Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PELAYANAN STIMULASI DETEKSI INTERVENSI DINI


TUMBUH KEMBANG ( SDIDTK )

a. PENDAHULUAN
Pertumbuhan dan perkembangan anak secara fisik, mental, sosial, emosional
dipengaruhi oleh gizi, kesehatan dan pendidikan. Ini telah banyak dibuktikan dalam
berbagai penelitian, diantaranya penelitian longitudinal oleh Bloom mengenai
kecerdasan yang menunjukkan bahwa kurun waktu 4 tahun pertama usia anak,
perkembangan kognitifnya mencapai sekitar 50%, kurun waktu 8 tahun mencapai
80%, dan mencapai 100% setelah anak berusia 18 tahun.
Penelitian lain mengenai kecerdasan otak menunjukkan fakta bahwa untuk
memaksimalkan kepandaian seorang anak, stimulasi harus dilakukan sejak 3 tahun
pertama dalam kehidupannya mengingat pada usia tersebut jumlah sel otak yang
dipunyai dua kali lebih banyak dari sel-sel otak orang dewasa.

b. LATAR BELAKANG
Berdasarkan data dari DKK Semarang tahun 2006 terdapat 388 kasus
penyimpangan perkembangan yang dirujuk ke Klinik Tumbuh Kembang RSUP Dr.
Kariadi dengan penemuan terlambat karena deteksi yang tidak teratur, sehingga
periode emas untuk memberikan intervensi dan stimulasi dini pada anak tersebut
tidak dapat dilakukan secara maksimal. Sebagian besar kasus yang ditemukan
adalah gangguan bicara dan bahasa 56,61%, autisme 13,15%, gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas 12,10% serta keterlambatan duduk atau
berdiri10,09%.
Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
merupakan revisi dari program Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) yang telah
dilakukan sejak tahun 1988 dan termasuk salah satu program pokok Puskesmas.
Kegiatan ini dilakukan menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk
kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga
lainnya), masyarakat (kader, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat)
dengan tenaga professional. Melalui kegiatan SDIDTK kondisi terparah dari
penyimpangan pertumbuhan anak seperti gizi buruk dapat dicegah, karena
sebelum anak jatuh dalam kondisi gizi buruk, penyimpangan pertumbuhan yang
terjadi pada anak dapat terdeteksi melalui kegiatan SDIDTK. Selain mencegah
terjadinya penyimpangan pertumbuhan, kegiatan SDIDTK juga mencegah
terjadinya penyimpangan perkembangan dan penyimpangan mental emosional.
c. TUJUAN
Tujuan Umum:
Optimalisasi pelayanan Kesehatan Remaja di Puskesmas

Tujuan Khusus:
1. Meningkatkan penyediaan pelayanan kesehatan remaja yang
berkualitas.
2. Meningkatkan pemanfaatan Puskesmas oleh remaja untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan.
3. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan remaja dalam
pencegahan masalah kesehatan khususnya pada remaja.
4. Meningkatkan keterlibatan remaja dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan remaja.

d. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

e. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Pelaksanaan PKPR dilaksanakan dengan penyuluhan, Konseling dan
pemeriksaan Klinis medis / laboratorium.

f. SASARAN
Remaja di wilayah Puskesmas Nguntoroadi II.
Memberikan Pelayanan kefarmasian setiap hari kerja,sesuai dengan standar operasional prosedur dengan tujuan
memberikanpelayananterbaikk

Anda mungkin juga menyukai