Musim hujan yang begitu deras, bercampur kopi panas akan membuat aku merindukanmu, lebih merindu. Lebih dari biasanya. Makanya aku menyimpan saja kopiku di laci. Ku biarkan tanggal kadaluwarsa melewatinya. Toh rasa kopi itu masih tetap sama. Masih bisa kukecapi tanpa seduh sekalipun. Masih kuciumi wangi khasnya. Sama seperti merindumu tanpa sedetikpun melihatmu. Masih ku rasa juga bau nafas dan usapan lembut di bibirku. apakah wangimu masih sama? Aku mencobanya tiap datang ke swalayan, mencari wangi khasmu pertama kali di deretan rak-rak sabun dan parhum. Kita berbicara seadanya hari ini, sebatas untuk sama2 menjaga diri baik2. Puisi-puisi yang selalu aku jadikan teman bercerita tentangmu masih saja berbicara ketika aku menyentuhnya. Huruf demi hurufnya tiba-tiba membaur di otakku. Satu kata yang selalu ku ingat. Rindu. Kita pernah benar-benar saling merindu. meskipun jarak tak terlalu jauh, tapi kita bermasalah dengan waktu. Oh ya, aku punya satu alasan lain mengurangi kopi. Jantungku berdetak 3 kali lebih cepat sekarang setiap kali menikmati kopi. Sama seperti saat aku bertemu dulu, dulu, kebersamaan yang membahagiakan itu. Kebersamaan yang membuatku menulis lagi. Kamu mau mencariku? Rindu kan? Kapan kita bertemu lagi? nanti? Bagaimana kalau ternyata kita ternyata tidak berbicara lagi jika bertemu? #hujan #kopi