 0 0 0 0 0
0
10:00 10:30 11:00 11:30 12:00 12:30 13:00 13:30 14:00 14:30
Jam
Gambar 4.46 Grafik Perhitungan Daya Pada Pengujian Tegangan dan Arus Dari
Generator Turbin Angin
Dari gambar diatas daya yang dihasilkan oleh generator tergantung dari arus
yang di dapat, karena arus yang dihasilkan generator kecil maka daya yang
dihasilkan kecil. Sedangkan pada pengujian tegangan dan arus dari solar cell
didapat hasil daya seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Daya Pada Pengujian Tegangan dan Arus Dari
Solar Cell
Percobaan Arus Tegangan Daya
48
Pada pengujian tegangan dan arus dari solar cell daya yang dihasilkan oleh
solar cell rata-rata 10,09 W dengan daya terbesar 13.01 W. Pada pengukuran ke 10
jam 14:30 terjadi penurunan daya dan arus, sedangkan pada tegangan naik secara
signifikan. Hal ini disebabkan akumulator sudah penuh, seperti fungsi utama dari
charger controller yaitu untuk menjaga atau mempertahankan akumulator dari
kemungkinan tertinggi (state of charger) dan melindungi akumulator saat
menerima pengisian berlebih (overcharger), dengan cara membatasi pengisian
energi saat akumulator dalam keadaan penuh (I Gusti, 2016). Sehingga pada saat
akumulator penuh secara otomatis solar charger controller akan memblok arus
untuk pengisian ke akumulator dan mengakibatkan naik nya tegangan dan turun
nya arus, lebih jelas nya dapat dilihat di gambar 4.23.
49
17.13
18
16 14.51 15.28 15.31
13.15 13.42 13.72 13.86 14.03
14 12.68
12 13.01 11.93 12.52
11.5 12.18
10 10.65 10.71
9.97
8 9.12 9.25
6
4
2 0.72 0.81 0.97 0.87 0.72 0.82 0.84 0.82 0.7 0.54
0
10:00 10:30 11:00 11:30 12:00 12:30 13:00 13:30 14:00 14:30
Jam
Gambar 4.47 Grafik Perhitungan Daya Pada Pengujian Tegangan dan Arus Dari
Solar Cell
Sehingga pada pengujian tegangan dan arus dari generator turbin angin dan
solar cell di dapat daya dari pembangkit listrik hybrid seperti dibawah ini:
Daya rata-rata yang dihasilkan:
Pturbin angin = 0,00138 watt
Psolar cell = 11,09 watt
Daya total dapat dihitung dengan rumus seperti dibawah ini:
Ptotal = Pturbin angin + Psolar cell .......................................................(4.2)
Dimana:
Pturbin angin = Daya tubin angin (W)
Psolar cell = Daya solar cell (W)
Jadi,
Ptotal = Pturbin angin + Psolar cell
= 0,00138 + 11,09
= 11,09138 watt
Sedangkan pada pengujian ketahanan akumulator saat charging dan
discharging di dapat dari tabel 4.5 pada jam 18:00 akumulator terjadi discharging,
pada setiap pengecekannya terjadi penurunan tegangan dan kapasitas akumulator,
awal pengecekan tegangan akumulator 12,6 V dan kapasitas 4 garis, setelah 12
jam pada jam 06:00 tegangan menjadi 11,3 V dan kapasitas 1 garis. Pada jam
09:00 tegangan dan kapasitas akumulator bertambah menjadi 11,5 V dan 2 garis
50
karena akumulator terjadi charging, pada jam 15:00 tegangan akumulator sebesar
14,1 V dan kapasitas akumulator 5 garis. Hal ini menandakan bahwa akumulator
sudah terisi penuh, sehingga tidak akan mengisi lagi. Jam18:00 tegangan
akumulator menurun menjadi 12,6 V dan kapasitas 4 garis dan dalam kondisi
discharging, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembangkit listrik hybrid dapat
digunakan untuk sumber lampu kedip di tower penangkal petir kampus PEI dengan
durasi 12 jam pemakaian dan pengisian full akumulator penuh pada siang hari
dengan durasi pada pengujian yaitu 5 jam oleh pembangkit listrik hybrid.
BAB 5 BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan ini dapat disimpulkan, yaitu :
a. Dalam pembuatan pembangkit listrik hybrid menggunakan turbin angin
savonius helix dan solar cell dibutuhkan perhitungan yang tepat untuk
menentukan luas dari turbin dan bahan-bahan yang dibutuhkan,
sedangkan untuk membuat turbin angin savonius helix bahan-bahan
yang digunakan harus bahan yang ringan, supaya turbin dapat menerima
angin dengan kecepatan rendah dan dapat berputar dengan mudah.
b. Berdasarkan hasil percobaan, didapatkan kesimpulan bahwa kecepatan
angin yang dibutuhkan untuk start awal turbin yaitu sebesar 2,14 m/s
pada saat tak berbeban dan 2,45 m/s pada saat berbeban. Pada percobaan
dengan kecepatan angin yang sama, output berupa putaran dan tagangan
yang dihasilkan, tanpa beban menghasilkan putaran dan tegangan
keluaran lebih besar, dari pada berbeban. Dan pada output, putaran
maksimal yang di hasilkan tak berbeban sebesar 304 rpm dan tegangan
18,64 V, pada saat berbeban putaran maksimal yaitu 281,3 rpm,
tegangan 11,73 V, arus 0,003 A dan daya 0,038 W dengan kecepatan
angin sebesar 5 m/s.
c. Berdasarkan hasil pengujian lapangan pembangkit listrik hybrid
menggunakan turbin angin savonius helix dan solar cell dapat digunakan
untuk sumber lampu kedip di tower penangkal petir kampus PEI dengan
durasi 12 jam pemakaian dan pengisian full akumulator pada siang hari
dengan durasi pada pengujian yaitu 5 jam oleh pembangkit listrik hybrid
dengan kondisi cuaca dilapangan yang mendukung.
5.2. Saran
Saran yang ingin penulis berikan yaitu apabila rancangan yang telah penulis
buat ingin dikembangkan, lakukan observasi lebih jauh tentang pembangkit listrik
hybrid menggunakan turbin angin savonius helix dan solar cell, terutama pada
52
jenis bahan turbin savonius helix sebagai penggerak salah satu pembangkit hybrid
dan generator yang digunakan, sehingga output daya listrik yang dihasilkan lebih
besar. Tujuannya agar rancangan atau desain yang telah dikembangkan memiliki
keadalan yang lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Tampak depan
Tampak belakang
Lampiran 5: Dokumentasi Pelaksanaan Tugas Akhir