Fraktur
Fraktur
Puji dan syukur senantiasa selalu kami panjatkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan limpahan rahmat, taufik dan hidayah nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Fraktur” dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat nya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan
2. Dosen Keperawatan Medikal Bedah III “Ns. Jumari, S.Kep., M.Kep” yang
telah membimbing dan memberi masukan dalam menyelesaikan makalah
ini.
3. Semua teman-teman kelompok yang telah membantu atas menyelesaikan
makalah ini
Laporan ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah III tentang “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Fraktur”. Laporan
ini di harapkan mampu memberikan manfaat dan kegunaan bagi pembaca
terutama dalam proses pembelajaran serta untuk menambah wawasan
pengetahuan mengenai “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Fraktur”.
Laporan ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin. Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun
memohon kritik dan saran dari semua pembaca terutama Dosen Keperawatan
Medikal Bedah III sebagai bahan koreksi untuk kami. Kami harap terjadi
peningkatan dalam penyusunan makalah di waktu yang akan datang.
Tim Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Tujuan........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS..............................................................................3
2.1. Pengertian..................................................................................................3
2.2. Etiologi......................................................................................................3
2.3. Manifestasi................................................................................................4
2.4. Patofisiologi...............................................................................................4
2.5. Pemeriksaan Penunjang.............................................................................5
2.6. Farmakologi...............................................................................................6
2.7. Terapi Diit.................................................................................................8
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................12
3.1. Contoh Kasus..........................................................................................12
3.2. Asuhan Keperawatan...............................................................................12
3.2.1. Pengkajian........................................................................................12
3.2.2. Analisa Data.....................................................................................13
3.2.3. Diagnosa Keperawatan....................................................................14
3.2.4. Intervensi Keperawatan....................................................................15
BAB IV PENUTUP...............................................................................................16
4.1. Kesimpulan..............................................................................................16
4.2. Saran........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan Kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional
yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya
seluruh potensi bangsa Indonesia baik masyarakat, swasta maupun
pemerintah. Dalam pelaksanaannya tentu saja terdapat berbagai tantangan
atau masalah kesehatan yang perlu ditangani bersama.
Masalah kesehatan yang dihadapi dewasa ini semakin kompleks
dimana penyakit tidak menular semakin meningkat sedangkan penyakit
menular tetap menjadi perhatian serius. Hal ini berpengaruh pada ruang
lingkup epidemiologi, dimana terjadi perubahan pola dari penyakit
menular ke penyakit tidak menular yang disebut dengan transisi
epidemiologi seiring dengan perkembangan kehidupan masyarakat.
Menurut data dari WHO SEARO (2000), penyebab kematian penduduk di
dunia 52% diakibatkan oleh penyakit tidak menular, 9% akibat kecelakaan
dan 39% akibat penyakit menular dan penyakit lainnya.
Salah satu penyakit tidak menular tersebut adalah penyakit
muskuloskeletal atau penyakit yang menyerang tulang dan jaringan otot.
Saat ini penyakit muskuloskeletal telah menjadi masalah yang banyak
dijumpai di pusat-pusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Bahkan
WHO telah menetapkan dekade ini (2000-2010) menjadi dekade tulang
dan persendian. Masalah pada tulang yang mengakibatkan keparahan
disabilitas adalah fraktur. Fraktur merupakan kondisi terputusnya
kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan trauma langsung
maupun tidak langsung. Dengan makin pesatnya kemajuan lalu lintas baik
dari segi jumlah pemakai jalan, jumlah pemakai kendaraan, jumlah
pemakai jasa angkutan, bertambahnya jaringan jalan dan kecepatan
kendaraan maka mayoritas terjadinya fraktur adalah kecelakaan lalu lintas.
Sementara trauma-trauma
2
3
4
misalnya: patah tulang patela dan olekranon, karena otot trisep dan bisep
mendadak berkontraksi.
Fraktur dibagi menjadi fraktur terbuka dan fraktur tertutup. Tertutup
bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar.
Terbuka bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar
oleh karena perlukaan dikulit.
Sewaktu tulang patah, perdarahan biasanya terjadi disekitar tempat
patah dan ke dalam jaringan lunak sekitar tulang tersebut, jaringan lunak
juga biasanya mengalami kerusakan. Reaksi peradangan biasanya timbul
hebat setelah fraktur. Sel-sel darah putih dan sel mast berakumulasi
menyebabkan peningkatan peningkatan aliran darah ke tempat tersebut.
Fagositosis dan pembersihan sisa-sisa sel mati dimulai. Di tempat patah
terbentuk fibrin (hematoma fraktur) dan berfungsi sebagai jala-jala untuk
melekatkan sel-sel baru. Aktivitas osteoblast terangsang dan terbentuk
tulang baru imatur yang disebut callus. Bekuan fibrin direabsorpsi dan sel-
sel tulang baru mengalami remodeling untuk membentuk tulang sejati.
(Corwin, 2000)
Insufisiensi pembuluh darah atau penekanan serabut saraf yang
berkaitan dengan pembengkakan yang tidak ditangani dapat menurunkan
asupan darah ke ekstremitas dan mengakibatkan kerusakan saraf perifer.
Bila tidak terkontrol pembengkakan dapat mengakibatkan peningkatan
tekanan jaringan, oklusi darah total dapat berakibat anoksia jaringan yang
mengakibatkan rusaknya serabut saraf maupun jaringan otot. Komplikasi
ini dinamakan sindrom kompartemen (Brunner & Suddarth, 2002)
2.5. Pemeriksaan Penunjang
1. X-Ray dapat dilihat gambaran fraktur, deformitas dan metalikment.
Venogram/anterogram menggambarkan arus vascularisasi. CT scan
untuk mendeteksi struktur fraktur yang kompleks.
2. Laboraturium
Pada fraktur test laboraturium yang perlu diketahui: Hb, hemotokrit
sering rendah akibat perdarahan, laju endap darah (LED) meningkat
6
2. Morfin
Farmakodinamik
Morfin bekerja secara agonis pada reseptor µ. Morfin
menimbulkan analgesia dengan cara berikatan pada reseptor opioid
pada SSP dan medula spinalis yang berperan pada transmisi dan
modulasi nyeri. Reseptor opioid terdapat pada saraf yang
mentransmisi nyeri di medula spinalis dan aferen primer yang
7
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. Contoh Kasus
T. A 40 Th dirawat, dua hari yang lalu karena kecelakaan lalu lintas. Hasil
pengkajian: Keadaan kompos mentis, merintih kesakitan, paha dibalut
setelah debridement di bagian emergency, tidak bisa duduk karena sangat
sakit. Rencana Tn. A akan dioprasi pasang pen tapi menunggu datangnya
pen. TD : 110/70 mmHg, N: 80x/mnt, RR: 24x/mnt. Terpasang infuse
dengan NAacl 0,9% 12tpm. Hasil Laboratorium semua dalam keadaan
normal. Hasil Rongent menunjukkan “ Simple fraktur femur dextra
sepertiga distal”.
3.2. Asuhan Keperawatan
3.2.1. Pengkajian
a. Identitas
Nama : Tn. A
Usia : 40 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat :-
Diagnosa : Femur dextra terbuka sepertiga distal
Tanggal Pengkajian: 20 Agustus 2019
Tanggal Oprasi : Rencana Tn. A dioprasi pasang pen tetapi
menunggu datangnya pen.
b. Keluhan Utama
Merintih kesakitan, tidak bisa duduk karena sangat sakit
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
1. Provocative : dua hari yang lalu klien kecelakaan lalu lintas.
2. Quantity: Bagaimana dirasakan = merintih kesakitan
Bagaimana terlihat = tidak bisa duduk karena
sangat sakit
3. Region : femur dextra sepertiga distal
13
Rangsangan reseptor
medulla spinalis
Korteks serebri
Nyeri
2. DS: Klien mengatakan tidak Diskontinuitas tulang Gangguan
bisa duduk karena sangat imobilisasi
sakit Perubahan jaringan sekitar
Gangguan fungsi
DAFTAR PUSTAKA
16
Corwin. (2000). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Smeltzer C, & Suzanne. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner
& Suddarth. Jakarta: EGC.
17