Anda di halaman 1dari 5

KETERANGAN AHLI

Atas
Permohonan Pengujian Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945
Dalam Perkara
MAHKAMAH KONSTITUSI
Nomor : 13/PUU-XV/2017

Jakarta, 15 Juni 2017


Kepada Yth :
Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia
Di Jakarta
Dengan Hormat, yang bertanda tangan di bawah ini : DESINTA TRI ASTUTI,
S.H., M.H., Ph.D dan A.A AZIZ TARMIDZI S.H., M.H., Ph.D. Bertindak
sebagai ahli memberikan keterangan sesuai dengan keahlian dan pengetahuan
saya atas Permohonan Pengujian Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 Dalam Perkara Mahkamah Konstitusi Nomor : Nomor : 13/PUU-
XV/2017 yang dimohonkan oleh :
1. Ir. H. JHONI BOETJA, S.E – Pekerjaan PT. PLN (Persero) Wilayah
S2JB. Kewarganegaraan Indonesia. Alamat Jalan Kapten A. Riva’i Nomor
37 Palembang-30129
2. EDI SUPRAYITNO SAPUTRO, Amd. – Pekerjaan Pegawai PT. PLN
(Persero) Wilayah S2JB Area Palembang. Kewarganegaraan Indonesia.
Alamat Jalan Kapten Kasihin Nomor 48 Palembang-30127
3. Ir. AIRTAS ASNAWI – Pekerjaan Pegawai PT. PLN (Persero) Wilayah
S2JB. Kewarganegaraan Indonesia. Alamat Jalan Kapten Tendean Nomor
65 Palembang – 30125
4. SAIFUL – Pekerjaan Pegawai PT. PLN (Persero) Wilayah S2JB.
Kewarganegaraan Indonesia. Alamat Jalan Urip Sumuharjo Nomor 2, Jambi

1 dari 5 halaman
5. AMIDI SUSANTO – Pekerjaan Pegawai PT. PLN (Persero) Wilayah
S2JB. Kewarganegaraan Indonesia. Alamat Jalan Kapitan Patimura Nomor
37, Palembang
6. Taufan, S.E – Pekerjaan Pegawai PT. PLN (Persero) Wilayah S2JB Area
Bengkulu. Kewarganegaraan Indonesia. Alamat Jalan Prof. Dr. Hazarin,
S.H Nomor 8 Bengkulu
7. Muhammad Yunus – Pekerjaan Pegawai PT. PLN (Persero) Wilayah
S2JB Area Pengatur Distribusi Sumanjalu. Kewarganegaraan Indonesia.
Alamat Jalan Gubernur Hasan Bastari, Palembang
8. Yekti Kurniasih, Amd. – Pekerjaan Pegawai PT. PLN (Persero) Wilayah
S2JB Area Jambi. Kewarganegaraan Indonesia. Alamat Jalan Urip
Sumuharjo Nomor 2, Jambi
Pada pokoknya akan memberikan penjelasan sebagai berikut :
1. Bahwa perkawinan antara pekerja laki-laki dan pekerja wanita dalam suatu
perusahaan ataupun satu instansi pemerintah telah lama terjadi dan
mengakibatkan dampak positif maupun negatif, baik kepada perusahaan
maupun kepada pekerja itu sendiri dan pekerja lainnya sebagai bagian dari
perusahaan tersebut.
2. Bahwa adapun dampak positif dari perkawinan sesama pekerja dalam suatu
perusahaan adalah pasangan pekerja tersebut secara emosional akan saling
menguatkan hubungan keluarganya sehingga merasa aman dan tenteram
karena saling melindungi. Namun demikian, selain dampak positif tersebut,
juga terdapat dampak negatif yang berhubungan dengan perasaan saling
melindungi tersebut yang berpotensi negatif, yakni dapat mengurangi bahkan
menghilangkan objektivitas kerja dari hubungan kerja antara pekerja dan
manajemen perusahaan. Sebagai contoh seorang manajer HRD di satu
perusahaan mempekerjakan istri atau suami dariatasan kerjanya, yakni general
manajer di satu perusahaan sebagai supervisor dimana pada satu keadaan
tertentu istri atau suami atau manajer HRD tersebut melakukan pelanggaran,
indisipliner, atau pelanggaran lainnya yang dapat dikenakan sanksi
sebagaimana diatur dalam perjanjian kerja peraturan perusahaan atau
perjanjian kerja bersama. Dengan kondisi tersebut, secara psikologisakan

2 dari 5 halaman
terjadi konflik batin bagi manajer HRD tersebut untuk menegakkan aturan di
perusahaannya.
3. Bahwa dengan adanya dampak negatif dan positif tersebut, maka pemerintah
mengatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 pada Pasal 153 ayat
(1f) ... ayat (1) huruf f dengan tujuan untuk mencegah hal-hal yang negatif
terjadi di lingkungan perusahaan dan membangun kondisi kerja yang baik,
profesional, dan berkeadilan.
4. Bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada
Bab 10A tentang Hak Asasi Manusia Pasal 28B ayat (1) menyatakan bahwa
setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah. Kemudian, Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 tentang Perkawinan menegaskan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir
batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami-istri dengan
tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia yang kekal
berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa. Serta Pasal 33 Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang juga menegaskan bahwa
suami-istri wajib saling mencintai, menghormati, setia, dan memberikan
bantuan lahir dan batin yang satu kepada yang lain. Berdasarkan hal tersebut,
dapat dikatakan bahwa perkawinan adalah hak setiap orang yang bersifat
sakral dan terdapat kewajiban bagi suami-istri yang menjadikan hubungan
keduanya menjadi sangat kuat dan khusus.
5. Bahwa pada prinsipnya perusahaan tidak melarang seorang untuk menikah,
akan tetapi apabila suami-istri bekerja dalam suatu perusahaan yang sama,
akan berpotensi menimbulkan konflik kepentingan (conflict of interest) dalam
mengambil keputusan dalam internal perusahaan dan jugadapat mengganggu
objektivitas serta profesionalisme dalam pekerjaannya, misalnya berkaitan
dengan penilaian kinerja pekerja dalam pengembangan karier, dalam promosi,
pemberian sanksi dan sebagainya yang akan mengganggu rasa keadilan bagi
pekerja yang lainnya yang tidak memiliki hubungan khusus sebagai suami-
istri dalam suatu perusahaan yang tujuannya tentu lebih banyak sebagaimana
diatur dalam Pasal 28D ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi, “Setiap orang berhak untuk bekerja,

3 dari 5 halaman
serta mendapat imbalan,dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan
kerja.”
6. Bahwa ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan Pasal 153 ayat (1) huruf f adalah tidak bertentangan
dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hal
ini bertujuan untuk melindungi kepentingan yang lebih besar dalam menjaga
hak setiap warga negara untuk menikah, tetap sekaligus juga untuk menjaga
setiap hak setiap orang yang bekerja guna mendapatkan perlakuan yang adil
dimana kedua hal tersebut merupakan hak asasi manusia yang sama diatur di
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal
28J ayat (1) yang menegaskan bahwa setiap orang wajib menghormati hak
asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan masyarakat berbangsa dan
bernegara. Dan ayat (2) yang berbunyi, “Dalam menjalankan hak dan
kebebasannya setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan
dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin
pengakuan, serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
agama, dan ketertiban umum di dalam suatu masyarakat demokratis.”
Berdasarkan keterangan-keterangan yang kami kemukakan di atas maka kami
berpendapat.
1) Bahwa Ketentuan Pasal 153 ayat (1) huruf f Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang padaprinsipnya menegaskan
bahwa pengusaha dilarang melakukan pemutusan hubungan kerja dengan
alasan bahwa pekerja/buruh mempunyai pertalian darah dan/atau ikatan
perkawinan dengan pekerja/buruh lainnya di dalam satu perusahaan, kecuali
telah diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama tidak bertentangan denganPasal 28B ayat (1) dan Pasal 28D ayat (2)
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2) Bahwa dengan adanya Pasal 153 ayat (1) huruf f Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ini memberikan jaminan kondusif
hubungan kerja sesama pekerja maupun pekerja dan manajemen perusahaan
sehingga mempengaruhi profesionalitas kerja dan memberikankeadilan bagi

4 dari 5 halaman
antara pekerja itu sendiri maupun bagi perusahaan. Demikianlah keterangan
yang kami sampaikan ini selaku Pihak Terkait dalam sidang perkara ini.
Jakarta, 15 Mei 2017,

Demikian penjelasan saya atas Permohonan Pengujian Undang-Undang


Nomor 13 Tahun 2003 tentang Perkawinan terhadap Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Perkara Mahkamah Konstitusi
Nomor : 13/PUU-XV/2017.

Hormat saya

DESINTA TRI ASTUTI, S.H., M.H., Ph.D

A.A AZIZ TARMIDZI S.H., M.H., Ph.D.

5 dari 5 halaman

Anda mungkin juga menyukai