Anda di halaman 1dari 62

BAB VII

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

7.1 KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN DAERAH

Kebijakan umum menggambarkan upaya yang akan dilakukan untuk mencapai


tujuan dan sasaran pembangunan sesuai dengan visi dan misi yang sudah ditetapkan.
Kebijakan umum pembangunan daerah Provinsi Sumatera Barat tahun 2016-2021
adalah sebagai berikut :
1. Pemanfaatan potensi sumber daya pembangunan secara efektif dan efisien serta
mengatasi permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam mencapai tujuan dan
sasaran pembangunan.
2. Peningkatan keterpaduan dan peran serta semua stakeholders (pemangku
kepentingan) termasuk masyarakat rantau dalam pembangunan daerah dengan
mengembangkan pengelolaan pembangunan yang bersifat partisipatif, sinergis,
transparan dan akuntabel.
3. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia dengan etos kerja yang tinggi, disiplin,
santun dan berintegritas, serta meningkatkan pemerataan dan kualitas pendidikan
dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
4. Pelaksanaan pembangunan yang responsif gender dan berwawasan kependudukan.
5. Peningkatan daya saing daerah dalam menghadapi perubahan tatanan ekonomi
yang semakin terbuka sesuai dengan perkembangan regional, nasional dan global.
6. Pengembangan sektor-sektor unggulan dalam percepatan dan peningkatan
ekonomi seperti pariwisata, pertanian dengan sistem agribisnis, industri,
kemaritiman dan kelautan secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
7. Pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang
mengedepankan partisipasi masyarakat
8. Pemanfaatan potensi sumber energi dan pembangunan infrastruktur untuk
mendorong pembangunan ekonomi dan pengembangan wilayah.
9. Perencanaan dan penganggaran yang berbasis kinerja dan program prioritas
(money follow programe).

7.2. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH

Prioritas pembangunan adalah kumpulan program prioritas yang bersifat lintas sektoral
sebagai penjabaran operasional dari rencana pembangunan. Pembangunan Sumatera Barat
tahun 2016-2021 dijabarkan ke dalam sepuluh prioritas pembangunan, sebagai berikut:
Prioritas 1: Pembangunan Mental Pengamalan Agama dan ABS-SBK Dalam
Kehidupan Masyarakat.
Prioritas ini diarahkan pada pelaksanaan kebijakan nasional di bidang revolusi mental,
implementasi prinsip-prinsip agama dan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari. Dengan pelaksanaan prinsip-prinsip revolusi mental,
pengamalan ajaran agama yang baik dan penerapan adat dan budaya Minangkabau yang
intensif ditengah kehidupan masyarakat diharapkan akan dicapai: 1) Masyarakat yang
berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya serta punya etos kerja tinggi dan produktif 2)

VII-1
Kehidupan masyarakat yang harmonis, toleran, dan cinta damai, 3) Pengamalan nilai-nilai
adat dan agama dalam kehidupan sosial ekonomi, 4) Penurunan tingkat konflik dan kekerasan
dalam masyarakat, 5) Pewarisan nilai-nilai kearifan adat Minangkabau, 6) Optimalisasi peran
lembaga-lembaga keagamaan dan lembaga adat, dan 7) Penurunan perbuatan maksiat.
Prioritas 2: Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Dalam Pemerintahan.
Prioritas ini diarahkan pada penerapan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik ( good
governance) dalam penyelenggaraan pemerintahan sehingga profesionalitas pemerintahan
dan pelayanan publik yang prima dapat dicapai. Dengan reformasi birokrasi akan dicapai : 1)
Tata pemerintahan yang baik melalui pelayanan prima, 2) Pemerintahan yang bersih dan
profesional, 3) Penyelenggaraan pemerintahan yang transparan, akuntabel dan bebas KKN, 4)
Tata pemerintahan yang aspiratif dan partisipatif, 5) Penyediaan data statistik yang handal
dan berdayaguna tinggi, 6) Perencanaan yang partisipatif dan akuntabel, 7) Sinergi antara
pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota, dan pembangunan lintas sektor.
Prioritas 3: Peningkatan Pemerataan dan Kualitas Pendidikan.
Prioritas ini diarahkan pada penuntasan wajib belajar 9 tahun, perintisan wajib belajar 12
tahun, dan peningkatan standar pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang memenuhi
tuntutan persyaratan lapangan kerja dan atau dapat menciptakan lapangan kerja. Dengan
prioritas tersebut diharapkan akan dicapai: 1) Penuntasan wajib belajar 9 tahun, 2) Perintisan
wajib belajar 12 tahun, 3) Peningkatan angka partisipasi pendidikan, 4) Pelaksanaan pola
pendidikan berkarakter dan berkualitas, 5) Lahirnya sentra pendidikan unggul di Sumatera
Barat, 6) Pendidikan spesifik sesuai dengan bakat sumberdaya manusia, 7) Lembaga
pendidikan penghasil sumberdaya manusia yang profesional, 8) Wirausahawan baru yang
berkapasitas nasional dan global, 9) Pengembangan penelitian dan penerapan IPTEK, 10)
Peningkatan partisipasi perempuan dan kesejahteraan keluarga, 11) Peningkatan kualitas
pemuda dan pembangunan olah raga, 12) Sumatera Barat sebagai daerah tujuan pendidikan.
Prioritas 4: Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat.
Prioritas ini diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan berkecukupan gizi.
Dengan prioritas ini diharapkan akan dicapai: 1) Peningkatan derajat kesehatan masyarakat,
2) Peningkatan angka harapan hidup, 3) Penurunan tingkat kematian ibu melahirkan, 4)
Menurunnya tingkat kematian bayi, 5) Penurunan persentase masyarakat gizi kurang, 6)
Peningkatan pola hidup bersih dan sehat, 7) Peningkatan layanan rumah sakit dengan standar
pelayanan yang terakreditasi baik.
Prioritas 5: Peningkatan Produksi Untuk Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional
dan Pengembangan Agribisnis.
Prioritas ini diarahkan pada pengembangan dan peningkatan produksi pangan untuk
menunjang kebijakan nasional dibidang kedaulatan pangan serta mengembangkan sistem
agribisnis dalam pembangunan pertanian dalam arti luas (tanaman pangan, peternakan dan
perkebunan) yang dapat memberikan nilai tambah (added value) tinggi, sehingga masyarakat
dapat menikmati tingkat keuntungan yang tinggi dari gabungan hasil usaha pertaniannya
melalui berbagai komoditi unggulan. Dengan prioritas tersebut diharapkan dapat dicapai: 1)
Peningkatan ketahanan dan keragaman konsumsi pangan, 2) Pengembangan kawasan sentra
produksi pertanian, 3) Pengembangan agroindustri dan agribisnis sesuai potensi daerah, 4)
Sumatera Barat sebagai salah satu provinsi penghasil pangan nasional, 5) Penerapan
teknologi pertanian tepat guna, 6) Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian, 7) Pola
pembangunan pertanian berbasis kawasan dan berbasis komoditi unggulan .
Prioritas 6: Pengembangan Pariwisata, Industri, Perdagangan, Koperasi, UMKM,
dan Peningkatan Investasi.
Prioritas ini diarahkan untuk mengembangkan pariwisata, industri skala kecil dan menengah
dan pengembangan Koperasi dan UMKM serta peningkatan investasi. Dengan pelaksanaan
prioritas ini diharapkan dicapai: 1) Pengembangan objek dan kawasan wisata yang potensial,

VII-2
2) Peningkatan sarana dan prasarana serata pelayanan kepariwisataan, 3) Sumatera Barat
sebagai destinasi utama pariwisata berbasis agama dan budaya, 4) Pengembangan sentra
industri dan peningkatan penerapan teknologi tepat guna dalam proses produksi, 5)
Peningkatan daya saing produk industri dan jasa, 6) Peningkatan jenis, volume dan nilai
ekspor serta ekspor produk industri, 7) Peningkatan kesempatan kerja pada sektor industri
dan jasa, 8) Peningkatan peran Koperasi dan UMKM dalam perekonomian daerah, 8)
Peningkatan Investasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyediaan kesempatan
kerja.
Prioritas 7: Peningkatan Pemanfaatan Potensi Kemaritiman dan Kelautan.
Prioritas ini diarahkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi kemaritiman dan kelautan
untuk peningkatan pembangunan daerah. Dengan pelaksanaan prioritas ini diharapkan
dicapai: 1) Peningkatan sarana dan prasarana pelabuhan perikanan, 2) Peningkatan produksi
perikanan laut baik tangkap maupun budidaya, 3) Pengembangan wisata bahari, 4)
Optimalisasi pengelolaan ruang laut dan pulau-pulau kecil, 5) Peningkatan kerjasama regional
lintas pesisir wilayah laut.
Prioritas 8: Penurunan Tingkat Kemiskinan dan Pengangguran serta Penanganan
Daerah Tertinggal.
Prioritas ini diarahkan untuk mengurangi tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan dan
ketimpangan pembangunan daerah. Dengan prioritas ini diharapkan akan dicapai: 1)
Penurunan jumlah penduduk yang menganggur, 2) Penurunan jumlah penduduk miskin, 3)
Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat miskin 4) Penurunan tingkat penyandang masalah
kesejahteraan sosial, 5) Peningkatan aksesibilitas daerah tertinggal untuk bisa lepas dari
ketertinggalan.
Prioritas 9: Pengembangan Sumber Energi Baru dan Terbarukan serta
Pembangunan Infrastruktur.
Prioritas ini diarahkan untuk memenuhi kebutuhan energi dan insfrastruktur dalam rangka
percepatan pembangunan dan daya saing daerah. Dengan pelaksanaan prioritas ini
diharapkan akan dicapai: 1) Peningkatan pemanfaatan energi baru dan terbarukan dengan
mendorong investasi dibidang energi baru dan terbarukan serta pembangunan sarana dan
prasarana pemanfaatan energi baru dan terbarukan untuk pembangkit listrik, 2) Peningkatan
penyediaan listrik di daerah terpencil, terisolir dan perbatasan, 3) Peningkatan konektivitas
dan aksesibilitas wilayah, 4) Peningkatan pelayanan transportasi dan keselamatan lalu lintas,
5) Peningkatan kuantitas dan kualitas pengelolaan sumber daya air, 6) Peningkatan prasarana
umum pada kawasan pemukiman
Prioritas 10: Pelestarian Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana.
Prioritas ini diarahkan untuk mengurangi kerusakan lingkungan dan menekan kerugian akibat
bencana. Dengan pelaksanaan prioritas ini diharapkan akan dicapai: 1) Peningkatan kualitas
lingkungan hidup, 2) Peningkatan kesesuaian rencana pembangunan dengan tata ruang, 3)
Peningkatan kualitas lahan dan fungsi ekosistem, 4) Peningkatan kesiapsiagaan masyarakat
dalam penanggulangan bencana, 5) Peningkatan penanganan tanggap darurat dan pemulihan
wilayah atau daerah pasca bencana, 6) Peningkatan kearifan lokal dalam pengelolaan dan
pelestarian lingkungan.
Selanjutnya untuk melihat keterkaitan antara misi dengan prioitas pembangunan,
strategi, arah kebijakan dan program pembangunan dapat di lihat pada Tabel 7.

VII-3
7.1.
Kebijakan Umum dan Program Prioritas untuk Setiap Misi

Capaian Kinerja Perangkat


Program
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab

MISI 1 : Meningkatkan Tata Kehidupan Yang Harmonis, Agamais, Beradat, Dan Berbudaya Berdasarkan Falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

Prioritas 1 : Pembangunan mental dan pengamalan agama dan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi kitabullah (ABS-SBK) dalam kehidupan masyarakat.
1. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan manajemen 1. Zakat yang dikelola % Kenaikan 2,22 2,22 1. Peningkat- Kebuda-yaan Biro Binsos
pemahaman dan keterpaduan dalam lembaga pendidikan terutama badan amil zakat % Kenaikan 15 35 an Pema-haman,
pengamalan menggerakkan pesantren dan lembaga non 2. Peningkatan % Kenaikan 10 10 Penghaya-tan,
ajaran agama pemahaman dan formal lainnya sebagai sentra pengumpulan nilai 15 Pe-ngamalan &
dalam kehidupan pengamalan nilai-nilai pembangunan masyarakat yang zakat, infak dan Pengem-bangan
masyarakat agama religius sadaqah Nilai-nilai Agama Kebuda-yaan
2. Meningkatkan 2. Pengembangan sekolah/ 3. Penduduk yang men- % rata-rata 6 6 2. Peningkatan Biro Binsos
pemahaman ajaran lembaga pendidikan untuk daftar dan mendapat- kenaikan Pelayanan
agama sejak usia dini menyelenggarakan program kan porsi keberang- Kehidupan Pendidikan
3. Meningkatkan peran, tahfidz qur’an katan ibadah haji Beragama
kualitas dan 3. Penyempurnaan kurikulum 4. Sekolah Menengah 3. Pendidikan Disdikbud
pengelolaan lembaga pendidikan agama pada setiap dengan system boarding Sekolah 3 11 Karakter
pendidikan agama jenjang pendidikan school yang bernuansa % Lulusan 7,07 8,01
4. Meningkatkan akses 4. Peningkatkan kapasitas dan islami Tahfiz
informasi keagamaan, kualitas penyuluh agama, tokoh 5. Sekolah Menengah yang
kualitas dan kuantitas agama, lembaga sosial bernuansa Islami
kegiatan dalam keagamaan, dan media massa 6. Pondok Pesantren % Lulusan 5,81 6,57
pemahaman terhadap dalam melakukan bimbingan dengan system Boarding Tahfiz
Ajaran Agama keagamaan kepada masyarakat School
5. Melakukan penguatan 5. Peningkatan kegiatan 7. Persentase Peningkatan Pondok 213 213
kelembagaan, keagamaan sebagai bagian dari Kapasitas Pengelola Pesantren
transparansi, syi’ar agama Manajemen Pondok % rata-rata 5 5
akuntabilitas dalam 6. Peningkatan pengelolaan, Pesantren dan Sekolah kenaikan siswa
pengelolaan zakat sarana dan prasarana serta Agama %
6. Meningkatkan kualitas fungsi tempat ibadah N.A 20,18
penyelenggaraan dan
pelayanan ibadah haji

VII-4
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
7. Peningkatan fungsi
kelembagaan, optimalisasi
pengumpulan infak, sedekah,
zakat, wakaf dan sinergitas
pendistribusiannya antar
lembaga pengelola zakat
8. Peningkatan perlindungan,
pembinaan jemaah haji dan
dukungan pelayanan embarkasi
haji
2. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Optimalisasi pelaksanaan Konflik dalam masyarakat Kasus 0 0 1. Peningkat-an 1. Kesbang 1. Badan
kualitas keterpaduan, kegiatan kerukunan beragama bernuansa Suku, Agama, Keama-nan dan dan Politik Kesbang
kehidupan sinergitas dan dan kerukunan antar umat Ras dan Anar Golongan Kenyama-nan Dalam pol
beragama, dan sinkronisasi kegiatan beragama (SARA) Lingkungan Negeri
kerukunan antar untuk mewujudkan 2. Peningkatan perlindungan
umat beragama peningkatan kualitas kepada masyarakat dalam 2. Kesbang
dan kerukunan antar melaksanakan ibadah sesuai Koordinasi antar pemuka Rakor/ 2 2 2. Pemeliharaan dan Politik 2. Satpol PP
umat beragama dengan ajaran agama dan tokoh umat beragama pertemuan per Ketertiban Umum Dalam
2. Meningkatkan tahun dan Keten-traman Negeri
kegiatan pembinaan
3. Peningkatan koordinasi dengan Konflik Sosial Masyara-kat 3. Kesbang
tokoh agama dan lintas agama
dan pemberdayaan 23 23 3. Pening-katan dan Politik
umat beragama dan Kasus Perlin-dungan Dalam 3. Satpol PP
antar umat beragama. Masya-rakat Negeri

VII-5
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
3. Berkurangnya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan pemahaman Kasus perbuatan maksiat:
penyakit keterpaduan, terhadap penyakit masyarakat 1. Narkoba
masyarakat sinergitas dan 2. Pencegahan terjadinya a. Kasus Kasus Pidana 8,03 % 8,03 % 1. Peningkatan 1. Kesbang 1. Badan
(Pekat) sinkronisasi kegiatan perbuatan maksiat Pemberantasan dan Kesbang
dalam pencegahan 3. Peningkatan jam pelajaran Penyakit Politik pol
penyakit masyarakat. praktek pendidikan akhlak Masyarakat Dalam
2. Meningkatkan dan praktek agama di (PEKAT) Negeri
kesadaran dan lembaga pendidikan b. Pencegahan % Pemuda N.A 98,50 2. Kesbang 2. Satpol PP
keikutsertaan 4. Peningkatan fasilitasi (16-30 th) 2. Pencegahan dan dan
masyarakat dalam pengawasan terhadap bebas narkoba Pemberantasan Politik
pencegahan, pelanggaran perbuatan Maksiat Dalam
penanganan dan maksiat % Guru BK Negeri 3. Dinas
rehabilitasi kasus 5. Peningkatan sosialisasi dan mendapat 4,3 16,40 3. Kesehata Sosial,
maksiat edukasi secara sistematis dan sosialisasi 3. Pencegahan, n, Sosial Dinas
3. Melindungi generasi berkesinambungan kepada Penanganan dan Kesehata
muda terhadap kelompok masyarakat yang Rehabilitasi n,
bahaya penyalah- rentan terhadap kasus Penyalahgunaan Dispora,
gunaan narkotika di maksiat, Narkoba RSJ HB
kalangan pemuda 6. Peningkatan fungsi % Kasus yang Saanin
4. Mengembangkan pengawasan lembaga adat c. Penanganan dilayani 100 100 4. Dinas
akses layanan terhadap perbuatan maksiat 4. Sosial Sosial
rehabilitasi bagi 7. Peningkatan pencegahan, IPWL (Jumlah)
4. Pembinaan Eks
Penyandang
pencandu narkotika penanganan dan rehabilitasi 22 27
Penyakit Sosial
yang terintegrasi dan penyalahgunaan narkoba IPWL
(eks Narapidana,
berkelanjutan (Kab/Kota)
Wanita Tuna
% Kenaikan 17 19
Susila dan
Penyakit Sosial
% kenaikan
Lainnya)
penjangkauan
d. Rehabilitasi narkoba 15,59 19,49

% kenaikan
rawat jalan
dan rawat inap 40 50

VII-6
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
8. Peningkatan ekstenfikasi dan 2. Angka Kriminilitas % Rata-rata Rata-rata
intensifikasi informasi kenaikan kenaikan
Pencegahan Pemberantasan 6,77% <6,77%
Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkoba 3. Kasus Prostitusi % rata-rata 5 5
(P4GN) kepada seluruh penurunan
masyarakat kasus maksiat

% eks Wanita 70 70
Tuna Susila
Mandiri

4. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan kepedulian 1. Persentase % 100 100 Peningkatan Kebuda-yaan Biro Binsos
keterpaduan dalam masyarakat terhadap pendistribusian zakat,
kesalehan sosial penanganan masalah sosial Pemaham-an,
masyarakat membangun 2. Peningkatan penghimpunan infak dan sedekah Penghayatan, Penga-
dalam kesalehan sosial dan penyaluran serta malan dan Pengem-
penanganan masyarakat dalam pemanfaatan dana zakat, bangan Nilai-nilai
masalah sosial penanganan masalah infak, wakaf dan sedekah Agama
sosial
2. Meningkatkan
penghimpunan dan
penyaluran serta
pemanfaatan dana
zakat, infak, wakaf,
sedekah yang tepat
sasaran

VII-7
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
5. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan kompetensi 1. Kompetensi dan Ketua KAN 108 108 1. Pengembangan 1. Kebudaya 1. Biro
peran dan keterpaduan, untuk pemangku adat, da’i dan kualifikasi pemangku (Penghulu) Lembaga-lembaga an Binsos,
penguatan meningkatkan peran ulama adat Sosial Keagamaan BPM
lembaga agama dan penguatan 2. Peningkatan kapasitas dan 2. Lembaga adat dan dan Lem-baga
dan adat dalam lembaga agama dan kualitas penyuluh agama, agama yang Pen-didikan
tata kehidupan adat dalam kehidupan tokoh agama, lembaga sosial melaksanakan peran Keagamaan
masyarakat 2. Menyusun pedoman keagamaan dan fungsinya : 2. Pemberdayaan
strandarisasi, kualifikasi 3. Penguatan peran dan fungsi a. MUI Lembaga N.A 4 Lem-baga-Lem- 2. Kebudaya
dan kompetensi lembaga agama dan adat b. KAN Jumlah 90 180 baga Adat Seni an 2. Dinas
pemangku adat, da’i 4. Peningkatan fasilitasi, (Kumulatif) dan Budaya Pendidika
dan ulama koordinasi lembaga adat dan 3. Penataan dan n dan
3. Meningkatkan lembaga agama 3. Penyelesaian % Kenaikan 6 6 Pemanfaatan Kebu-
kapasitas lembaga 5. Penyusunan strandarisasi kasus/sengketa adat Tanah Ulayat 3. Fungsi daayaan,
dan pemangku adat kualifikasi dan kompetensi yang diselesaikan oleh lain BPM
serta penyuluh agama pemangku adat, da’i dan KAN
dalam tata kehidupan ulama 3. Biro
masyarakat 6. Peningkatan pemanfaatan 4. Pemanfaatan Tanah Pemerin-
4. Meningkatkan peran tanah ulayat sesuai potensi Ulayat tahan,
pemangku adat dalam ekonomi dan potensi sosial a. Potensi Ekonomi % Kenaikan N.A N.A BPM
pemanfaatan tanah realisasi
ulayat bagi investasi yang
pembangunan memanfaatkan
tanah ulayat

b. Potensi Sosial % realisasi N.A N.A


pemanfaatan
tanah ulayat
untuk
kepentingan
sosial

VII-8
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
6. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Pengembangan dan pemanfaatan 1. Peningkatan Sanggar % kenaikan 3 20 1. Pengembangan Kebudayaan 1. Dinas
pemahaman keterpaduan, kearifan lokal untuk Seni dan Budaya Nilai-Nilai Budaya Pendidika
dan penerapan sinergitas dan pemberdayaan masyarakat % kenaikan 1 2 2. Pemberdayaan n dan
nilai-nilai adat sinkronisasi kegiatan 2. Optimalisasi pendidikan adat dan 2. Peningkatan Event Seni event Kelembagaan Kebu-
dan budaya untuk penerapan nilai budaya dan Budaya Masyarakat Adat dayaan,
dalam adat dan budaya 3. Peningkatan partisipasi 3. Pelestarian permainan % kenaikan N.A 3 3. Pengelolaan Biro
masyarakat dalam kehidupan masyarakat dan perantau dalam tradisional anak nagari jenis event Kekayaan Budaya Binsos,
masyarakat pengelolaan & pelestarian 4. Pengembangan Dispora,
2. Meningkatkan kekayaan seni budaya lokal
4. Peraturan Nagari
% kenaikan N.A N.A Pendidikan Kantor
tentang penerapan nilai-
pemberdayaan 4. Peningkatan partisipasi aktif Budaya Penghubu
nilai adat, seni dan
masyarakat dan peran lembaga adat dalam pelaksanaan 5. Peningkatan ng
budaya
perantau dalam proses pembangunan, % kenaikan N.A N.A Diplomasi Seni 2. Biro
penerapan nilai adat mengembangkan kelemba gaan 5. Peningkatan partisipasi dan Budaya Binsos
dan budaya masyarakat adat perantau dalam 3. Disdikbud
3. Mengintegrasikan 5. Peningkatan peran ulama, ninik pengenalan nilai-nilai 4. Disdikbud
pelajaran praktek mamak, bundo kandung, adat dan budaya % kenaikan N.A N.A 5. Disdikbud
pendidikan adat dan cendikiawan dan generasi muda 6. Peningkatan penerapan
budaya dalam dalam penerapan nilai-nilai adat, nilai-nilai adat dan
kurikulum muatan lokal. seni dan budaya budaya bagi perantau
4. Meningkatkan 6. Peningkatkan fungsi penga wasan % sekolah 7,57 18,84
lembaga adat dalam pergelaran 7. Peningkatan
partisipasi masyarakat
dan perantau dalam seni dan budaya daerah pemahaman dan
pengelolaan dan 7. Peningkatan kapasitas penerapan nilai-nilai
pelestarian kekayaan sumberdaya manusia di bidang budaya bagi peserta
seni budaya daerah seni dan budaya daerah didik
8. Peningkatan apresiasi terhadap
lembaga seni dan budaya serta
meningkatkan pergelaran,
festival, lomba karya seni
budaya dan pameran
9. Penguatan lembaga seni dan
budaya sebagai bagian
pembangunan masyarakat yang
berkarakter dan pelestarian nilai-
nilai kearifan lokal

Misi 2. Meningkatkan tata pemerintahan yang baik, bersih dan professional


Prioritas 2. Pelaksanaan reformasi birokrasi dalam pemerintahan.

VII-9
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
1 Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan pengelolaan 1. Penempatan aparatur % N.A N.A 1. Pembinaan dan Kepegawaia Badan Diklat
kapasitas dan keterpaduan dalam manajemen kepegawaian yang sesuai kompetensi pengembangan n dan Diklat
manajemen aparatur mengembangkan (rekruitmen, mutasi, promosi 2. Rata-rata lamanya PNS JPL N.A 50 aparatur
kapasitas dan dan pengembangan karir mengikuti diklat 2. Peningkatan Kepegawaia BKD
manajemen aparatur aparatur) (Standar 40 atau 80 JPL/ Manajemen SDM n dan Diklat
2. Meningkatkan 2. Peningkatan penyelenggaran orang/ tahun) Aparatur
manajemen pendidikan dan pelatihan 3. Aparatur mengikuti % 90 60 3. Pendidikan Kepegawaia Badan Diklat
pengelolaan aparatur diklat sesuai tupoksi dan kedinasan n dan Diklat
kepegawaian yang 3. Penyusunan Road Map diklat persyaratan jabatan
efektif, efisien dan teknis dan fungsional 4. perangkat daerah % N.A 95
akuntabel berbasis 4. Evaluasi pelaksanaan diklat dengan jumlah pegawai
teknologi informasi teknis dan fungsional yang tersedia sesuai
3. Mengintensifkan 5. Peningkatan pendidikan dan formasi minimal 70%
penerapan sistem pelatihan bagi aparatur
rekrutmen dan berorientasi kewirausahaan
seleksi 6. Peningkatan sarana dan
pengembangan karir prasarana serta tenaga pengajar
secara transparan pada penyelenggaraan lembaga
dan berbasis pendidikan dan latihan
kompetensi

Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan Pembinaan 1. Pegawai yang % N.A 100 1. Peningkatan 1.Kepegawai 1.Biro
integritas dan keterpaduan dalam dan Pengawasan Aparatur mencapai kinerja baik manajemen SDM an dan Organisasi
kinerja aparatur membangun 2. Penerapan reward dan 2. Perangkat Daerah Perangkat 2 10 aparatur diklat 2.Inspektora
integritas dan pusnishment bagi aparatur Provinsi menuju Daerah 2. Peningkatan 2.Fungsi lain t
perbaikan kinerja berbasis indikator kinerja Wilayah Bebas Korupsi fungsi
aparatur 3. Penguatan penerapan (WBK)/Wilayah pengawasan dan
2. Meningkatkan tambahan penghasilan berbasis Birokrasi Bersih dan penegakan
penerapan kinerja Melayani (WBBM) hukum
pemberian 4. Peningkatan Penerapan
penghargaan dan inilai-nilai integritas dalam
sanksi terhadap birokrasi untuk membentuk
kinerja aparatur karakter dan kultur birokrasi
yang bersih

VII-10
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
3. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Penetapan indikator kinerja 1. Opini BPK (Opini) Opini WTP WTP 1. Peningkatan 1. Fungsi 1. Inspektor
transparansi pengawasan internal daerah, perangkat daerah dan 2. Instansi Pemerintah Predikat BB A Fungsi lain at
dan dan eksternal serta individu aparatur. yang Akuntabel (Skor Pengawasan dan
akuntabilitas pengawasan 2. Penertiban dan tindaklanjut hasil evaluasi SAKIP) Penegakan
penyelenggaraa masyarakat dan Laporan Harta Kekayaan 3. Tingkat kapasitas APIP Level 1-5 2 3 Hukum
n pemerintahan ketegasan Penyelenggara Negara (LHKPN) (Aparat Pengawasan 2. Peningkatan 2. Fungsi
tindaklanjut 3. Peningkatan kapasitas Intern Pemerintah) Akuntabilitas lain 2. Biro
2. Meningkatkan pengawasan melalui peningkatan 4. Tingkat Kematangan Level 1-5 Kinerja Provinsi Organisas
transparansi dalam independensi Aparatur Inplementasi SPIP 2 3 dan perangkat i
pengelolaan Pengawasan Internal Pemerintah (Sistem Pengawasan daerah Provinsi
keuangan daerah (APIP) Intern Pemerintah) Sumatera Barat
3. Meningkatkan 4. Peningkatan jumlah, kompetensi, 5. Penggunaan E- 3. Implementasi 3. Fungsi
kompetensi dan dan integritas auditor intern dan Procurement terhadap % 100 100 Penanganan lain
integritas aparatur ekstern Pengadaan Barang Pengaduan 3. Inspektor
pengadaan barang 5. Pengembangan sistem dan Jasa Masyarakat at
dan jasa pengaduan masyarakat yang 6. Indeks e-Government 4. Pengelolaan e- 4. Komunik
4. Melakukan efektif Provinsi Skor 0-4 2,4 3 Goverment asi dan
penguatan 6. Percepatan penerapan standar 7. Keterbukaan Informasi Indeks Pemerintah Informati
kelembagaan akuntansi pemerintah berbasis Publik 60 80 Daerah ka 4. Biro
pengadaan barang accrual 8. Instansi Pemerintah Skor 1-100 5. Penyebarluasan 5. Komunik Humas,Ba
dan jasa 7. Pemantapan implementasi yang memiliki indeks N.A 100 Informasi asi dan ppeda,
5. Mengembangkan dan Sistem Akuntabilitas Kinerja Reformasi B (Kategori Penyelenggaraan Informati (LPSE)
memanfaatkan Instansi Pemerintah (SAKIP) B keatas) Pemerintah ka 5. Biro
sistem informasi 8. Peningkatan kualitas 9. Evaluasi Kinerja Daerah Humas
dalam implementasi sistem e- Penyelengaraan Skor 0-4 2,46 3 6. Peningkatan 6. Fungsi
penyelenggaraan procurement Pemerintah Daerah kapasitas lain
pemerintahan (e- 9. Implementasi penyelenggaraan (EKPPD) Aparatur
Government) pemerintahan yang berbasis 10. Tertib Arsip Pemerintah
6. Melakukan teknologi informasi dan Jumlah 10 20 Nagari 6. Biro
penyempurnaan komunikasi yang efektif dan perangkat 7. Peningkatan 7. Fungsi Pemerinta
kebijakan efisien. daerah Kualitas Aparatur lain han
penyelenggaraan 10. Peningkatan transparansi melalui (Kumulatif) Pengelola
pemerintahan pengelolaan dan pelayanan Keuangan Daerah
nagari/desa/ informasi publik 8. Peningkatan 7. DPKD
kelurahan Pendapatan
Daerah

VII-11
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
7. Meningkatkan 11. Penataan pemerintahan nagari 1. 9. Peningkatan 8. Kearsipan 8. Badan
keterbukaan dan desa/ kelurahan Kualitas Perpustak
akses masyarakat 12. Percepatan penerapan standar Pelayanan aan &
terhadap informasi akuntansi pemerintah berbasis Informasi Arsip
public accrual Kearsipan
8. Meningkatkan 13. Peningkatan pengamanan dan 10. Pelindungan dan 9. Kearsipan
kualitas produk penertiban Barang Milik Daerah Penyelamatan 9. Badan
hukum daerah ( BMD) Arsip Perpustak
14. Modrenisasi pengelolaan aan dan
barang milik daerah 11. Pembinaan dan 10. Kearsipan Arsip
15. Peningkatan kualitas proses Peningkatan 10. Badan
pengadaan barang dan jasa. Kapasitas Sumber Perpustak
16. Penyusunan Peraturan Daya Manusia aan dan
pengelolaan pendapatan daeran Pengelolaan Arsip
17. Peningkatan efektifitas dan Sistem Kearsipan
efisiensi pengelolaan keuangan
daerah.
18. Pengembangan sistim informasi
pengelolaan keuangan daerah
19. Peningkatan kompetensi
aparatur pengelola keuangan
daerah
20. Pelaksanaan pembinaan
pengelolaan keuangan daerah
Kabupaten/Kota yang sesuai
dengan peraturan perundangan
yang berlaku
21. Penerapan tertib arsip daerah
berbasis teknologi infomasi
22. Penyusunan produk hukum
daerah yang responsif terhadap
kepemerintahan yang baik

VII-12
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
4 Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Penyelarasan fungsi 1.Kesesuaian prioritas % 100 100 Perencanaan Fungsi Bappeda
sinergitas antara keterpaduan, perencanaan, penganggaran, pembangunan Provinsi Pembangunan Perencanaan
pelaku sinergitas, monoitoring dan evaluasi serta dengan Kabupaten/Kota Daerah
pembangunan sinkronisasi dan pelaporan berbasis Teknologi 2.Pencapaian sasaran % 90 100 Pengembangan Data
dalam pencapaian kerjasama dalam Informasi Komunikasi (TIK) pembangunan sesuai dan Informasi Fungsi Bappeda
sasaran pengelolaan 2. Peningkatan dengan target dan waktu Pembangunan Perencanaan
pembangunan pembangunan. transparansi melalui yang ditetapkan dalam
katknya 2. Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan dokumen RPJMD Provinsi Koordinasi Fungsi
sinergitas antara kualitas dan informasi 3.Meningkatnya Perencanaan Perencanaan Bappeda
pelaku sinergitas proses 3. Peningkatan kualitas ketersediaan dan kualitas rata-rata Perda 15 15 Pembangunan
pembangunan penyusunan koordinasi dengan semua Produk Hukum Daerah per tahun Daerah
dalam pencapaian perencanaan stakeholder terkait yang sesuai dengan % rata-rata
sasaran pembangunan peraturan perundang- Pergub per Pembangunan Materi Fungsi Lain Biro Hukum
daerah undangan tahun Hukum
4.Peningkatan partisipasi
perantau dalam proses Jumlah N.A N.A Program Kerjasama Fungsi Lain Biro Adm
pembangunan Rekomendasi Pembangunan Pembagu nan
perantau & kerjasama
rantau

Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan pelimpahan Persentase Kebutuhan % 100 100 1 Peningkatan Fungsi Lain Biro
kualitas pelayanan sistem serta sarana kewenangan, penyederhanaan Pelaksanaan UU Pelayanan Kualitas Organisasi,
publik prasarana pelayanan prosedur pelayanan dan Publik (Zona Hijau) (%) Pelayanaan Publik BKPM, Dinas
publik berbasis perizinan 2 Penerapan Kesehatan,
teknologi informasi 2. Peningkatan kualitas aparatur Rata-rata Indeks kepuasan Kepemerintahan RSUD,
2. Meningkatkan pelayanan, peningkatan masyarakat (74 Unit kerja % 70 80 yang baik DPKD, Dinas
kualitas aparatur kompetensi dan perubahan pelayanan publik) Sosial,
dalam pelaksanaan mentalitas/budaya melayani Disnakertran
pelayanan publik 4. Pengembangan inovasi s, Dinas
3. Membuka ruang pelayanan publik berbasis Perhubunga
partisipasi teknologi informasi yang n
masyarakat dalam terintegrasi Biro
pengawasan dan 5. Penguatan integrasi Perekonomia
peningkatan berbagai jenis pelayanan publik n
pelayanan publik (pelayanan satu pintu)
6. Peningkatan sarana dan
prasarana pelayanan publik

VII-13
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
7. Peningkatan akses informasi
publik yang akurat dan up to
date
8. Peningkatan efektifitas
pengawasan pelayanan publik
9. Penguatan sistem pengaduan
masyarakat yang efektif dan
terintegrasi
10. Penerapan penghargaan dan
sanksi terhadap kinerja
pelayanan publik

Misi 3 : Meningkatkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, beriman, berkarakter, dan berkualitas tinggi
Prioritas 3 : Meningkatan pemerataan dan kualitas pendidikan
1 Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Penyediaan bantuan untuk anak Harapan lama sekolah Tahun 13.94 15.09 1. Peningkatan Pendidikan Biro Binsos
tingkat pendidikan keterpaduan dan yang berasal dari keluarga Koordinasi dan
masyarakat pemerataan kurang mampu agar dapat Rata-rata lama sekolah Tahun 8.46 8.66 Fasilitasi
penyediaan layanan mengikuti pendidikan dasar dan Pendidikan
pendidikan menengah 2. Peningkatan Pendidikan Disdikbud
2. Meningkatkan akses 2. Pelaksanaan Wajib Belajar 9 Koordinasi
pada siswa miskin tahun dan rintisan 12 tahun Penyelenggaraa
dalam melanjutkan untuk memenuhi hak seluruh n Pendidikan
pendidikan ke penduduk mendapatkan Dasar
jenjang yang lebih layanan pendidikan yang 3. Peningkatan Pendidikan Disdikbud
tinggi. berkualitas untuk menjamin Akses,
3. Meningkatkan seluruh anak dapat Pemerataan dan
kuantitas dan kualitas menyelesaikan jenjang Mutu
sarana dan prasarana pendidikan dasar dan Pendidikan
pendidikan menengah Menengah
3. Penyediaan pendidikan khusus, 4. Pendidikan Pendidikan Disdikbud
pendidikan layanan khusus dan Khusus dan
pendidikan inklusif Layanan Khusus

VII-14
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
4. Peningkatan angka partisipasi Jawab
murni pendidikan secara
merata di setiap daerah.
5. Peningkatan ketersediaan
SMA, SMK dan SMALB di
daerah yang belum memiliki
satuan pendidikan menengah,
melalui pembangunan Unit
Sekolah Baru (USB),
penambahan Ruang Kelas
Baru (RKB), dan
pembangunan SMP-SMA satu
atap; dan meningkatkan
ketersediaan SMK yang terkait
dengan prioritas
pembangunan daerah.
2 Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Penguatan pendidikan karakter Indeks Integritas Siswa Skor 1-100 66 100 Pendidikan Pendidikan Disdikbud
integritas peserta keterpaduan dalam yang terintegrasi ke dalam mata Berkarakter
didik membangun pelajaran dan budaya sekolah
integritas peserta 2. Peningkatan mutu pembelajaran
didik yang berorientasi pada ranah
2. Melaksanakan afektif dalam peningkatan
pendidikan karakter pendidikan karakter
bagi anak-anak usia 3. Peningkatan kualitas pendidikan
sekolah pada semua karakter pada anak-anak usia
jenjang pendidikan sekolah pada semua jenjang
untuk memperkuat pendidikan dan jenis pendidikan
nilai-nilai moral, untuk membina budi pekerti,
akhlak yang mulia. akhlak, karakter, dan
3. Melakukan integrasi kepribadian peserta didik
pendidikan karakter
kedalam mata
pelajaran dan
pengelolaan sekolah

VII-15
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
4. Melakukan 4. Pengembangan budaya sekolah
pembentukan yang kondusif bagi penciptaan
karakter dan jati diri lingkungan belajar yang baik
siwa melalui dan menyenangkan bagi siswa
pengembangan, untuk mendorong terlaksananya
pembinaan dan pendidikan karakter
penggunaan bahasa 5. Peningkatan peran aktif siswa
dan sastra dan nilai- dan guru sebagai fasilitator
nilai ajaran agama untuk meningkatkan proses
5. Meningkatkan pembelajaran dikelas sehingga
perilaku dan suri peserta didik dapat
tauladan mulai dari mengekspresikan dirinya
kepala sekolah, guru dengan lebih baik dan
dan pengawas mendorong peserta didik untuk
pendidikan membentuk periaku yang
berkarakter di sekolah
6. Penguatan kurikulum tentang
ketahanan diri seperti perilaku
hidup bersih dan sehat,
kepedulian terhadap
lingkungan, kesehatan
reproduksi, pengetahuan gizi
seimbang, pendidikan jasmani
serta kewirausahaan

VII-16
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
3. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan angka partisipasi 1. APK PAUD % 68,15 77,50 1. Koordinasi dan Pendidikan Disdikbud
pemerataan dan keterpaduan dalam PAUD dalam rangka 2. APM SD/SDLB/MI % 99,58 100 fasilitasi
kualitas pendidikan penyediaan layanan meningkatkan kesiapan anak /Paket A penyelenggaraan
pendidikan yang lebih bersekolah untuk mendukung 3. APM % PAUD dan
merata dan peningkatan kualitas wajib SMP/SMPLB/MTs/ 81,20 81,55 Pendidikan Dasar
berkualitas pada belajar 9 tahun dan rintisan Paket B di Provinsi Pendidikan Disdikbud
semua jenjang wajib belajar 12 tahun 4. APM % 73,15 73,35 Sumatera Barat
pendidikan sejak 2. Penyediaan pendidikan inklusif SMA/SMK/SMALB/ 2. Peningkatan
pendidikan usia dini dan layanan khusus pada MA/Paket C Akses, Perluasan
2. Memberikan pendidikan menengah terutama 5. Angka tidak % 1,43 0,18 dan Mutu
pemenuhan hak untuk memberi akses bagi anak melanjutkan dari SMP Pendidikan
terhadap pelayanan yang tidak bisa mengikuti ke Sekolah Menengah Menengah
pendidikan dasar dan pendidikan reguler; 6. Angka Putus SMA 3. Peningkatan
menengah yang 3. Peningkatan pemahaman 7. Angka Putus SMK % 0,83 0,58 Kualifikasi
berkualitas sesuai masyarakat tentang pentingnya 8. Kompetensi Tenaga % 0,82 0,58 Pendidik dan
dengan Standar pendidikan untuk mendorong Pendidik (Guru SMA, Skor 0-100 59,93 86,18 Tenaga
Pelayanan Minimal kemauan orang tua SMK dan PLB) Kependidikan
(SPM) menyekolahkan anak ke 9. Kompetensi Tenaga 4. Peningkatan Uji
3. Meningkatkan inovasi jenjang yang lebih tinggi; Kependidikan (Kepala Skor 0-100 16,67 38,56 Kompetensi Guru
dan teknologi dalam 4. Peningkatan pemerataan Sekolah dan SMK
pembangunan distribusi dan kualifikasi guru Pengawas Sekolah,
pendidikan 5. Peningkatan kualitas dan Laboran, Pustakawan
4. Meningkatkan penerapan kurikulum dan Pegawai TU
kualitas, kuantitas pendidikan berbasis kompetensi Sekolah)
dan relevansi 6. Peningkatan kualifikasi 10. Sekolah Menengah
pendidikan pengawas sekolah, kepala Terakreditasi Minimal Jumlah 72,23 79,74
5. Meningkatkan sekolah, guru, laboran, B Sekolah
kemampuan tenaga pustakawan dan tata usaha
pendidik dan tenaga 7. Peningkatan kompetensi
kependidikan pengawas sekolah, kepala
sekolah, guru, laboran,
pustakawan dan tenaga tata
usaha
8. Peningkatan manajemen
sekolah dan proses
pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan

VII-17
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
1. Peningkatan pelayanan 1.
perpustakaan sebagai sumber
belajar berbasis teknologi
informasi
1. Penguatan kompetensi keahlian 2.
di SMK untuk bidang-bidang
aplikatif;
2. Penguatan kecakapan akademik
siswa SMK untuk memenuhi
kebutuhan industri yang
mensyaratkan penguasaan
keterampilan dasar;
3. Pengembangan kurikulum SMK
yang diselaraskan dengan
kebutuhan lapangan kerja
berdasarkan masukan dari
dunia usaha/dunia industri;
4. Peningkatan proporsi siswa
SMK yang dapat mengikuti
program pemagangan di dunia
usaha dan dunia industri
5. Penguatan kecakapan akademik
siswa SMK, seperti
matematika,kimia, fisika dan
pemecahan masalah serta
bahasa inggris untuk memenuhi
kebutuhan industri yang
mensyaratkan penguasaan
keterampilan dasar pada era
globalisasi;
6. Peningkatan kesiapan peserta
didik SMA dan SMK untuk
memasuki pasar kerja atau
melanjutkan kejenjang
perguruan tinggi dan
pelaksaaan pendidikan
kecakapan hidup pada SMA

VII-18
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
4. Meningkatnya daya 1. Meningkatkan 7. 1. Angka kelulusan SMA % 97,21 99,15 1. Peningkatan Pendidikan Disdikbud
saing lulusan keterpaduan, 2. Angka kelulusan SMK % 97,12 99,12 Akses,
pendidikan sinergitas dan 3. Lulusan Sekolah % 42,98 52,05 Pemerataan dan
menengah untuk sinkronisasi kegiatan Menengah yang Mutu Pendidikan
masuk perguruan bagi peningkatan diterima di Perguruan Menengah
tinggi atau pasar kualitas lulusan Tinggi
bekerja sekolah menengah 4. Lulusan SMK yang % 28 58
2. Meningkatkan akses diterima di dunia
terhadap layanan usaha dan industri
pendidikan, pelatihan (DUDI)
keterampilan dan uji
kompetensi bagi
peserta pelatihan
3. Menyelaraskan
bidang studi SMK
dengan kegiatan
ekonomi utama di
kabupaten dan kota
sesuai dengan
potensi daerah
bersangkutan
4. Meningkatkan
relevansi pendidikan
kejuruan dengan
kebutuhan dunia kerja
dan pendidikan
kecakapan hidup
untuk SMA

VII-19
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
5 Meningkatnya minat 1. Meningkatkan 1. Peningkatan minat dan budaya 1. Fasilitas layanan % N.A N.A Pengembangan Perpustakaa Badan
baca dan budaya keterpaduan dalam gemar membaca masyarakat perpustakaan daerah Budaya Baca dan n dan Perpustakaa
membaca menggerakan minat 2. Peningkatan efektifitas dan berbasis Teknologi Pembinaan Kearsipan n dan Arsip
baca dan budaya kualitas layanan perpustakaan, Informasi Perpustakaan
membaca masyarakat baik kapasitas dan akses, % 13.000 13.000
2. Jumlah dan
2. Meningkatkan promosi maupun utilitas
keragaman koleksi
gemar membaca 3. Peningkatan kualitas dan
perpustakaan
dengan memanfaatkan kuantitas sarana dan prasana rata-rata 1.000 1.000
media cetak dan perpustakaan, 3. Kenaikan kenaikan
elektronik 4. Peningkatan jangkauan layanan Kunjungan
3. Meningkatkan perpustakaan, dengan perpustakaan
pengelolaan dan memanfaatkan teknologi
pelayanan informasi
perpustakaan berbasis 5. Peningkatan pustakawan yang
teknologi informasi dan professional dan bersertifikat
komunikasi 6. Peningkatan kualitas dan
4. Meningkatkan keberagaman koleksi
profesionalitas perpustakaan termasuk naskah
pustakawan serta kuno
sarana prasarana
perpustakaan
6. Meningkatnya fungsi 1. Meningkatkan 1. Penyediaan dan peningkatan Penerapan hasil penelitian % 65 80 1. Penelitian dan Fungsi Bappeda
penelitian dan keterpaduan, sinergitas kualitas SDM Kelitbangan dan pengembangan dalam Pengembangan Litbang
pengembangan dan sinkronisasi 2. Pengembangan dan penguatan kebijakan pembangunan IPTEK untuk
serta penerapan didalam pelaksanaan jaringan antar lembaga litbang Menunjang
ilmu pengetahuan fungsi penelitian dan dan peneliti di lingkup daerah Pemerintahan
dan teknologi pengembangan 3. Pengembangan sistem inovasi dan
2. Meningkatkan daerah Pembangunan
pengembangan dan 2. Pengembangan Pemberdaya BPM
penerapan ilmu Teknologi Tepat an
pengetahuan dan Guna Masyarakat
teknologi dalam
pelaksanaan
pembangunan
3. Melakukan penguatan 4. Pembangunan technopark
kelembagaan penelitian sebagai pusat inovasi
dan pengembangan teknologi bagi pengembangan
usaha

VII-20
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
7. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan layanan 1. Angka harapan hidup Tahun 68,79 69,44 1. Obat dan Kesehatan Dinkes
derajat kesehatan keterpaduan dalam kesehatan dengan lebih Perbekalan
masyarakat secara pelayanan kesehatan menitikberatkan pada upaya 2. Rumah Sakit Provinsi Jumlah RS 1 5 Kesehatan
merata masyakat yang lebih promotif dan preventif Terakreditasi Terakreditasi 2. Upaya Kesehatan Kesehatan Dinkes
merata. 2. Pemberdayaan masyarakat Masyarakat
2. Meningkatkan dan peningkatan upaya 3. Persentase % 73,96 100 3. Promosi Kesehatan Dinkes
pengendalian penyakit promosi kesehatan kepesertaan Sistem Kesehatan dan
dan penyehatan 3. Penguatan gerakan Jaminan Sosial Pemberdayaan
lingkungan masyarakat, lembaga Nasional (SJSN) Masyarakat
3. Meningkatkan akses pemerintah dan swasta Kesehatan 4. Perbaikan Gizi Kesehatan Dinkes
layanan kesehatan dalam peningkatan upaya Masyarakat
dasar dan rujukan kesehatan masyarakat 5. Pengembangan Kesehatan Dinkes
yang berkualitas 4. Peningkatan pelayanan dasar Lingkungan Sehat
4. Meningkatkan jumlah dan rujukan yang berkualitas 6. Pencegahan dan
dan kualitas sumber 5. Peningkatan akreditasi rumah Penanggulangan Kesehatan Dinkes
daya kesehatan serta sakit daerah Penyakit Menular/
kefarmasian dan alat 6. Peningkatan perbaikan gizi Tidak Menular
kesehatan masyarakat 7. Pemeliharaan
5. Meningkatkan 7. Peningkatan pelayanan Sarana dan Kesehatan Dinkes
komitmen pemerintah kesehatan ibu dan anak Prasarana Rumah
daerah dalam 8. Peningkatan cakupan akses, Sakit/Rumah Sakit
peningkatan keterjangkauan dan mutu Jiwa/Rumah Sakit
pembiayaan promotif pelayanan kesehatan Paru-paru/Rumah
dan preventif untuk 9. Peningkatan akses dan mutu Sakit Mata
layanan kesehatan pelayanan kesehatan dan gizi
6. Meningkatkan jaminan dengan fokus utama pada
kesehatan masyarakat 1000 hari kehidupan manusia
kurang mampu

VII-21
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
10. Peningkatan pencegahan 7. Pengadaa Kesehatan Dinkes,
dan pengendalian penyakit n Sarana dan RSAM, RSJ
menular terutama HIV dan Prasarana Rumah HB Saanin,
tubercolosis Sakit/Rumah Sakit RSUD Solok,
11. Peningkatan pemerataan dan Jiwa/Rumah Sakit RSUD
kualitas kesehatan Paru-paru/Rumah Pariaman,
lingkungan Sakit Mata RS Paru
12. Peningkatan ketersediaan,
8. Peningkat
keterjangkauan, pemeratan
an Sumber Daya
dan kualitas farmasi dan alat Kesehatan Dinkes
Kesehatan
kesehatan
13. Peningkatan jumlah dan 9. Kebijakan
kualitas sumber daya dan Manajemen Kesehatan Dinkes
kesehatan yang memiliki Pembangunan
kompetensi dan Kesehatan
terstandarisasi 10. Peningkat
14. Peningkatan kualitas an Pelayanan Kesehatan Dinkes ,
pelayanan dan rehabilitasi BLUD RSUD RSAM, RSJ
gangguan kesehatan HB Saanin,
kejiwaan RSUD Solok,
15. Peningkatan efektifitas RSUD
pembiayaan kesehatan Pariaman,
16. Peningkatan ketepatan RS Paru
sasaran pemberian jaminan
kesehatan bagi masyarakat
miskin

VII-22
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
8. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan koordinasi dan 1. Total Fertility Rate % 2,61 2,33 1. Keluarga Pengendalia BPPr dan KB
kualitas keterpaduan dalam supervisi peran lembaga di (TFR) per Wanita Usia Berencana n penduduk
kependudukan, pembangunan tingkat masyarakat untuk Subur (WUS) usia 15-49 dan KB
pem-bangunan kependudukan dan mendukung penggerakan tahun
keluarga dan keluarga berencana dan penyuluhan keluarga 2. CPR (Prevalensi % 52,5 60,2 2. Kesehatan Pengendalia BPPr dan KB
Keluarga Berencana 2. Menyiapkan kebijakan berencana Pemakaian Alat Reproduksi n penduduk
kependudukan yang 2. Penyusunan kebijakan dan Kontrasepsi) Remaja dan KB
sinergis antara aspek strategi yang komprehensif
kuantitas, kualitas dan dan terpadu, antar sektor 3. Unmed Need % 8,3 5,8 3. Pelayanan Pengendalia BPPr dan KB
mobilitas penduduk; dan antara pusat - daerah, (kebutuhan ber KB) Kontrasepsi n penduduk
3. Melakukan penguatan tentang Komunikasi dan KB
dan pemaduserasian Informasi dan Edukasi (KIE) 4. ASFR 15-19 tahun Rasio 21,0 11,9 4. Promosi Pengendalia BPPr dan KB
kebijakan pelayanan dan konseling kesehatan kelahiran per Kesehatan Ibu, n penduduk
keluarga berencana reproduksi remaja 1000 wanita Bayi dan Anak dan KB
yang merata dan 3. Peningkatan fungsi dan melalui kegiatan
berkualitas peran, serta kualitas dan di masyarakat
kuantitas kegiatan kelompok
remaja tentang 5. Penyiapan
4. Meningkatkan
kependudukan dan keluarga 5. Kehamilan yang tidak % 12,4 6,1 tenaga Pengendalia BPPr dan KB
pemahaman
berencana diinginkan dari WUS Pendamping n penduduk
masyarakat tentang
4. Penguatan koordinasi (15-49 tahun) Kelompok Bina dan KB
pentingnya keluarga
terpadu lintas sektor terkait Keluarga
berencana dalam
perencanaan, penganggaran,
peningkatan
pelaksanaan, pemantauan 6. Peningkatan
kesejahteraan keluarga
dan evaluasi pembangunan 6. Laju Pertumbuhan % 1,22 1,02 Pengendalian Pengendalia BPPr dan KB
kependudukan dan keluarga Penduduk (LPP) Kependudukan n penduduk
berencana; dan KB
5. Penyebarluasan informasi
tentang kependudukan dan
keluarga berencana
6. Peningkatan kualitas data
kependudukan yang akurat
dan tepat waktu

VII-23
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
9. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan sarana dan 1. Klub olah raga % N.A 42 1. Pembinaan dan Kepemudaan Dispora
kesadaran keterpaduan untuk prasarana olahraga serta Peningkatan Pemasyarakatan dan
masyarakat dalam membangun pemanfaatannya oleh Olahraga Olahraga
berolah raga kesadaran masyarakat masyarakat
dalam berolah raga. 2. Peningkatan kualitas atlit dan 2. Capaian Medali Emas Jumlah N.A N.A 2. Peningkatan Kepemudaan
2. Meningkatkan pelatih dalam Kejurnas PPLP Sarana dan dan
pembibitan dan 3. Peningkatan sumberdaya Prasarana Olahraga Dispora
pengembangan manusia olahraga pada Olahraga
prestasi olahraga sektor pendidikan Kepemudaan
secara sistematis, 4. Peningkatan kompetisi 3. Pengembangan dan
berjenjang dan olahraga Organisasi Olahraga
berkelanjutan. 5. Peningkatan dan Pemuda dan
3. Meningkatkan pengembangan sistem Manajemen Dispora
ketersediaan sarana penghargaan untuk atlit dan Olahraga
dan prasarana pelatih
olahraga
4. Meningkatkan apresiasi
terhadap atlit dan
pelatih yang
berprestasi

10. Meningkatnya 1. Meningkatkan peran 1. Peningkatan pendidikan dan Peran pemuda dalam % Organisasi 12 22 1. Peningkatan Peran Kepemudaan 1. Dispora,
kapasitas pemuda aktif pemuda di ketrampilan pemuda pembangunan (organisasi Kepemudaan Serta Kepemudaan dan Biro
dan kepemimpinan bidang 2. Peningkatan partispasi kepemudaan yang aktif) yang aktif Olahraga Binsos
pemuda dalam kewirausahaan, pemuda dalam pembangunan 2. Peningkatan
pembangunan kepeloporan, dan 3. Peningkatan penguatan Jumlah N.A 60 Penyadaran Kepemudaan 2. Dispora
kepemimpinan dalam karakter dan jati diri pemuda wirausaha Kepemudaan dan
pembangunan 4. Peningkatan keikutsertaan muda (orang) Olahraga
2. Meningkatkan pemuda dalam kepramukaan
kapasitas dan 5. Peningkatan aktivitas
kompetensi pemuda kepemudaan dalam
pembangunan daerah

VII-24
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
11. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan koordinasi dan 1. Indeks Pembangunan Indeks 94,68 95,08 1. Peningkata 1. Pemberda BPPr & KB
pembangunan keterpaduan dalam harmonisasi setiap kebijakan Gender (IPG) n Kualitas Hidup yaan Perem
gender dan pembangunan gender berperspektif gender dan Perempuan puan & Per
pemberdayaan dan pemberdayaan pemenuhan hak anak serta lindungan
gender serta gender serta perlindungan perempuan dan Anak
pemenuhan hak pemenuhan hak anak anak 2. Indeks Pemberdayaan Indeks 62,02 62,42 2. Pemberda BPPr & KB
2. Peningkatan
anak 2. Memperkuat peran dan 2. Peningkatan pemahaman Gender yaan Perem
Perlindungan
fungsi pemangku kepentingan puan & Per
Perempuan
pengarustamaan dalam pelaksanaan lindungan
gender (PUG) pengarusutamaan gender, Anak
3. Meningkatkan pemenuhan hak anak, serta 3. Rasio perempuan Rasio 49 44 3. Pemberda BPPr & KB
perlindungan perlindungan perempuan dan korban kekerasan per 3. Peningkata yaan Perem
perempuan, anak anak 100.000 penduduk (usia n Kualitas puan & Per
dan pemenuhan hak 3. Peningkatan koordinasi, 18 tahun keatas) Keluarga lindungan
anak integrasi, sinkronisasi dan Anak
sinergi kegiatan di provinsi 4. Rasio anak yang Rasio 392 382 4. Pemberda BPPr & KB
dan kabupaten/kota serta memerlukan 4. Peningkatan yaan Perem
antara pemerintah dan perliindungan khusus Pemenuhan Hak puan & Per
organisasi terkait dalam per 100.000 anak (usia Anak dan lindungan
pelaksanaan kandungan -18 tahun) Perlindungan Anak
pengarusutamaan gender, 5. Kabupaten/Kota Layak Kab/Kota 7 12 Anak 5. Pemberda BPPr & KB
pemenuhan hak anak, serta Anak (KLA) 5. Peningkatan yaan Perem
perlindungan perempuan dan Sistem Data puan & Per
anak Gender dan Anak lindungan
4. Penguatan sistem data Anak
terpilah termasuk data anak 6. Pemberda BPPr & KB
6. Peningkatan
untuk penyusunan, yaan Perem
Perlindungan
pemantauan, dan evaluasi puan & Per
Khusus Anak
kebijakan/program/ kegiatan lindungan
pembangunan Anak
5. Peningkatan kualitas layanan
pengaduan masyarakat
terkait perempuan dan anak
6. Penguatan koordinasi,
kerjasama, dan sinergi antar
satuan kerja dan lembaga
jejaring

VII-25
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang
Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan
Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan
Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
Misi 4 : Meningkatkan ekonomi masyarakat berbasis kerakyatan yang tangguh, produktif, dan berdaya saing regional dan global, dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya
pembangunan daerah
Prioitas 5 : Peningkatan Produksi untuk Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional dan Pengembangan Agribisnis
1. Meningkatnya 1. Meningkatkan produksi 1. Peningkatan aksesibilitas Skor Pola Pangan % 84 88 1. Program Urusan - BKP
ketahanan dan dan diversifikasi produk masyarakat terhadap pangan Harapan Peningkatan Pangan - Pertanian
keragaman pangan 2. Peningkatan penguatan Persentase peningkatan Ketahanan - Peternaka
konsumsi pangan 2. Meningkatkan cadangan pangan produksi : Pangan n
penganekaragaman 3. Peningkatan keamanan  Padi % 3,75 17,72 2. Program - Perikanan
konsumsi pangan pangan  Jagung % 6,36 31,33 Diversifikasi
3. Menguatkan 4. Peningkatan produksi pangan  Cabe % 9,18 16,11 Pangan
kelembagaan pangan utama  Daging % 1,2 2,11
5. Percepatan  Telur % 0,69 2,04
penganekaragaman konsumsi  Ikan % 12,33 16,28
pangan yang beragam,
bergizi, seimbang dan aman
6. Peningkatan peran
kelembagaan pangan di
pemerintahan dan masyarakat
2. Meningkatnya 1. Mengembangkan 1. Peningkatan produksi Persentase Peningkatan Program Pertanian - Pertanian-
usaha pertanian sistim usaha tani komoditi unggulan pertanian Kawasan Sentra Produksi Pengembangan - Peternakan
dengan sistem yang dan perikanan dengan - KSP Kawasan 133 166 Kawasan Sentra - Perkebunan
agribisnis mengintegrasikan pendekatan potensi wilayah - Kawasan Agribisnis Kawasan 5 15 Produksi dan - Perikan
kegiatan usaha hulu 2. Pengembangan kawasan Agribisnis - Bakorluh
dan hilir sentra produksi, agribisnis
2. Mengoptimalkan dan minapolitan
pemanfaatan potensi 3. Penerapan standarisasi dan
pertanian yang sertifikasi produk pertanian
mempunyai dan perikanan
keunggulan 4. Peningkatan usaha investasi
komperatif pada pertanian dan perikanan
kawasan usaha tani 5. Peningkatan pemanfaatan
3. Meningkatkan inovasi dan teknologi tepat
pemanfaatan guna pertanian dan
teknologi tepat guna perikanan
dalam usaha tani 6. Peningkatan pemanfaatan
benih dan bibit ungul serta
perluasan logistiknya
7. Penerapan standarisasi
jaminan mutu komoditi dan
produk olahan pertanian dan
perikanan
8. Pjangkauan jaringan
pemasaran produk pertanian
dan perikanan

VII-26
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
1. Meningkat-nya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan produktifitas dan Nilai Tukar Petani % 106,15 109,65 Program Pertanian Pertanian
Kese-jahteraan produktifitas dan nilai produksi komoditi unggulan Peningkatan Peternakan
Petani dan Nelayan tambah usaha pertanian dan perikanan. Produksi dan Perkebunan
pertanian dan 2. Peningkatan dan penguatan Produktivitas Bakorluh
perikanan kapasitas kelompok dan
kelembagaan petani dan
nelayan
3. Penumbuhan dan peningkatan
olahan limbah organik
4. Peningkatan produksi dan
produktifitas perikanan
budidaya, perikanan tangkap
dan budidaya laut
5. Peningkatan pemanfaatan
inovasi tepat guna untuk
meningkatkan hasil produksi
pertanian dan perikanan
6. Peningkatan pemanfaatan
dan pengawasan pupuk dan
pestisida

2. Meningkatkan 1. Peningkatan dan penguatan Peningkatan Pertanian Dinas


kualitas dan kuantitas SDM pertanian dan perikanan Kapasitas Pertanian
SDM serta kapasitas 2. Peningkatan dan penguatan Kelembagaan dan Dinas
kelembagaan petani kapasitas kelompok dan SDM Peternakan
dan nelayan kelembagaan petani dan Dinas
nelayan Perkenbuna
3. Peningkatan kemitraan n
antara kelompok pengolahan Dinas
dengan perusahaan Perikanan
4. Peningkatan SDM dan dan
penguatan kapasitas Kelautan
kelembagaan pertanian, Bakorluh
perikanan dan kehutanan Pemberdayaan Pertanian
5. Peningkatan kapasitas SDM Penyuluhan
Bakorluh
dan kelembagaan
penyuluhan

VII-27
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
3. Meningkatkan dan 1. Peningkatan dan revitalisasi Peningkatan Sarana Pertanian Dinas
mengoptimalkan sarana prasarana UPTD dan Prasarana Pertanian
pemanfaatan sarana pertanian dan perikanan Dinas
dan prasarana 2. Penyebarluasan penggunaan Peternakan
pertanian dan alsintan dan prasarana Dinas
perikanan pertanian dan perikanan Perkenbunan
3. Pembangunan dan perbaikan Dinas
irigasi teknis Perikanan
dan Kelautan
4. Meningkatkan nilai 1. Penerapan standarisasi Pengolahan dan Pertanian Dinas
tambah produk jaminan mutu komoditi dan Pemasaran Hasil Pertanian
olahan pertanian produk olahan pertanian Dinas
serta jejaring 2. Peningkatan dan penguatan Peternakan
pemasaran kelompok petani, petani ikan Dinas
dan usaha pengolahan hasil Perkenbunan
pertanian dan perikanan Dinas
3. Peningkatan Kemitraan Perikanan
antara kelompok pengolahan dan Kelautan
dengan pengusaha
5. Mengendalikan 1. Pengendalian dan Pengamanan Pertanian Dinas
penyakit menular dan pemberantasan penyakit sumber daya hewani Peternakan
pengamanan sumber hewan
daya hewani 2. Peningkatan pelayanan labor
keswan dan klinik hewan

Prioritas 6 : Pengembangan pariwisata, industri, perdagangan, koperasi, UMKM dan peningkatan investasi
Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Pengembangan dan 1. Pertumbuhan ekonomi % 5,8 6,54 1. Pengembangan Industri Dinas
pemerataan dan pengembangan usaha- peningkatan usaha industri 2. investasi Rp.Triliun 31,1 48,91 kewilayahan industri Perindustrian
pertumbuhan ekonomi usaha ekonomi berbasis berbasis klaster 3. Peningkatan Nilai Ekspor % 6,5 9,6 2. Pengembangan dan
kerakyatan 2. Pengembangan dan 4. PDRB per Kapita industri kecil dan Perdagangan
serta daya saing
2. Mengembangkan usaha penumbuhan sentra industri 5. Indeks Gini % 36,48 48,91 menengah
daerah hilirisasi produk potensial Rp.Juta 0,338 0,325
(industri pengolahan) 3. Pengembangan industri rumah
3. Meningkatkan daya tangga berbasir agro dan non 3. Peningkatan kualitas Koperasi dan Dinas Koperasi
saing produk usaha- agro kelembagaan UKM dan UMKM
usaha ekonomi berbasis 4. Peningkatan pemberdayaan koperasi
kerakyatan dan kualitas kelembagaan dan 4. Peningkatan dan
4. Meningkatkan kualitas usaha koperasi pengembang an
sumberdaya manusia 5. Penumbuhan koperasi sektor daya saing koperasi
pelaku usaha-usaha rill di bidang pertanian, 5. Peningkatan dan
ekonomi kerakyatan perikanan, industri dan usaha pengembangan daya
kecil, pariwisata saing UMKM
5. Menjamin ketersediaan 6. Penguatan penyediaan bahan 6. Perlindungan Perdagangan Dinas Perindag
bahan baku bagi baku industri kecil menengah konsumen dan
VII-28
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
pengembangan usaha unggulan pengamanan
industri kecil 7. Pemberdayaan usaha retail perdagangan
6. Meningkatkan akses UMKM dan koperasi dengan 7. Peningkatan dan Perdagangan Dinas Perindag
pembiayaan usaha- manajemen modern, pengembangan
usaha ekonomi memasyarakatkan transaksi perdagangan dalam
kerakyatan non tunai negeri
7. Memperluas pemasaran 8. Pengembangan lembaga 8. Peningkatan dan
usaha-usaha ekonomi keuangan mikro di nagari pengembangan
kerakyatan dengan 9. Pengembangan usaha dan perdagangan luar
menggunakan teknologi diversifikasi produk UMKM negeri
informasi 10. Peningkatan sumberdaya 9. Peningkatan iklim Penanaman BKPM dan PPT
8. Meningkatkan sarana manusia pelaku usaha mikro, investasi dan realisasiModal
dan prasarana kecil dan menengah investasi
pendukung usaha- 11. Peningkatan kemitraan 10. Peningkatan
usaha ekonomi strategis antara UMKM dengan kualitas pelayanan
kerakyatan pengusaha besar terpadu satu pintu
9. Meningkatkan 12. Penguatan kapabilitas UMKM di
pelayanan investasi bidang manajemen usaha
10. Mengintensifkan 13. Peningkatan akses dan
perlindungan konsumen kemudahan pembiayaan usaha
dan pengamanan 14. Pengawasan barang yang
perdagangan diperdagangkan sesuai
11. Mengembangkan pasar standarisasi dan ketentuan
ekspor yang berlaku
15. Pengendalian stabilitas harga
barang kebutuhan pokok dan
bahan baku industri kecil
16. Peningkatan penggunaan
produk dalam negeri
17. Peningkatan promosi dan
pemasaran produk
18. Pengembangan sistem
informasi hasil produk UMKM
19. Peningkatan standarisasi dan
mutu produk ekspor
20. Peningkatan diversifikasi dan
nilai tambah produk ekspor
21. Penguatan kelembagaan dan
kerjasama perdagangan
regional dan internasional
22. Pengembangan negara tujuan
ekspor dan jejaring kerjasama
perdagangan luar negeri
23. Pemberian kemudahan dan
fasilitasi investasi serta
VII-29
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
pengembangan layanan
investasi berbasis teknologi
informasi
24. Peningkatan daya saing
produk, tenaga kerja, dan jasa
25. Penyusunan regulasi
peningkatan pelayanan usaha
yang lebih efisien, transparan
dan akuntabel
26. Peningkatan pengendalian
pelaksanaan penanaman modal
27. Peningkatan upaya promosi
investasi
28. Penguatan Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD)
29. Peningkatan kualitas Pelayanan
Perizinan Terpadu Satu Pintu
(PTSP)
30. Pengembangan layanan
investasi yang memberikan
kemudahan, kepastian dan
transparansi proses perizinan
bagi investor dan pengusaha
Meningkatnya 1. Mengembangkan 1. Peningkatan daya tarik Kunjungan wisatawan
kunjungan wisatawan pariwisata berbasis destinasi utama dengan 1. Nusantara % 6,02 9,65 Pengembangan Pariwisata Dinas
nusantara dan keunggulan alam, menyiapkan atraksi, fasilitas 2. Mancanegara % 10,25 13.02 destinasi dan daya Pariwisata
mancanegara budaya, kuliner, kearifan pendukung dan memberi tarik pariwisata
lokal dan Meeting kemudahan akses
Incentive Conference 2. Penyiapan destinasi untuk
Exhibition (MICE) keperluan Meeting Incentive
2. Membenahi destinasi Conference Exhibition (MICE)
utama dan pengelolaan 3. Pengembangan destinasi wisata
pariwisata pada daerah strategis.
4. Peningkatan kualitas sarana
dan prasarana destinasi
pariwisata
5. Penyediaan lahan
pengembangan pariwisata yang
siap dimanfaatkan (clear and
clean)
6. Penyediaan konektivitas antar
destinasi wisata
7. Pengembangan pariwisata halal
dan nuansa islami

VII-30
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
2. Meningkatkan sumber 1. Peningkatan perilaku sadar Pengembangan Pariwisata Dinas
daya manusia dan wisata dan pelaksanaan sapta kelembagaan SDM Pariwisata
kelembagaan pariwisata pesona pariwisata dan
dan ekonomi kreatif 2. Peningkatan kompetensi dan ekonomi kreatif
sertifikasi sumber daya manusia
pelaku wisata dan ekonomi
kreatif
3. Peningkatan pengaturan,
penguatan kelembagaan,
keamanan dan kenyamanan
kepariwisataan
4. Pengembangan kualitas
pelayanan kepariwisataan
3. Meningkatkan peran 1. Peningkatan ekonomi kreatif Pengembangan Pariwisata Dinas
ekonomi kreatif dalam berbasis seni, budaya dan ekonomi kreatif Pariwisata
mendukung pariwisata kuliner
2. Pengembangan kegiatan
berbasis budaya dan atraksi.
3. Peningkatan jejaring kerjasama
produk kreati
4. Meningkatkan efisiensi 1. Peningkatan promosi dan Pengembangan Pariwisata Dinas
dan efektifitas promosi pemasaran pariwisata berbasis pemasaran pariwisata Pariwisata
wisata teknologi informasi
2. Peningkatan kemitraan
pemasaran pariwisata
3. Peningkatan citra pariwisata
melalui konsep branding,
advertising and selling
Prioritas 7 : Peningkatan pemanfaatan potensi kemaritiman dan kelautan.
Meningkatnya 1. Mengembangkan 1. Peningkatan produksi Persentase Peningkatan % 1,21 1,40 Pengembangan Kelautan dan Dinas
pemanfaatan usaha-usaha ekonomi perikanan tangkap produksi perikanan ekonomi Maritim Perikanan Kelautan
potensi sumberdaya berbasis kelautan dan 3. Peningkatan produksi budidaya laut dan
kelautan dan kemaritiman budidaya laut Perikanan
kemaritiman 2. Melengkapi sarana dan 4. Peningkatan pengolahan Persentase Peningkatan Kelautan dan
prasarana pendukung dan pemasaran hasil produksi perikanan % 6.10 8,80 Rehabilitasi, Perikanan
pembangunan kelautan perikanan tangkap tangkap Konservasi, Dinas
dan kemaritiman 5. Pengembangan wisata pangawasan dan Kelautan
bahari pengendalian dan
6. Pengembangan sarana sumberdaya Perikanan
dan prasarana pelabuhan kelautan dan Pekerjaan
perikanan perikanan Umum
7. Penataan sistem
perizinan usaha perikanan

VII-31
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
2. Mengintensifkan 1. Peningkatan pengawasan dan 3.
pengelolaan pengendalian pemanfaatan
sumberdaya kelautan sumberdaya kelautan dan
dan kemaritiman yang kemaritiman secara terpadu
berkelanjutan yang berkelanjutan
2. Pengaturan dan pengelolaan
ruang laut secara optimal
3. Peningkatan pemanfaatan
dan pengelolaan kawasan
laut provinsi dan pulau-pulau
kecil
4. Peningkatan kerjasama
regional lintas pesisir wilayah
pantai barat sumatera

Prioritas 8 Penurunan Tingkat Kemiskinan dan Pengangguran serta Penanganan Daerah Tertinggal

VII-32
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
1. Menurunnya jumlah 1. Meningkatkan 1. Peningkatan efektifitas 1. Tingkat Kemiskinan % 6,43 5,09 Pengendalian 1.Pemberdaya 1. BPM
penduduk miskin keterpaduan dalam penanggulangan kemiskinan Terpadu an 2. Disdikbud
penurunan kemiskinan 2. Pengurangan beban Penanganan Masyarakat 3. Dinkes
2. Mengurangi beban pengeluaran masyarakat Kemiskinan 2.Pendidikan 4. Dinas
pengeluaran miskin 3.Kesehatan Pertanian
masyarakat miskin 3. Peningkatan kemampuan dan 4.Pertanian dan
3. Meningkatkan pendapatan masyarakat 5.Perikanan Hortikultu
kemampuan dan miskin 6.koperasi ra
pendapatan 4. Pengembangan dan dan UKM 5. DKP
masyarakat miskin menjamin keberlanjutan 7.Pekerjaan 6. Koperasi
usaha mikro dan kecil umum dan UKM
5. Peningkatan sinergi kebijakan 7. Dinas
dan program Prasjal
penanggulangan kemiskinan Tarkim,
6. Peningkatan perlindungan PSDA
sosial bagi masyarakat miskin
7. Peningkatan pengetahuan
dan keterampilan masyarakat
miskin
2 Menurunnya tingkat 1. Meningkatk 1. Pengembangan Tingkat Pengangguran % 6,58 5,00 1. Peningkatan Ketenaga- Disnaker
pengangguran an keterpaduan dalam kesempatan kerja melalui Terbuka Kualitas dan kerjaan trans
terbuka mengatasi peningkatan lapangan usaha Produktivitas
pengangguran produktif secara terpadu. Tenaga Kerja
2. Meningkatk 2. Peningkatan kualitas Ketenaga-
2. Peningkatan
an keterampilan tenaga tenaga kerja. kerjaan Disnaker
Kesempatan
kerja dan perluasan 3. Peningkatan sarana dan trans
Kerja dan
kesempatan kerja prasarana latihan kerja.
Diversifikasi
4. Peningkatan hubungan Ketenaga-
Usaha
industrial ketenagakerjaan. kerjaan
5. Peningkatan 3. Pengadaan dan Disnaker
kewirausahaan Perbaikan trans
6. Peningkatan penyebaran Sarana dan Ketenaga-
informasi kesempatan kerja Prasarana kerjaan
Laboratorium
4. Perlindungan Disnaker
Tenaga Kerja trans
dan Sistem Ketenaga-
Pengawasan kerjaan
Tenaga Kerja
5. Pengembangan
Masyarakat di Disnaker
Kawasan trans
Transmigrasi

VII-33
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
3. Menuntaskan 1. Meningkatkan 1. Pemenuhan Kabupaten Tertinggal % 3 1 Percepatan Ketenaga- Disnaker
penanganan daerah keterpaduan dalam pembangunan pelayanan Pembangunan dan kerjaan trans
tertinggal penanganan daerah dasar pada daerah tertinggal Pengembangan
tertinggal 2. Peningkatan Infrastruktur pada
2. Memenuhi pembangunan dan Kawasan Khusus dan
standar aksesibilitas pengembangan infrastruktur Daerah Tertinggal
daerah tertinggal daerah tertinggal

4 Menurunnya tingkat 1. Meningkatkan 1. Peningkatan pelayanan Penyandang Masalah % 0,1 0,16 1. Pelayanan dan Sosial Dinas Sosial
penyandang layanan dan panti sosial untuk Kesejahteraan Sosial : PenurunanPM Rehabilitasi
masalah pemberdayaan Penyandang Masalah - Penduduk Miskin KS Kesejahteraan
kesejahteraan sosial penyandang masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) - Komunitas Adat Sosial
kesejehateraan sosial 2. Peningkatan Terpencil Sosial Dinas Sosial
2. Pembinaan Anak
2. Meningkatkan keterampilan Fakir MIskin, - Penduduk Korban
Terlantar
koordinasi dan KAT dan PMKS Tindak Kekerasan, Sosial Dinas Sosial
kerjasama Eksploitasi, dan 3. Pembinaan Para
penanganan Diskriminasi Penyandang
penyandang masalah % Cacat dan Eks
kesejahteraan sosial Penduduk Telantar peningkatan 16,99 16,99 Trauma Sosial Dinas Sosial
- Penduduk Korban pelayanan 4. Pembinaan Panti
Bencana PMKS Asuhan / Panti
- Penduduk Marjinal Jompo Sosial Dinas Sosial
- Penduduk Penyandang 5. Pembinaan Eks
Disabilitas Penyandang
Penyakit Sosial
(eks Narapidana,
PSK, Narkoba dan
Penyakit Sosial
Lainnya) Sosial Dinas Sosial
6. Pemberdayaan
Kelembagaan
Kesejahteraan
Sosial

VII-34
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
7. Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial
Fakir Miskin,
Komunitas Adat
Terpencil (KAT)
dan Penyandang
Masalah
Kesejahteraan
Sosial (PMKS)
Lainnya
Sosial Dinas Sosial
8. Penyandang
korban bencana
alam dan
bencana sosial
MISI 5 : Meningkatkan Infrastruktur dan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
Prioritas 9 : Pengembangan sumber energi baru dan terbarukan serta pembangunan infrastruktur
1. Meningkatnya 1. Meningkatkan kualitas 1. Peningkatan pembangunan Kamantapan jalan provinsi % 69 74 1. Pembangunan Pekerjaan Dinas Prasjal
konektifitas dan dan kuantitas jalan jalan dan jembatan provinsi (%) Jalan dan Umum dan Tarkim
aksesibilitas dan jembatan provinsi 2. Rehabilitasi jalan dan jembatan Jembatan Provinsi Penataan
wilayah 2. Meningkatkan provinsi 2. Rehabilitasi dan Ruang
kerjasama 3. Pembangunan jalan dan Pemeliharaan Jalan
pembangunan dalam jembatan untuk meningkatkan dan Jembatan
rangka peningkatan hubungan dan pengembangan Provinsi
konektifitas dan wilayah 3. Peningkatan
aksesibilitas wilayah 4. Penyediaan dukungan untuk Kualitas dan
kuantitasTanaman
pembangunan infrastruktur
Pelindung
prioritas dan strategis nasional
sepanjang jalan
(dukungan pembangunan jalan
4. Peningkatan sarana
tol Padang – Batas Riau dan
prasarana
lain-lain) kebinamargaan

VII-35
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
2. Meningkatnya 1. Membangun 1. Pengembangan pelayanan Persentase peningkatan 1. Program 1. Perhubu Dinas
pelayanan konektivitas wilayah angkutan umum antar kota Penumpang terangkut pembangunan ngan Perhubunga
perhubungan/tran pada pusat-pusat dalam provinsi, kawasan a. Moda darat % 7,11 42,71 prasarana dan 2. Fungsi n dan
sportasi pertumbuhan aglomerasi perkotaan, dan b. Moda Laut % 2,50 15,31 fasilitas perhubunga Lainnya Kominfo
ekonomi, objek pelayanan angkutan perintis c. Udara % 2,04 12,23 2. Program (urusan Dinas Prasjal
wisata, dan simpul pada daerah-daerah terpencil d. SDP % 4,10 24,60 peningkatan dan piñata an Tarkim
transportasi 2. Pengembangan layanan e. Kereta Api % 6,66 39,99 pengamanan lalu ruang)
2. Mempercepat transportasi untuk mendukung lintas,
pengoperasionalan pariwisata 3. Program
transportasi masal pengembangan
3. Pengembangan jaringan dan
dalam rangka sarana dan
prasarana pelayanan angkutan
meningkatkan prasarana
Air, Sungai, Danau dan
pelayanan publik transportasi laut
Penyeberangan
3. Mengintegrasikan 4. Pembangunan infrastruktur
sistim transportasi simpul transportasi (bandara,
antar inter moda pelabuhan, terminal, stasiun
kereta api)
3. 5. Penyediaan dukungan 4. Program rehabilitasi Perhubunga Dinas
pembangunan fasilitasi dan pemeliharaan n Perhubunga
keselamatan kereta api prasarana dan n dan
6. Penguatan kelembagaan dan fasilitas LLAJ Kominfo
standar pelayanan angkutan 5. Program
umum peningkatan
7. Peningkatan kompetensi sumber pelayanan
daya manusia perhubungan angkutan
8. Penataan sistim perijinan 6. Program
transportasi pembangunan
sarana dan
prasarana
perkeretaapian

VII-36
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
4. Meningkatnya 1. Membangun 1. Peningkatan dan Rasio angka kecelakaan 2,71 2,67 1. Pembangunan
keselamatan lalu kesadaran masyarakat pengembangan fasilitas lalu lintas (kematian per sarana dan
lintas, dan penegakan keselamatan lalu lintas 10.000 registrasi kend) prasarana fasilitas
hukum tertib berlalu 2. Peningkatan manajemen dan perhubungan
lintas rekayasa lalu lintas pada 2. Peningkatan dan
2. Melengkapi sarana daerah rawan kecelakaan pengamanan lalu
dan prasarana 3. Peningkatan pengawasan lintas
keselamatan lalu dan penerapan sanksi 3. Pengembangan
lintas terhadap pelanggaran sarana dan
prasarana
perizinan serta standar
transportasi laut
pelayanan
4. Program
rehabilitasi dan
pemeliharaan
prasarana dan
fasilitas LLAJ
5. Program Perhubunga Dinas
Peningkatan n Perhubunga
Pelayanan n dan
Angkutan Kominfo
6. Program
pembangunan
sarana dan
prasarana
perkeretaapian

VII-37
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
5. Meningkatnya 1. Menguatkan peran 1. Peningkatan fungsi a. Indeks kinerja % 67,30 68,80 1. Pengembangan dan Pekerjaan PSDA
kualitas kelembagaan dan kelembagaan dalam infrastrukur irigasi Pengelolaan Sistem Umum dan
pengelolaan meningkatkan pengaturan sumberdaya air provinsi Irigasi, Rawa dan Penataan
sumberdaya air dan partisipasi dan irigasi b. Persentase Peningkatan Jaringan Pengairan Ruang
irigasi masyarakat dalam 2. Peningkatan pengelolaan kapasitas tampungan % 0,33 1,98 Kewenangan
pengelolaan sistem irigasi partisipatif sumber-sumber air Provinsi Lainnya
sumberdaya air dan untuk meningkatkan produksi c. Persentase pengurangan 2. Program
irigasi pangan luas kawasan yang Pengendalian banjir
3. Peningkatan pembangunan, terdampak daya rusak air dan pengamanan
2. Mengembangkan dan rehabilitasi, operasional dan pantai
meningkatkan sarana pemeliharaan infrastruktur % 22,62 3,77 3. Program
dan prasarana irigasi, embung dan pengembangan,
sumberdaya air dan konservasi sumberdaya air pengelolaan dan
irigasi 4. Peningkatan pembangunan, konservasi sungai,
rehabilitasi, dan danau dan sumber
pemeliharaan infrastruktur air lainnya
pengendali daya rusak air 4. Penyediaan dan
(pantai, sungai, ) pengolahan air
baku

VII-38
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
5. Meningkatnya 1. Membenahi 1. Pembangunan, rehabilitasi Persentase cakupan 1. Program Pekerjaan Dinas PSDA
ketersediaan prasarana dan sarana sarana dan prasarana pelayanan kawasan penyelenggaraan Umum dan
prasarana dan umum di kawasan kawasan permukiman permukiman dan penataan bangunan Penataan
sarana umum pada pemukiman/perumah kumuh. bangunan lingkungan dan lingkungan di Ruang
kawasan an dan lingkungan 2. Pengembangan sistem - air minum (%) 68,94 74 kawasan strategis
pemukiman/ 2. Meningkatkan peran pengelolaan air minum - Penurunan kawasan 16,5 11,5 daerah provinsi
perumahan, swasta dan regional, tempat kumuh (%) danlintas daerah
lingkungan dan masyarakat dalam pembuangan akhir regional, - Rumah tangga kabupaten/kota
bangunan gedung penyediaan dan drainase bersanitasi (%) 72 77 2. Pengembangan
prasarana umum 3. Peningkatan kualitas dan system dan
pada kawasan penataan bangunan dan pengelolaan
pemukiman/perumah lingkungan persampahan
an, lingkungan regional
3. Program
pengelolaan system
drainase yang
terhubung langsung
dengan sungai
lintas daerah
kabupaten/kota
4. Program
pengembangan
system pengelolaan
air minum dan ai
limbah
5. Program
pengembangan
perumahan dan
kawasan
pemukiman
6. Program
pemberdayaan
komunitas
perumahan

VII-39
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
6. Meningkatnya 1. Melakukan pendataan 1. Peningkatan pelayanan Rasio elektrifikasi % 85 97 1. Pembinaan dan Energi dan ESDM
pemanfaatan energi dan membangun investasi di bidang usaha Pengembangan Sumberdaya
baru dan terbarukan sistem informasi energi baru dan terbarukan Bidang Mineral
(EBT) potensi terukur Ketenagalistrika
2. Peningkatan pemanfaatan
energi baru dan n
aneka energi baru dan
terbarukan
terbarukan untuk pembangkit
2. Mendorong investasi
listrik
untuk
mengembangkan 3. Peningkatan ketersediaan
usaha pemanfaatan dan keterjangkauan listrik di
potensi energi baru daerah terisolir, terpencil dan
dan terbarukan perbatasan
Prioritas 10. Pelestarian lingkungan hidup dan penanggulangan bencana alam. 1.
1. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Penyusunan regulasi Persentase kesesuaian % 79 86 1. Perencanaan Pekerjaan Dinas Prasjal
kesesuaian pengawasan, perencanaan, pengawasan rencana pembangunan Penataan Tata Umum dan Tarkim
rencana pengendalian dan dan pengendalian serta dan tata ruang Ruang Penataan Bappeda
pembangunan pembinaan dalam pembinaan mengacu pada 2. Pengendalian Ruang
dengan tata pemanfaatan ruang rencana tata ruang. dan
ruang sesuai dengan RTRW 2. Penyusunan rencana rinci tata Pemanfaatan
2. Melakukan pengkajian ruang kawasan strategis Ruang
dan penyempurnaan provinsi 1. Pengaturan dan
RTRW sesuai 3. Peningkatan peran pemangku Pengawasan
kebutuhan kepentingan dalam Penataan Ruang
pembangunan dan perencanaan, pemanfaatan, 2. Pembinaan
aturan yang berlaku pengawasan dan Penataan Ruang
pengendalian tata ruang
4. Peningkatan keterkaitan antar
pusat kegiatan sesuai dengan
hirarki pengembangan sistim
perkotaan

VII-40
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
2. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan peran serta Indek Kualitas lingkungan % 71,51 74,10 1. Pengendalian Lingkungan 1. Bapedal
kualitas kesadaran masyarakat dalam hidup pencemaran dan Hidup da
lingkungan masyarakat dalam pelestarian lingkungan hidup perusakan 2. Kehutan
hidup pelestarian 2. Pengendalian dan penurunan lingkungan hidup. an
lingkungan beban pencemaran 2. Perlindungan dan
2. Mengendalikan 3. Pemulihan media lingkungan konservasi sumber
pencemaran dan yang rusak atau daya alam.
perusakan lingkungan terkontaminasi 3. Tata Lingkungan
hidup dan Penaatan
Hukum
Lingkungan.
4. Peningkatan
Kapasitas dan
Informasi
Lingkungan
5. Program Rehabilitasi
dan Pemulihan
Cadangan Sumber
daya Alam
3. Terpeliharanya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan peran serta 1. Persentase % 25 5 1. Program 1. Lingkunga 1. Bapedalda
fungsi ekosistem kesadaran dalam pengamanan kawasan Pengurangan luasan pengelolaan n Hidup 2. Kehutana
dan kualitas masyarakat dalam hutan pertambangan tanpa mineral dan 2. Kehutana n
lahan menjaga fungsi 2. Pemberdayaan masyarakat izin batubara n 3. ESDM
ekosistem kawasan dalam pemanfaatan sumber 2. Persentase peningkatan % 20 100 2. Program 3. Energi
hutan dan lahan daya kehutanan Perizinan air tanah Perencanaan dan
2. Melakukan pemulihan 3. Peningkatan Pengawasan yang sesuai peraturan Makro dan Sumberda
dan pengamanan serta penertiban perizinan dan perundangan yang Pemantapan ya Mineral
fungsi kawasan hutan kegiatan yang berdampak berlaku Kawasan Hutan,
dan lahan terhadap lingkungan hidup Persentase Penurunan lahan 3. Program
4. Pemulihan fungsi kawasan kritis % 1,59 0,26 Rehabilitasi Hutan
hutan dan lahan, penegakan 3. dan Lahan,
hukum dibidang kehutanan
serta peningkatan upaya
mitigasi perubahan iklim

VII-41
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
4 Program Rehabili
tasi & Pemulihan
Cadangan Sum
ber Daya Alam
5. Program pengelo
laan, pengem
bangan konserva
si air tanah
6. Program
Perencanaan
Makro dan
Pemantapan
Kawasan Hutan,
8. Program Perlin
dungan dan
konservasi sumber
daya alam,
9. Program Perenca
naan dan
Pengembangan
Hutan,
10. Program peman
faatan potensi
sumberdaya hutan
11. Program Pening
katan Kualitas dan
Akses informasi
sumber Daya
Alam dan
Lingkungan Hidup,
12. Program
Pengendalian
Kebakaran Hutan
4. Berkurangnya 1. Meningkatkan 1. Penyediaan dan 1. Persentase lokasi % 51 55 1. Pening-katan 1. Ketentra 1. BP
resiko bencana mitigasi dan adaptasi penyebarluasan informasi rawan bencana yang mitigasi bencana. man, BD
terhadap resiko kebencanaan siap menghadapi 2. Pening-katan Ketertiban 2. Pr
bencana 2. Peningkatan kesiapsiagaan bencana (%) Kesiapsiagaan Umum dan asjal
2. Meningkatkan masyarakat dalam 2. Persentase kelompok Menghadapi Perlindunga Tarkim
pemahaman menghadapi bencana masyarakat di daerah Bencana n Masyara 3. PS
masyarakat terhadap 3. Peningkatan sarana rawan bencana yang kat DA
manajemen resiko prasarana penanggulangan siap menghadapi % 51 55 2. Pekerjaan
bencana bencana bencana Umum

VII-42
Capaian Kinerja Program Perangkat
Indikator Kinerja Bidang Daerah
NO Sasaran Strategi Arah Kebijakan Satuan Kondisi Kondisi Pembangunan
(Outcome) Urusan Penanggung
Awal Akhir Daerah
Jawab
5. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan efektivitas 1. Persentase kejadian % 71 75 1. Penanganan 1. Ketentra- 1. BP
penanganan pengelolaan tanggap evakuasi korban bencana bencana yang bisa Tanggap man, BD
tanggap darurat darurat dan 2. Peningkatan kualitas ditangani sesuai standar Darurat Ketertiban 2. Pr
dan pemulihan pemulihan daerah koordinasi dan sinkronisasi kapasitas bencana(%) 2. Pemulihan Umum dan asjal
wilayah/daerah pasca bencana penanganan tanggap darurat daerah pasca Perlindunga Tarkim
pasca bencana 2. Meningkatkan kualitas bencana bencana n Masyara 3. PS
aparatur dalam 3. Rehabilitasi dan rekonstruksi 2. Persentase Daerah % 71 75 kat DA
pengelolaan tanggap daerah pasca bencana Pasca bencana yang 2. Pekerjaan 4. Di
darurat dan bisa dipulihkan sesuai Umum dan nas Sosial
pemulihan pasca standar kapasitas Penataan
bencana penanggulangan Ruang
bencana (%)
6. Terpeliharanya 1. Memeliharan dan 1. Penyusunan pola Rasio debit minimum/ Rasio 0,12 0,17 Perlindungan dan 1. Kehuta nan 1. Dinas
debit sungai meningkatkan pendayagunaan vegetasi maksimum konservasi daerah 2. Pekerjaan Kehutan
tutupan vegetasi di pada daerah tangkapan air tangkapan air dan Umum dan an
daerah aliran sungai 2. Peningkatan kerjasama peningkatan Penataan 2. PSDA
antara masyarakat sekitar kesejahteraan Ruang
kawasan konservasi dengan masyarakat
pengguna pemanfaat air
dalam perlindungan sumber
daya air
1. Meningkatnya 1. Melakukan penataan 1. Peningkatan sistem Persentase luas tutupan 1. Program 1. Keluatan 1. Dinas
kualitas ekosistem kawasan pesisir dan pengelolaan kawasan pesisir dalam kondisi baik pemberdayaan dan Kelautan
pesisir dan laut pulau-pulau kecil secara terpadu - Mangrove % 70 75 masyarakat dalam Perikanan dan Perika
2. Melakukan 2. Peningkatan kerjasama - Terumbu karang % 30 35 pengawasan dan an nan
pemeliharaan dengan para pihak dalam pengendalian 2. Lingkunga 2. Kehutanan
ekosistem pesisir dan pengelolaan pesisir dan laut sumberdaya n Hidup 3. Bapedalda
laut kelautan
1. program
rehabilitasi dan
pemulihan
cadangan
sumberdaya alam.
2. Program
Perencanaan dan
Pengembangan
Hutan

VII-43
7.3. PENYELARASAN RPJMN 2015 – 2019 dengan RPJMD Provinsi Sumatera
Barat 2016 – 2021.

Untuk mencapai keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan antara


pusat dan daerah, maka dokumen RPJMN tahun 2015–2019 menjadi acuan dalam
penyusunan dokumen RPJMD provinsi Sumatera Barat tahun 2016–2021. Untuk itu dalam
penyusunan prioritas pembangunan daerah Provinsi Sumatera Barat yang terdiri dari 10
(sepuluh) prioritas, telah diselaraskan dengan prioritas pembangunan nasional berdasarkan
3 (tiga) dimensi pembangunan.

Prioritas pada dimensi pembangunan manusia dan masyarakat secara nasional,


selaras dengan prioritas pembangunan daerah Provinsi Sumatera Barat yang terkait dengan
pendidikan, kesehatan, mental dan karakter. Sedangkan untuk perumahan dan pemukiman
selaras dengan prioritas pembangunan daerah Provinsi Sumatera Barat pada prioritas
pembangunan infrastruktur.

Prioritas pada dimensi pembangunan sektor unggulan nasional, juga selaras dan
menjadi prioritas pembangunan daerah karena merupakan potensi unggulan daerah yang
diharapkan akan dapat meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan
ekonomi yang terkait dengan kedaulatan pangan, pengembangan energi, pengembangan
kemaritiman dan kelautan, serta pengembangan pariwisata industri, perdagangan, koperasi
dan investasi.

Prioitas pada dimensi pemerataan dan kewilayahan yang terkait dengan


pembangunan antar kelompok pendapatan dan antar wilayah secara nasional, selaras
dengan upaya pemerintah provinsi Sumatera Barat dalam mengentaskan daerah tertinggal,
pengentasan kemiskinan dan penurunan pengangguran. Selanjutnya keselarasan antara
prioritas berdasarkan dimensi pembangunan nasional dengan prioritas pembangunan
Provinsi Sumatera Barat, dapat dilihat pada Tabel 7.2

Tabel 7.2.
Sinkronisasi Prioritas Pembangunan Nasional dan Provinsi Sumatera Barat
Prioritas Pembangunan Nasional
Prioritas Pembangunan
No Berdasarkan 3 Dimensi
Provinsi Sumatera Barat
Pembangunan
1. Dimensi Pembangunan Manusia dan a. Peningkatan pemerataan dan
Masyarakat kualitas pendidikan
a. Pendidikan b. Peningkatan derajat kesehatan
b. Kesehatan masyarakat
c. Perumahan c. Pembangunan mental dan
d. Mental dan Karakter pengamalan agama dan ABS-SBK
dalam kehidupan masyarakat
d. Pelaksanaan reformasi birokrasi
dalam pemerintahan
2. Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan a. Peningkatan produksi untuk
a. Kedaulatan Pangan mendukung kedaulatan pangan
b. Kedaulatan Energi & Ketenagalistrikan nasional dan pengembangan
c. Kemaritiman dan Kelautan agribisnis
d. Pariwisata dan Industri b. Pengembangan sumber energi
baru dan terbarukan serta
pembangunan infrastruktur
c. Pengembangan kemaritiman dan
kelautan

VII-44
Prioritas Pembangunan Nasional
Prioritas Pembangunan
No Berdasarkan 3 Dimensi
Provinsi Sumatera Barat
Pembangunan
d. Pengembangan pariwisata industri,
perdagangan, koperasi dan
investasi
e. Pelestarian lingkungn hidup dan
penanggulangan bencana alam
3 Dimensi pemerataan dan kewilayahan Penurunan tingkat kemiskinan,
a. Antar kelompok Pendapatan pengangguran, daerah tertinggal
b. Antar wilayah: (Desa, Pinggiran, Luar
Jawa, Kawasan Timur)

7.4. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BERDIMENSI KEWILAYAHAN


Mempedomani arahan umum pembangunan wilayah pada RPJPD 2005-2025, dan
prioritas dalam RPJMD 2016-2021, maka arah pengembangan wilayah ditujukan untuk (1)
mendorong percepatan pembangunan pusat pertumbuhan ekonomi sebagai penggerak
utama pertumbuhan, dengan memperhatikan potensi, karakterisktik dan keunggulan
daerah, (2) memperhatikan aspek keberlanjutan dengan berpedoman kepada Rencana
Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam pengembangan dan
pembangunan wilayah, (3) mendorong pengembangan dan pemerataan wilayah secara
terpadu untuk mewujudkan kemakmuran, kesejahteraan dan kemajuan yang adil dan
merata di seluruh wilayah, (4) menciptakan keseimbangan pemanfaatan ruang antara
kawasan berfungsi lindung dan budidaya serta antara wilayah darat, laut,pesisir dan pulau-
pulau kecil, dan (5) meningkatkan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergisitas
pelaksanaan pembangunan lintas sektor dan lintas wilayah dengan kebijakan nasional.
Untuk memanfaatkan potensi keragaman dan kesamaan aspek pembangunan serta
memperhatikan arah pembangunan pengembangan wilayah, maka pembangunan
berdimensi kewilayahan dapat dijelaskan sebagai berikut :

7.4.1. Pengembangan Sistem Perkotaan


Pengembangan wilayah perkotaan di Sumatera Barat terutama diarahkan kepada
melayani kegiatan yang berskala kota yang meliputi sistem jaringan prasarana, antara lain,
mencakup sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem
jaringan telekomunikasi, sistem persampahan dan sanitasi, serta sistem jaringan sumber
daya air.
Rencana pengembangan pusat kegiatan di Provinsi Sumatera Barat juga mengacu
pada kriteria sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang meliputi Pusat Kegiatan
Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Menurut
RTRW Provinsi Sumatera Barat 2012-2032, untuk Pusat Kegiatan Wilayah yang
dipromosikan oleh provinsi di sebut PKWp. Berdasarkan kriteria dan arahan kebijakan
pengembangan yang telah dijelaskan, maka rencana struktur pusat kegiatan di Provinsi
Sumatera Barat sampai tahun 2032 terdiri dari 1 (satu) kota PKN, 5 (lima) kota PKW, 4
(empat) kota PKWp, dan 12 (duabelas) kota PKL seperti yang diperlihatkan pada Tabel 7.3.

VII-45
Tabel 7.3
Sistem Perkotaan Provinsi Sumatera Barat Berdasarkan RTRW 2012-2032
PKN PKW PKWp PKL
Kota 1. Kota Bukittinggi 1. Kota Payakumbuh 1. Kota Padang Panjang
Padang 2. Pariaman 2. Kota Pulau Punjung 2. Kota Lubuk Sikaping
3. Sawahlunto 3. Kota Tapan 3. Kota Sari Lamak
4. Kota Solok 4. Kota Simpang 4. Kota Batusangkar
5. Muara Siberut Empat 5. Kota Padang Aro
6. Kota Tuapejat
7. Kota Lubuk Basung
8. Kota Muaro Sijunjung
9. Kota Lubuk Alung
10. Kota Aro Suka
Sumber : PP 26 Tahun 2008, dan Hasil Analisis, 2008.

7.4.2. Kawasan Lindung

Kawasan lindung diarahkan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan pelestarian


lingkungan. Pengembangan kawasan ini bertujuan untuk mengurangi tingkat bahaya
bencana alam seperti banjir, erosi, longsor, kekeringan, pendangkalan waduk dan lain
sebagainya. Selain itu juga bertujuan untuk menjaga kerusakan bencana sosial akibat
hilangnya asset hidup yang seharusnya diperoleh masyarakat.
Sebaran luas hutan lindung yang telah ditetapkan menurut daerah diperlihatkan pada Tabel
7.4. yang harus dijaga kelestariannya.

Tabel 7.4
Luas dan Perubahan Luas Hutan Lindung Provinsi Sumatera Barat
Menurut RTRW 2012-2032 per Kabupaten/Kota
Luas Hutan Lindung Rencana Perubahan Luas
No Kabupat/Kota Luas (Ha) Sk. 422 Rencana
Ha % 1) % 2)
th 1999 th 2028
A Kabupaten            
1 Agam 223.230 32.134 22.451 -9.683 -30,13 5,08
2 Dharmasraya 296.113 12.336 8.660 -3.676 -29,80 1,93
3 Kep. Mentawai 601.135 4.614 6.406 1.792 38,84 -0,94
4 Limapuluh Kota 335.430 123.003 99.022 -23.981 -19,50 12,59
5 Padang Pariaman 132.879 22.268 13.334 -8.934 -40,12 4,69
6 Pasaman 444.763 237.044 158.455 -78.589 -33,15 41,24
7 Pasaman Barat 338.777 95.461 78.264 -17.197 -18,01 9,03
8 Pesisir Selatan 579.495 41.672 23.096 -18.576 -44,58 9,75
9 Sijunjung 313.080 88.262 78.015 -10.247 -11,61 5,38
10 Solok 373.800 119.646 118.603 -1.043 -0,87 0,55
11 Solok Selatan 334.620 89.286 80.040 -9.246 -10,36 4,85
12 Tanah Datar 133.600 29.208 18.480 -10.728 -36,73 5,63
B Kota            
13 Bukittinggi 2.524 - - - - -
14 Padang 69.496 13.778 13.433 -345 -2,50 0,18
15 Padang Panjang 2.300 36 - -36 -100,00 0,02
16 Pariaman 7.336 - - - - -
17 Payakumbuh 8.043 148 295 147 99,32 -0,08
18 Sawahlunto 27.345 496 294 -202 -40,73 0,11
19 Solok 5.764 1.141 1.141 - - -
Jumlah 4.229.730 910.532 719.989 -190.544 -20,93 100,00
Sumber : Hasil rencana, 2008
Keterangan :
1) Terhadap luas hutan lindung per kabupaten/kota

VII-46
2) Terhadap jumlah perubahan luas hutan lindung provinsi
Selanjutnya juga telah ditetapkan kawasan perlindungan setempat berupa sempadan
pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau dan waduk, kawasan sekitar mata air dan
kawasan hijau perkotaan seperti diperlihatkan pada Tabel 7.5.

Tabel 7.5
Sebaran Kawasan Perlindungan Setempat Provinsi Sumatera Barat
Dirinci Menurut Kabupaten /Kota

No Kawasan Perlindungan Setempat Daerah


1 Sempadan Pantai Kabupaten Pesisir Selatan
Kota Padang
Kabupaten Padang Pariaman
Kota Pariaman
Kabupaten Agam
Kabupaten Pasaman Barat
Kabupaten Kepulauan Mentawai
2 Sempadan Sungai Seluruh Kota dan Kabupaten
Kabupaten Agam
Kawasan Sekitar Danau dan
3 Kabupaten Tanah Datar
Waduk
Kabupaten Solok
4 Kawasan Sekitar Mata Air Seluruh Kabupaten dan Kota
5 Kawasan Terbuka Hijau perkotaan Kota Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Kota Pusat
Kegiatan Wilayah (PKW), Kota Pusat Kegiatan
Lokal (PKL) di Provinsi Sumatera Barat
Sumber : Hasil rencana, 2008

7.4.3. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya


Pembangunan berkembang dengan pesat, dan perlu dilakukan pengendalian agar tidak
menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat maupun bagi kelestarian alam. Mengingat
pentingnya kelestarian alam bagi makhluk hidup, maka ditetapkan kawasan Suaka Alam,
Kawasan Pelestarian Alam meliputi:
a. Cagar Alam berlokasi di Kabupaten Lima Puluh Kota (29.224Ha), Kabupaten Tanah
Datar (99.856Ha), Kabuaten Sijunjung (99.856Ha), Kabupaten Padang Pariaman
(92.125Ha), Kabupaten Pasaman (34.469Ha), Kabupaten Solok (99.998Ha), Kota
Padang (80.189Ha) dan Kabupaten Agam (36.635Ha).
b. Kawasan Suaka Marga Satwa dan Suaka Marga Satwa Laut berlokasi di Pagai Selatan
Kabupaten Kepulauan Mentawai (24.952 Ha), pulau Penyu Kabupaten Pesisir Selatan
(450 Ha), Pulau Panjang Kabupaten Padang Pariaman (1.980 Ha).
c. Kawasan Suaka Alam dengan ekosistim khas, merupakan habitat alami yang memberi
perlindungan bagi perkembangan flora, fauna yang khas dan beraneka ragam, yaitu
Suaka Alam Selasih Talang (6.150) Ha di Kabupaten Solok
d. Kawasan Pantai Berhutan Bakau, kawasan ini ditetapkan di Batang Tomak, Air
Bangis, dan Simpang Empat di Kabupaten Pasaman Barat; Lunang Silaut di
Kabupaten Pesisir Selatan; sebagian besar kawasan pantai Kepulauan Mentawai;
Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman, dan Bungus Teluk
Kabung di Kota Padang.
e. Kawasan Taman Nasional, yaitu Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) wilayah
Sumatera Barat (227.130 Ha), yang berada di wilayah Kabupaten Pesisir Selatan,
Kabupaten Solok Selatan, dan Taman Nasional Siberut di Kabupaten Kepulauan
Mentawai dengan luas sekitar 190.500 Ha.

VII-47
f. Kawasan Taman Hutan Raya (Tahura), ditetapkan di wilayah Kota Padang yaitu
Taman Hutan Raya Bung Hatta dengan luas lebih kurang 240 Ha.
g. Kawasan Taman Wisata Alam, meliputi Taman Wisata Alam Mega Mendung (12,50
Ha) di Kabupaten Tanah Datar, Taman Wisata Alam Lembah Harau (27,50 Ha) di
Kabupaten Limapuluh Kota, Taman Wisata Alam Rimbo Panti (570 Ha) di Kabupaten
Pasaman, Taman Wisata Alam Bukit Batu Patah (500 Ha) di Kabupaten Tanah Datar,
serta taman wisata alam di Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam, Kota
Padang Panjang, dan Kota Bukittinggi;
h. Kawasan Taman Wisata Alam Laut di Pulau Pieh (39.000 Ha) Kabupaten Padang
Pariaman dan Teluk Saibi Sarabua (21.200 Ha) Kabupaten Kepulauan Mentawai.
i. Kawasan Cagar Budaya yang tersebar pada kabupaten/kota di Provinsi Sumatera
Barat.

7.4.4. Kawasan Rawan Bencana


Berdasarkan PP No. 26 Tahun 2008, disebutkan bahwa yang termasuk kawasan
bencana alam meliputi: rawan bencana alam tanah longsor, rawan gelombang pasang,
rawan banjir, rawan letusan gunung berapi, rawan gempa bumi, rawan gerakan tanah,
zona patahan aktif, rawan tsunami, dan rawan bahaya gas beracun.
Arah kebijakan pada kawasan rawan bencana adalah meningkatkan kesiapsiagaan
masyarakat dalam menghadapi bencana dan menekan kerugian terhadap masyarakat dan
pembangunan ekonomi daerah.
Kawasan rawan bencana di wilayah Provinsi Sumatera Barat dapat dibedakan
sebagai berikut:
a. Kawasan Rawan Tanah Longsor tersebar hampir merata di seluruh Sumatera Barat
terutama pada sepanjang jalur patahan samangko, pada zona ini banyak terdapat
morfologi dan relief yang terjal serta banyak daerah hancuran menjadi zona rentan
gerakan tanah karena terkena patahan. Selain itu pada kawasan gunung api, hal ini
disebabkan oleh batuan produk gunung api kuarter merupakan batuan yang tidak
solid, menempati morfologi perbukitan sehingga mudah longsor akibat curah hujan
tinggi maupun akibat getaran gempa bumi. Lebih 50% dari luas provinsi Sumatera
Barat merupakan daerah dengan zona kerentanan gerakan tanah tinggi dan Zona
gerakan tanah menengah. Kawasan ini tersebar mulai dari Kabupaten Pasaman,
sampai pada perbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara, Kabupaten Lima Puluh
Kota, sampai wilayah perbatasan dengan Provinsi Riau, Kabupaten Tanah Datar,
Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, Kota Padang, Kota Solok, Kabupaten
Sawahlunto Sijunjung, Kabupaten Pesisir Selatan hingga ke perbatasan Propinsi
Bengkulu.
b. Kawasan Rawan Banjir di Sumatera Barat terdapat di kawasan-kawasan yang
bercirikan: daerah berlereng landai, pertemuan dua sungai besar, banyak terdapat
meander sungai, adanya perubahan kelerengan yang tiba-tiba, dan daerah hilir
sungai yang berhulu pada kawasan berhutan gundul. Wilayah dengan ciri-ciri seperti
ini terdapat di Kinali, Air Bangis, dan Sasak di Kabupaten Pasaman Barat; Painan, Air
Haji, dan sekitar Lunang Silaut, di Kabupaten Pesisir Selatan; Kota Solok, Kota
Padang, Kabupaten Solok dan Solok Selatan, Kabupaten Padang Pariaman dan
Kabupaten Agam.

VII-48
7.4.5. Kawasan Lindung Geologi
Kawasan lindung geologi merupakan kawasan yang memiliki keunikan baik dari
jenis bebatuan, bentang alam, proses geologi maupun kawasan imbuhan air tanah.
Kebijakan kawasan lindung geologi diarahkan untuk menjaga kelestarian lingkungan guna
mempertahankan fungsinya sebagai kawasan lindung. Kawasan lindung geologi di
Sumatera Barat tersebar di beberapa Kabupaten/Kota, diantaranya:
a. Kawasan cagar alam geologi
Kawasan lindung Kars terdapat di Kubah Batusangkar, bukit-bukit kars di Sungai
Dareh Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Sijunjung,
b. Kawasan rawan bencana alam geologi; meliputi:
1) Kawasan rawan gempa tektonik, dengan sumber gempa penunjaman Jawa-
Sumatra yang berpusat di laut sebelah barat sepanjang pantai barat Sumatera,
dengan tingkat intensitas kerusakan pada skala VI-VII MMI tingkat resiko
sedang tingkat tiga, yaitu mencakup Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang,
Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman Barat,
Kabupaten Kepulauan Mentawai. Kawasan rawan gempa tektonik dengan
sumber pada zona patahan aktif Sumatra yaitu sepanjang patahan Semangko
dengan tingkat intensitas kerusakan mencapai skala VIII-IX MMI, dengan
tingkat resiko besar satu yang mencakup wilayah Kabupaten Sijunjung,
Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Solok, Solok Selatan, Agam. Sedangkan
kawasan rawan gempa bumi dengan skala V-VII dengan tingkat resiko kecil
yang disebabkan oleh goncangan akibat gempa tektonik dan vulkanik yang
mencakup hampir seluruh wilayah Provinsi Sumatera Barat.
Kawasan ini terjadi umumnya pada daerah yang berada di sepanjang pantai
barat Sumatera: Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang, Kabupaten Padang
Pariaman, Kota Pariaman, Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman Barat dan
Kabupaten Kepulauan Mentawai sebagai daerah gempa tektonik yang berpusat
di laut. Sedangkan kawasan rawan gempa tektonik yang berada zona
sepanjang patahan Semangko meliputi mulai dari Kabupaten Pasaman,
Kabupaten Agam, Kota Bukittinggi, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang
Panjang, Kota Solok, sampai Kabupaten Solok dan Kabupaten Solok Selatan.
2) Kawasan Rawan Letusan Gunung Api terdapat di kawasan gunung api aktif
yaitu kawasan sekitar Gunung Merapi, Gunung Tandikat, Gunung Talang dan
Gunung Kerinci dengan klasifikasi: kawasan bahaya I dengan radius 3 km dari
puncak gunung, kawasan bahaya II dengan radius 3-7 km dari puncak gunung,
dan kawasan bahaya III dengan radius 8-14 km dari puncak gunung. Kawasan
rawan letusan gunung api terdapat juga pada daerah sekitar lembah sungai
yang berhulu di lereng atas gunung api memanjang hingga ke lereng bawah,
sebagi akibat adanya aliran lahar, dan abu vulkanik.
Kawasan ini umumnya terjadi di Kabupaten dan Kota yang berada < 10 Km dari
pusat erupsi gunung pai pada Kawasan gunung api aktif yaitu Gunung Merapi,
Gunung Tandikat, Gunung Talang dan Gunung Kerinci.
3) Kawasan Rawan Bencana Tsunami meliputi seluruh kawasan pesisir pantai
Pulau Sumatera dan Kepulauan Mentawai beserta pulau-pulau kecil lainnya.
Kawasan rawan tsunami di pesisir Provinsi Sumatera Barat dapat di kelompokan
dalam tiga kategori zona kerawanan tsunami yaitu
 Zona Kerawanan tinggi, wilayah dengan jarak garis pantai 50 m, sepanjang
pantai dengan ketinggian kontur kurang dari 10 m dpl.

VII-49
 Zona Kerawanan menengah yaitu daerah sepanjang pantai dengan kontur
ketinggian 10 – 15 m dpl, dengan kemiringan lereng cukup terjal.
 Zona kerawanan rendah yaitu wilayah sepanjang pantai dengan ketinggian
15 – 30m dpl, dengan morfologi curam dan relief tinggi atau berbukit, dan
daerah ini dapat dimanfaatkan untuk evakuasi dan lokasi pengungsian.
4) Kawasan Rawan Abrasi Pantai terjadi pada daerah pantai dengan komposisi
batuan sedimen lunak yang dicirikan oleh pantai landai dan berhadapan
langsung dengan laut lepas. Terdapat mulai dari Kota Padang, hingga Kota
Pariaman. Termasuk yang ada di Pasaman Barat dan Kabupaten Pesisir Selatan
serta Kepulauan Mentawai.
5) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.
Kawasan ini termasuk kawasan Tuf Ngarai Sianok, danau Dibawah, dan kaldera
Gunung Api Maninjau.

7.4.6. Wilayah Pengembangan Ekonomi Sumatera Barat

Untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi pembangunan di bidang ekonomi Sumatera


Barat di kelompokkan kedalam tiga wilayah pengembangan ekonomi sebagai berikut :

a. Koridor Ekonomi Gerbang Timur


Pembangunan pada koridor Ekonomi Gerbang Timur difokuskan pada sentra
pengembangan industri pariwisata alam, ternak unggas, industri pengolahan. Padang
dijadikan sebagai pusat pertumbuhan utama, didukung oleh Bukittinggi, Payakumbuh,
Batusangkar, dan Lubuk Sikaping sebagai pusat pengembangan.
Kegiatan yang menjadi andalan pada koridor ini adalah industri kimia bangunan,
industri kerajinan, industri pariwisata alam, dan industri pangan, gambir, unggas (ayam
petelur dan pedaging), timah hitam, wisata alam, (Lima Puluh Kota, Bukittinggi) untuk
wisata kuliner: Padang, Payakumbuh, Bukittinggi, dan wisata Meeting Incentive Conference
Exhibition (MICE) Padang
b. Koridor Ekonomi Lintas Sumatera
Pembangunan pada koridor ekonomi Lintas Sumatera difokuskan pada sentra
produksi pertanian dan perkebunan, pertambangan, serta industri agro. Padang sebagai
pusat pertumbuhan utama, didukung oleh Solok, Muaro Sijunjung, Sawahlunto, Pulau
Punjung dan Sungai Rumbai sebagai pusat pengembangan. Kegiatan yang menjadi andalan
pada koridor ini adalah perkebunan kelapa sawit, karet, padi, pertambangan emas, batu
bara, biji besi.

c. Koridor Ekonomi Pantai Barat


Pembangunan pada koridor ekonomi Pantai Barat difokuskan pada sentra produksi
pertanian perkebunan, industri perikanan tangkap dan budidaya. Padang sebagai pusat
pertumbuhan utama, didukung oleh Mentawai, Painan, Lubuk Alung, Pariaman, Lubuk
Basung, Simpang IV, Air Bangis sebagai pusat pengembangan. Kegiatan yang menjadi
andalan pada koridor ini adalah industri olahan produk sawit, kakao, jagung, sapi potong,
industri olahan makanan hasil laut, perikanan tangkap dan wisata pantai.
Untuk mengembangkan ketiga koridor didukung oleh program dan kegiatan
peningkatan komoditi utama, peningkatan konektifitas intra dan antar koridor, peningkatan
sumberdaya manusia. Pengembangan masing-masing koridor dapat dilihat pada Tabel 7.6

VII-50
Tabel 7.6
Koridor Pengembangan Ekonomi Sumatera Barat
Koridor Ekonomi Lintas Koridor Ekonomi Koridor Ekonomi
Keterangan
Timur Lintas Sumatera Pantai Barat
Pembangunan sentra pengembangan Sentra produksi Sentra produksi
masing-masing industri, perdagangan, pertanian dan pertanian perkebunan,
koridor pariwisata alam, Unggas, perkebunan, industri perikanan
Pertambangan, serta tangkap dan budidaya,
industri agro. industri agro,
pariwisata pantai.
Pengembangan Padang sebagai pusat Padang sebagai Padang sebagai pusat
utama. pusat utama, Solok, utama, Painan,
Bukittinggi, Batusangkar, Muaro Sijunjung, dan Pariaman, Simpang
Pasaman dan Payakumbuh Pulau Punjung empat, Lubuk Sikaping
sebagai pusat sebagai pusat sebagai pusat
pengembangan pengembangan pengembangan
Kegiatan 1) Industri Kimia bangunan 1) Produksi sawit 1) Industri Olahan
Utama. 2) Industri kerajinan, (Kabupaten Makanan hasil laut
Gambir, industri pangan, Dharmasraya, dan sawit.
3) Timah hitam (Lima Pulu Solok Selatan), 2) Produksi sawit,
Kota), Biji besi (Tanah 2) Produki karet kakao, jagung, sapi
Datar) (Kabupaten potong,Perikanan
4) Wisata alam,(Lima Puluh Sijunjung, Tanah tangkap dan
Kota, Bukittinggi) budaya Datar), Perikanan Darat
Tanah datar. 3) Produksi padi 3) Tambang biji besi
5) Kuliner: Padang, (Kabupaten Solok) Pasaman Barat,
Payakumbuh, Bukittinggi, 4) Emas (Kabupaten Pesisir Selatan. Emas
MICE: Padang Solok Selatan), pasaman.
6) Ternak unggas (ayam 5) Batu Bara 4) Batu bara pesisir
petelur dan pedaging) Sijunjung), selatan.
6) Biji besi 5) Wisata Pantai
Kabupaten Solok Padang, Padang
Selatan Pariaman dan
7) Industri olahan surfing Mentawai,
sawit, karet.

7.4.7. Pengembangan Kawasan Budidaya


a. Kawasan Hutan Produksi
Kawasan hutan produksi, berdasarkan PP 26 tahun 2008 terdiri dari hutan produksi
terbatas, hutan produksi tetap, hutan produksi yang dapat di konversi serta hutan rakyat.
Provinsi Sumatera Barat memiliki potensi hutan produksi yang cukup luas dan tersebar di
beberapa Kabupaten/Kota. Untuk rencana pengembangan kawasan peruntukan hutan
produksi sesuai RTRW Provinsi Sumatera Barat 2012-2032 adalah seluas 796.424 Ha.
Pengembangan hutan produksi di arahkan di Kabupaten Pasaman, Kabupaten Pasaman
Barat, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Dhamasraya, Kabupaten Tanah Datar Kabupaten
Agam, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Pesisir
Selatan, Kabupaten Solok, Kota Solok Selatan dan Kota Sawahlunto

b. Kawasan Sentra Produksi (KSP) Pertanian


Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Pertanian diarahkan untuk mengoptimalkan
sumberdaya pembangunan berdasarkan keunggulan wilayah dalam rangka meningkatkan
daya saing produk hasil pertanian agar dapat memberikan konstribusi terhadap percepatan
pertumbuhan ekonomi.

VII-51
Pengembangan Kawasan Sentra Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura di
Provinsi Sumatera Barat sebagaimana diperlihatkan Tabel 7.7.

Tabel 7.7
Kawasan Pengembangan Sentra Produksi Tanaman Pangan dan Holtikultura

No Komoditi Lokasi Kawasan


1 Padi Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Pasaman, Kabupaten
Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Padang Pariaman,
Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok
Selatan, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Dharmasraya,
Kabupaten Pesisir Selatan.
2 Jagung Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Pasaman, Kabupaten
Pesisir Selatan, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Tanah
Datar, Kab.Agam, Kabupaten Solok Selatan
3 Ubi Kayu Kabupaten Pasaman, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten
Sijunjung, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Agam.
4 Ubi Jalar Kabupaten Agam, Kabupaten Solok, Kabupaten Tanah Datar
5 Jeruk Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten
Limapuluh Kota, Kabupaten Agam, Kabupaten Solok Selatan.
6 Pisang Kabupaten Pasaman, Kota Pariaman, Kabupaten Tanah Datar
7 Manggis Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Agam, Kabupaten Pdg
Pariaman, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Sijunjung dan
Kabupaten Solok Selatan
8 Sayuran Kabupaten Agam, Kabupaten Solok, Kabupaten Tanah Datar
9 Kentang Kabupaten Agam dan Kabupaten Solok,
10 Bawang Merah Kabupaten Solok, Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Pesisir
Selatan
11 Tomat Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok
12 Cabe Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam, Kabupaten Lima
Puluh Kota, Kabupaten Solok, Kabupaten Pasaman Barat,
Kabupaten Solok Selatan
13 Tanaman Hias  Kota Padang, Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang
(Bunga)

Selanjutnya Pengembangan Kawasan Komoditi Unggulan Perkebunan di Provinsi Sumatera


Barat diarahkan pada lokasi sebagaimana diperlihatkan Tabel 7.8.

Tabel 7.8
Kawasan Pengembangan Komoditi Unggulan Perkebunan
Komoditi
No Lokasi Kawasan
Perkebunan
1 Kelapa Sawit Kabupaten Agam, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten
Sijunjung, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan,
Kabupaten Pasaman Barat.
2 Karet Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten
Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Pasaman,
Kabupaten Tanah Datar
3 Kelapa Dalam Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten
Pesisir Selatan
4 Kakao Kabupaten Agam, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Padang
Pariaman, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Pesisir Selatan,
Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Pasaman
5 Kopi Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Lima Puluh
Kota, Kabupaten Solok, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten
solok Selatan
6 Gambir Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten

VII-52
Komoditi
No Lokasi Kawasan
Perkebunan
Sijunjung
7 Tebu Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Pesisir Selatan,
Kabupaten Sijunjung , Kabupaten Pasaman, Kabupaten Solok

Pengembangan Kawasan Komoditi Peternakan di Provinsi Sumatera Barat diarahkan pada


lokasi sebagaimana diperlihatkan Tabel 7.9.

Tabel 7.9
Kawasan Pengembangan Komoditi Peternakan
Kawasan/Komoditi
No Lokasi Kawasan
Peternakan
1. Kawasan Sentra Produksi
Sapi Kabupaten Agam, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten
Pasaman Brat, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Pesisir
Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten
Dharmasraya, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan
Kerbau Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Sijunjung
Unggas Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pesisir Selatan,
Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Tanah Datar,
Kabupaten Agam, Kota Payakumbuh, Kabupaten Pasaman,
Kabupaten Pasaman Barat
2. Kawasan Integrasi
Ternak Sapi dan
Tanaman Perkebunan
Sapi, Sawit dan Kakao Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten
Limapuluh Kota, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten
Dharmasraya, Kabupaten Pesisir Selatan
Sapi dan Kakao Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Tanah Datar dan
Kabupaten Solok

c. Kawasan Sentra Paroduksi (KSP) Perikanan

Perikanan Tangkap
Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 1999 pasal 3, bahwa wilayah
provinsi, sebagaimana yang dimaksud pasal 2 ayat 1, terdiri atas wilayah darat dan wilayah
laut sejauh 12 mil laut yang diukur dari garis pantai ke arah lepas dan atau ke arah
perairan kepulauan. Sesuai dengan undang-undang tersebut maka batas wilayah laut
termasuk kawasan perikanan tangkap yang pengelolaannya menjadi wewenang propinsi
adalah sejauh 12 mil.
Kawasan pengembangan perikanan tangkap di Provinsi Sumatera Barat berada di dua
kota dan lima kabupaten yang mempunyai wilayah pesisir dan laut yaitu Kota Padang,
Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman, Kabupaten Agam,
Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Perikanan Budidaya
Perikanan budidaya dikelompokkan menjadi tiga yaitu budidaya laut, budidaya
tambak dan budidaya air tawar. Budidaya laut dikembangkan di Kabupaten Pesisir Selatan,
Kota Padang, Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam, Kabupaten

VII-53
Pasaman Barat serta Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan komoditi budidaya rumput
laut, kerang mutiara, ikan kerapu serta tambak udang.
Pengembangan perikanan darat budidaya tersebar di seluruh kabupaten dan kota
dengan sentra di Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Sijunjung,
Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Dharmasraya. Selanjutnya komoditi dan
kawasan pengembanga perikanan budidaya dapat dilihat pada Tabel 7.10

Tabel 7.10
Kawasan Pengembangan dan Komoditi Perikanan Budidaya
Komoditi
No Lokasi Kawasan Pengembangan Pada Kabupaten/Kota
Perikanan
1 Ikan Nila Kabupaten Agam, Kabupaten Sijunjung , Kabupaten Dharmasraya,
Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Kota Solok
2 Ikan Mas Kabupaten Agam, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten
Dharmasraya, Kabupaten Solok, Kabupaten Pasaman. Kabupaten
Tanah Datar
3 Ikan Lele Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pasaman Barat
4 Ikan Kerapu Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pasaman
Barat, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Mentawai
5 Lobster Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten
Mentawai
6 Ikan Bandeng Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pesisir Selatan
7 Kerang Mutiara Kabupaten Pesisir Selatan

d. Kawasan Agribisnis

Pengembangan kawasan agribisnis diarahkan untuk membangun keterkaitan dari hulu


sampai hilir yang bertujuan untuk mencapai multiplier effek secara berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan. Pendekatan pengembangan kawasan agribisnis dari komoditi
unggulan secara terpadu mencakup sub sistem agribisnis hulu, sub sistem usaha
tani/pertanian primer, sub sistem agribisnis hilir dengan mengembangkan industri-industri
pengolahan dan pemasarannya serta sub sistem jasa-jasa penunjang seperti perkreditan,
penyuluhan, infrastruktur, pengangkutan, teknologi tepat guna dan lain-lain.
Pengembangan kawasan agribisnis Provinsi Sumatera Barat disajikan pada Tabel 7.11.

Tabel 7.11
Kawasan Pengembangan Agribisnis

No Komoditi/Produk Lokasi Kawasan Pengembangan Kawasan Agribisnis


1 Daging Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Lima Puluh kota ,
Kabupaten Agam, Kota Payakumbuh
2 Sayuran Dataran Tinggi Kabupaten Agam, Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah
Datar
3 Kakao Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Payakumbuh,
Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Pasaman

e. Kawasan Pertambangan
Provinsi Sumatera Barat merupakan wilayah yang kaya akan hasil tambang,
terutama tambang bahan galian dan berbagai sumberdaya mineral. Hampir semua wilayah
administrasi merupakan areal penambangan, karena 17 dari 19 wilayah administrasi
kabupaten/ kota mengandung bahan mineral yang berpotensi untuk dieksploitasi. Kawasan
pertambangan di Sumatera Barat berada di Kota Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung dan

VII-54
Kabupaten Pesisir Selatan untuk batubara; Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten
Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Solok untuk pertambangan galena;
Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Solok, Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Kepulauan
Mentawai untuk pertambangan minyak dan gas; serta Kabupaten Padang Pariaman,
Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman Barat untuk kawasan tambang pasir besi.

f. Kawasan dan Sentra Industri


Rencana pengembangan kawasan industri di Provinsi Sumatera Barat berlokasi di
perbatasan Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Padang berupa Kawasan Padang
Industrial Park (PIP). Pengembangan industri tidak hanya pada kawasan tersebut, tetapi
lebih diarahkan pada pengembangan sentra-sentra industri seperti ditunjukkan pada Tabel
7.12.

Tabel 7.12
Pengembangan Kawasan dan Sentra Industri di Provinsi Sumatera Barat

No Sentra Industri Kabupaten/Kota


1. Industri Tektil dan Produk tektil Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Solok, Kabupaten
(tenunan, bordiran, Sulaman, Pesisir Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten
songket, Konveksi, Garmen) Agam, Kota Bukittinggi, Kota Payakumbuh, Kota Padang.
2. Makanan ringan (Gula tebu, Kota Padang, Kota Bukittinggi, Kota Payakumbuh ,Kota
aneka olahan umbi-umbian, Padang Panjang, Kota Solok, Kabupaten Limapuluh Kota,
Rendang, susu) Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Padang Pariaman,
Kabupaten Agam
3. Industri Kakao Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Ko.
Payakumbuh, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten
Pasaman
4. Industri Semen (Batu Bata, Kota Solok, Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman,
Paving Block, Batako, Industri Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Payakumbuh, Kota
Suku Cadang Pabrik Semen) Bukittinggi
5. Industri Alsintan Kabupaten solok, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten
Padang Pariaman, Kota Payakumbuh, Kota Padang
6. Industri Minyak Atsiri Kota Solok, Kabupaten Agam, Kabupaten Mentawai,
Kabupaten Pasaman Barat
7. Industri Pengolahan Sawit Kabupaten Agam, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten
Solok Selatan, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten
Pesisir Selatan

g. Kawasan Pariwisata
Rencana pengembangan kawasan pariwisata berdasarkan Peraturan Daerah Nomor
3 Tahun 2014 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera
Barat (RIPKP) Tahun 2014-2025 dibagi atas lima wilayah pembangunan pariwisata
sebagaimana Tabel 7.13.

Tabel 7.13
Wilayah Pengembangan Pariwisata
Wilayah
No Kabupaten/kota
Pengembangan
1 Wilayah I Padang 1. Kawasan yang dikembangkan, sebagai berikut:
dan sekitarnya a. KUPP Kota Padang (Kawasan Wisata Terpadu Kota Padang)
b. KSPP Kabupaten Pesisir Selatan (Kawasan Wisata Mandeh).
2. Kawasan strategis dan potensial yang akan dikembangkan
sebagai berikut:

VII-55
Wilayah
No Kabupaten/kota
Pengembangan
a. KSPP Kabupaten Padang Pariaman (Kawasan Wisata Pantai
Tiram)
b. KPPP Kota Pariaman (Kawasan Pantai Gondariah, Pulau
Angso Duo)
2 Wilayah II 1. Kawasan yang dikembangkan, sebagai berikut:
Bukittinggi KUPP Bukittinggi (kawasan Jam Gadang Pasar Atas, Bukittinggi
dan sekitarnya sebagai Kota Pusaka dan Geopark)
2. Kawasan strategis dan potensial yang akan dikembangkan
sebagai berikut:
a. KSPP Kabupaten Agam, (Kawasan Maninjau)
b. KSPP Kabupaten Lima Puluh Kota, (Kawasan Harau)
c. KPPP Kabupaten Pasaman, (Kawasan Equator)
d. KPPP Kabupaten Pasaman Barat (Kawasan Pulau Panjang)
e. KPPP Kota Payakumbuh (Kawasan Ngalau Indah)
3 Wilayah III Tanah 1. Kawasan yang dikembangkan, sebagai berikut:
Datar KUPP Kabupaten Tanah Datar, (Istano Basa Pagaruyuang
dan sekitarnya sebagai Kawasan Wisata Budaya)
2. Kawasan strategis dan potensial yang akan dikembangkan
sebagai berikut:
a. KSPP Kota Padang Panjang, (Bukit Tui sebagai Kawasan
Berkuda)
b. KSPP Kabupaten Solok, (Wisata Danau Singkarak dan Danau
Kembar)
c. KPPP Kota Solok (Kawasan Wisata Pulau Belibis)
d. KPPP Kabupaten Solok Selatan (Kawasan Wisata Budaya 1000
Rumah Gadang)
4 Wilayah IV 1. Kawasan yang dikembangkan :
Sawahlunto KUPP Sawahlunto (Wisata Tambang di Kawasan Wisata Kota
dan sekitarnya Tua)
2. Kawasan strategis dan potensial yang akan dikembangkan
berikutnya, sebagai berikut:
a. KSPP Kabupaten Sijunjung (Kawasan Silokek)
b. KSPP Dharmasraya (Kawasan Wisata Sejarah Candi Padang
Roco)
5 Wilayah V 1. Kawasan yang dikembangkan:
Kepulauan KUPP Dusun Jati dan Dusun Mapadegat,
Mentawai dan 2. Kawasan strategis dan potensial yang akan dikembangkan
sekitarnya sebagai berikut:
a. KSPP Teluk Katurai,
b. KSPP Katiet,
c. KSPP Tua Pejat,
d. KPPP Desa Silabu
Keterangan:
KUPP = Kawasan Utama Pengembangan Pariwisata
KSPP = Kawasan Strategis Pengembangan Pariwisata
KPPP = Kawasan Potensial Pengembangan Pariwisata

h. Kawasan Permukiman
Kawasan permukiman sesuai dengan RTRW Provinsi Sumatera Barat 2012-2032
seluas 61.682 ha. Kawasan tersebut terdiri dari permukiman perkotaan dan permukiman
perdesaan. Arah pengembangan kawasan permukiman adalah:
a. Secara teknis aman sebagai pemukiman dan jauh dari bahaya bencana alam.
b. Sehat dan mempunyai akses untuk kesempatan berusaha.

VII-56
c. Pengaturan terhadap luas lahan terbangun dengan tak terbangun pada kawasan
pengembangan permukiman.
d. Pengelompokan kawasan permukiman untuk penyediaan sarana dan prasarana
permukiman yang lebih efisien dan efektif.
e. Penegasan batas kawasan terhadap kawasan non permukiman.
f. Penetapan tinggi bangunan pada kawasan pengembangan permukiman.
g. Pengembangan sarana prasarana perumahan dan permukiman berupa jalan poros,
jalan lingkungan, drainase, Sistem Pelayanan Air Minum (SPAM)

7.4.8. Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal


Pada saat ini masih terdapat tiga kabupaten di kategorikan tertinggal di Provinsi
Sumatera Barat. Daerah tertinggal tersebut adalah Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten
Solok Selatan, dan Kabupaten Kepulauan Mentawai, dengan jumlah nagari sebanyak 111
nagari/desa. Ketertinggalan nagari dan desa pada daerah tertinggal ini pada umumnya
disebabkan oleh aksesibilitas yang masih terbatas baik berupa akses jalan ke pusat-pusat
pertumbuhan, terbatasnya akses pelayanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan,
terbatasnya potensi sumberdaya alam, kapasitas sumberdaya yang masih terbatas. Untuk
mengatasi ketertinggalan ini arah kebijakan percepatan pembangunan daerah tertinggal
sebagai berikut:
a. Memperkuat kelembagaan pembangunan di daerah tertinggal untuk mengatasi
persoalan koordinasi pembangunan lintas sektoral dan lintas wilayah.
b. Menyusun rencana aksi yang lebih detail tentang penguatan konektifitas di wilayah
tertinggal, terutama rencana aksi untuk pembangunan infrastruktur dasar bagi
kepentingan peningkatan usaha sesuai dengan potensi yang dapat dikembangkan.
c. Merencanakan zona pengolahan komoditi unggulan untuk menciptakan terjadinya
aglomerasi diantara perusahaan yang bergerak dalam perdagangan dan industri
pengolahan.
d. Meningkatkan aksesibilitas daerah tertinggal dengan daerah lainnya dan dengan pusat-
pusat pertumbuhan, melalui pembangunan infrastruktur dasar.
e. Meningkatkan arus perjalanan orang dan barang melalui pembangunan simpul
pergerakan orang dan barang seperti terminal, pelabuhan, dermaga di daerah
tertinggal.
f. Meningkatkan kerjasama dengan pihak swasta dalam pembangunan infrastruktur di
daerah tertinggl.

7.4.9. Wilayah Perbatasan dengan Provinsi Lain


Provinsi Sumatera Barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara di sebelah
utara, dengan Provinsi Riau dan Jambi di sebelah timur, dengan Provinsi Bengkulu sebelah
Selatan, dan dengan Samudera Hindia di sebelah barat. Kondisi wilayah perbatasan relatif
tertinggal dengan tingkat kemiskinan yang tinggi. Hal ini terjadi karena wilayah perbatasan
mempunyai keterbatasan aksesibilitas, keterbatasan infrastruktur pendidikan, kesehatan,
komunikasi dan transportasi, pasar, serta energi. Persoalan selanjutnya adalah lokasi
permukiman yang menyebar sehingga sulit menyediakan sarana dan prasarana secara
efektif. Jumlah kabupaten dan kecamatan yang berbatasan langsung dengan provinsi
tetangga dapat dilihat pada Tabel 7.14.

VII-57
Tabel 7.14
Kabupaten/Kota dan Jumlah Kecamatan Yang berbatasan dengan Provinsi Tetangga
Provinsi Jumlah
No. Kabupaten Jumlah Kecamatan
Berbatasan Kecamatan
1 Sumatera Utara Pasaman Barat Sungai Beremas, Ranah
4 Batahan, Gunung Tuleh dan
Lembah Malintang
Pasaman Duo Koto, Rao Utara, Rao,
4
Mapat Tunggul
2 Riau Pasaman Mapat Tunggul, Mapat Tunggul
2
Selatan
Lima Puluh Kota Kapur IX, Pangkalan Koto Baru,
4
Harau, Lareh Sago Halaban
Sijunjung Sijunjung, Kamang Baru,
3
Sumpur Kudus
Dharmasraya 2 Sitiung dan Koto Baru
3 Jambi Dharmasraya 2 Koto Baru, Sungai Rumbai
Solok Selatan 2 Sangir Jujuhan dan Sangir
Pesisir Selatan Pancung Soal, basa IV Balai
3
Tapan dan Lunang Silaut
4 Bengkulu Pesisir Selatan 1 Lunang Silaut

Arah keijakan pengembangan wilayah perbatasan sebagai berikut:


a. Pengembangan infrastruktur dan fasilitas umum meliputi transportasi, pendidikan,
kesehatan serta infrastruktur perekonomian.
b. Pengembangan dan penyelamatan ekosistem, kesepakatan antar wilayah hulu, hilir,
provinsi, dan pusat dalam rangka menjaga kelestarian alam dan antisipasi terhadap
bencana.
c. Pengembangan potensi ekonomi berupa sumberdaya alam, wisata dan sumber
ekonomi lainnya dilakukan dengan pola meningkatkan kerjasama antar provinsi
maupun antar kabupaten tetangga.
d. Pengembangan sosial budaya, pertalian sosial budaya masyarakat di wilayah
perbatasan biasanya mempunyai keterkaitan persaudaraan, kekerabatan karena
interaksi masyarakat antar wilayah perbatasan sudah lama terjadi.
e. Peningkatan sumberdaya manusia dan regulasi mendukung pengembangan daerah
perbatasan.

7.5. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN LINTAS PEMERINTAH DAERAH


Pembangunan lintas satuan kerja dibutuhkan untuk program-program prioritas yang
memerlukan dukungan yang bersifat holistik dan integratif dengan melibatkan beberapa
perangkat daerah atau lintas bidang pembangunan.
Pelaksanaan prioritas pembangunan Provinsi Sumatera Barat dalam RPJMD tahun
2016 – 2021 yang memerlukan dukungan dari semua stakeholder terkait, baik antar lintas
perangkat daerah, swasta, perguruan tinggi maupun masyarakat dilaksanakan dalam
beberapa Gerakan Terpadu. Gerakan terpadu yang bersifat pemberdayaan masyarakat
dengan kelompok sasaran masyarakat miskin dilakukan melalui gerakan terpadu
Pemberdayaan Fakir Miskin, gerakan terpadu yang bertujuan untuk meningkatkan
ekonomi dan pendapatan masyarakat dilakukan melalui Gerakan Terpadu Pensejahteraan
Petani (GPP), Gerakan Terpadu Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (GPEMP),
Gerakan Terpadu Pengembangan Koperasi, Usaha Mikro Dan Kecil, dan Gerakan Terpadu
Pengembangan Kepariwisataan. Gerakan terpadu yang bertujuan untuk penguatan dan
pembinaan mental dan kualitas hidup masyarakat dan aparatur pemerintahan dilaksanakan
melalui gerakan terpadu Pengamalan Nilai-nilai Agama, Pelestarian dan Aplikasi ABS-SBK,

VII-58
Gerakan Terpadu Reformasi Birokrasi Pemerintahan, Gerakan Terpadu Peningkatan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Sedangkan gerakan terpadu yang bertujuan untuk
mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dilakukan
melalui Gerakan Terpadu Sumbar Bersih dan Pembangunan Berkelanjutan. Seluruh gerakan
terpadu menurut prioritas pembangunan dapat dilihat pada Tabel 7.15.

Tabel 7.15
Gerakan Terpadu Prioritas Pembangunan Sumatera Barat Tahun 2016-2021
No Prioritas Pembangunan Gerakan Terpadu
1 Pembangunan Mental dan Pengamalan Agama 1. Gerakan Terpadu Pengamalan Nilai-nilai
dan ABS-SBK Dalam Kehidupan Masyarakat Agama, Pelestarian dan Aplikasi ABS-SBK
2 Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Dalam 2. Gerakan Terpadu Reformasi Birokrasi
Pemerintahan Pemerintahan
3 Peningkatan Pemerataan dan Kualitas 3. Gerakan Terpadu Peningkatan dan
Pendidikan Pengembangan Sumber Daya Manusia
4 Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat
5 Peningkatan produksi untuk mendukung 4. Gerakan Terpadu Pensejahteraan Petani (GPP)
kedaulatan pangan nasional dan pengembangan
agribisnis
6 Pengembangan Pariwisata, Industri, 5. Gerakan Terpadu Pengembangan Koperasi,
Perdagangan, Koperasi dan Peningkatan Usaha Mikro Dan Kecil
Investasi 6. Gerakan Terpadu Pengembangan
Kepariwisataan
7. Gerakan Terpadu Pemberdayaan Rantau
7 Peningkatan Pemanfaatan Potensi Kemaritiman 8. Gerakan Terpadu Pemberdayaan Ekonomi
dan Kelautan Masyarakat Pesisir (GPEMP)
8 Penurunan Tingkat kemiskinan, Pengangguran, 9. Gerakan Terpadu Pemberdayaan Fakir Miskin
serta penanganan Daerah Tertinggal
9 Pengembangan Sumber Energi Baru dan
Terbarukan serta Pembangunan Infrastruktur
10 Pelesatarian Lingkungan Hidup dan 10. Gerakan Terpadu Sumbar Bersih dan
Penanggulangan Bencana Pembangunan Berkelanjutan

Selanjutnya program lintas perangkat daerah dalam pelaksanaan gerakan terpadu dapat
dilihat pada Tabel 7.16.

Tabel 7.16
Program Satuan Kerja Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan Gerakan Terpadu
No Gerakan Terpadu Program Perangkat Daerah Urusan
1 Gerakan Terpadu Peningkatan pemahaman, Binsos Kebudayaan
Pengamalan Nilai- penghayatan, pengamalan dan
nilai Agama Dan pengembangan nilai-nilai agama
Pelestarian Serta Peningkatan keamanan dan Badan Kesbangpol Trantibum dan
Aplikasi ABS-SBK kenyamanan lingkungan linmas
Pemberdayaan lembaga- Disdik dan budaya Kebudayaan
lembaga adat seni dan budaya
Pengembangan lembaga- Disdik dan budaya Kebudayaan
lembaga social keagamaan dan
lembaga pendidikan keagamaan
Pengembangan pendidikan Disdik dan budaya Kebudayaan
budaya
Pemberdayaan kelembagaan Binsos Kebudayaan
masyarakat adat
2 Gerakan Terpadu Pembinaan dan pengembangan Badan Kepegawaian Kepegawaian
Reformasi Birokrasi aparatur Daerah dan diklat
Pemerintah Peningkatan manajemen SDM Ro. Organisasi Kepegawaian
aparatur dan diklat
Peningkatan fungsi pengawasan Inspektorat Fungsi lainnya
dan penegakan hukum

VII-59
No Gerakan Terpadu Program Perangkat Daerah Urusan
Peningkatan akuntabilitas Inspektorat Fungsi lainnya
kinerja provinsi dan perangkat
daerah provinsi
Implementasi penanganan Inspektorat Fungsi lainnya
pengaduan masyarakat
Pengelolaan e-gov. pemerintah Biro humas Komunikasi dan
daerah infomatika
Peningkatan kualitas pelayanan BKPMD Penanaman
perizinan terpadu satu pintu Modal
Peningkatan kualitas pelayanan Biro humas, biro Fungsi lainnya
public organisasi
Perencanaan pembangunan Bappeda Fungsi
daerah perencanaan
3 Gerakan Terpadu Peningkatan akses pemerataan Dinas pendidikan dan Pendidikan
Peningkatan dan dan mutu pendidikan menengah budaya
Pengembangan Pendidikan khusus dan layanan Dinas pendidikan dan Pendidikan
Sumber Daya khusus budaya
Manusia Pendidikan berkarakter Dinas pendidikan dan Pendidikan
budaya
Perbaikan gizi masyarakat Dinas kesehatan Kesehatan
Pengembangan lingkungan Dinas kesehatan Kesehatan
sehat
Peningkatan sumberdaya Dinas kesehatan Kesehatan
kesehatan
Pembinaan keluarga, balita dan BPPr dan KB Pengendalian
anak penduduk dan KB
Peningkatan kualitas dan Disnakertrans Ketenagakerjaan
produktifitas tenaga kerja
Pelayanan dan rehabilitasi Dinas Sosial Social
Kesejahteraan social
4 Gerakan Terpadu Peningkatan Produksi dan • Dinas Pertanian, Pertanian
Pensejahteraan Produktifitas • Dinas Perkebunan,
Petani (GPP) • Dinas Peternakan dan
Keswan
• Dinas Perikanan
Sarana dan Prasarana  Dinas Pertanian, Pertanian
 Dinas Perkebunan,
 Dinas Peternakan dan
Keswan
 Dinas Perikanan
Diversivikasi Pangan BKP Pangan
Pengembangan Industri Kecil Dinas Perindag Perindustrian
Menengah
Peningkatan dan pengembangan Dinas Perindag Perdagangan
Perdagangan dalam negeri
Peningkatan dan pengembangan Dinas Koperasi dan Koperasi dan
daya saing UMKM UMKM UMKM
Peningkatan dan Dinas Koperasi dan Koperasi dan
pengembangan daya saing UMKM UMKM
koperasi
5 Gerakan Terpadu Pengembangan Industri Kecil Dinas Perindag Perindustrian
Pengembangan Menengah
Koperasi, Usaha Peningkatan dan pengembangan Dinas Perindag Perdagangan
Mikro Dan Kecil Perdagangan dalam negeri
Peningkatan dan pengembangan Dinas Koperasi dan Koperasi dan
daya saing UMKM UMKM UMKM
Peningkatan dan pengembangan Dinas Koperasi dan Koperasi dan
daya saing koperasi UMKM UMKM
Peningkatan kapasitas • Dinas Pertanian, Pertanian
kelembagaan dan SDM • Dinas Perkebunan,
• Dinas Peternakan dan
Keswan

VII-60
No Gerakan Terpadu Program Perangkat Daerah Urusan
• Dinas Perikanan
 Bakorluh
Pengolahan dan Pemasaran hasil  Dinas Pertanian, Pertanian
• Dinas Perkebunan,
• Dinas Peternakan
dan Keswan
• Dinas Perikanan
6 Gerakan Terpadu Pengembangan destinasi Dinas Pariwisata Pariwisata
Pengembangan pariwisata
Kepariwisataan Pengembangan kelembagaan Dinas Pariwisata Pariwisata
pariwisata dan ekonomi kreatif
Pengembangan ekonomi kreatif Dinas Pariwisata Pariwisata
Pembangunan jalan dan Dinas Pariwisata Pariwisata
jembatan provinsi
Peningkatan sarana dan Dinas Prasjal Tarkim Pekerjaan
prasarana kebinamargaan Umum dan
Penataan Ruang
Pembangunan Sarana dan Dinas Perhubungan Perhubungan
Prasarana Fasilitas Perhubungan dan Kominfo
Peningkatan sarana dan Dinas Prasjal Tarkim
prasarana kebinamargaan
Peningkatan dan pengembangan Dinas Koperasi dan Koperasi dan
daya saing UMKM UMKM UMKM
Pengembangan Industri Kecil Dinas Perindag Perindustrian
Menengah
7. Gerakan Terpadu Program peningkatan kapasitas  Dinas Pariwisata Pariwisata
Pemberdayaan dan kelembagaan SDM  Dinas Perindag Industri
Rantau  Dinas pendidikan Koperasi dan
 Koperasi dan UMKM UMKM
Program pengembangan  Dinas Pariwisata Pariwisata
pariwisata dan ekonomi kreatif
Program Peningkatan dan  Dinas Perindag Perdagangan
pengembangan Dalam negeri
Peningkatan iklim investasi dan  BKPM-PPT Penanaman
realisasi investasi Modal
8. Gerakan Terpadu Peningkatan Produksi dan  Dinas Pertanian, Pertanian
Pemberdayaan Produktifitas • Dinas Perkebunan,
Ekonomi Masyarakat • Dinas Peternakan dan
Pesisir (GPEMP) Keswan
• Dinas Perikanan
Sarana dan Prasarana • Dinas Pertanian, Pertanian
• Dinas Perkebunan,
• Dinas Peternakan dan
Keswan
• Dinas Perikanan
Diversivikasi pangan BKP Pangan
Pengembangan Industri Kecil Dinas Perindag Perindustrian
Menengah
Peningkatan dan pengembangan Dinas Perindag Perdagangan
Perdagangan dalam negeri
Peningkatan dan pengembangan Dinas Koperasi dan Koperasi dan
daya saing UMKM UMKM UMKM
Peningkatan dan Dinas Koperasi dan Koperasi dan
pengembangan daya saing UMKM UMKM
koperasi
Pengembangan lingkungan Dinas kesehatan kesehatan
sehat
Peningkatan sarana dan Dinas Prasjal Tarkim Pekerjaan
prasarana kebinamargaan Umum dan
Penataan Ruang
9. Gerakan Terpadu Pengandalian Terpadu BPM Dinas Pendiddikan
Pemberdayaan Fakir Penanganan Kemiskinan Dinas Pertanian dan

VII-61
No Gerakan Terpadu Program Perangkat Daerah Urusan
Miskin Tanaman Pangan
Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi
Dinas Perindustrian dan
Perdagangan
Dinas Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif
Dinas Kelautan dan
Perikanan
Dinas Sosial
Badan Pemberdayaan
Perempuan dan KB
Dinas Kehutanan
Dinas Koperasi dan
UMKM
Dinas Peternakan dan
Keswan
Dinas Prasjal Tarkim
Dinas Kesehatan
Dinas PSDA
Badan Kehutanan
Pangan
DPKD
10. Gerakan Terpadu Program Pengandalian Bapedalda Lingkungan
Sumbar Bersih dan Pencemaran dan Perusakan Hidup
Pembangunan Lingkungan Hidup
Berkelanjutan Program Penyelenggaraan Prasjal Tarkim PU dan Tata
Penataan Bangunan dan Ruang
Lingkungan di Kawasan
Strategis Daerah Provinsi dan
Lintas Daerah Kabupaten/Kota;
Pengembangan Sistem dan
Pengelolaan Persampahan
Regional;
Program Pengelolaan Sistem
Drainase yang terhubung
langsung dengan sungai lintas
daerah kabupaten/kota;
Program Pengembangan Sistem
Air minum dan Air Limbah;
Program Pengembangan
Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
Program Pemberdayaan
Komunitas Perumahan
Program Sarana dan Prasarana Perhubungan dan Perhubungan
Fasilitas Perhubungan Kominfo
Program Peningkatan Pelayanan
Angkutan
Program Pengembangan Dinas Kesehatan Kesehatan
Lingkungan Sehat
Program Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan
Perikanan
Perlindungan Konsumen dan Perindag Perindag
Pengamanan Perdagangan
Pengembangan destinasi wisata Pariwisata dan Pariwisata
pada daerah potensial, strategis Ekonomi Kreatif
dan utama

VII-62

Anda mungkin juga menyukai