KEPUTUSAN
KEPALA BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
NOMOR 008/H/KR/2022
TENTANG
CAPAIAN PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,
JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH
PADA KURIKULUM MERDEKA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDAR, KURIKULUM,
DAN ASESMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN
PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
TENTANG CAPAIAN PEMBELAJARAN PADA PADA
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, JENJANG PENDIDIKAN
DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH PADA
KURIKULUM MERDEKA.
-3-
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 15 Februari 2022
TTD.
ANINDITO ADITOMO
IFAN FIRMANSYAH
NIP 198210152009121003
SALINAN
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDAR, `
KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
NOMOR 008/KR/2022
TENTANG
CAPAIAN PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI, JENJANG PENDIDIKAN DASAR,
DAN JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH
PADA KURIKULUM MERDEKA
1
berfungsi sebagai fasilitator, mentor, dan mitra anak dalam proses
perkembangannya. Selanjutnya guru perlu bekerja sama dengan orang
tua untuk memastikan keselarasan antara pendidikan di satuan PAUD
(TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) dan di rumah dalam keseharian anak.
Bermain bagi anak usia dini adalah belajar, yang didukung dengan
masukan dari orang lain yang lebih berpengalaman di sekitarnya
(pendidik, orang tua/wali, saudara yang lebih tua, dan sebagainya).
Anak bertindak dari perilaku bermain dan model yang dicontohkan oleh
orang dewasa atau anak-anak yang lebih tua. Mereka mengajukan
pertanyaan untuk belajar lebih banyak, dan dapat dirangsang untuk
belajar lebih banyak melalui dukungan dari orang dewasa yang terlibat,
atau anak-anak yang lebih tua yang menanggapi minat anak,
menjelaskan berbagai hal, mengajari mereka kata-kata untuk berbicara
tentang apa yang mereka lakukan, dan mendorong anak untuk
mengeksplorasi lebih cermat, atau berpikir lebih dalam. Bermain secara
alami dan spontan yang berasal dari ide-ide anak merupakan kegiatan
belajar yang menyenangkan yang dengan dukungan yang tepat, akan
mengarah pada pembelajaran yang lebih dalam dan bermakna bagi anak
tentang diri mereka dan dunianya. Melalui bermain, anak-anak
menampilkan hal-hal yang ia ketahui tentang dunianya yang
memberikan kesempatan yang tepat bagi pendidik atau orang tua/wali,
untuk menstimulasi anak mengambil langkah berikutnya, atau mencoba
tantangan berikutnya agar mereka belajar lebih banyak. Stimulasi
bermain yang berkualitas, yang selaras dengan minat anak dan
menantang secara tepat akan memberikan kesempatan kepada anak
untuk menunjukkan pengenalan tentang dirinya sebagai anak
Indonesia, dan mendemonstrasikan kemampuannya dalam
mengeksplorasi, memecahkan masalah, berpikir dan
2
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Anak tersebut akan memiliki
kesadaran terhadap alam dan lingkungan, serta tumbuh dan
berkembang menjadi anak yang kreatif, bugar, sehat, serta dapat
berkomunikasi dan berekspresi dengan bahasa dan seni.
3
ragam laju dan kebutuhan anak dalam belajar berdasarkan usia (karena
anak unik dan tidak dapat dibandingkan satu dengan yang lainnya) –
dan juga tidak preskriptif membatasi rangkaian pembelajaran yang
dapat dilakukan satuan.
4
dan mengelola emosi mereka. Pendidik juga perlu mengajari anak cara
mendengarkan dengan cermat, dan memberikan stimulus untuk
membangun konsentrasi dan keterampilan mengingat anak untuk
mendukung kesiapan bersekolah.
5
● Pengalaman langsung yang memadai dalam menghitung di
antaranya berbagai jenis jumlah kecil, menyortir objek yang berbeda
dengan cara yang berbeda, menggunakan bahasa matematika untuk
mengidentifikasi objek yang panjang, pendek, berat, ringan, penuh,
kosong, cepat, lambat, dan juga untuk menjelaskan beberapa bentuk
sederhana di lingkungan mereka; dan
● Pengalaman yang cukup dalam mengeksplorasi berbagai elemen
lingkungan alam mereka serta alat-alat sederhana, teknologi dan
bahan konstruksi agar mereka terbiasa dan mampu menggambarkan
pengalaman mereka dan apa yang telah mereka pelajari.
6
Keempat, lebih memberikan pijakan bagi anak untuk memahami dirinya
dan dunia. Hasil pembelajaran di PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA)
menekankan pentingnya untuk membantu anak-anak memahami dan
bangga akan identitas mereka, dan untuk memperkuat pemahaman
mereka tentang dunia dimulai dengan menjelajahi lingkungan
sekitarnya. Anak-anak membutuhkan kepercayaan diri dan kepercayaan
pada kemampuan mereka agar dapat secara efektif menjelajahi dan
belajar tentang dunia mereka. Mereka perlu merasa bangga terhadap
dirinya sendiri, budaya asal mereka, penampilan dan cara hidup
mereka. Pendidik perlu mendukung anak-anak untuk mengembangkan
identitas yang kuat dan positif dengan menghormati dan menyambut
masing-masing keunikan anak serta latar belakang sosial dan budaya
mereka.
7
Pembelajaran di PAUD (TK/RA/BA, KB, SPS, TPA) memiliki karakteristik
yang memandang setiap anak dipandang unik dan memiliki potensi
(kelebihan/kekuatan) masing-masing sehingga memungkinkan untuk
dikembangkan lebih lanjut melalui dalam lingkungan yang dirancang
dengan cermat di mana stimulasi bermain diberikan dan pembelajaran
disediakan oleh pendidik. Scaffolding (perancah, dukungan belajar
secara terstruktur) sangat penting diberikan pendidik dengan cara
terlibat dalam percakapan sehari-hari dengan setiap anak, yang seiring
waktu akan memberikan tantangan, dukungan dan bimbingan bagi
anak untuk mengembangkan keterampilan motorik, keterampilan sosial
dan nilai-nilai moral, keterampilan bahasa lisan dan kemampuan anak
untuk secara produktif memikirkan dan mengeksplorasi lingkungan.
8
kemampuan dasar-dasar agama dan akhlak mulia; 2) Jati diri
mencakup pengenalan jati diri anak Indonesia yang sehat secara emosi
dan sosial dan berlandaskan Pancasila, serta memiliki kemandirian fisik.
3) Dasar-dasar Literasi, Matematika, Sains, Teknologi, Rekayasa,dan
Seni yang mencakup kemampuan memahami berbagai informasi dan
berkomunikasi serta berpartisipasi dalam kegiatan pramembaca. Setiap
elemen stimulasi harus digunakan sebagai dasar untuk mengeksplorasi
aspek perkembangan anak secara keseluruhan, bukan secara terpisah.
2. Jati Diri:
Anak mengenali, mengekspresikan, dan mengelola emosi diri serta
membangun hubungan sosial secara sehat. Anak mengenal dan
memiliki perilaku positif terhadap diri dan lingkungan (keluarga,
sekolah, masyarakat, negara, dan dunia) serta rasa bangga sebagai
anak Indonesia yang berlandaskan Pancasila. Anak menyesuaikan
diri dengan lingkungan, aturan, dan norma yang berlaku. Anak
menggunakan fungsi gerak (motorik kasar, halus, dan taktil) untuk
mengeksplorasi dan memanipulasi berbagai objek dan lingkungan
sekitar sebagai bentuk pengembangan diri.
9
3. Dasar-dasar Literasi, Matematika, Sains, Teknologi, Rekayasa, dan
Seni:
Anak mengenali dan memahami berbagai informasi,
mengomunikasikan perasaan dan pikiran secara lisan, tulisan, atau
menggunakan berbagai media serta membangun percakapan. Anak
menunjukkan minat, kegemaran, dan berpartisipasi dalam kegiatan
pramembaca dan pramenulis. Anak mengenali dan menggunakan
konsep pramatematika untuk memecahkan masalah di dalam
kehidupan sehari-hari. Anak menunjukkan kemampuan dasar
berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif. Anak menunjukkan rasa ingin
tahu melalui observasi, eksplorasi, dan eksperimen dengan
menggunakan lingkungan sekitar dan media sebagai sumber belajar,
untuk mendapatkan gagasan mengenai fenomena alam dan sosial.
Anak menunjukkan kemampuan awal menggunakan dan merekayasa
teknologi serta untuk mencari informasi, gagasan, dan keterampilan
secara aman dan bertanggung jawab. Anak mengeksplorasi berbagai
proses seni, mengekspresikannya serta mengapresiasi karya seni.
TTD.
ANINDITO ADITOMO
IFAN FIRMANSYAH
NIP 198210152009121003
10
XX. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS KETERAMPILAN TATA
BUSANA
287
1. mengembangkan potensi diri sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila
yaitu berakhlak mulia, jujur, bernalar kritis, kreatif, disiplin,
mandiri, gotong-royong, mencintai sesama manusia dan lingkungan
serta menghargai keberagaman bakat dan potensi, untuk
mewujudkan keadilan sosial;
2. mewujudkan peserta didik yang kompeten, terampil, mandiri dan
kreatif dalam bidang wirausaha tata busana;
3. menerapkan Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) baik
secara mandiri maupun bekerja sama dalam tim;
4. menerapkan prosedur pelayanan yang prima dengan sikap ramah
dan sopan, komunikasi kerja tim, tehnik produksi serta pemasaran
bidang tata busana;
5. kreatif dalam memilih bahan jahit;
6. menyiapkan ruang kerja dan peralatan menjahit secara aman dan
mandiri;
7. mengoperasikan mesin jahit dan mesin pelengkap lainnya, serta
perawatan rutin alat-alat jahit;
8. mempraktikkan berbagai ragam tusuk dasar dalam penyelesaian
menjahit;
9. mempraktikkan teknik ragam kampuh dalam pembuatan produk
sederhana lenan rumah tangga dan milineris busana;
10. mampu melaksanakaan prosedur menyiapkan pola, memotong
bahan, menjahit, menghias, menyelesaikan produk secara kreatif
dan mandiri;
11. melakukan penyelesaian akhir (finishing) produk antara lain
pengepresan (pressing), penyelesaikan dengan jahit tangan (hand
sewing) dan memotong benang sisa jahitan secara mandiri, dapat
dipertanggungjawabkan kerapian hasil jahitan dan kualitasnya;
12. menganalisis secara cerdas dan kritis karakteristik peluang pasar
untuk mengembangkan karya yang mampu bersaing di pasaran;
13. terlibat di industri, dunia usaha dan dunia kerja
14. menginspirasi peserta didik berkebutuhan khusus lainnya untuk
berkarya dan berinovasi dengan memanfaakan sumber daya dan
peluang secara kreatif.
C. Karakteristik Mata Pelajaran Tata Busana
Mata Pelajaran Tata Busana memiliki karakteristik seperti berikut.
288
1. Merupakan pembelajaran yang memberikan bekal hard skill dan soft
skill pada setiap tahapan yang mendukung dunia industri garmen;
dengan pendekatan belajar Project Based Learning yang akan
menginternalisasikan sikap jujur, disiplin, bernalar kritis, kreatif,
mandiri dan bergotong royong sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
2. Ilmu Tata Busana memiliki fungsi yang sangat penting karena
merupakan materi-materi yang mengajarkan tentang penerapan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), pengetahuan peralatan
menjahit, dasar-dasar tusuk jahit, pengenalan jenis-jenis tekstil,
teknik pengoperasian mesin jahit manual dan otomatis, berbagai
teknik menjahit sebagai pengetahuan dasar pembuatan produk
busana.
3. Lingkup materi tata busana terdiri atas busana, aksesori, pelengkap
busana, dan lenan rumah tangga.
4. Penentuan potensi diawali dengan asesmen minat bakat peserta didik,
potensi keluarga dan kondisi masyarakat sekitar tempat tinggal
peserta didik.
5. Pembelajaran dilaksanakan secara teori dan praktik pada ruang
praktik pembelajaran dengan mengikuti trend dan perkembangan
industri, dunia usaha dan dunia kerja.
6. Pembelajaran dilaksanakan dengan sistem ganda, yaitu di lingkungan
sekolah dan di industri melalui program praktik industri.
7. Berorientasi pada kebutuhan dan kemandirian peserta didik.
8. Dengan menguasai pelajaran Tata Busana, peserta didik akan dapat
mengaplikasikan kompetensinya dengan baik dalam kehidupan
sehari- hari dan sebagai bekal dalam memasuki IDUKA sebagai
pekerja maupun wirausahawan mandiri.
9. Penilaian meliputi aspek pengetahuan (tes dan nontes), sikap
(observasi), dan keterampilan (proses, produk dan portofolio).
Pembelajaran Tata Busana dilakukan secara block system
disesuaikan dengan karakteristik elemen yang dipelajari.
Mata pelajaran Tata Busana pada peserta didik penyandang disabilitas
memfokuskan materi pada lima elemen kunci beserta cakupan/subtansinya
yang saling terkait.
Elemen Mata Pelajaran Tata Busana dan Deskripsinya
Elemen Deskripsi
Keselamatan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan segala
Kesehatan Kerja kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan
289
Elemen Deskripsi
dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja seperti
penerapan keselamatan kerja di lingkungan tempat kerja,
penerapan penggunaan alat pelindung diri (APD),
kesehatan dan penyakit akibat kerja dan personal
hygiene.
Merupakan kegiatan tahap awal, yakni mempersiapkan
semua peralatan yang dipergunakan di ruang menjahit
untuk proses belajar menjahit. Setiap peralatan menjahit
mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda dan risiko
Persiapan Alat masing-masing jika tidak digunakan sesuai dengan
dan Bahan fungsinya. Persiapan bahan menjahit merupakan
persiapan tempat, alat, dan bahan untuk mengikuti
pembelajaran Tata Busana; merapikan dan menyimpan
peralatan; merapikan kembali tempat, alat, dan bahan
setelah mengikuti pembelajaran Tata Busana.
Merupakan kegiatan proses menjahit dengan
mengoperasikan mesin jahit maupun alat bantu jahit
tangan sesuai prosedur, yaitu suatu proses menyambung
atau menjahit bagian-bagian busana atau potongan
bahan yang dimulai sejak pemilihan bahan, pemotongan
Proses Produksi bahan sesuai pola jadi yang sudah dipotong dan
rancangan. Proses ini harus memperhatikan kualitas,
kerapian, keamanan bahan kain, kesesuaian antara
warna benang dan bahan, kesesuaian antara jenis jarum
dengan bahan dan seni dan estetika hasil produk jahitan.
290
busana; menerapkan penyelesaian akhir dengan setrika; pengemasan
dan penyimpanan; serta mengisi pelaporan dengan mengisi ceklis.
Fase D Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Pada akhir Fase D, peserta didik dapat menerapkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yaitu:
menerapkan kesehatan dan keselamatan di
lingkungan tempat kerja atau tempat belajar;
Kesehatan dan pencegahan kecelakaan kerja; menerapkan
Keselamatan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K);
Kerja (K3) menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti
masker, risiko kecelakaan, dan penyakit akibat kerja,
pembersihan ruang jahit atau kelas untuk belajar
menjahit dan menyimpan alat bantu menjahit,
personal hygiene merawat kebersihan diri dan uniform.
Pada akhir Fase D, peserta didik dapat:
melakukan komunikasi dua arah dengan ramah dan
sopan; memberikan bantuan kepada pelanggan;
melakukan pekerjaan dalam tim secara gotong royong
sebagai perwujudan dari Profil Pelajar Pancasila;
mendemonstrasikan berbagai teknik dasar menjahit
lurus dan mendatar pada lenan rumah tangga;
mendemonstrasikan berbagai teknik dasar menjahit
lengkung pada lenan rumah tangga dan handicraft
Proses Produksi
lainnya; mendemonstrasikan berbagai teknik dasar
menjahit zig zag pada lenan rumah tangga dan
handicraft lainnya; mengoperasikan mesin obras untuk
mengobras kampuh berbagai lenan rumah tangga dan
handicraft yang dijahit; membuat fragmen berbagai
jenis kampuh, yaitu kampuh terbuka, balik, pipih,
tutup, searah; serta dapat menerapkan berbagai jenis
kampuh pada lenan rumah tangga dan berbagai
handicraft lainnya.
Pada akhir Fase D, peserta didik dapat:
membersihkan sisa benang pada pakaian atau produk
busana menggunakan gunting benang. memastikan
tidak ada benang yang menempel. dan
mengidentifikasi pakaian yang sudah dibersihkan sisa
benangnya setelah selesai dijahit; memeriksa kualitas
pakaian sesuai standar, mengatur suhu setrika sesuai
Penyelesaian dengan karakter bahan, melaksanakan
Akhir penyetrikaan/pengepresan akhir pakaian yang telah
lolos pemeriksaan kualitas; memeriksa kualitas
pakaian yang akan lipat, memeriksa kelengkapan alat
pada produk busana, melipat pakaian sesuai dengan
bentuk dan ukuran yang ditentukan, menghitung dan
menyusun pakaian yang sudah dilipat; memasukkan
pakaian yang telah dilipat ke dalam kemasan sesuai
dengan prosedur dan memastikan kualitas hasil
pengemasan.
Pada akhir Fase D. peserta didik dapat mengisi ceklist
laporan persiapan diri, persiapan alat dan bahan,
Pelaporan proses menjahit, penyelesaian dan penyimpanan atau
menghitung jumlah produk yang telah berhasil
diselesaikan.
291
2. Fase E (Usia Mental ≤ 10 Tahun dan Umumnya Kelas X)
Pada akhir Fase E, peserta didik dapat: menerapkan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3); melakukan komunikasi dan kerja sama dalam
kelompok; menyiapkan alat pokok dan alat tambahan menjahit;
menyiapkan bahan utama dan bahan pelengkap membuat busana;
lenan rumah tangga dan pelengkap busana sesuai desain yang ada;
membuat produk dengan menggunakan jahitan lurus, lengkung dan
zig-zag; mengobras sesuai prosedur; membuat kelim dengan tusuk
sembunyi; merapikan dan mengemas produk sesuai dengan
prosedur; mengisi ceklis laporan.
292
Elemen Capaian Pembelajaran
dengan prosedur; menjahit lurus sesuai tanda pola;
menjahit lengkung sesuai dengan tanda pola; menjahit
zig-zag sesuai dengan tanda pola; memeriksa hasil
jahit; memperbaiki hasil jahit yang tidak sesuai
standar dengan kreatif; mengomunikasikan hasil jahit
yang tidak sesuai dengan standar dan
mengomunikasikan permasalahan yang muncul dalam
proses menjahit secara mandiri.
293
Fase F Berdasarkan Elemen
294
Elemen Capaian Pembelajaran
sulam yang tidak sesuai kualitas secara mandiri;
menentukan hiasan aplikasi yang akan digunakan;
menentukan letak hiasan aplikasi; memasang hiasan
aplikasi, memasang hiasan burci; melipat kelim sesuai
dengan ukuran; membuat kelim menggunakan tusuk
flanel dengan jarak sesuai dengan ukuran yang
ditentukan secara mandiri; menentukan posisi lubang
kancing; memasang benang pada mesin lubang
kancing; membuat stik lubang kancing sesuai dengan
ukuran kancing dan prosedur; membuat sobekan
lubang kancing sesuai prosedur; memeriksa kualitas
hasil pembuatan lubang kancing secara mandiri;
menentukan posisi pemasangan kancing; memasang
kancing menggunakan benang sewarna dengan
kancing; memeriksa kualitas hasil pemasangan
kancing; memperbaiki hasil pemasangan kancing yang
tidak sesuai kualitasnya secara mandiri;
membersihkan sisa benang pada pakaian
menggunakan gunting benang; memastikan tidak ada
benang yang menempel; menghitung jumlah pakaian
yang sudah dibersihkan sisa benangnya secara
mandiri; memeriksa kualitas pakaian sesuai standar;
mengatur suhu setrika sesuai dengan karakter bahan;
melaksanakan penyetrikaan/pengepresan akhir
pakaian yang telah lolos pemeriksaan kualitas secara
mandiri; memeriksa kualitas pakaian yang akan lipat;
memeriksa kelengkapan alat melipat pakaian; melipat
pakaian sesuai dengan bentuk dan ukuran yang
ditentukan; menghitung dan menyusun pakaian yang
sudah dilipat secara mandiri; dapat memasukkan
pakaian yang telah dilipat ke dalam kemasan sesuai
dengan prosedur; serta memastikan kualitas hasil
pengemasan secara mandiri.
Pada akhir Fase F, peserta didik dapat mengisi mengisi
ceklis: persiapan ruang kerja, pakaian kerja (APD),
alat, kelengkapan bahan, kelengkapan komponen pola
Pelaporan jiplak, kelengkapan hasil pemotongan bahan, kualitas
hasil jahit; mengomunikasikan ceklis yang sudah diisi;
serta menghitung kebutuhan bahan dan biaya
produksi secara mandiri.
295
XXI. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS KETERAMPILAN TATA
BOGA
296
Dengan mempelajari mata pelajaran Tata Boga, peserta didik
diharapkan mampu mengembangkan hard skill dan soft skill diri
mereka sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila yaitu, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, bernalar kritis, kreatif,
mandiri, disiplin, dan gotong royong.
Ruang lingkup materi tata boga dasar yang akan dipelajari di tingkat
SMPLB dan SMALB meliputi Prosedur Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3), Persiapan Alat dan Bahan kemudian Pengolahan makanan
dan minuman, Membuat Hidangan dan serta Penyajian Makanan dan
Minuman.
297