Anda di halaman 1dari 6

2.

1 Rancangan Program Kerja


Dalam rangka penyusunan program kerja pihak mahasiswa terlebih dahulu
melakukan konsultasi kepada pemerintah desa dan observasi masif guna mengidentifiksi
potensi yang mencakup sumber daya manusia dan sumber daya alam desa setempat. hal
ini juga dimaksudkan untuk memaksimalkan informasi terkait kondisi sosial, budaya dan
ekonomi Agar program kerja yang kami laksanakan tepat sasaran dan bermanfaat untuk
masyarakat desa dan tidak sebatas seremonial semata.
Rancangan program kerja yang kami lakukan untuk menjalankan program kerja
kami, yaitu menyelesaikan program kerja secara berkelompok atau kerja tim.
Adapun rancangan program kerja yaitu :
1) Program Inti
a) Ketahanan pangan
 Membangun Kawasan Desa Buah
 Membentuk Kebun Dusun
 Penyamaian Bibit Rica
b) Pencegahan Stunting
 Pendampingan Ibu Hamil
 Pengumpulan Data Stunting Dan Ibu Hamil
BAB III

REALISASI KEGIATAN KKLP


3.1 Program Kerja dan Sasaran
Adapun program kerja yang terlaksanakan di desa Bongo II dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :
Tabel 3.1. Program kerja dan sasaran

BENTUK
PROGRAM SASARAN MINGGU PELAKSANAAN
KEGIATAN

Silaturahmi
Masyarat, dan
Observasi 1 identifikasi Mahasiswa
Aparat desa kondisi
objektif desa

penanaman
bibit dengan
Masyarakat,
komoditi
Kebun Dusun Kepala 2 Mahasiswa
yang berbeda
Dusun
disetiap
dusun

Membangun Pencanangan,
Kawasan Desa pemanfaatan
Masyarakat 3 Mahasiswa
Buah pekarangan
rumah

Pengadaan
Penyamaian Bibit bibit dan
Masyarakat 4 Mahasiswa
Rica bedengan
pembibitan
3.2 Langkah-langkah Pelaksanaan Program Kerja
3.2.1 Observasi
Pelaksanaan Observasi yang dilakukan oleh mahasiswa membutuhkan waktu
kurang lebih 1 minggu, observasi ini dilaksanakan bersama kepala dusun untuk
mengkaji kondisi objektif masyarakat yang ada di desa bongo 2, adapun metode
observasi yang dilakukan dengan mendatangi tempat-tempat masyarakat
berkumpul dengan melakukan pendekatan persuasif dan wawancara. Dengan
kondisi masyarakat desa yang mayoritasnya adalah petani, maka pelaksanaan
observasi dilakukan pada sore hari dan malam hari. Selain itu, mahasiwa juga
menghadiri rapat yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan melibatkan
masyarakat guna memnuhi informasi terkait potensi desa, baik yang mencakup
sumber daya alam, maupun sumber daya manusia.

1.2.2. Ketahanan pangan


a. Kebun Dusun
setelah melalui tahap observasi, di minggu berikutnya mahasiswa segera
melaksanakan program yang dihasilkan dari pemaparan program bersama
pemerintah desa dan masyarakat, salah satunya adalah kebun dusun yang
dilaksanakan di 8 dusun Desa Bongo 2. Pelaksanaan program ini dijalankan
sesusai dengan permintaan kepala dusun dan masyarakat setempat untuk
penentuan waktu dan komoditi yang dibutuhkan. Kebun dusun yang menuai
respon positif masyarakat dilaksanakan berdasarkan tahap penanaman dan
metode bertani masyarakat setempat yang diawali dengan pembersihan lahan
hingga penanaman bibit. Selanjutany, untuk perawatan hingga panen nanti akan
dilakukan oleh masyarakat setempat, mengingat waktu mahasiswa dalam
melaksanakan pengabdian hanya 45 hari dan tidak mencapai waktu yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Adapun output yang ingin dicapai pada program ini
yakni mampu mengakomodir segala kepentingan masyarakat setempat yang
membutuhkan ketika kebutuhan rumah tangga tidak mampu dipenuhi.
b. Membangun Kawasan Desa Buah
Program ‘Membangun Kawasan Desa Buah’ merupakan program unggulan yang
digagas oleh mahasiswa KKLP UNIPO Desa Bongo 2. Program ini berangkat
dari kondisi desa Bongo 2 yang cukup representatif di Kecamatan Wonosari
untuk mengembangkan apa yang disebut dengan agrikultur. Pasalnya, Desa
Bongo 2 merupakan Pusat pemerintahan Kecamatan Wonosari dan ditempati oleh
masyarakat mayoritas jawa yang dinilai mampu mengelola pertanian dengan baik.
Pertimbangan lain kenapa program ini dilaksanakan yaitu program ini sejalan
dengan program Pemerintah Pusat terkait ketahanan pangan yang turunannya
ketingkat Pemerintah Daerah adalah Program “Boalemo Mopomulo” yang
menerapkan metode pemanfaatan pekarangan rumah.
Adapun tahap yang dilakukan oleh mahasiswa diantaranya, pengadaan bibit
berjumlah 2.300 Bibit dengan komoditi yang berbeda yaitu, Rambutan Binjai,
Sirsak Bogor, Jambu Mente, dan Malahengo. Pengadaan bibit dilakukan dengan
membuat permohonan ke pihak BPDAS-LH Kabupaten Gorontalo, yang
selanjutnya dilaksanakan pencanangan oleh Pemerintah Daerah, Baik Eksekutif
maupun Legislatif yang dalam hal ini Dihadiri langsung oleh Wakil Ketua DPRD
Kabupaten Boalemo dan dicanangkan langsung oleh Bupati Kabupaten Boalemo
yang diwakili oleh staf ahli Bupati. Hingga pada akhir pelaksanaan program,
mahasiswa segera mendistribusikan bibit ke masing-masing kepala dusun untuk
selanjutnya dibagikan ke masyarakat setempat.
Output yang ingin dicapai dalam program ini adalah dengan menjadikan Desa
Bongo 2 sebagai ‘Desa Buah’ dan menjadi representatif desa-desa yang ada di
Kecamatan Wonosari yang memiliki Ikon tersendiri. Dan ini cukup mampu
menjadikan prasasti yang ditinggalkan oleh mahasiswa KKLP dan diyakini akan
berkesinambungan.
c. Penyamaian Bibit Rica
Rica merupakan satu kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan
masyarakat untuk menunjang dan mengimbangi kebutuhan pokok. Dengan
kondisi tersebut, kami selaku mahasiwa yang melaksanakan pengabdian
menciptakan program ini guna menunjang kebutuhan masayarakat. Program ini
dilaksanakan bersama masyarakat dan kepala dusun yang ada di Desa Bongo 2
dengan menyediakan bedengan dan bibit yang berasal pemerintah desa, langkah
ini cukup kolaboratif dikarenakan bibit dan bahan berupa plastik dan tanah
disediakan bersama oleh pemerintah Desa, masysarakat, dan juga mahasiswa.
Dalam program ini, mahasiswa bersama beberapa pihak yang disebutkan tadi
mampu mengadakan 2.000 bibit dalam bedengan pembibitan.
1.2.3. Penanganan Dan Pencegahan Stunting
a. Pendampingan Ibu Hamil
Program pendampingan ibu hamil adalah bagian dari pencegahan stunting.
Pasalnya, Stunting pada anak dapat disebabkan oleh beragam faktor, salah
satunya kurangnya asupan nutrisi sejak dalam kandungan. Berangkat dari situ,
pendampingan ibu hamil dianggap penting untuk mencegah stunting terhadap
anak yang akan dilahirkan, terlebih lagi ibu hamil yang berada di Desa Bongo 2
berjumlah 24 orang yang rata-rata usia kandungan baru kisaran3-4 bulan. Dengan
ini mahasiswa bekerja sama dengan kepala Posyandu Bongo 2 untuk
mengedukasi secara masif terhadap ibu hamil dalam setiap pelaksanaan
posyandu.
b. Pengumpulan Data Stunting
Bentuk kegiatan dalam program nini memang tidak terlihat, mahasiswa hanya
mengumpulkan data anak stunting di Desa Bongo 2 yang nanti datanya akan di
follow up ketingkat Daerah. Mahasiswa menemukan dalam 2 tahun terakhir anak
yang mengalami stunting berjumlah 21 orang.
3.3 Hasil Yang Telah Dicapai Dari Program Kerja
Tim KKLP kelompok desa Bongo II merancang beberapa program dalam
pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan Pengabdian di Desa Bongo II Kecamatan Wonosari
sampai pada tanggal 10 Maret 2022. Semua perogram yang direncanakan telah berhasil
terlaksana dengan output yang berbeda disetiap item kegiatan. Capaian penting dalam
program kerja yang telah dilaksanakan berupa tingkat kesadaran masyarakat dalam
mendukung dan membangun Desa Bongo 2 lebih baik.

Adapun program Kuliah Kerja Lapangan Pengabdian di desa Bongo II adalah :

Tabel 3.2. Hasil yang telah dicapai dari program kerja

No Nama program Kerja Presentasi (%) Keterangan

1 Observasi 100% Terlaksana dengan baik

2 Kebun Dusun 100% Terlaksana dengan baik

Membangun Kawasan Desa


3 100% Terlaksana dengan baik
Buah

4 Penyamaian Bibit Rica 100% Terlaksana dengan baik


5 Pendampingan Ibu Hamil 100% Terlaksana dengan baik

6 Pengumpulan Data Stunting 100% Terlaksana dengan baik

3.4 Faktor Dukungan dan Masalah di Lapangan

3.4.1. Dukungan

Dalam melaksanakan pengabdian selama 45 hari, antusias dan respon


masyarakat merupakan dukungan yang sangat vital yang kami terima ketika
berada di lokasi KKLP. Pasalnya, dukungan masyarakat sebagai penentu
terlaksana atau tidaknya program kerja yang digagas oleh mahasiswa, dukungan
yang lain adalah kontribusi pemerintah desa dalam mendampingi setiap langkah
pelaksanaan program oleh mahasiswa dan juga menjadi narahubung antara
mahasiswa dan masyarakat.

3.4.2. Masalah

Masalah yang ditemukan dalam pelaksanaan KKLP di Desa Bongo 2


diantaranya adalah kantor desa yang jaraknya cukup jauh dari posko yang ditempati oleh
mahasiswa kklp, padahal kantor desa merupakan sentralisasi dari informasi untuk keadaan
desa, baik masyarakatnya maupun kondisi sosialnya. Masalah yang berikut adalah jarak
setiap dusun yang tidak berdekatan dan terpisah cukup jauh antara 1 sama lain, terlebih lagi
Dusun yang ada di Desa Bongo 2 berjumlah 8 Dusun, sehingganya kami cukup kesulitan
untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat yang ada di Desa Bongo terkait pelaksanaan
program yang akan dijalankan.

Anda mungkin juga menyukai