Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
AHLI kesehatan :
Bahwa tindakan medis harus sesuai SOP (standard operating procedures) namun
boleh dikesampingkan tetapi harus konfirmasi dokter;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
Bahwa jika terjadi ketidakcocokan golongan darah yang diminta
kepada PMI maka pihak rumah sakit berkewajiban mengirim sampel
darah baru;
Bahwa setiap perawat yang melakukan tindakan medis harus
berdasarkan instruksi dokter;
Bahwa ketika terjadi permasalahan maka perawat harus
mengkonfirmasi dokter;
Bahwa SOP (standard operating procedures) mengacu pada aturan
yang berlaku;
Bahwa undangundang keperawatan melekat pada setiap perawat;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
• Bahwa ketika terjadi keraguraguan dalam tindakan medis
seharusnya perawat mengkonfirmasi ulang ke dokter;
• Bahwa ketika terjadi pergantian piket maka leader harus
menyampaikan tugastugas yang belum selesai dilaksanakan
piket yang lama;
• Bahwa ketika terjadi pencoretan form permintaan darah maka
perlu konfirmasi kepada yang mencoret;
• Bahwa catatan perawat harus diikuti oleh regu piket yang baru;
Pertimbangan Hakim :
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
Ad. 2. Unsur “ Melakukan Kelalaian Berat yang mengakibatkan
Penerima Pelayanan kesehatan luka berat “
Menimbang, bahwa dalam KUHP tidak memberikan penjelasan
tentang pengertian kealpaan (culpa), sehingga secara formal tidak ada
penjelasan mengenai apa yang dimaksud dengan kealpaan. Oleh karena itu,
pengertian kealpaan harus dicari di dalam pendapat para ahli hukum pidana
dan dijadikan sebagai dasar untuk membatasi apa itu kealpaan.
Menimbang, bahwa dalam hukum pidana kelalaian biasanya disebut
juga dengan kesalahan, kurang hatihati, atau kealpaan disebut dengan culpa;
Menimbang, bahwa Prof. Dr. Wirjono Prodjodikoro, S.H., dalam
bukunya yang berjudul AsasAsas Hukum Pidana di Indonesia (hal. 72)
mengatakan bahwa arti culpa adalah “kesalahan pada umumnya”, tetapi
dalam ilmu pengetahuan hukum mempunyai arti teknis, yaitu suatu macam
kesalahan si pelaku tindak pidana yang tidak seberat seperti kesengajaan,
yaitu kurang berhatihati sehingga akibat yang tidak disengaja terjadi;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5