Anda di halaman 1dari 4

Perempuan dan Malam

Sendiri menapaki rindu


Dipenghujung waktu
Menghalau sunyi
Yang kian membelenggu

Perempuan tersenyum
Menyibak malam
Memeluk rembulan
Dengan segenap
Kegelisahan
Menuang rindu
Yang mengusik
Mengoyak perasaan
Mencabik -cabik
Kegelisahan

Dipenghujung malam
Yang kian kelam
Hening semakin membungkam
Menerpa nalar
Dalam kembara
Nan lamban

Dalam kehampaan
Terselam rindu
Yang mengalir hambar
Melintasi kenangan
Hingga detak jam
Meluruhkan
Segala lamunan
Perempuan mencoba
Berpijak pada kenyataan
ARLINA

Aku tak mengerti


Mengapa Tuhan
Memanggil mu
Secepat ini
Menyisakan
kenangan buram
Tentang episode luka
Yang tak terselesaikan

Ketegaranmu
Bak batu karang
Kesabaranmu
Tak lekang
Oleh zaman

Hidup bagimu
Adalah sebuah takdir
Yang mengharuskanmu
Dengan ikhlas
Menerima kenyataan
Meski bersahabat
Dengan air mata
Tak satu
Keluh kesahpun
Kau jabarkan

Hanya saja
Aku sibuk memaki
Mengapa kau harus pergi
Secepat ini
Waktu yang teramat kejam
Sampai hati
Memporak porandakan harimu
Tanpa memberimu kesempatan
Untuk bisa tertawa

Namun aku yakin


Kini kau tengah bahagia
Tertawa lepas
Tanpa siksa
Biodata Penulis: Rasuna ....lahir dan menetap di Kandangan
Bergabung dengan komunitas Lasmin sastra dan Perruas Asnur. Beberapa karyanya berupa puisi
antalogi bersama Tangisan burung, Perempuan diatas bukit, Rumput kering,Maumang makna
dihuma Aksara,Mangkunung Banuaku dan Buku dengan Rahasia Ilmu (Gerakan Akbar Seribu
Guru Asean Menulis Puisi) . Kumpulan Antalogi cerpen bersama Aku dan Cinderella serta Cinta
berselimut kabut.Memiliki karya tunggal berupa kumpulan puisi DUKA SEKEPING HATI dan
150 PANTUN PERSEMBAHAN UNTUK BANUA bisa dihubungi melalui no WA
081348118620 dan email rsuna4336@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai