Mi'MMfi
1
DAMPAK PENGGUNAAN TEKNOLOGITERHADAP
SISTEM PERTANIAN TRADISIONAL
PADA MASYARAKAT ALAS
CUT ZAHRINA
EDITOR
Dr.Ir. AGUSSABTI,M.Si
ISBN 978-979-9164-86-5
Diterbitkan Oleh :
Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh
Jin. Twk. Hasyim Banta Muda No.17 Banda Aceh
Provinsi Aceh
Telp/Fax.(0651)23226
Cetakan Pertama :2010 M /1431 H
Editor: Dr.lr.Agussabti,.M.Si
Design Cover: Iskandar EP.S.Sos.M.Hum
Layout: Harvina Lubis
ISBN : 978-979-9164-86-5
© AH Rights Reserved
Dilarang Mengutip Atau Memperbanyak Sebagian Atau Seluruh Isi
uku Ini Tanpa Izin Tertulis Dari Penerbit / Penulis
KATA SAMBUTAN
KEPALA BALAIPELESTARIAN SEJARAH DAN NILAI
TRADISIONAL BANDA ACEH
Penulis
IV
DAFTARISI
BAB IPENDAHULUAN 1
AXatar Belakang 1
B.Tujuan Penelitian 7
C.Lokasi Penelitian 7
D.Metode Penelitian 8
B. Masa Sekarang 79
1. Menyemai benih 81
2. Membajak 83
3. Menanam Padi 85
4. Pemupukan 86
5. Membersihkan rumput 87
6. Menyabit 89
7. PerontokPadi 90
8. MesinKipas 92
9. Menjemur 94
10. Menggiling 95
vi
B.Kesejahteraan 116
C.Hubungan Sosial 119
Vll
Damp^A Penggwma Tefmhgi Terbxiap Sstm Pfftsmm Tradiaonal Pada Ha^mkat Alas
BAB I
PBNDAHULUAN
C. Lokasi Penelitian
D. Metode Penelitian
dilaksariakan adalah :
a. Wawancara
b. Observasi
BAB n
GAMBARANUMUM
KABUPATEN ACEH TENGGARA
10
Dampak Fa^maaii TdauAip Terhadap Sstm Fertanian Tradidonal Pada Haspandau Abs
11
DtmpA hn^mm Tdawhff Tufathp Sam hrman rnuSnonal Fida Masyankat Abs
12
Ibmpak Pengpaaan Telmol(^' Tahadap Sstem Pertaim Tradisional Pada Hasjfandcat Abs
13
Dtmptk PHtggaain Ttknohff Teriudgp Sstem hrtanian Tntdisiom!hib fftsjwslat Abs
14
Dampak Penggunaan Tdcnohp Tahadap Sstm Pertaaian Tradidoaa}Pada MaiymhaJbs
15
Btiopsk /bjgfUMZfl Tehwkff Teriuubp Saten Perts/usn Trsdinoitil Psdi M^sjwsbt Abf
16
berbagai jenis ikan air tawar. Selama ini yang
sudah dibudidayakan adalah ikan Mas dan Mujair.
Namun prospek yang bagus juga ada pada
pembudidayaan ikan jurung, lele, belut, dan
gabus. Jenis ikan tersebut merupakan basil
tangkapan dari sungai-sungai yang ada di wilayah
Aceh Tenggara. Luas kolam dan sawah untuk
pemeliharaan ikan adalah 4.534,17 Ha dengan
jumlah produksi keseluruhan pada tahun 2004
adalah 9,170,5 ton. Jumlah produksi ikan mas
pada tahun 2004 adalah 243,80 ton dan ikan
mujair 1.152,54 ton. Jumlah rumah tangga yang
memiliki kolam ikan sebanyak 927 buah. Di
samping itu, mereka juga membudidayakan ikan
pada areal persawahan.
C. Sosial Budaya
Ibid. him. 12
17
DteB/ak fi^gamB TdanAiff Tah^ Sum Permian TrarSaonal Pada Hasyaralat Abs
18
Dampak Tehtohff Teri^ap Sstm Pfftanian Tradisoaal Ma Nasjfanl^ Alas
19
Ikmpik Pat^tamn Teknoloff Tettadsp Sstem Pertanian Tntdisional Pada Has/andcat Abs
Effendy.Op.Cit. hlm.36
20
Dampak Pen^man Tehwlop Teriadap Sstem Permian TradimaJ Pada Hasjfarakat Mas
21
Dtmpak Penggunm Teknehff Teriadip Sstm Permian TradisionalP^ Hasyarakat Mas
22
Ihmpak Pangpaaan hhiohff Teriadap Sstan PtrWm TnSdond hd» Ha^ankatAbs
23
fbmpalt Pm^maan Tdoologi Terittdip Sstm PHtanian Tradia'onal Pada Masyardcat Aks
24
Dmpak Penggunaan Teknobgi Teihad^ Sstem Pertanian Traditional Pada Hasyarakai Alas
25
Dmpik ^ggmm Tehwk^'Teriatbp Sistem PHtam'an Tradisioaa! Pada Hasyarakat Alas
26
Dmpdc Pengpmm Tdmohp Teriadap Sstem PManian TnuSdom!Pada Has/arakat Aks
BAB m
27
Dmpsk Pengpjnm TdoK^ Tutadip Sstem Pemnian Tradidonal htk MasyaraJat Abs
19 Ibid him 38
28
Dampsk Penggtman Teknohff Teriadap Sstm Pertaniaa Tiadiaoa^ Pada Hasyarakat Alas
29
Dm/ok Penggmin Tehu^off Teriadsp Sstm Pertanian Tradisiona!Pada Hasyarakat Abs
30
Dzmpak Pen^aaan Miwlogi Tahiibp Sstm Pertman Tradisiomd Pstda /fasjmkat Alas
31
Dsmpdcftogfomn Maoh^ Jtritinhp Sstm PcfWu'an Tradisiona!Pada Hasyarak^ Alas
32
. m
Dmp^ hngffmm Tekoohff Terhidsp Sstm Pertinian Tn&t'oa^Path MasysnJat Ahs
33
Dunpsk Ptn^utttui Tdowhff Ttihidip Sstcm PtfWuso Tfsdiaoml Psds Mssysnlot Abi
34
.A
kecil dan menengah, umumnya terletak pada sifat
padat kaiya dengan penggorganisasiannya yang
lebih bersifat informal, serta modal yang tidak
terlalu besar dengan dukungan teknologi tepat
guna dan berakar pada kekuatan ekosistem yang
tersedia. Sistem ekonomi tersebut terbukti
memiliki daya guna yang sangat tinggi dsdam
mempertahankan suruivdi masyarakat, baik di
kota maupun di desa.22
35
DmjKic Pto^imm Tehtohff Teriadap Sstm Pertaniaa Tradisiott^ Pada Na^rardcat Mas
23 ibid, him 28
36
Dampik f^gpamn Teknohp Teriaiap Sstm Peraim TndmoasI hda Hispr^ Aks
37
Daiof^ Pengpaan) Tdawhff Teihathp Sstm Pmanian Tradiaona!Pada Masjrardcat Abs
sangat beijasa.24
38
Dmpak hngpauaa Teknohff Teriadap Sstem hrtam'an TnuSsitHal Pada Masyarakat Mas
39
DtmpA fagganm Tdtnol^ Teihid^i Sstm Pertanian Tndisiond hda Hasyaralat Ahs
40
Dampak Peaggmsan Mnohp Teihadap Sstem Pertaw'an TruSa(mal Pada Maspi^dbs
41
Dmpak hnggiama TdatA^ Teriad^ Sstm Pertanian Tradisionai Pada Haspndatibs
26 Ibid. him. 30
42
Dmp^ Pea^tman Teknohff T&hadsp Sstm Pttwm Ttiditional hd» Hisjfar^ X&r
43
Dgmpik Pagguoaan Tehn^'Tafadap Sstm Pertanian TradaionaP Pada Masyarakat APas
C. Dinamika Pertanian
44
Dmp^ hnggman Tdmhff Teihsxhp Sam hrtam TfoMmiPada Has/mka Aha
45
Dmptk Ptn^mam Tdawloff Teriadap Sstem hrtanian TradidoiuJ Pads Hasyankat Mas
46
meresap ke dalam tanah begitu saja juga lebih
jelas berhubungan dengan sifat semi akuaiium
dari proses penanaman itu dibandiag dengan
kebutuhan-kebutuhan akan zat makanan; dan
padi itu dapat ditanam dengan baik di berbagai
tanah yang mengandung zat hara yang diperlukan
oleh tanaman. Hal itu tidak berarti bahwa
kesuburan tanah itu tidak mempengaruhi hasil
panenan padi, ini berarti bahwa tanah di sawah
itu cenderung untuk mendapatkan sifat-sifat
khususnya sendiri setelah lama dipergunakan
maka tingkat kesuburan tanah yang rendah
tidak merupakan faktor penghalang apabila ada
sumber daya air. Seperti perladangan,
persawahan merupakan suatu cara yang bijak
untuk mengeksploitasi habitat dengan pertanian,
dimana orang tidak dapat sepenuhnya
menyandarkan diri pada proses tanah dan
diperlukan cara lain untuk men^bah energi alami
menjadi bahan makanan. Tetapi yang kita Hhat di
sini bukanlah peniruan hutan tropis, melainkan
pembuatan akuarium.28
47
I^ptk Paggtamn MnOfg Teriad^ Satm Pertanian Tndidmtai /%fl& ffasyarakat Abs
29 Ibid. him. 55
48
Dmpdc Penggmm Mnehff Tatadap Sam Ftrtam TfoSda^Fab Mofznlat/ibs
49
Dmitdc Ptfiigiatm Tehtobff Taiatbp Sstm hrtman Tradiaotal Padz HasymhtAbs
50
• M
Dsmpak Penfffotm Tehwhff Mmbp Satm Feroahat TndaionalPath Hvjfmkat/Has
51
Dmpak Pengguiam Mnohp Teriadap Satan Pertanian TratSu'ona!Pada Hasyarakat Mas
52
Dsmpak Pengpataan Tehx^ Terhadap Sstm hrtanian Tra<Ss'mal Hasyarakat JOas
53
flgfp't Ptngguttant Teknoh^' Teifatbp Satem Pertanian Tnu&iona/ Pada ffasyarakat Abs
54
Ihmpstk Ptn^unaan Tehwhff Taia^ Sstem Fertmm TnuSsiat^ httb fbsjmkatMu
55
Bmpdc Bagunan Teknok^'Teriad^ Sstm Pertanian Tndidonal Pada Hasj/aialat dbt
56
Dampsk Fenggunsan Teknohff Terinuhp Sstea hrtanian Tm&ion^ Pada Hasyaraht Abs
57
Dmp^PtenQUKon Tekiwk^'Teihsubp Sstm Pertanian Trat&iona]Pada ffaiyanht Abs
BAB IV
58
Dmpak Pen^amn Mm^ogi Teria<kip Sslaa hmnm Tr2(raion^ Psda Haijfarakat Abs
59
Dm/ak Paggmm Tdaidoff Teriudap Sstm Patanian Tradinoad Pada Mas/arakat
2). Penanaman
60
Dmpak Fea^uaan Teknob^'Teriadsp Sstem Pertia'an TokMuoIP^ Masjfanlat Aha
A. Masa Dahulu
61
Dtmpak Fagpatasa Tdmotop Tafutdap Sstem Pertanian Tradisiona!Pada Hasyarakat Abs
1. Petekhcmg Pakhik(membersihkaxi
salnran air)
3S
Musyawarah Adat Alas, him 27-29
62
Dmpak Penggamn Teknohgi Teriudsp Sstm Pertanan TrxSaonalPida Hasgtrakat Abs
3. Ngobo/Ngelqjah*!INgebimatil
Mengelumati(memb^jak)
63
Dxopak Ptagguttm Tekndoff Terh2dip Sstem Permian Tradisionai Pada Has/arakat Mas
64
Damp^ Peatman Tdatdoff Tahadap Sstan Permian Tra&ion^Pada Masjfarakat Alas
65
Dsnpik hn^uttitn Tdaiohff Teritadap Satem Fertsntan Tradisionai Pxb Ha^fardat Abs
66
Danyuk Pai^anm Tehwhgi Tahadip Sstem Pcradia TmSsiomlP^k MaspnJatAbs
67
Dmp^Paisuam Tefmob^'Taiadap SaUm Patanian Tradiaona!Pada Mas/andatdtit
68
8. Nuwan Bibit(memlndahkan bibit)
69
Damjok Fenjgumn Tdmdoff Tahzdap Sstem fiertam'an TnuSsiona!Pads fbspndattbs
70
30 hari langkah bulan. Maka terdapat kepercaya^
masyarakat Alas untuk ditabukan melaktilcan
penanaman disaat muda lan^ah bulan (di baw^
15 hari langkah bulan), karena menurut
kepercayaan leluhumya dapat mendatangkan
bencana kegagalan panen. Dengan serentaknya
waktu tanam diharapkan padi dapat serentak
berbuah (sekhentak khumpah^ sehingga kecil
kemungkman akan terserang hama penyakit.
9. Khemuwah(buang rumput)
71
Ikapik httgguttata Tdmdoff Teriadip Sam Pertai^ TratSaotal hda HasymhtMu
72
Dmpak Fenggimaan Teknofoff Tafatdap Sstem hrttnm Tndmuai hub H^/mkat/Uas
73
Dm^Paggunm Tdmohff Maibp Sstm Pertmm TntSsiomJ Ptufa Haspr^Aks
74
Dmpak hnggimm Mnohff Tafadip Satm Ferwm Tndidond Mt Hasp^dat Abs
75
thiafok Ptn^aain Tdatohff Teriadap Sstem Pertinisn Tradidonal Pada Hasj/a/akal Abs
13. Menjemur
76
Dtmpak Pen^unm Teknohgi Teriaiap Satem PtrWian TrtsSs'oml Patb thspniat AJis
14. Menumbuk
77
Dmptk PenggiBtm Tdatohff Teriadap Sstem Pemnian Tradaiona!Pada Masyarakat Aks
78
Dmpak Ptngpmm Teknok^' Tahadap Sstem Psrtanm TratSdon^ Pada Ha^/ardat Aba
B. Masa Sekarang
79
Dta/ak Po^unm Tdatdoff Teriad^ Satem Ptrwm Trsddmdhda MuyaniatAbi
80
Dmpsk Pienggmm Tehwloff Teriadap Sstem hrtmaa TiaiSsmi]Path Haspmiat Jibs
rj I
berhasil sehingga sekarang tidak dilakukan lagi.
Hal itu disebabkan karena seringnya datang ham a
ttkus dan keong, Ketika tikus dan hama lainnya ,i
datang, serentak pula padi di sawah menjadi ij
rusak oleh tikus tersebut sehingga sebagian besar ,
padi tidak bisa tumbuh dengan baik dan banyak |i
yang rusak. Untuk mengatasi hal tersebut adalah
dengan memberikan semprotan asam belerang,
akibatnya para petani tidak lagi turun ke sawah
secara serentak melainkan sendiri-sendiri. Hal ini
menimbulkan rasa tidak percaya diri masyarakal
petani terhadap cara bercocok tanam yang baru
dari pihak pertanian sehingga ada semacam istilah
yang sering dilontarkan oleh petani bahwa " tidak
bisa padi dari pertanian lagi". Maksudnya tidak
selalu aturan yang datang dari pertanian bisa
diikuti.
1. Menyemai Benih
81
DimpA Pa^unatn Tdmok^'Teifatbp Sstm hrttnisn Tndmatal P»di
82
Ddmp^ Pengpnssn Tehu^p Ttihsdip Sbten Pertnutn Ttsdaioiul Psdi tbsjfsrdsst Ala
2. Membs^ak
83
Dam/ok Pttggunm Tdmbp Teriadap Ssttm hrtaniin Tradmna!Pada Hasyardsat Abs
84
dengan bajak biasa hams membeii makan tukang
bajak selama 4 hari sedangkan dengan bajak
mesin cukup satu hari saja.
3. Menanam Fadi
85
Ikaptk Pa^amn Teknohp Terfisdap Sstm Permian Tradiaona!Pada Hasyaralm Abs
4. Pemupukan
86
Dmpdc Teknokfff Taiad^t Sstm Perttnim Tndmad P3da NaspnJat JUis
5. Membersihkan rumput
87
DmpA Pui^iaam Mnohff Teriadup Sistm Pertanian Tradiaona!Pada Masyarakat Abs
88
Dmpak Penggmaao Teknohff Terfadip &tem flvonaa TnuSsiondMa ib^imJauMts
1. Menyabit
89
Dia^^ggmm Tekaohff Teritubp Sstem Pemnm TnxSuoad Pada MaiymkttUas
90
Dtmpak Penggumn Teknob^'Terhad^ Sam Pertam Tn&iom!Paia Hasyarakat Abs
91
Diapik Fa^iamn Tdatdoff Teriadap Sstem Pertanm Tnddiona/Pida Hasyarakat Alas
92
Ihmpik hnggtamn Tehwhff Teriadsp Sstm Pemim Tn&iondhuk lUajv^Mas
93
Dmpik Pet^gunm Tdtm^ Teritubp Sstem Fermian Tradiaon^ Pada Hasyardat Has
9. Menjemur
94
dimakan atau diganggu oleh ayam, itik, anjing dan
lainnya. Setiap satu jam atau waktu tertentu padi
di atas penjemuran itu harus dibalik agar padi
yang berada dibawah bisa kena sinar matahari
dan cepat kering. Pada saat menjemur mesti selalu
diperhatikan keadaan cuaca, apabila mulai
mendung atau gelap yang menandakan akan
turun hujan maka jemuran itu harus segera
dikumpulkan dan diangkat ke dalam rumah. Jika
padi kena air hujan, dengan sendirinya akan
basah dan lambat kering. Proses penjemuran padi
biasanya tidak bisa selesai dalam satu hari saja,
tapi memerlukan beberapa hari sampai betul-betul
kering dan bisa djgiling.
10. Menggiling
95
Dm/^ hnggunm Teknohff Tubsdip Sstm Peftsnian Tradisiona!Pada Ma^faiakat Abs
96
C. Upacara Kendurl Sawah Dalam
Masyarakat Alas
97
Dmp^ haggamn Tutadap Sam Nrtman Tndidofid htti Abs
98
DmpA hnggman Teknohff Teriadap Sdm PtfWm TrxMrnl hd» Ha^wakat Aks
99
Dmpik httggunaitt Teknohgi Tatoibfi Sstm PSftanim Tiadbiona!Pada Hasyarakat AJas
100
1. Kendukhi Benih(kenduri benih)
101
Dmpdc Paiggaaaitt Tehtohff Teriad^ Sstem Pertman TruSdona!Pada Masprakat Mas
102
DmpA Paggtmin Teknohgi Terfadip Satem Pertinan TmSaoialPnh Hisyirakat A!^
103
Dmpak Pa^ggiBmi Tekncfop Teifadap Sstm Fertanian Tradiaona!Pada Masyarakat Alas
2. Kendukhi Khak'Khak.
104
Dmpik Pea^m Tehwhff Tafmtsp Sstem hrtum TniSaiual Padi HujmalatAbs
105
DmpA Pai^mm Teknahff Teriadap Sstem Pertanian Trat&ional Haayarakat JUas
^ Ibid. him. 30
106
Dunpdc Pa^anm Tdaidogi THhad^ Satm Ptrtmm Tradaautlfittb Matjwak^/lks
107
Daapak Paigguttm Tdax^gi Teriaiip Sstm Permian Tradin'onal Park HasyanJat Abs
108
Damp^ Ptngpaaan Teknohgi Tniadtp Sstm hronan Tn&hmlFxb Ibsj/takat/Ua
BAB V
A. Kesempatan Bekeija
109
Bmpak Ptnggunan Teknohgi Teriad^ Sstm Pertiiuan Trsdisiaal Ma Hasyarakat Abs
no
Dm/ak Penggunaan Teknokff Taha/bp Sstm Pataim Tra&mal Ma Ibsgaiakat Mas
111
Ihmpik Mnoh^'Teriatbp Sstem Fertaw'an TndisioKJ Pada Hasyarakat Abs
46 Ibid, him 7a
112
Dmpak fengganam Tdmokg Tahaiip Sam hrtam Tn&mS Ma ttisjftraat Ua
113
Ibapik Penggtsim Tehx^'Teritsubp Sstm Permint Tradisitm!Fada Masyankat Alas
114
Dampak Penggtmaan T^auJop Tahadap Sstem Ptrtman Tnu&iaatPatb Hasyitalat
115
l^apA Tdcnahgi Ttriadtp Satm Ptrtvm Tndision^Pis^ HsayanhtAbs
116
Dsmpsk Pen^mm Teknob^ Tafadgp &tm PeiWdin TntSsiatilPub Pas/anlat Abs
117
Dmpdf Patgganam Teknok^'Jeriadup Sttan Pertanian TndaioialPtda HasyanJeat Abs
118
menaikkan harkat diri dan keluarga di tengah
masyarakat dan dalam berhubungan dengan
orang lain. Dapat dikatakan, modernisasi di
bidang pertanian dan perubahan pola keija dalam
pengolahan sawah telah menimbulkan dampak
yang positif bagi buruh tani. Hal ini ditandai
dengan adanya peningkatan dalam kesejahteraan
hidupnya bersama keluarga. Sedangkan dampak
negatif, barangkali hanya bagi buruh tradisional
yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan
keadaan sekarang ini. Mereka terpaksa rela
menerima kenyataan bahwa kemajuan di bidang
pertanian menyebabkan penghasilan mereka
menjadi berkurang, begitupun kesejahteraannya.
C. Hubungan Soslal
119
Iha^ftngunam Tdmek^'Ttriad^ Sstem Pertnutn TradtaomlPub Ibijfanlat Abs
120
OmiKJc Pen^taiaan Tehwk^ Teriatbp &(m PffOim Tradamd Mt Ha^fsrAat Mv
121
Dmp^ Pensaom Teriai^ Sistm Ptitmtn Tradiswial hda Aba
122
dengan saling membantu dalam mengeijakan
lahan sawah masing-masing.
123
Dmptk Ptn^wam Teknohp Taknb^ Sstim Peftsatim Tnu&fon^ Pstb Masysiskat Abs
124
hanya sekali dalam seminggu yang biasanya
upahnya dibayar setelah panen. Misakiya, pada
hari rabu keija kongsi(kelompok) dan hari lainnya
untuk pekeijaan lain seperti menerima upahan
perhari, menjahit, beijualan dan sebagainya.
125
D^pak Pe^anm Tekmdogi Tata/bp Sstm PirWiian Tndidaai Pida Hasj^rakat Alas
126
teijalin hubungan yang baik. Kalaupun ada
perubahan, tidak disebabkan oleh keaktifan
mereka sebagai petani atau keberadaan alat-alat
pertanian, tetapi oleh perkembangan zaman
dewasa ini yang cenderung menimbulkan nilai-
nilai baru ditengah masyarakat. Nilai-nilai
tradisional yang sesim^uhnya sangat baik
digantikan oleh nilai-nilai yang baru, padahal nilai
baru itu telah menyebabkan sesuatu yang telah
menjadi kebiasaan baik diabaikan. Termasuk
dalam hal ini adalah nilai tolong menolong atau
gotong royong telah digantikan dengan sistem
upah atau ongkos. Pada hal sistem gotong royong
dalam pekeijaan ke sawah dahulunya sangat
menonjol dalam suku bangsa Alas khususnya dan
masyarakat Aceh pada umumnya.
127
Dmft^ Ptngpaam TMop Tahnbp Sstm Patmut TndisiomI PkU Has/arakat Uas
BAB VI
PENUTUP
.Kesimpulan
128
Hal utama yang menyebabkan teijadinya
perubahan dalam sistem pertanian tra^sional
masyarakat Alas adalah pada pola keija.
Perubahan pada pola keija antara lain
penggunaan alat atau teknologi bam dalam
pengolahan lahan sawah dan penanaman padi dad
awal satnpai pasca panen. Penggunaan alat-alat
bam tersebut dengan sendirinya telah mengurangi
peran tenaga manusia dalam pengolahan sawah
dan diganti oleh tenaga mesin (mekanis) yang
dirasakan lebih cepat dan praktis. Demikian juga
dalam hal pengerahan tenaga yang pada masa
sekarang ini kebanyakan dikeijakan dengan cara
upahan. Sedan^an pada masa dahulunya, cara
tolong menolong sukarela atau gotong royong
(nakheye) mempakan hal yang lebih menonjol dan
mempakan kelebihan serta ciri khas pengolahan
sawah, khususnya di Desa Lembah Alas
Kabupaten Aceh Tenggara.
129
DmpA Tdaioloff Jabidip Sstem Pemnun Tftddtond Pub Hisysfdat Abs
130
DmpsJt Peoggmm Ti^cnok^'Teriidap Sstem Pertinan Trsdisiottal htb
131
Oan^fat^amn Ttfawhp Tethsdap Sstm Permian Tr^'ona!Pada Masyarakat Aba
132
Dmp^Paiggauan Teknoloff Teriadtp Sstem hrtum TnSa'oiud Ma HasyanJat Alas
133
Dmf^Pen^taim Teknohff Tuhn^ Sstm Pertaniin Trst&hml hda Hasyznlat Abs
134
DAFTAR PUSTAKA
135
Da^PtaggaamTdoH^Taiai^ &tm Pemnan Tnt&ioKJ Pg(b HsayanJat Ms
136
Dmp^Ptnggaaan Tehtohff Terfadsp Sitem PManan Trsdidoml hda MaspnkatAks
137
Dmpdc hn^tmin rtknoloff Teriadap Sisfeai Potman TrslmoaalPada Masjfarakat Abs
DAFTARINFORMAN
138