Anda di halaman 1dari 1

Harapan yang Patah

Air mataku tunduh


ketika semesta bergemuruh
perihal nafasmu yang meluruh
dan kita mesti gugur meluluh

Kamu sang purnama


Yang membacakan bait bait cinta
Yang membuat hariku penuh tawa
Namun nyatanya hanya dusta

Perihal kita
telah jadi aksara di mana-mana 
bersama senja
jua pagi hingga malam yang paripurna.
Namun segalanya
tak lebih dari tanda tanya
yang tak ada jumpa di ujungnya
dan berakhir dalam patahan semata.

Remuk sudah
Semua harapan yang kuharap indah
Hatiku gundah
Ranting ranting kenangan, semua patah
Kini yang tersisa hanya resah

Semesta pun pasrah


segalanya hanya tinggal resah
umpama padi yang tertinggal hanya gabah
menanti musim lagi tuk menengadah
menyembuhkan segala luka yang papah
merajut kembali segala harap yang patah.

Tiada lagi kita


Apa lagi cinta 
Semua menjadi cerita lama
Setelah kau pergi dengan mudahnya
Kini hanya ada duka
Yang perlahan lahan mengoyak dada
Nelangsa!
Mimpiku sia sia

Anda mungkin juga menyukai