Anda di halaman 1dari 5

PENANGANAN ANEMIA IBU HAMIL

No. Dokumen : SOP/KIA/01

No. Revisi : -
SPO
Tanggal Terbit : 22 Agustus 2022

Halaman : 1/1

UPTD
Tri Wiji Lestari, S.ST.Keb
PUSKESMAS
Penata
WIROSARI II
NIP. 19730318199203003

1. Pengertian Anemia Ibu Hamil adalah suatu kondisi ibu hamil dimana terdapat
kekurangan sel darah merah atau haemoglobin dengan standart
hasil pemeriksaan Kadar Hb < 11 gr/dl pada trimester I dan III atau
Kadar Hb < 10,5 gr/dl pada trimester II
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan penanganan anemia pada
ibu hamil
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Wirosari II Nomor: 012 TAHUN 2020 tanggal
20 September 2020 tentang Penetapan Standar Pelayanan Pada
Jenis Pelayanan KIA, KB dan Imunisasi
4. Referensi Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar
Dan Rujukan, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
5. Prosedur/ 1. Petugas melihat tanda kepucatan pada telapak tangan, bibir
Langkah-langkah
dan sklera mata apakah sangat pucat atau agak pucat.
2. Petugas melakukan kolaborasi dengan petugas laboratorium
untuk melakukan pemeriksaan kadar Hb.
3. Petugas mengklasifikasikan anemia berat, anemia, dan tidak
anemia.
4. Petugas memberikan KIE pada pasien tentang anemia pada
ibu hamil.
5. Petugas berkolaborasi dengan petugas gizi untuk KIE lanjutan
tentang asupan gizi yang seimbang untuk ibu hamil dan gizi
ibu hamil yang mengalami anemia.
6. Petugas berkolaborasi dengan Dokter untuk memberikan
suplementasi besi dan asam folat. Tablet yang saat ini banyak
tersedia di Puskesmas adalah tablet tambah darah yang
berisi Ferro Sulfat Eksikatus 200 mg ( setara dengan 60
mg besi elemental) dan 250µg asam folat memberikan
suplementasi TTD 2 kali sehari selama 4 minggu.
7. Petugas mengevaluasi setelah 4 minggu pemberian, apabila
ada perbaikan lanjutkan pemberian tablet sampai 42 hari
pasca salin.
8. Petugas melakukan rujukan ke pusat pelayanan yang lebih
tinggi apabila setelah 4 minggu pemberian TTD kadar
haemoglobin tidak meningkat untuk mencari penyebab anemia
6. Diagram Alir

Memanggil Menulis identitas Melakukan


pasien pasien anamnesa

Menerima dan Rujuk ke Laborat Pemeriksaan


membacakan hasil jika diperlukan vital sign dan
laborat pasien fisik

Mengedukasi pasien Melakukan


Menegakkan
,dan mengisi buku kolaborasi denngan
diagnosa KIA pasien Dokter untuk
pemberian terapi

Rujuk poli gizi jika tidak


Menulis hasil pemeriksaan, terdapat kegawatan
diagnosa, laborat, terapi ke RM Rujuk ke faskes yang lebih
tinggi jika terdapat
dan register KIA kegawatan

7. Hal-hal yang
Perhatikan indikasi rawat inap atau rawat jalan
perlu diperhatikan
8. Unit terkait  Poli Umum
 Poli Gizi
 Poli KIA
 Apotek
 Laboratorium
9. Dokumen terkait Rekam medis
Form laboratorium
Register KIA
Resep
Rujukan internal
10. Rekaman historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
perubahan diperlakukan
PENANGANAN ANEMIA IBU HAMIL

No. Dokumen : SOP/KIA/01

No. Terbit : UKP/22/VIII/2022


DAFTAR : -
No. Revisi
TILIK
UPTD Tanggal mulai : 22 Agustus 2022
PUSKESMAS berlaku
WIROSARI II Halaman : 1/2
UNIT :
NAMA PETUGAS :
WAKTU PELAKSANA :
No Langkah Kegiatan Ya Tidak Tidak Berlaku
1 Apakah petugas memanggil pasien sesuai nomor
antrean?
2 Apakah petugas menulis identitas pasien di buku
register?
3 Apakah petugas melakukan anamnesa pada pasien
apakah ada tanda kepucatan pada telapak tangan,
bibir dan sklera mata apakah sangat pucat atau
agak pucat?
4 Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik
apakah konjungtiva anemis, terdapat tanda tanda
malnutrisi, nyeri abdomen jika terjadi obstruksi?
5 Apakah petugas melakukan kolaborasi dengan
petugas laborat dan petugas gizi?
6 Apakah petugas mengisi formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium?
7 Apakah bila diperlukan petugas membuat permintaan
pemeriksaan penunjang, pemeriksaan
mikroskopis pada tinja segar?
8 Apakah petugas menyerahkan surat permintaan
kepada pasien untuk selanjutnya pasien ke
laboratorium?
9 Apakah petugas menerima hasil laboratorium dari
pasien?
10 Apakah petugas membaca hasil laboratorium dan
menegakan diagnose berdasarkan hasil lab dan
anamnesis, dan pemeriksaan fisik, pada pemeriksaan
penunjang dapat di klasifikasikan adanya:
1. Nekatoriasis
2. Ankilostomiasis?
11 Apakah petugas membacakan hasil laboratorium
kepada pasien?
12 Apakah petugas menggali faktor internal dan
eksternal pasien?
13 Apakah petugas mengedukasi pasien untuk
kebersihan diri, cuci tangan sebelum dan sesudah
mengerjakan pekerjaan dengan sabun dan air
mengalir, memakai alas kaki?
14 Apakah petugas mengedukasi pasien untuk
kebersihan lingkungan?
15 Apakah petugas mengedukasi Pasien untuk
menggunakan sarung tangan jika ingin mengolah
limbah/ sampah?
16 Apakah petugas menulis hasil
pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnose dan
terapi kedalam rekam medic pasien?
17 Apakah petugas menandatangani rekam medic?
18 Apakah petugas menulis diagnose ke buku register
rawat jalan?
19 Apakah petugas mengisi buku KIA pasien?

20 Apakah petugas melakukan kolaborasi dengan


Dokter untuk pemberian terapi pada pasien?

CR……………………………%

Wirosari,
Pelaksana Auditor

(…………………………………………..)

Anda mungkin juga menyukai