Anda di halaman 1dari 10

KULIAH PERTEMUAN KE 4 TENTANG AQIDA,TAUHID DAN IMAN

AQIDAH, TAUHID DAN IMAN


AQIDAH
A. Definisi ‘Aqidah
ْ menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al-‘aqdu (ُ‫)ال َع ْقد‬
‘Aqidah (‫)ال َعقِ ْيدَة‬ ْ yang berarti
ikatan, at-tautsiiqu(ُ‫ )التَّوْ ثِ ْيق‬yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu (
ْ yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah ( ‫ )ال َّر ْبطُ بِقُ َّو ٍة‬yang
‫)اِإل حْ َكا ُم‬
berarti mengikat dengan kuat.
Sedangkan menurut istilah (terminologi): ‘aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang
tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
Sehingga ada istilah Aqidah Islam, Aqidah Nasrani, Aqidah Yahudi, dan Aqidah-Aqidah
yang lainnya. Dengan begitu kita juga bisa simpulkan ada Aqidah yang benar atau lurus dan
ada Aqidah yang sesat atau salah. Dengan begitu juga, Aqidah Islam (al-Aqidah al-
Islamiyah) bisa diartikan sebagai pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini
kebenarannya oleh setiap orang yang mengaku dirinya beragama Islam (Muslim).

Oleh karenanya, misi pertama yang diemban oleh tiap Rasul untuk disampaikan kepada umat
manusia adalah konsep ketuhanan ini. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Qs. an-Nahl:36:

”Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
“Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-
orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah
pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (Rasul-rasul)”.(Q.S. an-Nahl:36)

QS.Al-Harsyr : 7

 “Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu
maka tinggalkanlah “(Qs. Al-Hasyr:7)
Surat An-Nisa’ Ayat 80

Artinya: “Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah“.

Hadis-hadis yang menjelaskan tentang Aqidah adalah sebagai berikut:

Dari Abu Hurairah Ra. berkata; bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pada suatu hari
bersama dengan para sahabat, lalu datang Malaikat Jibril ‘Alaihis Salam yang kemudian
bertanya: “Apakah iman itu?” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Iman adalah
kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, pertemuan dengan-
Nya, Rasul-rasul-Nya, dan kamu beriman kepada Hari Berbangkit”.(H.R. Bukhari)

Ibnu Numair berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa meninggal dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu, maka ia
masuk neraka.” Dan aku berkata, “Saya dan orang yang meninggal dengan tidak
menyekutukan Allah dengan sesuatu pun (niscaya) masuk surga” (HR. Muslim).
‘Aqidah disebut juga dengan al Iman sebagaimana yang disebutkan dalam Al Qur’an dan
hadits – hadits Nabi saw, karena ‘aqidah membahas rukun iman yang enam dan hal – hal
yang berkaitan dengannya.
‘Aqidah dinamakan dengan Tauhid karena pembahasannya berkisar seputar Tauhid atau
pengesaan kepada Allah di dalam Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma’ wa Shifat. jadi, Tauhid
merupakan kajian ilmu ‘Aqidah yang paling mulia dan merupakan tujuan utamanya.
Aqidah Islam merupakan landasan seluruh ajaran Islam. Di atas keyakinan dasar inilah
dibangun ajaran Islam lainya, yaitu syari’ah (hukum islam) dan akhlaq (moral Islam). Oleh
karena itu, pengamalan ajaran Islam lainya seperti shalat, puasa, haji, etika Islam (akhlak)
dan seterusnya, dapat diamalkan di atas bagunan keyakinan dasar tersebut. Tanpa keyakinan
dasar, pengamalan ajaran agama tidak akan memiliki makna apa-apa.

” (QS. An Nahl(16 : 97)


ۖ َ ٗ
‫طيِّبَ ٗة َولَنَ ۡج ِزيَنَّهُمۡ َأ ۡج َرهُم‬ ‫ن فَلَنُ ۡحيِيَنَّهۥُ َحيَ ٰوة‬ٞ ‫صلِ ٗحا ِّمن َذ َك ٍر َأ ۡو ُأنثَ ٰى َوهُ َو ُم ۡؤ ِم‬َ ٰ ‫َم ۡن َع ِم َل‬
٩٧ ‫ون‬ ْ ُ‫بَِأ ۡح َس ِن َما َكان‬
َ ُ‫وا يَ ۡع َمل‬
97. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik
dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan

QS.Al-Hujurat (:15)

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada


Allah dan RasulNya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta
dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang –rang yang benar.” (QS. Al
Hujurat : 15),

Ruang Lingkup Aqidah

1. Ilahiyat merupakan suatu pembahasan hal yang berkenaan dengan masalah ketuhanan,
khususnya membahas mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan ilah
(Tuhan, Allah), seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah, perbuatan-
perbuatan (af’al) Allah dan sebagainya.
2. Nubuwwat merupakan suatu pembahasan mengenai segala sesuatu yang berhubungan
dengan nabi dan Rasul, termasuk pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah, mukjizat,
karamat dan sebagainya.
3. Ruhaniyat merupakan suatu pembahasan hal yang berkenaan dengan mahluk gaib.
Misalnya malaikat, iblis, dan jin.
4. Sam’iyyat merupakan suatu pembahasan hal yang berkenaan dengan alam gaib.
Misalnya surga, neraka, alam kubur, dan lainnya.

Fungsi Aqidah

 Sebagai pondasi untuk mendirikan bangunan Islam.


 Termasuk dalam akhlak yang mulia. Apabila seseorang memiliki aqidah yang kuat
pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia, dan
bermu’amalat dengan baik.
 Semua ibadah yang kita laksanakan jika tanpa ada landasan aqidah maka ibadah kita
tersebut tidak akan diterima.
 Aqidah dapat menuntun kita kepada kebaikan.

Tujuan Mempelajari Aqidah

1. Untuk meningkatkan ibadah kepada Allah Swt.


2. Dapat menentramkan jiwa, akal dan pikiran dari kekacauan yang timbul dari
kosongnya hati dari akidah.
3. Untuk meningkatkan amal baik karena apabila seseorang mengimani aqidah maka ia
akan percaya pada kebangkitan serta balasan terhadap seluruh perbuatan dan dapat
menghindari perbuatan dosa.
4. Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah kepada Allah
dan bermuamalah dengan orang lain.

Manfaat Aqidah

1. Meningkatkan keimanan kepada Allah, dengan akidah yang baik maka kita akan
senantiasa beribadah dengan ikhlas hanya karena mengharap ridha Allah.
2. Memperbanyak amalan baik, karena tujuan akidah adalah menghindarkan diri dari
perbuatan yang tidak benar atau sesat. Kita akan ingat selalu ingat bahwa apa yang
kita kerjakan akan dibalas nanti di akhirat.
Menegakkan agama, dengan semakin kuatnya akidah dalam diri seseorang maka akan
memperkuat hatinya dalam menjalankan islam.
3. Mendapatkan petunjuk yang benar dengan mempelajari aqidah kita dapat menemukan
jalan atau petunjuk yang benar, karena sebaik baiknya petunjuk kebenaran adalah al
quran.
4. Mendapatkan ketenangan hidup karna orang yang beriman dan menyakini aqidah hati
mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah.
5. Tidak mudah terpengaruh dengan dunia yang sifatnya sebentar,yang kekal adalah
akherat.
6. Mendapat jaminan surga jika akidahnya tak tercampur dengan syirik dan selamat dari
kekalnya Neraka.
7. Selamat dari pengaruh kepercayaan yang akan membawa kerusakan dan jauh dari
kebenaran.

Istilah lain Tentang Aqidah


1. Iman, yaitu: sesuatu yang diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lisan dan
diamalkan dengan anggota tubuh.
2. Tauhid, artinya: mengesakan Allah (Tauhidullah).
3. Ushuluddin, artinya: pokok-pokok agama
4. Fiqh Akbar, artinya: fiqh akbar, adalah untuk membedakannya dengan fiqh dalam
masalah hukum.
5. Tingkatan Aqidah
6. Tingkatan aqidah seseorang berbeda-beda antara satu dengan yang lainya tergantung dari
dalil, pemahaman, penghayatan dan juga aktualisasinya. Tingkatan aqidah ini paling tidak
ada empat, yaitu:

Tingkatan aqidah

1. Tingkat Taqlid

ُّ‫ص َر َو ْالفَُؤ ا َد ُكل‬


َ َ‫ك بِ ِه ِع ْل ٌم ِإ َّن ال َّس ْم َع َو ْالب‬ َ َ‫ْس ل‬َ ‫ف َما لَي‬ ُ ‫اَل تَ ْق‬.‫َو‬
‫ان َع ْنهُ َم ْسُئواًل‬
َ ‫ك َك‬ َ ‫ُأولَِئ‬
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya”.
Tingkat taqlid berarti menerima suatu kepercayaan dari orang lain tanpa diketahui
alasan-alasanya. Sikap taklid ini dilarang oleh agama Islam sebagaimana disebutkan
dalam QS al-Isra’ (17): 36.

2. Tingkat Ilmul Yaqin.

Tingkat ilmul yaqin adalah suatu keyakinan yang diperoleh berdasarkan ilmu yang
bersifat teori

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur.


Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan
janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu
mengetahui dengan pengetahuan yang yakin.”

3. Tingkat ‘Ainul Yaqin


Tingkat ‘ainul yaqin adalah suatu keyakinan yang diperoleh melalui pengamatan mata
kepala secara langsung tanpa perantara. Hal ini disebutkan di dalam QS at-Takatsur
(102): 6-7.
“Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu
benar-benar akan melihatnya dengan `ainul yaqin”.

4. Tingkat Haqqul Yaqin


Tingkat haqqul yaqin adalah suatu keyakinan yang diperoleh melalui pengamatan dan
penghayatan pengamalan (empiris). Sebagaimana disebutkan di dalam QS al-Waqi’ah
(56): 88-89.
“Adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang yang didekatkan (kepada Allah),
maka dia memperoleh ketenteraman dan rezki serta surga keni`matan. Dan adapun
jika dia termasuk golongan kanan, maka keselamatan bagimu karena kamu dari
golongan kanan. Dan adapun jika dia termasuk golongan orang yang mendustakan
lagi sesat, maka dia mendapat hidangan air yang mendidih, dan dibakar di dalam
neraka.
Sesungguhnya (yang disebutkan ini) adalah suatu keyakinan yang benar. Maka
bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Maha Besar”

AJARAN AKIDAH DALAM ISLAM

1.   Aqidah Ilahiyah (Bersifat Ketuhanan)

Maksudnya seseorang yang dalam keadaan sadar meyakini, memahami, menjiwai


dan mengamalkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kapasitas Alloh
sebagai Tuhan. Ia meliputi Syariah Allah (ketetapan atau aturan yang berupa
perintah, larangan, anjuran, janji, ancaman, dan kehendak),  Sifat-sifat
Allah,Nama-nama Allah dan Otorisasi Allah.
2.   Aqidah Nubuwah
Meyakini, memahami, menjiwai dan mengamalkan yang berhubungan dengan
nabi. Ia meliputi segala ketetapan (perintah, anjuran, ancaman, larangan, janji,
prediksi), Sifat (Sidiq, amanah, tablig, fathonah), Keistimewaan, kemuliaan,
akhlaqnya serta ucapan, sikap, dan perbuatannya.
3.   Aqidah Ruhaniyah (Metafisis)
Meyakini, menjiwai, memahami, segala sesuatu yang bersifat ghoib  (tidak
terdeteksi oleh panca indera).
4.   Akidah Samiyyah (Pendengaran)
Meyakini apa yang didengar atau diperoleh dari al-Quran dan as sunnah tanpa
ada keraguan sedikitpun.

Contoh Aqidah Islam


Berikut beberapa contoh aqidah Islam, diantaranya yaitu:

 Beriman kepada Allah dan sifat-sifatnya dengan cara menerima dan meyakini sesuai
dengan apa yang tertulis dalam Al-Quran dan As-Sunah (hadits).
 Melakukan 6rukun iman dalam kehidupan sesuai dengan ajaran Islam dengan
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
 Saling menghormati dan menyayangi sesama anggota keluarga dan masyarakat sesuai
ajaran Islam.
 Tidak menerima fatwa, kecuali berdasarkan Al-Quran dan Sunnah yang tsabit
(kokoh).
 Saling menghargai satu sama lain sehingga tercipta suatu masyarakat yang tentram
dan harmonis.

TAUHID

Pengertian Tauhid
Secara etimologi/ Bahasa.tauhid (Arab : ‫)توحيد‬, adalah konsep dalam aqidah islam yang
menyatakan keesaan Allah. Tauhid diambil kata : Wahhada Yuwahhidu Tauhidan yang
artinya mengesakan. Satu suku kata dengan kata wahid yang berarti satu atau kata ahad yang
berarti esa. Dalam ajaran Islam Tauhid itu berarti keyakinan akan keesaan Allah. Kalimat
Tauhid ialah kalimat La Illaha Illallah yang berarti tidak ada Tuhan melainkan Allah.

Menurut istilah,( termionologi) tauhid berarti pernyataan terhadap keesaan Allah subhanahu
wa ta’ala. Menyatakan keesaan Allah di sini tanpa menduakan atau menyekutukannya dengan
sesuatu apapun. Allah adalah satu-satunya yang harus disembah.

QS At Taubah: 31
َ ‫َو َمٓا ُأ ِمر ُٓو ْا ِإاَّل لِيَ ۡعبُ ُد ٓو ْا ِإ ٰلَهٗ ا ٰ َو ِح ٗد ۖا ٓاَّل ِإ ٰلَهَ ِإاَّل هُ ۚ َو س ُۡب ٰ َحنَهۥُ َع َّما ي ُۡش ِر ُك‬
٣١ ‫ون‬
“Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan” (QS At
Taubah: 31)
QS Az Zumar: 2-3

ۚ ِ‫ِّين ۡٱل َخال‬


٣ ُ‫ص‬ ُ ‫ َأاَل هَّلِل ِ ٱلد‬٢ ‫ِّين‬ ٗ ِ‫ٱعبُ ِد ٱهَّلل َ ُم ۡخل‬
َ ‫صا لَّهُ ٱلد‬ ۡ َ‫ف‬

“Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya


kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)” (QS Az Zumar: 2-3)

Macam-Macam Tauhid
Secara sederhana Tauhid dapat dibagi dalam tiga tingkatan yaitu Taugid Rububiyah, Tauhid
Ulluhiyyah dan Tauhid Asma’dan Sifat. Firman Allah dalam Alquran:

ِ ْ‫ت َواَأْلر‬
‫ض َو َما بَ ْينَهُ َما فَا ْعبُ ْدهُ َواصْ طَبِرْ لِ ِعبَا َدتِ ِه‬ ِ ‫َربُّ ال َّس َما َوا‬
ً ‫هَلْ تَ ْعلَ ُم لَهُ َس ِميّا‬
“Rabb (yang menguasai) langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di antara keduanya,
maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah kamu
mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?” [QS. Maryam: 65]

Perhatikan ayat di atas:

ِ ْ‫ت َواَأْلر‬
(1). Dalam firman-Nya (‫ض‬ َ ‫( ) َربُّ ال َّس َم‬Rabb (yang menguasai) langit dan
ِ ‫اوا‬
bumi) merupakan penetapan TAUHID RUBUBIYAH.

(2). Dalam firman-Nya ( ‫( )فَا ْعبُ ْدهُ َواصْ طَبِرْ لِ ِعبَا َدتِ ِه‬maka sembahlah Dia dan berteguh
hatilah dalam beribadah kepada-Nya) merupakan penetapan TAUHID ULUHIYAH.

(3). Dan dalam firman-Nya (ً ‫( )هَلْ تَ ْعلَ ُم لَهُ َس ِميّا‬Apakah kamu mengetahui ada seorang
yang sama dengan Dia?) merupakan penetapan TAUHID ASMA WA SHIFAT

1. Tauhid rububiyah
Tauhid rububiyah adalah mentauhidkan Allah dalam segala perbuatan-Nya, seperti
menciptakan dan mengatur alam semesta, menghidupkan dan mematikan, mendatangkan
bahaya dan manfaat, memberi rizqi dan semisalnya. Allah Ta’alaberfirman

“Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam” (Q.S. Al-Fatihah : 1)

Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Engkau adalah Rabb di langit dan di


bumi” (Mutafaqqun ‘Alaih)

2.Tauhid uluhiyah
Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah dalam ibadah, seperti berdoa, bernadzar,
berkurban, shalat, puasa, zakat, haji dan semisalnya. Allah Ta’ala berfirman
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” (Q.S. Al-Baqarah : 163)

Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Maka hendaklah apa yang kamu


dakwahkan kepada mereka pertama kali adalah syahadat bahwa tiada Tuhan yang berhak
diibadahi kecuali Allah” (Mutafaqqun ‘Alaih). Dalam riwayat Imam Bukhari, “Sampai
mereka mentauhidkan Allah”.

3, Tauhid asma’ was shifat


Tauhid asma’ wa shifat ialah meyakini bahwa Allah memiliki nama-nama dan sifat-sifat yang
baik sesuai dengan kekuasaan-Nya. Nama-nama dan sifat-sifat yang baik tersebut dikenal
dengan 99 Asmal’ul husna.

‫ص ِّو ُر ۖ لَهُ اَأْل ْس َما ُء ْال ُح ْسنَ ٰى ۚ يُ َسبِّ ُح لَهُ َما ِفي‬َ ‫ارُئ ْال ُم‬
ِ َ‫ق ْالب‬
¶ُ ِ‫هُ َو هَّللا ُ ْال َخال‬
‫ض ۖ َوهُ َو ْال َع ِزي ُز ْال َح ِكي ُم‬
ِ ْ‫ت َواَأْلر‬ ِ ‫اوا‬ َ ‫ال َّس َم‬
“Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang
Mempunyai Asmaaul Husna. Bertasbih kepada-Nya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah
Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Hasyr 59 : 24)
Yang Maha Pencipta :
a. Kosmologi : al-Baqarah (2 : 164, 22). Al-Imran (2 : 192 – 193), Yunus ( : 34),
Al- Mu’minun 88, Azzari’at 27 – 30
b. Astronomi : At-Toriq 1-3, Al-Buruj 1,
c. Botani : A-Naml 11, 60, Al-An’am 95, Al-Hijr 19, al-Haj 5
d. Meteorology : Ar-Rum 46, Al- Ghasiyah 20,
e. Geograpy : AlGasiyah 20, Ar Ra’du 3 – 4, al-Hijr 19, al-Baqarah 28.
f. Zoology : Al-Baqarah 164, Al-Ankabut 60, Asy-Syura 29, Hud 60, an-Nahl
79
g. Antropogi : Al-Baqarah 28, ath-Thorik 5-7, ar-Rum 20, al-Haj 5, al-Balad 4-9
An-Nahl 78
h. Psikologi : Ar-Rum 21, As-Syams 7

IMAN

Pengertian Iman

Iman menurut pengertian sesungguhnya ialah kepercayaan yang meresap ke dalam hati,
dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan ragu serta memberi pengaruh bagi
pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari- hari. Jadi iman itu bukanlah semata-
mata ucapan lidah, buakn sekedar perbuatan, dan bukan pula hanya merupakan pengetahuan
tentang rukun iman
ِ ‫ان َو َع َم ٌل بِاَْألرْ َك‬
)‫ان (رواه ابن ماجه والطبران‬ ِ ‫ْرفَةٌ بِاْلقَ ْل‬
ِ ‫ب َوقَ ْو ٌل بِالِّل َس‬ ُ ‫ْأِإل ْي َم‬
ِ ‫ان َمع‬
“Iman adalah Pengetahuan hati, pengucapan lisan dan pengamalan dengan anggota
badan” (H.R. Ibnu Majah dan At-Tabrani).

Iman adakalanya bertambah dan adakalanya berkurang, maka perlu diketahui kriteria
bertambahnya Iman hingga sempurnanya Iman, yaitu:

1)   Diyakini dalam hati


2)   Diucapkan dengan lisan
3)   Diamalkan dengan anggota tubuh.

ِ ‫فََأ ْخبِرْ نِي َع ِن اِإْل ي َم‬


‫ان‬
"Kabarkanlah kepadaku, apa itu iman?"

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab,

‫ َوتُْؤ ِم َن بِ ْالقَ َد ِر َخي ِْر ِه َو َش ِّر ِه‬،‫ َو ْاليَ ْو ِم اآْل ِخ ِر‬،‫ َو ُر ُسلِ ِه‬،‫ َو ُكتُبِ ِه‬،‫ َو َماَل ِئ َكتِ ِه‬،ِ‫َأ ْن تُْؤ ِم َن بِاهلل‬
"Engkau beriman kepada (1) Allah, (2) malaikat-Nya, (3) kitab-kitabNya, (4) para Rasul-Nya, (5) hari
akhir, dan beriman kepada (6) takdir, baik takdir yang baik maupun takdir yang buruk."

Hakikat iman

Iman adalah keyakinan yang menghujam dalam hati, kokoh penuh keyakinan tanpa
dicampuri keraguan sedikitpun.  Sedangkan keimanan dalam Islam itu sendiri adalah percaya
kepada Alloh, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rosul-rosulNya, hari akhir dan
berIman kepada takdir baik dan buruk. Iman mencakup perbuatan, ucapan hati dan lisan,
amal hati dan amal lisan serta amal anggota tubuh. Iman bertambah dengan ketaatan dan
berkurang karena kemaksiatan.

Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu


adalah mereka yang jika disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan
kepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah
mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan
sebagian dari rizki yang kami berikan kepada me-reka. Itulah orang-orang yang beriman
dengan sebenar-benar-nya.” (Al-Anfal: 2-4)

Keimanan memiliki satu ciri yang sangat khas, yaitu dinamis. Yang mayoritas ulama
memandang keImanan beriringan dengan amal soleh, sehinga mereka menganggap keImanan
akan bertambah dengan bertambahnya amal soleh. Akan tetapi ada sebagaian ulama yang
melihat Iman berdasarkan sudut pandang bahwa ia merupakan aqidah yang tidak menerima
pemilahan (dikotomi). Maka seseorang hanya memiliki dua kemungkinan saja: mukmin atau
kafir, tidak ada kedudukan lain diantara keduanya. Karena itu mereka berpendapat Iman tidak
bertambah dan tidak berkurang.

Anda mungkin juga menyukai