Modul 3.2
Asisten Mikrobiologi 2022
Pendahuluan
Pemeriksaan serologi merupakan salah satu metode dalam mencari penyebab infeksi dengan dasar reaksi imunologi
atau ikatan spesifik antara antigen dan antibodi yang sifatnya spesifik.
Pemeriksaan imunologi dalam diagnosis imunologis infeksi, pada dasarnya dapat digunakan untuk mendeteksi
adanya antigen dari agen penyebab infeksi atau antibodi yang terbentuk oleh tubuh dalam responya terhadap
agen penyebab infeksi. Karena yang digunakan sebagai bahan pemeriksaan adalah serum, maka pemeriksaan ini
sering disebut sebagai pemeriksaan serologi.
Pada kasus infeksi, tubuh akan membentuk protein spesifik, yaitu antibody, yang segera akan diedarkan dalam cairan
darah. Antibodi yang sering digunakan sebagai indikator adanya infeksi oleh agen tertentu adalah IgG dan IgM.
Produksi IgG dan IgM mempunyai pola tertentu dalam responnya terhadap infeksi (lihat gambar), sehingga perlu
strategi khusus dalam menetapkan jenis antibodi yang diperiksa maupun dalam menginterpretasikan hasilnya.
Prinsipnya, sekitar seminggu setelah infeksi, akan terdeteksi antibodi dalam cairan darah penderita. Antibodi yang
terbentuk terutama darah IgG dan IgM.
IgM adalah jenis antibodi yang terbentuk segera setelah terjadi infeksi, tetapi kadarnya tidak terlalu lama dalam darah,
sehingga sering disebut sebagai antibodi fase akut.
IgG pada infeksi pertama akan terbentuk beberapa hari kemudian setelah IgM, tetapi bertahan lebih lama dalam aliran
darah, sampai beberapa bulan. Respon pembentukan IgG ini berbeda pada kasus infeksi ulang atau infeksi paska
imunisasi, dimana akan terjadi pembentukan IgG dengan jumlah yang sangat besar dalam waktu yang sangat cepat,
mendahului pembentukan IgM yang tidak mempunyai perbedaan pola pembentukannya, baik infeksi primer maupun
infeksi ulangan.
Interpretasi
1. Hasil IgM (+) → infeksi yang baru saja terjadi (± 1 bulan terakhir)
2. Hasil IgG atau Ig total (+) → infeksi yang baru saja terjadi bila didapatkan
salah satu:
a. Pada pemeriksaan kuantitatif didapatkan hasil yang lebih tinggi
dibandingkan populasi normal.
b. Terjadi peningkatan titer ≥ 4x kadar antibodi fase penyembuhan
dibandingkan dengan kadar antibody yang diambil pada fase akut.
c. Adanya serokonversi, yaitu hasil negative pada pemeriksaan pertama,
menjadi positif pada pemeriksaan yang dilakukan beberapa waktu
kemudian.
01
TES TUBEX
pemeriksaan semikuantitatif dalam
mendeteksi antibodi jenis IgM anti LPS
O-9 kuman Salmonella typhi penyebab
penyakit demam Tifoid.
Prinsip Tes Tubex
● Reaksi negatif
Apabila tidak terdapat human Ab IgM Salmonella thypi dalam sampel serum →
partikel indikator yang berlabel M ab LPS-O9 akan langsung berikatan dengan
partikel magnetik Ag LPS O9 → mengalami ko sedimentasi → akan terlihat perubahan
warna dari biru ke merah atau pink
● Reaksi positif
Bila terdapat human Ab IgM IgM Salmonella thypi dalam sampel serum → akan
menghambat ikatan antara M ab LPS-O9 dengan partikel magnetik Ag LPS O9 →
ikatan Ab IgM Salmonella thypi dengan Ag LPS O9 akan ko sedimentasi → dilihat
perubahan warna menjadi biru (kepekatan tergantung banyaknya konsentrasi Ab IgM
Salmonella yang ada)
1. Pipet 20 serum pada tetesan obyek gelas, lalu tambahkan 1 (satu) tetes masing-
masing antigen Salmonella dengan memakai pipet pada botol reagen.
Titer = 1 : 80.
Campur dengan ujung obyek gelas dan goyangkan selama 1 (satu) menit tepat
(dengan stop watch).
1. Baca/amati terjadinya aglutinasi dibawah mikroskop dengan lensa obyektif 10 X.
2. Pembacaan harus dilakukan tepat 1 (satu) menit, untuk menghindari terjadinya positif
Palsu.
3. Bila pada titer 1 : 80 tersebut aglutinasi/positif, maka dilanjutkan pengenceran sebagai
berikut :
Slide agglutination
2. Dari masing-masing pengenceran tersebut pipet 50 pada slide dan tambahkan 20 antigen
3. Putar dengan shaker / rotator seperti diatas.
4. Lihat reaksi aglutinasi (flokulasi) berupa gumpalan berbentuk jarum dengan mikroskop.
04
Tes TPHA
Definisi Pemeriksaan TPHA
Pemeriksaan serologis untuk mengetahui titer antibodi penderita
terhadap bakteri Treponema pallidum yang berguna dalam membantu
diagnosis penyakit Syphillis.
Material : Serum
Peralatan :
3. Diluent.
7. Pembacaan hasil: hasil tetap stabil dalam 24 jam bila plat tertutup rapat dan
ditempatkan sesuai prosedur.
Prosedur (Metode Kuantitatif)
1. Setiap sampel membutuhkan 8 well mikrotitrasi. Beri label A – H.
3. Pindahkan 25μl serum yang diencerkan 1:20 pada tes penyaring ke well A dan B.
4. Ambil 25μl diluent serum dari well B dan secara serial dilakukan pengenceran dan pencampuran dari well B
sampai H dengan cara pengambilan aliquot 25μl, dan terakhir buang 25μl diluen serum dari well H.
5. Pastikan Test Cells homogen. Tambahkan 75μl Test Cells ke dalam well A sampai H. Langkah ini akan
memberikan hasil pengenceran 1:80 pada well A sampai 1/10240 pada well H.
6. Goyang plat secara hati-hati untuk mencampur larutan yang ada dalam well.
9. Pembacaan hasil: hasil tetap stabil dalam 24 jam bila plat tertutup rapat dan ditempatkan sesuai prosedur.
Pembacaan Hasil Tes TPHA
05
PEMERIKSAAN
DENGUE
Dengue Duo Cassette Panbio
● Pemeriksaan kualitatif untuk deteksi antibodi IgG dan IgM pada serum,
plasma, atau darah lengkap terhadap antigen virus Dengue
● Jenis material ⇒ serum sentrifugasi, plasma tanpa sentrifugasi, darah
fingertip
● Deteksi dan diferensiasi IgG dan IgM.
● Pada infeksi primer, serum antibodi IgM muncul pada hari ke-3 onset demam
→ terdeteksi 4-5 hari setelah onset demam → menetap 3-8 bulan
● IgG terbentuk pada hari ke-7 dan menetap sampai 2 tahun
● Kit pemeriksaan:
- Test cassete
- Mikropipet 10 mikroliter
- Larutan buffer
- + Timer (Alat)
Prosedur
1. Pengambilan sampel (darah fingertip, serum.plasma) dengan pipet
MicroSafe®dengan cara memegang pipet secara horisontal atau mikropipet.
2. Untuk mengambil sampel ujung pipet pada sampel, tekan balon pipit secara hati-
hati untuk menarik sampel masuk.
3. Plat mikrotitrasi U-Well.
4. Siapkan cassete letakkan secara horisontal di meja.
5. Teteskan 10μl sampel pada sumuran bulat dengan mikropipet atau pipet
MicroSafe®
6. Pegang botol buffer secara vertikal. Teteskan 2 tetes cairan buffer dengan
ketinggian 2 cm pada sumuran kotak di dasar kaset.
7. Baca hasil 15 menit setelah penambahan buffer.
8. Munculnya garis tranversal berwarna merah muda pada sumuran tes menunjukkan
hasil positif.
06 ● Pemeriksaan aglutinasi latex
~> mendeteksi antibodi (IgM
LEPTOTEK & IgG) pada serum orang
terinfeksi Leptospira.
DRI DOT ● Mengandung partikel latex
berwarna yang dikeringkan
pada kartu aglutinasi.
Jenis spesimen : Serum
Reagensia : Lepto-Ag: LeptoTek Dri Dot cards: partikel latek berwarna yang
dilapisi dengan ekstrak Leptospira strain Lely 607 pada penyangga.
Perlatan : 1. Spatula.
2. Mikrotiter 10 µl.
3. Pipet disposibel.
Prosedur :
1. Buka LeptoTek Dri Dot cards, letakkan di atas meja dgn bintik biru
menghadap ke atas.
2. Teteskan 10 µl serum di bintik biru dalam area yang dibatasi dengan
lingkaran garis hitam.
3. Pegang spatula dgn ibu jari dan jari telunjuk dgn bagian yang datar
menghadap ke bawah.
Prosedur :
4. Campur serum dengan antigen pada bintik biru
● Dengan cara menggerakkan spatula dengan
gerakan memutar.
● Jangan sampai menyebarkan susupensi ke
luar area yang dibatasi dengan garis lingkaran
biru.
5. Jaga kartu pada posisi mendekati horisontal ~>
gerakkan pelan-pelan sehingga suspensi cairan
bergerak dengan gerakan memutar u/ mencampur
lebih lanjut latex dan serum sampel sekalian
menginduksi aglutinasi.
6 Baca hasil 30 detik setelah pencampuran
Pembacaan hasil :
1. Reaktif kuat : terlihat
gumpalan aglutinasi kasar
2. Reaktif lemah : terlihat
gumpalan aglutinasi halus.
3. Non-reaktif : tidak terlihat
gumpalan aglutinasi kasar.
Catatan :
● Rapid test untuk leptospira
juga ada dalam bentuk
lateral flow.
● Cara pemeriksaannya dan
pembacaannya hampir sama
rapid test untuk dengue.