Anda di halaman 1dari 9

M.

Nasri Hamang, Peranan Pendidikan Islam Dalam Membentuk Masyarakat Madani

PERANAN PENDIDIKAN ISLAM


DALAM MEMBENTUK MASYARAKAT MADANI
(Role of Islamic Education in Shaping Civil Society)

M. Nasri Hamang
nasrirasma@gmail.com
Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam Negeri Parepare

Abstract: This article is a research library about the meaning, history, character and
relevanship in Indonesia of the civil society; and relation the civil society and Islamic
education. The civil society concept are interrested. The civil society concept is a need
modern society. The civil society ierstly born is west, Europe states and than grow to the
states others in east. But rarely the sivil society concept has been execution by Muhammad
peace be upon him. The civil society is a concept wich teah democracy, law supreme and
human rights. A nation states wich be implementation of civil society will growth condition of
social, economy, politics, education, religion well. The civil society concept relevant or
suitable with doctrine of Islam, untill to get respond from the world society.
Keywords : civil society, islamic education, growth condition
Istilah masyarakat madani sebagai penerjemahan dari istilah civil society dilatarbelakangi oleh
konsep kota ilahi, kota peradaban atau masyarakat kota. Selain itu, pemaknaan dengan
masyarakat madani ini dilandasi oleh konsep al-mujtama’ al-madani yang diperkenalkan oleh
cendekiawan Singapura, Naquib Al-Attas yang mengemukakan secara ta’rīfi, bahwa
masyarakat madani adalah merupakan konsep masyarakat ideal yang mengandung dua
komponen besar, yaitu masyarakat kota dan masyarakat beradab

PENDAHULUAN limit waktu 23 tahun bliau telah berhasil sebuah


Istilah masyarakat madani di Indonesia, masyrakat madani.
dalam rentang waktu dua puluh tahun terakhir, PEMBAHASAN
menjadi sebuah istilah yang populer dan 1. Pokok-Pokok Konsep Masyarakat
penting, teristimewa dalam wilayah akademik. Madani
Istilah masyarakat madani bukan hanya Istilah masyarakat madani di Indonesia,
diucapkan dalam pertemuan - pertemuan dalam rentang waktu lima belas tahun terakhir,
ilmiah, melainkan dipilih lembaga pendidikan menjadi sebuah istilah yang populer dan
Islam tertentu menjadi nama unit aktivitasnya penting, teristimewa dalam wilayah akademik.
misalnya anatara lain SMA Madani, Jurnal Istilah masyarakat madani bukan hanya
Ilmiah Madani. diucapkan dalam pertemuan - pertemuan
Pendidikan Islam yang berbasiskan Al ilmiah, melainkan dipilih lembaga pendidikan
Qur’an, hadis, sejarah Rasulullah, pemikiran Islam tertentu menjadi nama unit aktivitasnya
sahabat-sahabat Rasulullah, ulama-ulama tabi- misalnya anatara lain SMA Madani, Jurnal
tabiin, dan ulama mutaqaddimin telah Ilmiah Madani. Istilah masyarakat madani
memperlihatkan bagaimana potensialitas akan merupakan penerjemahan dari istilah civil
konsepnya dalam mewujudkan masyarakat society yang pertama kali digulirkan
madani. Dengan basis tersebut, teristimewa cendekiawan dan tokoh Malaysia, Anwar
pada masa rasulullah saw bahwa hanya dalam Ibrahim ketika menyampaikan ceramah pada

ISTIQRA’
X Volume I Nomor 1 September 2013
M. Nasri Hamang, Peranan Pendidikan Islam Dalam Membentuk Masyarakat Madani

simposium nasional dalam rangka forum ilmiah Ahmad Tafsir mengemukakan sebagai
pada acara Festival Istiqlal, 26 September 1995 berikut : ”Tatkala Rasulullah hijrah, hukum
di Jakarta.1 yang berlaku di Madinah adalah hukum adat.
Apa rumusan istilah masyarakat madani Kabilah-kabilah yang ada, saling
itu, Anwar Ibrahim mengemukakan sebagai mengunggulkan kabilahnya. Penyelesaian
berikut :”Civil Society is a flourishing of social hegemoni antar kabilah adalah melalui hukum
intermediaries between the family and the state, rimba, yaitu peperangan. Dalam keadaan
a social order founded upon moral rules rather seperti ini, tindakan Rasulullah, ialah pertama,
than individual fancy, a governance based on mempersaudarakan kaum muhajirin dan ansar.
popular participation, rather and elitist Kaum muhajirin yang sudah mulai mengenal
imposition, rule of law instead of human hukum kota, dengan persaudaraan ini, kaum
capriciousness, respect for individual freedom ansar terpengaruh untuk mengikuti hukum kota
and the freedom of expression within the tersebut. Kedua, mengeratkan persaudaraan di
bounds of morality and decency.2 “Masyarakat antara kabilah-kabilah menuju harmonisasi
Madani adalah sistem sosial yang subur yang pergaulan, yang merupakan pula penerapan
dirasakan pada prinsip moral yang menjamin sebagian dari isi hukum kota. Ketiga,
keseimbangan antara kebebasan perorangan menerapkan hukum Allah secara lebih luas,
dengan kestabilan masyarakat. Masyarakat yang isinya dapat disebut hukum kota. Jadi
mendorong daya usaha serta inisiatif individu, Rasulullah mengubah hukum yang berlaku di
baik dari segi pemikiran, seni, pelaksanaan Madinah menjadi hukum kota. Dari sinilah
pemerintahan mengikuti undang-undang dan kunci untuk memahami esensi masyarakat
bukan nafsu atau keinginan individu madani.5
menjadikan keterdugaan atau predictability Edi Suharto mengemukakan,
serta ketulusan atau transparancy sistem.3 masyarakat madani merupakan konsep yang
Istilah masyarakat madani sebagai berwayuh wajah, memiliki banyak arti atau
penerjemahan dari istilah civil society sering diartikan dengan makna yang berbeda-
dilatarbelakangi oleh konsep kota ilahi, kota beda. Bila merujuk kepada bahasa Inggris, ia
peradaban atau masyarakat kota. Selain itu, berasal dari kata civil society atau masyarakat
pemaknaan dengan masyarakat madani ini sipil, berarti sebuah kontraposisi dari
dilandasi oleh konsep al-mujtama’ al-madani masyarakat militer. Menurut Blakeley dan
yang diperkenalkan oleh cendekiawan Suggate (1997), istilah civil society sering
Singapura, Naquib Al-Attas yang digunakan untuk menjelaskan the sphere of
mengemukakan secara ta’rīfi, bahwa voluntary activity takes place outside of
masyarakat madani adalah merupakan konsep goverment and the market.6
masyarakat ideal yang mengandung dua Larry Diamond dengan relatif berujuk
komponen besar, yaitu masyarakat kota dan pada definisi-definisi tersebut mengemukakan,
masyarakat beradab.4 masyarakat madani meliputi banyak sektor
kehidupan masyarakat, di antaranya ; 1.
1
Lihat A. Ubaidillah, dkk., loc. cit. Di Indonesia, istilah Ekonomi (sektor produksi, sektor konsumsi dan
civil society mengalami penerjemahan yang bermacam-
macam, seperti masyarakat sipil, masyarakat kewargaan, 5Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam – Integrasi
masyarakat warga, masyarakat madani, dan civil society Jasmani, Rohani dan Kalbu Memanusiakan Manusia,
sendiri (tanpa diterjemahkan). Lihat ibid. (Cet. II ; Bandung Remaja Rosdakarya, 2008), h. 94-95
2
http/masyarakatmadani8.blogspot.com/21maret2010. 5
3
Ubaidillah, dkk., loc. cit. 6
Edi Suharto, http:/masyarakatmadani8.
4
Lihat ibid. blogspot.com/20maret2010.

X Volume I Nomor 1 September 2013 ISTIQRA’


M. Nasri Hamang, Peranan Pendidikan Islam Dalam Membentuk Masyarakat Madani

asosiasi perdagangan), 2. Budaya (agama, etnis, dengan menggunakan istilah koinonia politike,
nilai kepercayaan), 3. Informasi dan yakni sebuah forum politik tempat warga dapat
pendidikan, 4. Kelompok hobi, 5. Pengembang, terlibat langsung dalam berbagai percaturan
6. Kelompok kepentingan (lingkungan hidup, ekonomi dan pengambilan keputusan. Istilah
pemberdayaan perempuan), 7. Kelompok non- koinonia politik yang dikemukakan Aristoteles
partisan, 8. Mediamassa independen, ini digunakan untuk menggambarkan sebuah
universitas, industri film dan jaringan seniman.7 masyarakat politis dan etis yang warga di
Berdasarkan pengertian dan definisi- dalamnya berkedudukan sama di depan hukum.
definisi tersebut, bahwa pada intinya, sebuah Hukum sendiri dianggap etos, yakni
masyarakat madani tidak lain adalah sebuah seperangkat nilai yang disepakati tidak hanya
masyarakat yang setiap warganya menjadi berkaitan dengan prosedure politik, tetapi juga
individu-individu yang berkesempatan substansi dan kebijakan (virtue) dari berbagai
mendapatkan dan menikmati hak-hak sipilnya bentuk interaksi di antara warga negara.9
dari negara dalam arti yang sesungguhnya, Pada tahun 1767 wacana civil society
sehingga berkesempatan pula mendapatkan dikembangkan oleh Adam Ferguson dengan
dan menikmati martabatnya sebagai manusia mengambil konteks sosial-kultural dan politik
serta sekaligus memungkinkan mencapai Skotlandia. Ferguson menekankan civil society
kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan. pada sebuah visi etis dalam kehidupan
2. Sejarah dan Perkembangan Masyarakat masyarakat. Pemahamannya ini digunakan
Madani untuk mengantisipasi perubahan sosial yang
Konsep masyarakat madani dengan diakibatkan oleh revolusi industri dan
istilah civil society lahir dan berkembang dari munculnya kapitalisme serta mencoloknya
sejarah pergumulan masyarakat Eropa Barat, perbedaan antara individu dan publik. Dengan
akibat mengalami transformasi pola kehidupan konsep civil society-nya ini, Ferguson berharap
masyarakat dari feodal menuju industri warga publik memiliki spirit untuk
kapitalis. Cicero adalah orang Barat yang menghalangi munculnya kembali despotisme,
pertama kali menggunakan istilah societies karena dalam civil society itulah solidaritas
civilis dalam filsafat politiknya. Konsep civil moral dan sikap saling menyayangi serta saling
society pertama kali dipahami sebagai negara mempercayai antarwarga negara secara
(state). Secara historis istilah civil society alamiah.10
berakar dari pemikiran Montesque, J. J. Kemudian pada tahun 1792, muncul
Rosseau, John Locke dan Hobbes. Ketiga wacana civil society yang memiliki aksentuasi
pemikir ini mulai menata suatu bangunan yang berbeda dengan sebelumnya. Konsep ini
masyarakat sipil yang mampu mencairkan dimunculkan oleh Thomas Paine (1737-1803)
otoritarian monarki-monarki absolut dan yang menggunakan istilah civil society sebagai
ortodoksi gereja.8 kelompok masyarakat yang memiliki posisi
Manfred Ridel, Cohen dan Arato serta secara diametra dengan negara, bahkan
M. Dawam Raharjo mengemukakan, wacana dianggapnya sebagai antitesis dari negara.
civil society sudah mengemuka pada masa Dengan demikian, maka negara harus dibatasi
Aristoteles (384 -322 sM). Pada masa ini, civil sampai sekecil-kecilnya dan ia merupakan
society dipahami sebagai sistem kenegaraan perwujudan dari delegasi kekuasaan yang
diberikan oleh masyarakat demi terciptanya
7
Djoko Yuniarto, http:/masyarakatmadani8.blog
9
spot.com/20maret2010. Lihat A. Ubaidillah, dkk., op. cit., h. 142.
8
Lihat ibid. 10
Lihat ibid., h. 143.

ISTIQRA’
X Volume I Nomor 1 September 2013
M. Nasri Hamang, Peranan Pendidikan Islam Dalam Membentuk Masyarakat Madani

kesejahteraan umum. Dengan demikian pula, mampu mengimbangi dan mengontrol kekuatan
civil society menurut Paine adalah ruang di negara.13
mana warga dapat mengembangkan Model civil sosiety yang dikembangkan
kepribadian dan peluang bagi pemuasan oleh Gramsci dan ‘Tocqueville kemudian
kepentingannya secara bebas dan tanpa menjadi faktor inspirasi bagi gerakan pro-
paksaan. Paine mengidealkan terciptanya suatu demokrasi di Eropa Timur dan Tengah pada
ruang gerak yang menjadi domain masyarakat, sekitar akhir dasawarsa 80-an. Pengalaman
di mana intervensi negara di dalamnya Eropa Timur dan Tengah itulah membuktikan
merupakan aktivitas yang tidak sah dan bahwa justru dominasi negara atas
dibenarkan. Olehh karenya, maka civil society masyarakatlah yang melumpuhkan kehidupan
harus lebih kuat dan mampu mengontrol negara sosial mereka. Hal ini berarti bahwa gerakan
demi kebutuhannya.11 membangun civil society menjadi perjuangan
Wacana civil society selanjutnya untuk membangun harga diri mereka sebagai
dikembangkan oleh G. W. F. Hegel (1770-1783 warga negara. Gagasan tentang civil society
M), Karl Mark (1818-1883 M) dan Antonio kemudian menjadi semacam landasan ideologis
Gramsci (1837-1891 M). Wacana civil society untuk membebaskan diri dari cengkeraman
yang dikembangkan oleh ketiga tokoh ini, negara yang secara sistematis melemahkan
menekankan pada civil society sebagai elemen daya kreasi dan kemandirian masyarakat.14
ideologi kelas dominan. Pemahaman ini lebih Pada tahun 1952 di Jerman, apresiasi
merupakan sebuah reaksi dari model terhadap wacana civil society mendapatkan
pemahaman yang dikembangkan oleh Paine tempat. Dalam hal hak ekonomi misalnya, para
(yang menganggap civil society sebagai bagian pekerja mendapatkan hak untuk berpartisipasi
terpisah dari negara). Menurut Hegel, civil langsung dalam manajemen. Hak ini dijamin
society merupakan kelompok subordinat dari dengan fassungsgesets (Hukum Ketetapan
negara. Pemahaman ini menurut Riyas Rasyid, Kerja). Dalam fassungsgesets ini ditegaskan
erat kaitannya dengan fenomena masyarakat antara lain sebagai berikut :
borjuasi Eropa (burgerlische gesselschaft) yang Menurut hukum ini, semua perusahaan
pertumbuhannya ditandai dengan perjuangan harus mendirikan Dewan Pekerja yang
melepaskan diri dari dari dominasi negara.12 mempunyai hak untuk mengoperasikan
Periode berikutnya, wacana civil society pandangan mengenai hubungan bisnis sebagai
dikembangkan oleh Alexis de ‘Tocqueville hak co-manajemen dalam memutuskan
(1805-1859 M) yang berdasarkan pada pembayaran upah, kondisi kerja dan pemecatan
pengalaman demokrasi Amerika, dengan (PHK). Dalam perusahaan Modal Gabungan,
mengembangkan teori civil society sebagai pekerja tidak diwakili dalam Dewan Direksi
entitas penyeimbang kekuatan negara. Bagi de (Vorstand), tetapi mereka menempati sepertiga
‘Tocqueville, kekuatan politik dan civil society- kursi dalam Aufsichtsrat pada Dewan Pengurus
lah yang menjadikan demokrasi di Amerika yang bertanggung jawab bagi kerseluruhan
mempunyai daya tahan. Dengan terwujudnya kebijakan.15
pluralitas, kemandirian dan kapasitas politik di Pada era awal 1990-an, cendekiawan
dalam civil society, maka warga negara akan muslim dunia, ‘Abd.-Allāh Ahmad al-Na’īm
13
Lihat ibid., h. 145.
14
Lihat ibid.
15
Morris, Ginsberg, On Justice in Society, terj. Tim
11
Lihat ibid. Penerjemah, Keadilan dalam Masyarakat, (Cet. I; Bantul
12
Lihat ibid., h. 143-144. : Pondok Edukasi, 2003), h. 96.

X Volume I Nomor 1 September 2013 ISTIQRA’


M. Nasri Hamang, Peranan Pendidikan Islam Dalam Membentuk Masyarakat Madani

mengajukan wacana civil society dengan berisi menghidupkan humanitas, demokrasi,


sebagai berikut : “Adalah hak seluruh warga pluralisme, supremasi hukum, egalitarianitas
negara untuk secara terus-menerus dan dan toleransi.19 Karena itu, relatif relevan bila
signifikan mempengaruhi formulasi dan Robert N. Bellah mengapresiasi masyarakat
penetapan kebijakan publik serta perundang- Madinah pada masa Nabi Muhammad sebagai
undangan hukum publik. Hak tersebut adalah sebuah masyarakat yang fantastis modern pada
pembenaran moral dan pragmatis bagi zamannya.20
kedaulatan negara. Karena hak ini harus Imam Munawwir mengatakan pula
bermakna efektif, semua warga negara harus seperti berikut : “Dengan Islam (yang
menikmati kebebasan untuk mencari isu-isu diajarkan Nabi Muhammad), diletakkan pula
umum dan untuk bekerja sama dengan warga dasar-dasar musyawarah dalam sengketa suatu
negara lain dalam mendorong pandangan perkara, dikembalikannya perkara itu kepada
bersama demi kepentingan umum.16 Allah dan Rasul-Nya (al-Qur`ān dan Hadis),
Dalam konteks sejarah Islam, ditanamkan jiwa persamaan (musāwah)
perubahan nama Yaśrib menjadi Madinah pada dengan tanpa membedakan suku, ras,
hakikatnya sebuah perwujudan keinginan untuk keturunan maupun kekayaan atas dasar nilai
membangun dan menegakkan sebuah takwa, diletakkan pula rasa tanggung jawab
masyarakat beradab (masyarakat madani, civil bersama (takāful al-ijtimā’) agar hilang
society) sebagai antitesis terhadap sebuah perasaan individualisme dalam bermasyarakat,
masyarakat jahiliah di Mekah.17 Dalam ditanamkan benih toleransi (tasāmuh),
hubungan ini, sejarah kemudian mencatat, keterbukaan berpikir dan berpendapat,
dalam rangka pembangunan dan penegakan bertolong-menolong dalam segala kebaikan
masyarakat Madinah yang beradab telah menuju yang postif.21
ditempuh dengan dua perjanjian monumental, Dalam konteks Indonesia kontemporer,
yaitu (1) perjanjian al-Mīśāq al-Madīnah pada tahun 1986, M. Alwi Dahlan (alm),
(Piagam Madinah) yang berisi lima puluh poin mantan Menteri Penerangan Kabinet
mengenai landasan pluralitas dan (2) al-Mīśāq Pembangunan VII masa Orde Baru
al-Awliyā`(Piagam Pemimpin) yang dibuat oleh menyuarakan civil society dalam bentuk yang
Khalifah Umar bin Khaţţāb dengan Patriak menekankan arti penting sebuah kritik terhadap
Yerussalem, Shopronius pasca kota suci tiga jalannya pemerintahan. Dalam hal ini, M. Alwi
agama itu dibebaskan oleh kaum muslim.18 Dahlan menyatakan antara lain, pejabat
Masyarakat Madinah yang dibangun pemerintahan adalah pada umumnya bermental
dan ditegakkan Nabi Muhammad dan anti kritik dengan ditandai begitu reaktif dan
dilanjutkan Umar bin Khaţţāb itu merupakan emosionalnya dalam membantah berita yang
sebuah manifestasi dari sebuah pembangunan menjurus ke arah kritik, sekalipun berita itu
dan penegakan masyarakat demokratis, yaitu obyektif dan hanya mengungkapkan fakta saja.
Padahal sebuah kritik berarti sebuah penilaian
16
Abdullah Ahmad al-Na’im, Toward an Islamic
dan dorongan ke arah kemajuan. Karena setiap
Reformation – Civil Liberty, Human Right and
International Law, terj. Ahmad Suaedi dan Amiruddin pejabat pemerintahan seyogyanya bersikap
Arrani, Dekonstruksi Syari’ah – Wacana Kebebasan
Sipil, Hak Asasi Manusia dan Hubungan Internasional
19
dalam Islam, (Cet. I; Yogyakarta : LKiS Bekerjasama Lihat ibid
dengan Pustaka Pelajar, 1990), h. 163-164. 20
Lihat ibid
17
Lihat Syamsir Andili, http:/masyarakat 21
Imam Munawwir, Kebangkitan Islam dari Masa ke
madani8.blogspot.com/ 20 maret2010 Masa, (Cet. I; Surabaya : Pustaka Progressif, 1980), h.
18
Lihat ibid. 31-32.

ISTIQRA’
X Volume I Nomor 1 September 2013
M. Nasri Hamang, Peranan Pendidikan Islam Dalam Membentuk Masyarakat Madani

senantiasa bersedia secara sadar untuk masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi
dikritik.22 sosial. 2) Menyebarnya kekuasaan sehingga
Selanjutnya dapat dikatakan, bahwa kepentingan-kepentingan yang mendominasi
sejak bergulirnya era reformasi pada akhir- dalam masyarakat dapat dikurangi oleh
akhir tahun 1990, wacana dan pengembangan kekuatan-kekuatan alternatif. 3) Dilengkapinya
civil society, relatif terapresiasi dan program-program pembangunan yang
berlangsung signifikan. Dari hari ke hari, didominasi oleh negara dengan program-
demokratisasi, penegakan HAM dan penegakan program pembangunan yang berbasis
supremasi hukum mendapat perhatian yang masyarakat 4) Terjembatannya kepentingan-
serius dari semua pihak, baik oleh rakyat secara kepentingan individu dan negara karena
masal, organisasi sosial keagamaan, Lembaga keanggotaan organisasi-organisasi volunter
Swadaya Masyarakat (LSM) maupun oleh mampu memberikan masukan-masukan
pemerintah sendiri. Karena itu menjadi terhadap keputusan-keputusan pemerintah. 5)
penyaksian sehari-hari akan adanya orang- Tumbuh-kembangnya kreativitas yang pada
orang tertentu atau sekelompok orang dari mulanya terhambat oleh rejim - rejim totaliter.
kalangan warga negara yang demikian 6) Meluasnya kesetiaan (loyality) dan
bersemangat dalam menyuarakan hak-hak kepercayaan (trust) sehingga individu-individu
sipilnya untuk diakomodasi oleh pemerintah. mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan
tidak mementingkan diri sendiri. 7) Adanya
3. Karakteristik Masyarakat Madani. pembebasan masyarakat melalui kegiatan-
Istilah masyarakat madani sebagai sebuah kegiatan lembaga sosial - lembaga sosial
wacana yang terasa demikian ideal, beberapa dengan berbagai ragam perspektif.24
pakar telah mengemukakan karakteristik atau Ubaidillah, dkk. Mengemukakan
cirri-ciri untuk dapat dipahami secara baik. karakteristik masyarakat madani seperti berikut
Muhammad A. S. Hikam menyatakan ada tiga 1) Free public sphere; bermakna adanya ruang
cirri utama masyarakat madani, yaitu sebagai publik bagi masyarakat untuk menyuarakan
berikut 1) Adanya kemandirian yang cukup pendapat secara bebas. 2) Demokratis;
tinggi dari individu-individu dan kelompok- bermakna warga negara memilki kebebasan
kelompok masyarakat, utamanya ketika penuh untuk menjalankan aktivitas sehar-hari
berhadapan dengan negara. 2) Adanya ruang dan berinteraksi dengan lingkungannya. 3)
publik bebas sebagai wahana bagi keterlibatan Toleran; beramkna menunjukkan sikap saling
politik secara aktif dari warga negara melalui menghargai dan menghormati aktivitas yang
wacana dan praksis yang berkaitan dengan dilakukan orang lain. 4) Pluralisme; bermakna
kepentingan politik. 3) Adanya kemampuan menerima dan menghargai kemajemukan
membatasi kuasa negara agar ia tidak dalam konteks kehidupan sehari-hari. 5)
intervensionis.23 Keadilan sosial; bermakna keseimbangan dan
Bahmuller mengemukakan beberapa pembagian yang proporsional terhadap hak dan
karakteristik masyarakat madani, sebagai kewajiban setiap warga negara dengan
berikut 1) Terintegrasinya individu-individu mencakup seluruh aspek kehidupan.25
dan kelompok-kelompok eksklusif ke dalam Sebagaimana di negara-negara maju
22
Lihat LP3S, Demokrasi dan Proses Politik, dalam M.
yang notabene telah mampu membangun
Alwi Dahlan, Sikap Pejabat terhadap Kritik, (Cet. I ;
24
Jakarta ; LP3S, 1995), h. 212. Edi Suharto, http:/masyarakatmadani8,blog
23
Djoko Yuniarto, http:/masyarakatmadani8. spot.com/20maret2010.
25
blogspot.com/20maret2010. Lihat A. Ubaidillah, dkk., op. cit., h. 147-149.\

X Volume I Nomor 1 September 2013 ISTIQRA’


M. Nasri Hamang, Peranan Pendidikan Islam Dalam Membentuk Masyarakat Madani

sebuah masyarakat madani, tampaknya ada dua masyarakat yang setiap individu-individu
prasyarat yang diperlukan untuk membangun warganya terbebas dari perasaan
sebuah masyarakat madani, yaitu (1) adanya keterbelengguan dalam mengaktualisasikan jati
democratic governance (pemerintahan yang diri dan potensi dirinya. Dari keadaan ini
dipilih dan berkuasa secara demokratis) dan (2) terbentuk ruang psikis seluas-luasnya dalam
democratic civilian (masyarakat sipil yang mengekspresikan setiap pandangan dan
sanggup menjungjung nilai-nilai civil security, keinginannya yang dinilainya menjadi sarana
civil responsibility dan civil resilence.26 Dengan baginya dalam mencapai harkat dan
dua prasyarat tersebut, kemudian dapat dirinci martabatnya dalam semua bidang kehidupan.
menjadi tujuh prasyarat bagi sebuah 4. Pilar Penegakan Masyarakat Madani –
masyarakat madani, yaitu sebagai berikut 1) Konteks Indonesia
Terpenuhinya kebutuhan dasar individu, Dalam rangka penegakan sebuah
keluarga dan kelompok dalam masyarakat. 2) masyarakat madani, yang dalam arti
Berkembangnya modal manusia (human terwujudnya tujuh prasyarat sebagaimana yang
capital) dan modal sosial (social capital) yang disebutkan di atas, mutlak memerlukan pilar-
kondusif bagi terbentuknya kemampuan pilar penyangganya. A. Ubaidillah, dkk.
melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan mengemukakan lima pilar penting sebagai
terjalinnya kepercayaan dan relasi sosial berikut 1) Lembaga Swadaya Masyarakat
antarkelompok. 3) Tidak adanya diskriminasi (LSM), yakni sebuah institusi sosial yang
dalam berbagai bidang pembangunan, dengan terbentuk atas swadaya masyarakat dengan
kata lain, terbukanya akses terhadap berbagai tugas esensinya adalah membantu dan
pelayanan sosial. 4) Adanya hak, kemampuan memperjuangkan aspirasi dan kepentingan
dan kesempatan bagi masyarakat dan lembaga masyarakat yang tertindas. Selain itu,
swadaya untuk terlibat dalam berbagai forum di mengadakan empowering (pemberdayaan)
mana isu-isu kepentingan bersama dan kepada masyarakat mengenai hal-hal yang
kebijakan publik dapat dikembangkan 5) signifikan dalam kehidupan sehari hari,
Adanya kohesivitas antar kelompok dalam misalnya advokasi, pelatihan dan sosialisasi.28
masyarakat serta tumbuhnya sikap saling 2) Pers ; dalam hal ini, ia merupakan sebuah
menghargai perbedaan antar budaya dan instrumen yang memungkinkan dapat
kepercayaan. 6) Terselenggaranya sistem mengkritisi dan menjadi social control yang
pemerintahan yang memungkinkan lembaga- dapat menganalisa dan mempublikasikan
lembaga ekonomi, hukum dan sosial berjalan berbagai kebijakan pemerintah yang berkenaan
secara produktif dan berkeadilan sosial. 7) dengan warga negaranya secara obyektif dan
Adanya jaminan, kepastian dan kepercayaan transparan.29 3) Supremasi hukum ; dalam arti
antara jaringan-jaringan kemasyarakatan yang berlangsung sebuah proses perjuangan dalam
memungkinkan terjalinnya hubungan dan mewujudkan hak dan kewajiban antar warga
komunikasi antar mereka secara teratur, terbuka negara dan antar warga negara dengan
dan terpercaya.27 pemeerintah melalui cara-cara damai dan
Berdasarkan rincian karakter atau cirri- dengan hukum yang berlaku. Selain itu
ciri tersebut, dapat ditegaskan, bahwa sebuah memberikan jaminan perlindungan terhadap
masyarakat madani menekankan, sebuah segala bentuk penindasan individu dan
kelompok yang melanggar norma-norma
26
Lihat Edi Suharto, http:/masyarakat
28
madani8.blogspot.com/20 maret 2010. Lihat A. Ubaidillah, dkk., op. cit., h. 149.
27
Ibid. Lihat pula Ahmad Tafsir, op. cit., h. 96-97 29
Lihat ibid., h. 149-150.

ISTIQRA’
X Volume I Nomor 1 September 2013
M. Nasri Hamang, Peranan Pendidikan Islam Dalam Membentuk Masyarakat Madani

hukum dan segala bentuk penindasan hak.30 4) Ĥaďāraħ (State of Civilization) dan Dawlah al-
Lembaga pendidikan tinggi ; yang menurut Risālaħ (State of Mission).33
Riswanda Immawan, memiliki tiga peran Dalam perspektif ekonomi, Aulia Reza
strategis dalam mewujudkan civil society. Utomo mengatakan, masyarakat madani
Pertama, pemihakan yang tegas pada prinsip Indonesia dapat terwujud, jika teratasi tiga hal
egalitarianisme yang menjadi dasar kehidupan berikut : Pertama, tamak. Jiwa tamak telah
politik yang demokratis. Kedua, membangun tumbuh di tengah-tengah masyarakat,
political safety, yakni dengan mengembangkan teruatama di kalangan keluarga pejabat. ICW
dan mempublikasikan informasi secara (Indonesion Corruption Watch) melaporkan,
obyektif dan tidak manipulatif. Ketiga, dalam tahun 2006 sebesar Rp 14 triliun uang
melakukan tekanan kepada ketidak adilan negara terkorupsi. Kedua, risywah (suap).
dengan cara yang santun, saling menghormati, Sebagaimana jiwa tamak, jiwa risywah telah
demokratis dan meninggalkan cara-cara yang melanda masyarakat Indonesia, bahkan selama
agitatif dan anarkis.31 5) Partai politik ; dalam ini telah ditengarai sebagai seuatu yang telah
hal ini, menjadi wahana bagi warga negara membudaya. Ketiga, riba. Praktek riba dalam
dalam menyalurkan aspirasi politiknya. dunia perekonomian Indonesia, nyaris menerpa
Sekalipun memiliki tendensi politis dan rawan semua sektor, baik dilakukan oleh masyarakat
akan hegemoni politik, tetapi bagaimanapun maupun oleh pemerintah sendiri.34
sebagai tempat ekspresi politik buat PENUTUP
warganegara. Karena itu sebuah partai politik Istilah masyarakat madani sebagai
menjadi prasyarat bagi tegaknya civil society.32 penerjemahan dari istilah civil society
Syamsir Andili mengatakan, sebagai dilatarbelakangi oleh konsep kota ilahi, kota
bangsa yang ingin membangun dan peradaban atau masyarakat kota. Selain itu,
menegakkan sebuah masyarakat madani, hal- pemaknaan dengan masyarakat madani ini
hal serius yang harus diupayakan ke depan dilandasi oleh konsep al-mujtama’ al-madani
adalah sebagai berikut : Pertama, mereorientasi yang diperkenalkan oleh cendekiawan
paradigma yang selama ini dianut oleh Singapura, Naquib Al-Attas yang
kebanyakan pihak yang memarginalkan agama mengemukakan secara ta’rīfi, bahwa
dari domain politik. Kedua, mereorientasi masyarakat madani adalah merupakan konsep
politik pembangunan bangsa yang selama ini masyarakat ideal yang mengandung dua
mengedepankan pertumbuhan, tanpa memberi komponen besar, yaitu masyarakat kota dan
ruang yang proporsinal kepada semua pihak, masyarakat beradab.
sehingga di satu pihak melahirkan kelompok Masyarakat madani menekankan,
established yang menguasai sektor ekonomi, sebuah masyarakat yang setiap individu-
sementara di pihak lain melahirkan kelompok individu warganya terbebas dari perasaan
unestablished yang tidak mendapat akses untuk keterbelengguan dalam mengaktualisasikan jati
tumbuh menjadi besar. Ketiga, menata ulang diri dan potensi dirinya. Dari keadaan ini
pemerintahan agar struktur yang ada lebih terbentuk ruang psikis seluas-luasnya dalam
ramping efektif dan efisien. Keempat, mengekspresikan setiap pandangan dan
menjadikan negara sebagai Dawlah al- keinginannya yang dinilainya menjadi sarana
33
Lihat Syamsir Andili, http:/masyarakat
madani8.blogspot.com/20maret2010.
30
Lihat ibid., h. 150. 34
Aulia Reza Utama, http: / ekonomisyariah. blog.
31
Lihat ibid. gunadarma. ac. id /2010/01/08/ perbankan-syariah-
32
Lihat ibid., h. 150-151. langkah-menuju-masyarakat-madani/ 20maret2010.

X Volume I Nomor 1 September 2013 ISTIQRA’


M. Nasri Hamang, Peranan Pendidikan Islam Dalam Membentuk Masyarakat Madani

baginya dalam mencapai harkat dan


martabatnya dalam semua bidang kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, Istihaq. The Consept of an Islamic
State an Analysis of the Ideological
Controversi in Pakistan. New York
St.Martin’s Press, 1987
Al-Biruni, A.H. Makers of Pakistan and
Modern Muslim India, Lahore: Kasmir
Bazar, 1950
Ali, Mukti. Alam Pikiran Modern di India dan
Pakistan. Bandung:Mizan, 1993
‘Azzam, Abdul Wahhab. Filsafat dan Puisi
Iqbal. ter. Ahmad Rofi’ Usman.
Bandung: Pustaka,1985
Cragg, Kennenth. Islamic Surveys; counsels in
Cintemporary Islam.
Chicago:Eindeburg University press,
1965
Danusiri, Epistemologi dalam Tasawuf Iqbal.
Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 1996
Esposito, John L. Ancaman Islam : Mitos atau
Realita, ter. Alwiyah Abdurrahman dan
Missi, Bandung: Mizan, 1996
Iqbal, Muhammad membangun Kembali
Pemikiran Dalam Islam. Ter. Osman
Ralibi, Jakarta: Bulan Bintang, 1984
_______,The Reconstruction of Religious
Thought in Islam. Tp.tt.
Nasution, Harun. Pembaharuan Dalam Islam:
Sejarah Pemikiran dan Gerakan.
Jakarta: Bulan Bintang, 1991
Schimmel, Annemarie. Dan Muhammad
adalah Utusan Allah: Penghormatan
Terhadap Nabi SAW dalam Islam.
Bandung: Mizan, 1994
I. Sudarsono, Filsafat Islam. Jakarta:
Pustaka cipta,

ISTIQRA’
X Volume I Nomor 1 September 2013

Anda mungkin juga menyukai