Anda di halaman 1dari 13

KEHAMILAN PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL

KRONIS DENGAN NEFRITIS LUPUS

​DISUSUN OLEH KELOMPOK 4: 


Yosef Pebrian, Amd.Kep
Adityaning Novitasari, AMK
Windy Shintia F, S.Kep,.Ners
Jessica Tania Barounta, S.Kep.,Ners
Fika Rahmania,S.Kep.,Ners
Risma Ristanty, Amd.Kep
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
 Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan kondisi kerusakan pada struktur maupun fungsi ginjal dalam waktu
lebih dari 3 bulan.
 Berdasarkan data Global Burden of Disease Study (2015), penyakit ginjal merupakan penyebab kematian
ke-12 yang paling umum, mengakibatkan sebesar 1,1 juta kematian di seluruh dunia
 Faktor yang dapat menjadi penyebab PGK salah satunya adalah nefritis lupus (NL). Meskipun nefritis lupus
bukan merupakan penyebab terbanyak PGK,
 PGK dan ESRD (end stage renal disease) yang disebabkan oleh lupus nephritis adalah penyebab utama
kematian pada pasien SLE (systemic lupus erythematosus).
 Kehamilan sebenarnya jarang terjadi pada seseorang degan penyakit ginjal kronis, kelainan utama pada
Wanita dengan PGK
 Pada beberapa perempuan dengan dialysis teratur fungsi reproduksi bisa kembali normal dan konsepsi
mungkinn terjadi.
3

 Wanita yang memasuki kehamilan dengan PGK ada peningkatan resiko untuk
ibu dan janin yang merugikan termasuk penurunan yang cepat dari fungsi
ginjal dan kematian perinatal.
 Resiko untuk kelahiran premature, kematian perinatal dan preeklamsia secara
signifikan tinggi. Peningkatan fisiologis aliran darah ginjaldan GFR
karakteristik kehamilan normal memperberat insufisiensi ginjal kronis.
 Untuk itulah tinjauan kepustakaan ini dibuat untuk membahas lebih lanjut
mengenai hal yang harus dipertimbangkan dalam penatalaksanaan wanita
hamil dengan penyakit ginjal kronis dalam meminimalkan efek samping
kehamilan pada fungsi ginjal ibu dan efek buruk yang berakibat pada janin.
Tujuan Umum
 Untuk membahas lebih lanjut mengenai hal yang
harus dipertimbangkan dalam penatalaksanaan
wanita hamil dengan penyakit ginjal kronis dalam
meminimalkan efek samping kehamilan pada
fungsi ginjal ibu dan efek buruk yang berakibat
pada janin.
TUJUAN KHUSUS 5

1)Untuk mengetahui adekuasi dialisis pada ibu


hamil dengan penyakit ginjal kronis

2)Untuk mengetahui efek samping kehamilan
pada pasien gagal ginjal kronis
TINJAUAN PUSTAKA

NEFRITIS LUPUS
Nefritis lupus (NL) merupakan salah satu tipe glomerulonefritis sekunder dimana terjadi inflamasi
dari glomerulus sebagai komplikasi dari Systemic Lupus Erythematosus (SLE).

Klasifikasi Nefritis Lupus WHO


• Kelas I (Minimal Mesangial Glomerulonephritis)
• Kelas II (Mesangial Proliferative Glomerulonephritis)
• Kelas III (Focal Glomerulonephritis)
• Kelas IV (Diffuse Proliferative Nephritis)
• Kelas V (Membranous Nephritis)
MANIFESTASI SLE SESUAI DENGAN KRITERIA ARA
(AMERICAN RHEUMATISM ASOCIATION )

• Ruam Malar
• Ruam discoid
• Fotosensitifitas
• Ulkus mulut
• Arthritis
• Serositis
• Gangguan Ginjal
• Gangguan neurologis
• Gangguan hematologi
• Gangguan imunologi
• Antibodi antinuclear positif
8

PENGERTIAN PENYAKIT GINJAL KRONIS (PGK)

Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan adanya penurunan fungsi ginjal
yang bersifat irreversible atau tidak dapat kembali pada suatu derajat kerusakan atau
memerlukan terapi pengganti ginjal tetap dapat berupa dialysis atau transpantasi ginjal.

Klasifikasi PGK didasarkan atas derajat penyakit:

Klasifikasi derajat penyakit berdasarkan perhitungan Laju Filtrasi Ginjal

G1 ≥ 90 Normal atau tinggi

G2 60-89 Penurunan ringan

G3a 45-59 Penurunan ringan-sedang

G3b 30-44 Penurunan sedang-berat

G4 15-29 Penurunan berat

G5 < 15 Gagal ginjal


PENYAKIT GINJAL KRONIS PADA KEHAMILAN

 Penyakit ginjal pada kehamilan merupakan suatu kelainan medis yang penting
yang mengakibatkan semakin menurunnya fungsi ginjal dan meningkatnya
morbiditas dan mortalitas ibu dan janin.
 terdapat beberapa risiko utama akibat penyakit ginjal dalam kehamilan, tingkat
persalinan premature, umumnya berkaitan dengan penanganan preeklampsia dan
IUGR (Intra Uterine Growth Restriction), risiko preeklampsia meningkat secara
bermakna pada perempuan hamil yang dikaitkan dengan morbiditas maternal dan
fetal.
 gambaran sindroma preeklampsia mencakup memburuknya hipertensi dan
proteinuria secara bermakna (dua kali lipat), diiringi dengan penurunan jumlah
platelet atau peningkatan enzim hati. Biasanya sindroma ini muncul pada trimester
ketiga, namun pada perempuan dengan penyakit ginjal kronik, risiko lebih besar
pada trimester kedua.
BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPANTAU PADA WANITA DENGAN PGK:

 Urin
Setiap 4-6 minggu urin harus diperiksa apakah ada infeksi, dan pemberian antibiotik profilaks dianjurkan
setelah adanya infeksi saluran kemih
 Tekanan darah
Tekanan darah harus diperiksa secara teratur, dan target pencapaian adalah diantara 120/70 mmHg dan
140/90 mmHg dengan pengobatan antihipertensi.
 Fungsi ginjal
Serum kreatinin dan ureum harus diperiksa secara teratur, frekuensinya tergantung dari stadium
penyakit.
 Darah lengkap
Pemeriksaan hemoglobin disertai pemeriksaan besi (feritin serum) diperlukan untuk mempertahankan
hemoglobin dalam batas 10-11 mg/dl.
 USG ginjal
Pemeriksaan ini dilakukan mulai dari kehamilan 12 minggu untuk melihat dimensi pelvikalis ginjal
dan ulangi pemeriksaan bila terdapat tanda-tanda obstruksi
 Peningkatan dosis dialisis dianggap menguntungkan dalam kehamilan, dengan
laporan nilai Kt/V dari 6 sampai 8 pada hemodialisis, frekuensi dialisis 5
sampai 6 hari tiap minggu, dan lama dialisis 4 jam tiap sesi, serta dengan
volume ultrafiltrat yang kurang dari 400 cc dan ureum yang dikontrol dibawah
50 mg/dl bahkan sampai dibawah 45 mg/dl dinilai baik dalam pengelolaan
wanita dengan PGK yang menjalani dialysis.
 Peningkatan dosis eritropoetin dan tranfusi darah bila diperlukan untuk
mengontrol Hb pada batas 10-11 mg/dl
 Keberhasilan penggunaan eritropoetin (Epo) pada wanita hamil. digunakan
pada 90% kehamilan. Namun dosis Epo yang diberikan masih kontroversial,
beberapa peneliti menyatakan dosis rendah yaitu 2000-4000 IU dua kali
seminggu,
 Besi intravena seharusnya diberikan dengan dosis 10-40 mg pada setiap
dialisis atau 100-1000 mg dengan pemberian yang lebih jarang. Substitusi ini
harus selalu dimonitor melalui saturasi transferin
Pemantauan surveilans janin secara periodik sangat penting karena penyakit ginjal dihubungkan dengan IUGR
(Intra Uterine Growth Restriction) dan saat yang tepat untuk dilakukan intervensi tergantung perubahan status
janin. Persalinan prematur mungkin diperlukan jika:

1) Terdapat tanda-tanda distress janin

2) Fungsi ginjal menurun secara progresif

3) Hipertensi tidak terkontrol

4) Preeklampsi

Beberapa literatur menyarankan persalinan elektif lebih dini (34-36 minggu) pada pasien-pasien dengan PGK
ataupun pada pasien yang menjalani dialisis, terutama jika paru-paru janin telah matur.
BAB 3 DAN BAB 4

Anda mungkin juga menyukai