Sejak pembahasannya dimulai DPR dan pemerintah pada tahun lalu, UU Cipta Kerja
memang menuai kritik, baik dari kalangan buruh maupun akademisi.
Selain materinya yang dianggap merugikan pekerja, proses penyusunannya
dianggap bermasalah. Namun, pemerintah dan DPR tak bergeming. Pembahasan
UU Cipta Kerja terus dilanjutkan, hingga akhirnya disahkan pada Oktober 2020.
Berikut ini sejumlah poin dalam UU Cipta Kerja yang dinilai merugikan pekerja:
Selain itu, dalam UU Cipta Kerja juga hanya mengatur peralihan perlindungan
pekerja pada perusahaan penyedia jasa atau vendor lain.
Hal ini sebagaimana amanat Putusan Mahkamah Kontitusi (MK) Nomor 27/PUU-
IX/2011.
Sementara itu, peralihan hubungan kerja dari vendor ke perusahaan pemberi kerja
sebagaimana diatur UU Nomor 13 Tahun 2003 tidak tercantum dalam UU Cipta
Kerja.
Alhasil, peluang agar hubungan kerja pekerja outsourcing beralih ke perusahaan
pemberi kerja makin kecil.