Anda di halaman 1dari 1

Nama : Yudhistira Buana Cipta Ismara

Nim : 312021093

INDEPENDEINSI KEKUASAAN KEHAKIMAN

Dalam kaitanya dengan kekuasaan kehakiman, independensi merupakan suatu keniscayaan


dalam praktek penyelenggaran negara dan merupakan salah satu pra syarat lahirnya negara
hukum. Atas dasar itu, kekuasaan yang merdeka dianggap penting dalam sebuah negara
yang menjunjung tinggi Checks and balances antar lembaga negara.

Begitu pentingnya kemerdekaan kekuasaan kehakiman membuat Montesquieu, dalam


bukunya yang berjudul “De l’esprit Des Lois” merupakan modifikasi atas gagasan Locke,
menjelaskan bahwa setiap kekuasaan yang dipegang oleh satu organ harus dapat
mengawasi organ yang lain, tetapi tidak boleh melakukan campur tangan organ lainnya.
Dengan demikian, setiap organ mempunyai independeinsi yang terpisah dari kekuasaan
lainnya. Kekuasaan kehakiman sebagai pihak ketiga dalam penyelesaian kasus pihak yang
berpekara harus bersifat netral, dalam arti, tidak adanya intervensi dari kekuasaan lembaga
negara lain, termasuk DPR.

Pada tanggal 29 September 2022 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melakukan “recall”
terhadap Hakim Konstitusi Aswanto sebelum masa jabatanya berakhir dengan alasan dalih
Hakim Mahkama Konstitusi kerap membatalkan produk undang-undang dari lembaga DPR,
hal ini tentunya saja tidak sejalan dengan undang-undang yang mengatur. Tindakan dan
alasan DPR ini melakukan recall terhadap Hakim Konstitusi Aswanto jelas-jelas sangat tidak
dibenarkan dan melanggar ketentuan yang disebagaimana diatur dalam Konstitusi.

Anda mungkin juga menyukai