Anda di halaman 1dari 1

Meningkatkan Daya Saing UMK Melalui Percepatan Perizinan

Image not found or type unknown

Bandung - Kamis (7/5) Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian mengadakan Focus Group Discussion (FGD) tentang Percepatan Implementasi Peraturan
Presiden Nomor 98 Tahun 2014 tentang perizinan Usaha Mikro dan Kecil (UMK). FGD dengan tema
“Meningkatkan Daya Saing Usaha yang Berkelanjutan dengan Kualitas usaha yang Lebih Baik dan Skala
Usaha yang Lebih Besar (“Naik Kelas”)” tersebut dibuka oleh Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan
Industri, Edy Putra Irawady di Hotel Aston Pasteur Bandung, Jawa Barat.

Diskusi dihadiri oleh Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Sekretariat Kabinet, Sekretaris
Daerah, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Barat, sektor perizinan daerah, dan sektor
perbankan. Harapannya, diskusi tersebut dapat memberikan langkah konkret kebijakan di tingkat pusat dan
daerah untuk mempercepat pelaksanaan kebijakan izin 1 (satu) lembar UMK. Izin 1 lembar merupakan
kepastian landasan hukum bagi pengusaha mikro dan kecil untuk masuk ke dalam pasar.

Saat ini pemerintah tengah berupaya membangun ekosistem agar UMK tertarik untuk berkembang.
Pascapembangunan ekosistem, korporasi akan didorong untuk skill up dan mempunyai daya saing global.
UMK sendiri memiliki empat masalah pokok, yaitu akses pembiayaan, akses pasar, beban birokrasi, dan
kapasitas UMK itu sendiri. Untuk itu diperlukan langkah dalam mengatasi permasalahan tersebut, yaitu
membereskan perizinan, membangun database dengan sistem barcode, penyediaan pendamping bagi UMK
agar dapat mengakses pasar, dan memfasilitasi akses pembiayaan.

Halomoan Tamba, Deputi Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM,
selaku Narasumber pada diskusi tersebut menekankan pentingnya kebijakan pendampingan dan fasilitasi
akses pembiayaan UMK. Pendampingan merupakan kegiatan pemberian layanan jasa pengembangan bisnis
untuk meningkatkan kinerja UMK melalui motivasi, fasilitasi, dan katalisasi.

Sedangkan Anton Gustoni, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Barat menyampaikan bahwa
pemberdayaan UMKM merupakan salah satu poin penting untuk menghadapi pasar bebas ASEAN (MEA).
Beliau memaparkan bahwa Jawa Barat adalah provinsi di Indonesia yang memiliki jumlah UMK yang
sangat besar, yakni 9 juta UMK dari total 45 juta penduduk Jawa Barat. Namun, pemberdayaan UMK Jawa
memiliki beberapa kendala seperti persaingan, permodalan, pemasaran, dan lain-lain. Dengan demikian,
diperlukan strategi dalam meningkatkan daya saing UMK melalui arah kebijakan. Pertama, peningkatan
kualitas kelembagaan dan usaha koperasi dan UMKM serta perlindungan dan dukungan usaha bagi
KUMKM. Kedua, peningkatan akses pembiayaan, pasar, teknologi, kualitas SDM, dan produk bagi
KUMKM.

***

Anda mungkin juga menyukai