Anda di halaman 1dari 4

1.

Seorang mahasiswa UT membuat penelitian tentang efektifitas pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada siswa SMA
yang sekolahnya ditutup karena pandemic Covid-19 dikota Y. Penelitian tersebut dimaksudkan untuk
menggambarkan persepsi siswa SMA yang telah melakukan PJJ selama lebih dari satu tahun.

Soal:
Pilihlah salah satu desain (rancangan) survei beserta alasannya!

Jawaban:
Menurut (Weisberg, Krosnick and Bowen, 2004; Straits dkk, 1998: 237-238) secara umum survei terbagi dua bagian
besar, yakni Pertama desain survei sekali waktu atau "cross sectional survey". Penelitian ini hanya fokus pada sekali
hasilnya saja, misalkan ingin mengetahui pendapat atau perilaku masyarakat dan tidak tertarik untuk mengamati
perubahan pendapat atau perilaku masyarakat.

Kemudian, Kedua desain survei rangka waktu "longitudinal survey", yang artinya untuk mengetahui perubahan
pendapat atau perilaku masyarakat. Dalam penelitian ini fokusnya tidak hanya gambaran pendapat atau prilaku
masyarakat, tetapi juga tren perubahan pendapat masyarakatnya. Ada sejumlah jenis survei (longitudinal),
diantaranya survei tracking, survei panel dan survei kohort.

Dari penelitian ditas, tentang efektifitas pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada siswa SMA yang sekolahnya ditutup
karena pandemi Covid-19 di salah satu kota. Saya akan memilih, desain survei Cross Sectional.

Survei Cross Sectional


Pada definisnya, Survei Cross Sectional hanya ingin memotret pendapat atau perilaku masyarakat pasa satu periode
waktu tertentu. Sehingga Survei Cross Sectional tidak punya maksud membuat perbandingan atau melihat perubahan
pendapat dan perilaku. Sehingga hasil survei hanya mencerminkan pendapat pada saat survei dilakukan dan bukan
yang bersifat final.

Alasan saya memilih Survei Cross Sectional ini pada penelitian diatas, karena penelitian tersebut bermaksud
menggambarkan pendapat para siswa SMA setelah menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada waktu tertentu
yakni selama lebih dari satu tahun, karena pandemic Covid-19. Sehingga akan menimbulkan reaksi atau pendapat
pada siswa SMA tersebut, dalam menilai pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pendapat ini hanya berlaku pada saat survei
tersebut dilakukan saja, karena tidak akan selamanya sekolah melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Setelah
pendemi Covid-19 berakhir tentu akan kembali melaksanakan pembelajaran tatap muka.

2. Seorang Mahasiswa membuat penelitian tentang pengaruh caption ujaran kebencian terhadap peningkatan
jumlah komentator dikolom komentar Instagram. Mahasiswa tersebut mengambil sampel sebanyak 100 pengguna
instagram aktif. Jika Mahasiswa tersebut melakukan penelitian eksperimen, maka sampel tersebut akan
dikelompokan berdasarkan dua kategori, yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Soal:
1. Tentukan variabel bebas (VB) dan variabel terikat (VT) pada penelitian di atas!
Jawaban:
Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang dipakai untuk melihat pengaruh variabel bebas (VB)
terhadap variabel terikat (VT). Variabel bebas (VB) adalah variabel yang dipandang sebagai penyebab dari
hubungan sebab akibat. Untuk Variabel terikat atau (VT) adalah variabel yang menempati posisi sebagai
akibat dari hubungan sebab akibat (Babbie, 2005:222).

Dalam menentukan VB dan VT pada penelitian diatas tentang pengaruh caption ujaran kebencian terhadap
peningkatan jumlah komentator dikolom komentar Instagram. Variabel bebas (VB) pada penelitian diatas
adalah caption atau status di Sosial Media (Sosmed) Instagram, tentang ujaran kebencian.

Sedangkan menentukan Variabel terikat (VT) pada penelitian diatas adalah “netizen” yang melakukan
komentar di kolom komentar pada caption ujaran kebencian tersebut. Karena kehadiran VT merupakan reaksi
dari atau diakibatkan oleh caption ujaran kebencian (VB) di Instagram tersebut. Dalam penelitian eksperimen,
yang diamati selama proses penelitian adalah Variabel terikat (VT). Sedangkan Variabel bebas (VB) bisa
dihadirkan juga lewat perlakuan (treatment).

Soal :
2. Tentukan dari 100 pengguna instagram aktif yang termasuk ke dalam kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol!
Jawaban :
Informan atau orang yang terlibat dalam penelitian eksperimen disebut sebagai subjek penelitian. Penelitian
eksperimen umumnya menyertakan kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Dengan demikian, ada
subjek penelitian yang masuk ke dalam kelompok perlakuan dan ada subjek penelitian yang masuk ke dalam
kelompok kontrol. Yang dimaksud dengan kelompok perlakuan adalah kelompok ketika subjek penelitian
diberikan perlakuan (treatment). Sementara itu, kelompok kontrol adalah kelompok di mana subjek
penelitian tidak diberikan perlakuan (treatment), (Mitchell & Jolley. 2007: 285).

Dalam penelitian tentang pengaruh caption ujaran kebencian terhadap peningkatan jumlah komentator
dikolom komentar Instagram diatas. Dari 100 pengguna instagram aktif tersebut, penelitian akan membagi
dua kelompok subjek, yaitu 50 pengguna instagram pada Kelompok Perlakuan dan 50 pengguna instagram
pada Kelompok Kontrol.

Kemudian dalam penelitian pada kelompok perlakuan, 50 perngguna yang menjadi subjek diperlihatkan
caption-caption ujaran kebencian di Instagram secara berulang-ulang. Sedangkan 50 pengguna pada
kelompok kontrol, subjek penelitian tidak memperlihatkan caption ujaran kebencian di Instagram tersebut.

Sehingga akan terlihat perbedaan, pengaruh, pendapat atau perilaku pada subjek penelitian. Perbedaan
tersebut disebabkan pada kelompok perlakuan diperlihatkan caption-caption ujaran kebencian, yang dapat
disimpulkan sebagai bekerjanya Variabel Bebas (VB). Sedangkan kelompok kontrol mempunyai peran penting
untuk bisa yakin menghubungkan sebab akibat antara VB dan VT. Ketika pengaruh caption ujaran kebencian
di Instagram (VB) diperlihatkan kepada subjek, dan ditemukan tingkat tindakan atau kemarahan pada (VT)
yakni subjek penelitian pada kelompok perlakuan lebih tinggi daripada kelompok kontrol.

3. Dalam desain studi kasus, Robert Yin (1994) membagi ke dalam empat bentuk studi kasus, yaitu kasus tunggal,
multikasus, kasus holistik, dan kasus yang terjalin. Studi kasus tunggal adalah bentuk studi kasus ketika peneliti
mengambil hanya satu kasus penelitian dan dipakai dalam kondisi tertentu, antara lain:
1) Kasus yang penting dalam suatu teori
2) Kasus yang ekstrim dan unik.
3) Kasus yang memiliki akses sulit.

Soal:
Pilihlah salah satu kasus/masalah penelitian yang sesuai dengan kondisi tersebut kemudian uraikan alasan mengapa
kasus yang saudara pilih sesuai dengan kondisi kasus tunggal di atas!

Jawaban:
Studi kasus tunggal adalah bentuk studi kasus ketika peneliti mengambil hanya satu kasus dalam penelitiannya. Studi
kasus dengan kasus tunggal, menurut Yin (1994: 36-38), sebaiknya dipakai dalam kondisi tertentu, pertama, kasus
tersebut merupakan kasus penting dalam suatu teori yang telah disusun dengan baik. Kedua, pemilihan kasus tunggal
juga bisa dilakukan jika kasus tersebut adalah kasus yang ekstrim dan unik. Ketiga, berkaitan dengan akses terhadap
kasus yang diteliti sangat sulit.

Kasus/masalah penelitian:
Saya akan meneliti "Madun Castle" di Pulau Bintan. Informasi yang diterima ada sebuah rumah milik seorang seniman
bernama Pak Madun di pedalaman Pulau Bintan yang disulap menjadi museum karya seni yang unik. Memanfaatkan
lahan kosong yang jauh dari keramaian, keunikannya membangun karya seni dari bahan-bahan daur ulang atau yang
tidak terpakai.

Seperti batang-batang kayu kering yang ditempeli oleh berbagai jenis benda seperti helm, botol, mainan anak-anak,
boneka, tali, jaring, kain, bahkan sampai ada underwear wanita. Yang jika diperhatikan dengan seksama semua
paduan benda-benda yang menempel pada kayu-kayu ini justru malah menjadi karya seni yang unik dan artistik.

Dalam penelitian masalah ini saya akan memilih kasus tunggal "Kasus yang ekstrim dan unik", alasan saya sangat unik
karena belum ada di daerah saya ini yang melakukan hal yang sama. Selain itu, dalam mengekspresikan keunikannya
tersebut pemilik memanfaatkan barang-barang bekas disekitarnya termasuk sampah yang berserak di pantai-pantai
laut.

4. Seorang mahasiswa bernama Rina tertarik untuk melakukan penelitian tentang kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT) yang masih menjadi masalah dilematis bagi kaum perempuan Indonesia. Hal ini tidak hanya disebabkan
oleh faktor ekonomi saja, melainkan juga karena faktor komunikasi. Kasus yang dialami oleh artis seperti Thalita
Latif, Nindy, dan Tsania Marwah merupakan contoh bahwa KDRT tidak terjadi karena kekerasan fisik saja, tapi juga
kekerasan verbal yang menyebab perempuan teraniaya lahir dan batin. Kasus lain yang viral saat ini adalah
seorang perempuan yang berjuang untuk mendapatkan keadilan dari KDRT yang dialaminya di Medan, Sumatera
Utara. Berdasarkan kasus-kasus KDRT yang telah terjadi di Indonesia, Rina tertarik untuk melakukan penelitian ini,
karena menurut data Komnas Perempuan Indonesia, hanya sebagian kecil saja perempuan yang mengalami KDRT
berani untuk melaporkan kekerasan yang dialaminya ke pihak yang berwenang, sisanya memilih untuk diam dan
menerima kekerasan tersebut.

Soal:
Berdasarkan masalah penelitian di atas, buatlah ilustrasi desain penelitian etnografi tertutup (covert) dan terbuka
(overt)

Jawaban:
Salah satu aspek penting dalam penelitian etnografi adalah menemukan lokasi penelitian (komunitas, kelompok,
organisasi dan sebagainya). Berdasarkan strategi peneliti dalam mendapatkan akses ke lokasi penelitian, terdapat dua
jenis etnografi, yakni etnografi terbuka (overt) adalah jenis etnografi ketika peneliti menjelaskan secara terbuka posisi
dan maksud penelitian kepada komunitas yang diteliti. Sedangkan etnografi tertutup (covert) adalah sebaliknya yakni
peneliti tidak menjelaskan posisi sebagai peneliti dan anggota komunitasnya tidak mengetahui bahwa dirinya tengah
diteliti, (Bryman, 2008: 403-404).

Ilustrasi desain penelitian etnografi terbuka (overt) berdasarkan masalah penelitian di atas.
Peneliti bisa melakukan penelitian secara terbuka, dengan melakukan pengamatan, wawancara langsung kepada
korban-korban KDRT serta melakukan pengumpulan data dari Komnas Perempuan Indonesia. Peneliti bebas
memperkenalkan diri sekaligus menyampaikan tujuannya kepada subjek yang ingin diteliti yakni korban KDRT
tersebut, selain itu kepada pihak yang berwewenang.

Ilustrasi desain penelitian etnografi tertutup (covert) berdasarkan masalah penelitian di atas.
Dalam penelitian ini, peneliti tentunya bagaimana caranya agar tidak diketahui oleh subjek yang akan diteliti bahwa
tengah diteliti. Misalkan, peneliti bisa mencari informan yang dapat dipercaya. Kemudian peneliti dalam melakukan
pengamatan atau observasi tidak boleh membuat catatan atau perekaman hanya mengandalkan ingatan. Misalkan,
korban KDRT tersebut agak tertutup karena dianggap sensitif permasalahannya, yang perlu dilakukan peneliti
mencoba curhat atau menjadi salah satu korban KDRT juga. Sehingga dengan curhat tersebut subjek penelitian akan
berbicara atau juga bercerita pengalamannya menjadi korban KDRT hingga alasannya untuk tidak melaporkan atas
perlakukan kekerasan tersebut.

Sumber :
Eriyanto. 2021. Metode Penelitian Komunikasi. Banten: Universitas Terbuka.

Sumber Bacaan :

Eriyanto - Buku Materi Pokok (BMP) SKOM4436 Metode Penelitian Komunikasi - Modul 4, Metode Survei - Kegiatan Belajar 1,
Pengertian dan Rancangan (Desain) Survei. Modul 5, Metode Eksperimen - Kegiatan Belajar 1, Pengertian dan Karakteristik
Penelitian Eksperimen. Modul 7, Metode Studi Kasus - Kegiatan Belajar 2, Rancangan (Desain) Studi Kasus dan Teknik
Pengumpulan Data. Modul 8, Metode Etnografi - Kegiatan Belajar 1, Pengertian dan Karakteristik Metode Etnografi.

Anda mungkin juga menyukai