Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

DINAS SOSIAL
Jalan Sultan Mansyur Syah – Pulau Dompak
email : sekretariat.dinsos.kepri@gmail.com
TANJUNGPINANG

TELAHAAN STAF
Kepada Yth. : Kepala Dinas Sosial Povinsi Kepulauan Riau
Dari : Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial
Nomor : / / Dayasos / 2021
Tanggal : Februari 2021
Perihal : Kronologis Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil di Provinsi Kepulauan
Riau
==========================================================================
Komunitas Adat Terpencil (KAT) sebagaimana Peraturan Presiden Nomor
186 Tahun 2014 adalah sekumpulan orang dalam jumlah tertentu yang terikat
oleh kesatuan geografis, ekonomi atau sosial budaya dan miskin, terpencil atau
rentan sosial ekonomi. Karena permasalahan keterpencilan dan kemiskinan maka
Komunitas Adat Terpencil sebagai salah satu Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan
Sosial, perlu penanganan khusus agar dapat hidup setara dengan warga Negara
Indonesia lainnya.
Adapun kronologis Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT) di
Provinsi Kepulauan Riau dapat disampaikan sebagai berikut :

1. Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT) di Provinsi Kepulauan Riau


telah dilaksanakan sejak tahun 2009 melalui dana Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan dari Kementerian Sosial RI.
2. Dan dari dokumen yang ada, Povinsi Kepulauan Riau telah menyatakan exit
dari Program Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil pada tahun 2014,
Dimana Kepala Dinas Sosial Provinsi Kepulauan Riau pada saat itu telah
menyurati ke Direktur Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil
Kementerian Sosial RI ( surat telampir).
3. Pada Tahun 2017 Direktorat Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil
Kementerian Sosial RI, melaksanakan pemetaan persebaran lokasi KAT di
Indonesia, ternyata masih terdapat lokasi KAT yang belum di berdayakan
berdasarkan Data Base di Kementerian Sosial RI. Adapun persebarannya di
5 Kab/ Kota, 16 kecamatan, 22 Desa dan 27 lokasi.
4. Mengapa data tersebut kembali muncul, mungkin karena dari Dinas Sosial
Kab/ Kota tidak menyurati secara resmi ke Dinas Sosial Povinsi yang
menyatakan bahwa di wilayahnya sudah tidak ada lagi lokasi KAT yang
sesuai dengan kriteria, sehingga Data Base Pemberdayaan KAT Provinsi
Kepulauan Riau masih muncul data yang lama periode 2017-2019 di
Kementerian Sosial RI. Dari Kab/ Kota yang menyurati secara resmi ke
Dinas Sosial Provinsi Kepulauan Riau bahwa di wilayahnya sudah tidak ada
lagi lokasi KAT yaitu Kabupaten Lingga ( surat telampir ).
5. Berdasarkan informasi data tesebut diatas, maka pada tahun 2017
dilakukan koordinasi dengan Direktorat Pemberdayaan Komunitas Adat
Terpencil Kementerian Sosial RI, untuk memprogramkan kembali
Pemberdayaan KAT untuk Provinsi Kepulauan Riau melalui Dana
Dekonsentrasi.
Pada Tahun 2018 dan 2019 telah dilaksanakan Penjajagan Awal dan Study
Kelayakan ( PASK) bekerjasama dengan Kementerian Sosial RI dan
Perguruan Tinggi/ Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)
Tanjungpinang.Dari hasil PASK terhadap lokasi-lokasi KAT yang
direkomendasi oleh Dinas Sosial kab/ Kota yaitu di Kabupaten Karimun dan
Kabupaten Lingga tidak ditemukan lagi lokasi KAT yang sesuai dengan
kriteria yang ditentukan oleh Kementerian Sosial RI, semua lokasi-lokasi
tesebut sudah pernah mendapatkan program pemberdayaan dari
Kementerian Sosial RI, walaupun ada yang belum mendapatkan rumah
karena ada anggota keluarga yang baru menikah dan membuat Kartu
Keluarga baru sehingga merekalah yang diusulkan untuk mendapatkan
bantuan rumah dan jumlahnya tidak banyak, akan tetapi di lokasi tesebut
sudah pernah mendapatkan bantuan dari Kementerian Sosial RI.
6. Bedasarkan hasil PASK yang terakhir pada tahun 2019 yang dilaksanakan
di lokasi KAT Tajur Biru Kabupaten Lingga bekerjasama dengan
Kementerian Sosial RI, hasil peninjauan di lapangan bahwa memang tidak
ada lagi lokasi KAT yang belum mendapatkan Program Pemberdayaan KAT
dari Kementerian Sosial RI dari lokasi-lokasi KAT yang sudah dikunjungi
tersebut.
7. Bedasarkan Peraturan Presiden Nomor 186 Tahun 2014 tentang
Pemberdayaan Sosial KAT, ada kriteria KAT yang harus terpenuhi dalam
psl 4 ay (2) :
a. Keterbatasan akses pelayanan sosial dasar
b. Tertutup, homogen dan penghidupannya tergantung pada SDA,
c. Marjinal di pedesaan dan perkotaan
d. Tinggal di wilayah perbatasan antar Negara, daerah pesisir, pulau2
terluar dan terpencil.
Pada pasal 11 menyatakan Pelaksanaan Pemberdayaan Sosial KAT
dilaksanakan melalui tahapan kegiatan yaitu :
a. Persiapan Pemberdayaan,
b. Pelaksanaan Pemberdayaan,
c. Rujukan : pengalihan program/ kegiatan pada bebagai pihak sesuai
dengan kebutuhan KAT
d. Teminasi : pengalihan program pemberdayaan sosial terhadap KAT
kepada Pemerintah Daerah.

8. Provinsi Kepulauan Riau dalam tahapan Pemberdayaan Sosial KAT ada di


tahapan c dan d yaitu Rujukan dan Terminasi. Psl 14 ay (1) kegiatan
Rujukan sebagaimana dimaksud dalam psl 11 huuf c merupakan tahapan
purna bina berupa pengalihan program/ kegiatan pada berbagai pihak
sesuai kebutuhan KAT. Adapun program pemberdayaan selanjutnya dapat
dialihkan ke Penanganan Fakir Miskin wilayah pesisir, dengan mengusulkan
warga KAT masuk DTKS untuk mendapatkan program nasional
penanganan Fakir Miskin untuk meningkatkan taraf hidupnya.
9. Pasal 15 ay (2) kegiatan Terminasi dilaksanakan dalam bentuk pembuatan
Berita Acara pengalihan program pemberdayaan KAT dari Menteri kepada
Pemerintah Daerah.
10. Pasal 19 ay (1) Dalam melaksanakan Pemberdayaan Sosial terhadap KAT,
Menteri, Gubernur/ Bupati/ Walikota dapat membentuk Forum Koordinasi
Pemberdayaan Sosial terhadap KAT. Ay (3) Forum Koordinasi sebagaimana
dimaksud bertugas memberikan saran, masukan dan gagasan dalam
menggalang sinergi dan kemitraan berbagai pihak terhadap KAT sesuai
dengan tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing. Ay (4) Forum
Koordinasi dilaksanakan melalui pertemuan paling sedikit 3 (tiga) bulan
sekali.
11. Undang-Undang Nomo 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahaan Daerah,
dalam lampiran UU tersebut pembagian urusan pemerintahan bidang sosial
sub bidang pemberdayaan sosial yang memiliki kewenangan untuk
pemberdayaan KAT merupakan tugas Pemerintah Pusat ( Kemensos RI)
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota ( terlampir ).
12. Dari penjelasan tersebut diatas, maka dapat direkomendasikan hal-hal
sebagai berikut :
a. Dinas Sosial Provinsi Kepulauan Riau menyurati ke Dinas Sosial Kab/
Kota untuk memastikan kembali keberadaan lokasi2 KAT di wilayah
masing2 sesuai dengan kriteria dari Perpres Nomor 186 Tahun 2014,
kecuali Kabupaten Lingga yang sudah bersurat.
b. Dengan adanya pergantian pejabat yang menangani KAT di Kabupaten/
Kota seringkali adanya perbedaan pemahaman ttg keberadaan KAT di
wilayahnya ditambah lagi dengan data2 yang tidak mendukung,
sehingga infomasi yang diberikan seringkali kurang valid.
c. Berdasarkan surat dari Kab/Kota tersebut dan hasil dari PASK yang
sudah dilaksanakan tahun 2018 dan 2019 maka Dinas Sosial Provinsi
Kepulauan Riau dapat menyurati Direktorat Pemberdayaan KAT
Kemensos RI untuk menyatakan bahwa Provinsi Kepulauan Riau sudah
tidak ada lagi lokasi KAT sesuai dengan kriteria sebagaimana Perpres
Nomor 186 Tahun 2014 Program Pemberdayaan KAT dan
menyerahkan kepada Pemerintah Daerah sehingga status pembinaanya
ke depan lebih jelas.
d. Untuk tidak menimbulkan persepsi yang berbeda maka penyebutan
Komunitas Adat Terpencil (KAT) dapat diganti dengan kearifan lokal
setempat, contoh ; suku asli, suku laut dll.
e. Untuk keberlanjutan pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil di
wilayah Kab/ Kota maka di sarankan Kab/ Kota segera membentuk
Forum Koordinasi Pemberdayaan Sosial KAT dari kemitraan berbagai
pihak OPD terkait dan stake holder lainnya dibawah koordinasi Bupati/
Walikota guna meningkatkan taraf hidup warga KAT.

Demikian Telahaan Staf ini disampaikan, atas perkenan Bapak


diucapkan terimakasih dan mohon arahan lebih lanjut.

KEPALA BIDANG PEMBERDAYAAN SOSIAL,

Dra. CRISTINA PURBA


NIP. 19651128 199303 2 004

Anda mungkin juga menyukai