0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan18 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang malpraktek medis, yang didefinisikan sebagai kelalaian seorang dokter dalam menggunakan ilmu dan keterampilan medis sesuai standar. Dokumen tersebut menjelaskan bahwa malpraktek dapat terjadi jika terdapat kelalaian berat yang menyebabkan kerugian pasien, dan dokter harus membuktikan tidak adanya kelalaian. Dokumen tersebut juga membahas penanganan kasus malpraktek mel
Dokumen tersebut membahas tentang malpraktek medis, yang didefinisikan sebagai kelalaian seorang dokter dalam menggunakan ilmu dan keterampilan medis sesuai standar. Dokumen tersebut menjelaskan bahwa malpraktek dapat terjadi jika terdapat kelalaian berat yang menyebabkan kerugian pasien, dan dokter harus membuktikan tidak adanya kelalaian. Dokumen tersebut juga membahas penanganan kasus malpraktek mel
Dokumen tersebut membahas tentang malpraktek medis, yang didefinisikan sebagai kelalaian seorang dokter dalam menggunakan ilmu dan keterampilan medis sesuai standar. Dokumen tersebut menjelaskan bahwa malpraktek dapat terjadi jika terdapat kelalaian berat yang menyebabkan kerugian pasien, dan dokter harus membuktikan tidak adanya kelalaian. Dokumen tersebut juga membahas penanganan kasus malpraktek mel
OLEH : LA ODE ALI IMRAN, SKM,.M.KES DASAR PEMIKIRAN
Akhir-akhir ini tuntutan hukum terhadap dokter
dengan dakwaan melakukan malpraktek makin meningkat di mana-mana, termasuk di negara kita Ini menunjukkan adanya peningkatan kesadaran hukum masyarakat, dimana masyarakat lebih menyadari akan haknya Di sisi lain para dokter dituntut untuk melaksanakan kewajiban dan tugas profesinya dengan lebih hati-hati dan penuh tanggung jawab PENGERTIAN MALPRAKTEK
Malpraktek medik adalah kelalaian seorang dokter
untuk mempergunakan tingkat keterampilan dan ilmu pengetahuan yang lazim dipergunakan dalam mengobati pasien atau orang yang terluka menurut ukuran di lingkungan yang sama Yang dimaksud dengan kelalaian di sini ialah sikap kurang hati-hati Kelalaian diartikan pula dengan melakukan tindakan kedokteran di bawah standar pelayanan medik Lanjutan…
Kelalaian bukanlah suatu pelanggaran hukum
atau kejahatan, jika kelalaian itu tidak sampai membawa kerugian atau cedera kepada orang lain dan orang itu dapat menerimanya Tetapi jika kelalaian itu mengakibatkan kerugian materi, mencelakakan, bahkan merenggut nyawa orang lain, maka ini diklasifikasikan sebagai kelalaian berat (culpa lata), serius, dan kriminal Lanjutan…
Tolak ukur culpa lata :
1. Bertentangan dengan hukum 2. Akibatnya dapat dibayangkan 3. Akibatnya dapat dihindarkan 4. Perbuatannya dapat dipersalahkan Jadi, malpraktek medik merupakan kelalaian yang berat dan pelayanan kedokteran di bawah standar Lanjutan…
Pasien/keluarga menaruh kepercayaan kepada
dokter, karena : 1. Dokter mempunyai ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk menyembuhkan penyakit atau setidak-tidaknya meringankan penderitaan 2. Dokter akan bertindak dengan hati-hati dan teliti 3. Dokter akan bertindak berdasarkan standar profesinya Lanjutan…
Dokter dikatakan melakukan malpraktek jika:
1. Dokter kurang menguasai iptek kedokteran yang sudah berlaku umum di kalangan profesi kedokteran 2. Memberikan pelayanan kedokteran di bawah standar profesi (tidak lege artis) 3. Melakukan kelalaian yang berat atau memberikan pelayanan dengan tidak hati-hati 4. Melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan hukum Lanjutan… Jika dokter hanya melakukan tindakan yang bertentangan dengan etik kedokteran, maka ia hanya telah melakukan malpraktek etik Untuk dapat menuntut penggantian kerugian karena kelalaian, maka penggugat harus dapat membuktikan adanya 4 unsur berikut : 1. Adanya suatu kewajiban bagi dokter terhadap pasien 2. Dokter telah melanggar standar pelayanan medik yang lazim dipergunakan 3. Penggugat telah menderita kerugian yang dapat dimintakan ganti ruginya 4. Secara faktual kerugian itu disebabkan oleh tindakan di bawah standar Lanjutan…
Kadang-kadang penggugat tidak perlu
membuktikan kelalaian yang tergugat Dalam hukum terdapat suatu kaedah yang berbunyi “Res Ipsa Loquitur”, yang berarti faktanya telah berbicara, misalnya terdapatnya kain kasa yang tertinggal di rongga perut pasien, sehingga menimbulkan komplikasi pasca bedah Dalam hal ini dokterlah yang harus membuktikan tidak adanya kelalaian pada dirinya CONTOH KASUS
Seorang dokter memberi cuti sakit berulang
kali kepada seorang tahanan, padahal orang tersebut mampu menghadiri sidang pengadilan perkaranya Seorang penderita gawat darurat dirawat di suatu rumah sakit dan ternyata memerlukan pembedahan segera. Ternyata pembedahan tertunda-tunda, sehingga penderita meninggal dunia Lanjutan…
Seorang dokter umum melakukan
pembedahan benjolan pada leher seorang wanita yang kemudian timbul komplikasi pendarahan. Dokter menghentikan tindakannya sedangkan benjolan tersebut belum diangkat seluruhnya. Padahal di kota tempat dokter ini bekerja ada dokter spesialis bedah Lanjutan…
Seorang wanita usia 70 tahun dirujukkan ke
rumah sakit untuk pemeriksaan, karena radang usus buntu. Pada waktu pembedahan, spesialis bedah mengangkat suatu jaringan yang diduganya usus buntu yang sedang meradang. Namun pada pemeriksaan patologi, ternyata jaringan tersebut bukan suatu suus buntu, melainkan jaringan lemak. Penderita meninggal 2 hari setelah operasi PENANGANAN MALPRAKTEK
Walaupun dalam KODEKI telah tercantum
tindakan-tindakan yang selayaknya tidak dilakukan oleh seorang dokter dalam menjalankan profesinya, akan tetapi sanksi bila terjadi pelanggaran etik tidak dapat diterapkan dengan seksama Dalam etik sebenarnya tidak ada batas-batas yang jelas antara boleh atau tidak, oleh karena itu kadangkala sulit memberikan sanksi- sanksinya Lanjutan…
Di negara kita IDI telah mempunyai Majelsis
Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK), baik di tingkat pusat maupun di tingkat cabang Walaupun demikian, MKEK ini belum lagi dimanfaatkan dengan baik oleh para dokter ataupun masyarakat Masih banyak kasus yang keburu diajukan ke pengadilan sebelum ditangani oleh MKEK Lanjutan…
Oleh karena fungsi MKEK ini belum memuaskan,
maka pada tahun 1982 Departemen Kesehatan membentuk Panitia Pertimbangan dan Pembinaan Etik Kedokteran (P3EK) yang terdapat pula di pusat dan tingkat provinsi Tugas P3EK ialah menangani kasus-kasus malpraktek etik yang tidak dapat ditanggulangi oleh MKEK, dan memberi pertimbangan serta usul-usul kepada pejabat yang berwenang Lanjutan…
Jadi instansi pertama yang akan menangani kasus-
kasus malpraktek etik ialah MKEK Cabang atau Wilayah. Masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh MKEK dirujuk ke P3EK Provinsi dan jika P3EK Provinsi tidak mampu menanganinya maka kasus tersebut diteruskan ke P3EK Pusat Begitu pula kasus-kasus malpraktek etik yang dilaporkan ke polisi, diharapkan dapat diteruskan lebih dahulku ke MKEK Cabang atau Wilayah Dengan demikian diharapkan bahwa semua kasus pelanggaran etik dapat diselsaikan secara tuntas Lanjutan…
Tentulah jika sesuatu pelanggaran merupakan
malpraktek hukum pidana atau perdata, maka kasusnya diteruskan kepada pengadilan Dalam hal ini perlu dicegah bahwa oleh karena kurangnya pengetahuan pihak penegak hukum tentang ilmu dan teknologi kedokteran menyebabkan dokter yang ditindak menerima hukuman yang dianggap tidak adil TERIMA KASIH