Anda di halaman 1dari 21

MALPRAKTIK

DOSEN PENGAMPU
Ns. Muthmainnah, M.Kep
KELOMPOK 1

1. Marsi Sekar Ningrum 20113110342.


2. Viona Aristawidya Mulya 20113130173.
3. Deby rahma anisa 20113130114.
4. Nadhira Aliya Putri Raharja 20113120475.
5. Elvina Dwita 20113120236.
6. Silvioni Amori Canesha 20113130327.
7. Qadriatul Nursyi 20113110318.
8. Rahmadina Zanri 20113110529.
9. Verra Oktavia 201131102510.
10. Allvi dayu nengsih 201131100411.
11. Putri Nabila Rahmi 201131104012.
12. Janika Wahyuningsih 201131101613.
13. Sarmadani khaira putri 201131104614.
14. Roby Juniwieldra Almy 201131205615.
15. lieony fibra asha 2011311049
16. Muhammad Ashraf 201131102217.
17. Intan dwi putri 201131203218.
18. Weli Puspita Sari 2011312026
MALPRAKTIK
A. Pengertian Malpraktik
Malpraktik atau malpraktek adalah sebuah tindakan atas
dasar kelalaian atau kesalahan seorang dokter dalam
menjalankan profesi, praktek, pengetahuan dan
ketrampilannya yang biasa digunakan dalam mengobati
pasien sehingga menyebabkan kerusakan atau kerugian
bagi kesehatan atau kehidupan pasien karena tidak sesuai
dengan standar profesi medik serta menggunakan keahlian
untuk kepentingan pribadi.
MALPRAKTIK
menurut para ahli
Farid Anfasa Molloek:
Malpraktik adalah tindakan tenaga medis yang melanggar
prosedur, yang hjarus dinilai secara kasuistik karena
rumah sakit yang satu dengan yang lain berbeda SOPnya.
M. Yusuf Hanafiah:
Malpraktik adalah kelalaian seorang dokter untuk
menggunakan tingkat ketrampilan dan ilmu pengetahuan
yang lazim dipergunakan untuk obati pasien menurut
ukuran dan lingkungan yang sama.
Unsur-unsur Malpraktik 

 Adanya kelalaian
 Dilakukan oleh tenaga kesehatan
 Tidak sesuai standar pelayanan medik
 Pasien menderita luka, cacat, atau meninggal
dunia
B. Jenis-jenis Malpraktik
1. Criminal Malpraktik
Suatu perbuatan dapat dikategorikan criminal malpraktik jika
memenuhi rumusan delik pidana. Yaitu memenuhi unsur (baik
positif maupun negatif) harus merupakan perbuatan tercela
(actusreus) serta dilakukan dengan sikap batin yang salah (mean
rea) berupa kesengajaan (intensional), kecerobohan (recklessness)
atau kealpaan (negligence).
Contoh Criminal Malpraktik yang bersifat intensional:
a. melakukan euthanasia
b. melakukan aborsi tanpa alasan medis
c. membuka rahasia pasien tanpa alasan yang memenuhi unsur
hukum
d. menerbitkan surat-surat keterangan pada pasien yang tidak
benar.
B. Jenis-jenis Malpraktik

Contoh Criminal Malpraktik yang bersifat recklessness :


a. melakukan tindakan yang tidakmemenuhi aspek legal
b. melakukan tindakan tanpa informed consent.
Contoh Criminal Malpraktik yang bersifat negligence :
a. kelalaian meninggalkan kassa dalam perut pasien pasca operasi
b. kelalaian sehingga pasien mengalami luka atau bahkan
meninggal dunia.
2. Civil Malpraktik
Dikategorikan civil malpraktik jika petugas tidak melakukan
kewajibannya (cacat janji), yaitu tidak memberikan prestasinya
sebagaimana yang telah disepakati.
Beberapa tindakan yang dapat dikagorikan civil malpraktik antara lain:
a. tindakan melakukan (negative act) apa yang menurut
kesepakatannya wajib dilakukan.
b. melakukan (positive act) apa yang menurut kesepakatannya wajib
dilakukan tetapi terlambat.
c. melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi
tidak sempurna.
d. melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak seharusnya
dilakukan.
Pada civil malpractice, tanggung gugat (liability) dapat bersifat
individual atau korporasi, selain itu dapat pula dialihkan kepada pihal lain
berdasarkan principle of vicarious liability. Dalam hal ini kesalahan sub-
ordinat dapat dialih tanggung jawabkan pada ordinatnya.
3. Administrative Malpraktik
Disebut Administrative Malpraktice jika petugas melanggar hukum
administrasi negara. Pemerintah memiliki kewenangan police power untuk
mengeluarkan berbagai aturan di bidang kesehatan : seperti misalnya
peraturan di bidang kesehatan. Apabila aturan tersebut dilanggar maka
tenaga kesehatan tersebut dapat dipersalahkan.
Contoh tindakan administrative malpraktik
a. Menjalankan praktik tanpa ijin
b. Melakukan tindakan diluar lisensi atau ijin yang dimiliki.
c. Melakukan praktik dengan menggunakan ijin yang daluwarsa.
d. Tidak membuat rekam medik/ catatan tindakan.
Jika terjadi pelanggaran administrative malpraktik maka sanksinya
adalah administrasi. Akan tetapi dengan dikeluarkannya Undang-undang
Nomer 29/ 2004 tentang Praktik Kedokteran, maka pelanggaran tersebut
diatas dapat dipidanakan. (pasal 75 jo pasal 79). Tapi sekarang kedah
tidak lagi dipidanakan karena pasa tersebut sudah dijadikan review.
C. Pembuktian Malpraktik
Mengingat kesalahan dalam hal ini adalah
kesalahan profesi, maka tidaklah mudah bagi
siapapun (termasuk penegak hukum) yang tidak
memahami profesi ini untuk mernbuktikannya di
pengadilan. Akan tetapi tidak berarti kesalahan ini
tidak mungkin dapat dibuktikan.
Secara garis besar ada dua cara yang dapat
dilakukan untuk membuktikan adanya malpraktik,
yaitu cara langsung dan tidak langsung.
1. Cara Langsung
Dengan membuktikan ke empat unsurnya ( 4 D )
Duty : Kewajiban
Dereliction of duty : mentelantarkan kewajiban
Damage : rusaknya kesehatan
Direct causation : adanya hubungan langsung antara, tindakan
mentelantarkan kewajiban dengan rusaknya kesehatan.
Kewajiban timbul jika petugas menerima suatu tanggung jawab
untuk melakukan tindakan medik melalui hubungan kontraktual,
( a contract basic ), baik yang dibuat atas beban maupun cuma-
cuma ( gratuitous service). Mentelantarkan kewajiban terbukti jika
petugas melakukan tindakan yang kualitasnya di bawah standar:
yaitu suatu tindakan yang mutunya tidak menggambarkan telah
diterapkannya ilmu, ketrampilan, perhatian dan pertimbangan yang
layak sebagaimana yang biasa dilakukan oleh kebanyakan petugas
dengan keahlian yang sama ketika menghadapi situasi dan kondisi
yang sama pula. Sehingga untuk membuktikan ini diperlukan
kesaksian ahli.
1. Cara Langsung
Rusaknya kesehatan terbukti jika pasien meninggal dunia,
menderita luka berat atau luka sedang. Jika pasien meninggal
dunia perlu dilakukan otopsi dan bila masih hidup perlu dilakukan
pemeriksaan oleh petugas lain yang akan bertindak sebagai ahli.
Sedangkan hubungan langsung terbukti jika ada hubungan
kausalitas antara rusaknya kesehatan dengan tindakan petugas
yang kualitasnya di bawah standar.
2. Cara tidak Langsung
Cara ini merupakan yang paling mudah yaitu
dengan mencari fakta-fakta berdasarkan doktrin res
Ipsa Loquitor dapat membuktikan adanya kesalahan di
pihak petugas. Namun tidak semua kelalaian petugas
meninggalkan fakta semacam itu.
Doktrin Res Ipsa Loquitor ini sebetulnya merupakan
varian dari "doctrine of common knowledge ", hanya
saja di sini masih diperlukan sedikit bantuan kesaksian
dari ahli untuk menguji apakah fakta, yang ditemukan
memang dapat menunjukken adanya kelalaian
petugas.
2. Cara tidak Langsung
Doktrin res Ipsa Loquitor hanya dapat
diterapkan jika fakta yang ditemukan memenuhi
criteria seperti tersebut di bawah ini :
a. fakta tidak mungkin terjadi jika petugas tidak lalai
b. fakta yang terjadi memang berada di bawah
tanggung jawab petugas.
c. Pasien tidak ikut menyumbang timbulnya fakta
tersebut / contributory negligence .
Tuntutan Kasus Malpraktik

Penilaian dengan tolok ukur


Standar Profesi Medik

Ada / tidaknya culpa

Culpa lata Culpa levis


Kesalahan berat Kesalahan riangan
Jika tidak ada kesalahan apa-apa

Memenuhi Standar Profesi


Sanksi terdapat pada:
Sanksi terdapat pada:
1. Hukum pidana Bebas
1. Hukum perdata
2. Etik
2. Etik
3. Hukum perdata
Contoh Kasus Malapraktek
 Kebutaan Pasca Operasi Usus Buntu
Kali ini nasib tragis dialami seorang anak berusia 14 tahun asal
Nusa Tenggara Timur. Setelah jalani operasi usus buntu, mata
kanannya malah mengalami kebutaan. Padahal sebelumnya
kedua matanya baik-baik saja. Awalnya mata kanannya hanya
bengkak, ayah pasien pun mengeluhkan kondisi mata kanan
anaknya yang mulai memburuk, hingga lama kelamaan
penglihatan dari mata kanannya tersebut benar-benar hilang.
Contoh Kasus Malapraktek
 Salah Obat
Lagi-lagi malpraktik menyebabkan kebutaan, mulanya warga
yang berprofesi sebagai petani di Kabupaten Bone ini
memeriksakan diri dengan keluhan sakit di bagian kepalanya.
Dokter pun memberikan obat berupa salep kepada pasiennya
dengan cara mengoleskan salep kulit di bagian pinggir mata
atas dan bawah. Tidak lama setelah dioleskan kedua matanya
terasa panas dan tidak dapat melihat sama sekali.
Contoh Kasus Malapraktek
 Infeksi Pasca Operasi Cesar
Kasus malpraktik ini terjadi di Bintan Utara, seorang perempuan berusia
30 tahun mengalami infeksi pasca operasi cesar. Bahkan perutnya
berlubang dan mengeluarkan bau busuk. Diketahui perempuan
tersebut menjalani rawat inap selama tiga hari pasca operasi cesar.
Selama tiga hari itu pula, rupanya pihak rumah sakit tak memeriksa
luka bekas operasi, bahkan tak mengganti perbannya. Setelah itulah
ia mengeluh sakit di bagian perut. Saat dilihat, ternyata dinding perut
istrinya sudah basah dan menimbulkan bau bahkan berlubang.
Contoh Kasus Malapraktek
 Kesalahan Menangani Persalinan
Berikutnya ada malpraktik yang terjadi di Palembang, sepasang
suami istri harus menerima kenyataan pahit jika bayi mereka
ternyata tewas usai dilahirkan dengan kondisi leher patah dan
kulit terkelupas.Kondisi ini diduga terjadi karena kesalahan
bidan dalam menangani proses persalinan sang istri. Menurut
keterangan, rupanya ini bukan kali pertama ada kasus bayi
meninggal di tangan bidan tersebut. Pihak keluarga pun
akhirnya melaporkan hal ini ke pihak berwajib.
Contoh Kasus Malapraktek
 Carol Weiherer
Carol melakukan operasi pengangkatan mata kanannya. Namun,
hal mengerikan malah terjadi pada dirinya. Saat Carol
melakukan operasi pengangkatan mata, bius tidurnya tidak
berfungsi dengan baik. Carol terbangun di tengah operasi. Dia
sadar saat matanya diangkat dan mengaku jika dokter
mendengarkan musik disko selama operasi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai