Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Rosilia Susita

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044037693

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4211/Logika

Kode/Nama UPBJJ : 19/Bengkulu

Masa Ujian : 2020/21.2 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Logika adalah salah satu cabang dari ilmu filosofi yang sangat erat kaitannya dengan penalaran
manusia terhadap suatu hal. Pembelajaran logika ini menjadi sangat penting bagi manusia karena
dengan mempelajari ilmu logika, kita bisa menghindari terjadinya sesat pikir ketika menilai atau
mengamati suatu hal. Dalam melakukan proses penalaran logis, dalam logika ada yang dikenal
dengan ide, konsep, dan term.
Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai ketiga hal tersebut:
 Ide: merupakan hasil pikiran seseorang yang muncul secara spontan. Menurut Descartes,
ide bisa dibedakan menjadi ide bawaan, ide adventif, dan ide tiruan.
 Konsep: merupakan ungkapan manusia terhadap suatu hal yang berasal dari penalaran
manusia terhadap suatu hal dengan bentuk material ataupun non material. Menurut
Hayon, konsep adalah hasil dari kegiatan pemikiran seorang manusia. Sifat dari konsep
sendiri adalah umum atau abstrak karena tidak merujuk pada suatu objek secara spesifik.
 Term: kata-kata yang digunakan untuk menjelaskan suatu konsep sehingga konsep yang
kita miliki bisa dipahami dan diteruskan kepada orang lain.
2. Sesat pikir adalah kesalahan dalam penalaran yang menjadikan argumen seseorang tidak
valid. Sesat pikir dalam penalaran disebut juga dengan istilah logical fallacy.
Istilah fallacy sendiri berasal dari bahasa Latin, fallacia yang berarti penipuan. Hal ini berarti,
argumen yang mengandung sesat pikir dapat berpotensi menipu orang lain dan tak bisa
dibuktikan kebenarannya.
Sesat pikir dalam penalaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
 Terdapat kesalahan dalam logika.
 Biasanya dilontarkan saat berargumen.
 Memiliki kesan menipu orang lain.
Namun, sesat pikir sebenarnya tak hanya terjadi saat debat atau menyampaikan argumentasi saja.
Kita bisa saja melakukan sesat pikir dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya, kita meledek seseorang yang berambut gondrong dan mengatakan kalau gaya rambut
mereka seperti penjahat atau preman. Ini termasuk sesat pikir karena kita tak bisa membuktikan
apakah semua orang berambut gondrong benar-benar penjahat atau tidak.

3. Berikut adalah empat jenis sesat pikir yang harus kita ketahui:
1) False Cause
False cause adalah sesat pikir dimana seseorang mengaitkan dua hal yang terjadi
bersamaan sebagai sebab akibat, padahal belum tentu kedua hal tersebut saling berkaitan
satu sama lain.
Contoh: Samantha mengenakan kemeja warna merah saat lomba menyanyi. Samantha
memenangkan lomba menyanyi tersebut.
Kemudian, ia jadi percaya dan mengatakan, "Saya bisa menang lomba menyanyi karena
mengenakan kemeja warna merah ini. Kemeja ini membawa keberuntungan." Padahal,
warna kemeja dan kemenangannya dalam lomba belum tentu berkaitan. Ada banyak
faktor penentu kemenangan Samantha selain pakaian yang dikenakannya.

2) Slippery Slope
Slippery Slope adalah kesalahan berpikir terkait sebab akibat. Dalam
menyampaikan slippery slope, biasanya seseorang menjelaskan rangkaian konsekuensi
dari premis yang ia sampaikan.
Sehingga, konsekuensi tersebut menghadapkan kita pada keadaan yang sangat buruk.
Premis A menyebabkan B, B kemudian menyebabkan C, C menyebabkan D, dan
seterusnya.
Contoh: Jika saya tidak mengerjakan tugas, maka saya tidak bisa mendapat nilai cukup
untuk lulus mata kuliah ini. Jika tidak lulus mata kuliah ini, saya tidak akan lulus kuliah.
Jika tidak lulus kuliah, saya tidak bisa mendapat pekerjaan. Jika tidak punya pekerjaan,
saya akan jatuh miskin dan hidup di jalanan.
Rangkaian konsekuensi ini terlalu berlebihan karena melewatkan satu tugas saja tidak
akan sampai membuat kita gagal lulus kuliah dan harus hidup di jalanan.
3) Ad Hominem
Ad hominem adalah sesat pikir dimana seseorang menyerang pribadi orang lain dalam
argumennya, bukan malah berargumen sesuai topik yang sedang dibahas.
Contoh: Ani berpendapat bahwa beasiswa sebaiknya diberikan kepada anak-anak yang
kurang mampu. Sementara itu, Sari berpendapat bahwa beasiswa lebih baik diberikan
kepada anak-anak berprestasi.
Ani kemudian membalas argumen Sari dengan berkata, "Kamu berasal dari keluarga
kaya, makanya kamu tidak bisa mengerti keadaan anak-anak yang kurang mampu."
Ini termasuk ad hominem karena Ani justru mengomentari pribadi Sari, bukan membalas
argumennya dengan pendapat lain yang masuk akal.
4) Strawman
Strawman adalah jenis sesat pikir dimana satu pihak salah mengambil kesimpulan dari
argumen orang lain, sehingga menimbulkan kesalahpahaman.
Contoh: Firman berpendapat para siswa tidak perlu diberikan PR karena beban tugas di
sekolah sudah cukup banyak. Kemudian, Dani membalas argumen tersebut dengan
menyimpulkan bahwa Firman membenci sistem pendidikan yang ada saat ini.
Dani sudah melakukan sesat pikir Strawman karena mengambil kesimpulan sendiri dari
argumen Firman, padahal seharusnya ia bisa menyampaikan argumen tentang kenapa
memberikan PR sangat penting untuk siswa.

Anda mungkin juga menyukai