Anda di halaman 1dari 20

KERUSSO

Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen


Volume 1, Nomor 1 (Agustus 2018)
ISSN 2622-5425(online)
http://www.stt-elshadday.ac.id/e-journal/index.php/el-shadday

PEMAHAMAN ALKITABIAH TERHADAP EKOLOGI


Richard Bastian Manalu
Sekolah Tinggi Teologi Oikumene Injili Sidikalang
richardbastian3@gmail.com

Article History Abstrak


Penelitian ini berjudul: Pemahaman Alkitabiah terhadap
Received: Ekologi. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan
Agustus 2018 wawasan mengenai apa dan bagaimana orang Kristen memahami
Published: ekologi dari sudut pandang Alkitab. Metode penelitian yang
Agustus 2018 dipakai dengan cara studi pustaka tentang defenisi ekologi,
pandangan Kristen tentang lingkungan hidup dan pemahaman
Alkitab tentang ekologi. Hasil penelitian ini diharapkan
Kata Kunci:
memberikan sumbangsih bagi setiap insan untuk mampu
Pemahaman
menempatkan diri dan mengelola/melestarikan lingkungan hidup
Alkitab; Ekologi
dengan benar.

Abstract
This research is entitled: Biblical Understanding of Ecology. The
purpose of this study is to provide insight into what and how
Christians understand ecology from a biblical perspective. The
Keywords: research method used is a literature study on ecological
Bible definitions, Christian views on the environment and the Bible's
understanding; understanding of ecology. The results of this study are expected
Ecology to contribute to everyone to be able to put themselves in place
and manage/preserve the environment properly.

12 | Copyright© 2018, KERUSSO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, ISSN 2622-5425 (online)
Jurnal Teologi dan Pendidikan agama Kristen kerusso; Volume 1, Nomor 1 (Agustus 2018)

PENDAHULUAN lingkungan kita masa kini adalah kitab


Pembicaraan mengenai ekologi Kejadian. Isi dari Kejadian adalah suatu
kerap kali dijadikan alasan untuk cara memahami dunia, bukan semata-
mengembangkan ilmu pengetahuan mata memberikan penjelasan tentang
secara khusus mengenai asal-usulnya. bagaimana dunia menjadi ada tetapi
Penjelasan-penjelasan yang diwartakan juga memberikan pemahaman untuk apa
para ilmuan secara ilmiah dan logis alam diberikan kepada manusia dan apa
menjadikan manusia meninggalkan yang menjadi tanggung jawab manusia
makna ekologi secara religius dan terhadap alam semesta/lingkungan
menghasilkan pandangan-pandangan hidup yang sudah Allah berikan.
yang berbeda sehingga menimbulkan
METODOLOGI
perdebatan dan akhirnya makna dan
Metode penelitian yang digunakan
tujuan sebenarnya semakin jauh.
dalam artikel ini adalah metode
Pandangan agnostik menyatakan bahwa
penelitian kajian pustaka mengutip
dunia terjadi karena kebetulan saja dan
pendapat para ahli sebagai referensi
bahwa evolusi memberikan penjelasan
pembehasan artikel ini.
yang sangat jelas tentang asal-usul
spesies. Pandangan ini menyatakan
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
bahwa alam raya muncul karena
I. Ekologi
kebetulan saja atau dari hukum-hukum
Secara harfiah, ekologi berasal
alam yang ditentukan (karena
dari dua kata yakni Oikos dan Logos.
kebutuhan) atau campuran antara
Oikos sendiri berarti rumah sedangkan
kebetulan dan kebutuhan sedangkan
logos berarti ilmu. Dengan demikian,
Pendekatan teistik Kristen dan
ekologi bisa diartikan sebagai sebuah
pandangan creasionistic menyatakan
ilmu yang mempelajari mahluk hidup
bahwa menerima cerita Kejadian adalah
dengan lingkungannya. Istilah ekologi
benar secara harafiah.
pertama kali dikemukakan oleh Ernst
Tujuan dari pembahasan ini
Haeckel (1834 - 1914). Dalam ekologi,
adalah untuk menunjukkan cara
makhluk hidup dipelajari sebagai
pemahaman Alkitab yang relevan
kesatuan atau sistem dengan
terhadap krisis ekologi. Salah satu kitab
lingkungannya.
yang relevan dengan ekologis atau

13 | Copyright© 2018, KERUSSO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, ISSN 2622-5425 (online)
Pemahaman Alkitabiah Terhadap Ekologi ~ Richard Bastian Manalu

lingkungan – kalau itu ada-


Etika lingkungan dibagi atas tiga hanyalah demi untuk memenuhi
pandangan yaitu: kepentingan sesama manusia. Jadi
a. Antroposentris hanya karena tanggung jawab
Antroposentrisme adalah teori etika moral terhadap sesama manusia,
yang memandang manusia sebagai bukan terhadap alam itu sendiri.
pusat dari sistem alam semesta.
Manusia dan kepentingannya b. Biosentris
mendapat tempat sentral yang Penganut pandangan ini
memiliki nilai tertinggi dalam berpendirian bahwa semua unsur
tatanan ekosistem, baik secara dalam alam mempunyai nilai
langsung maupun tidak langsung. bawaan (inherent value), misalnya
Pandangan ini beranggapan bahwa kayu mempunyai nilai bawaan bagi
alam atau lingkungan hidup hanya kayu sendiri sebagai alasan berada.
mempunyai nilai alat (instrumental Jadi, kayu tidak berada demi
value) bagi kepentingan manusia. kepentingan manusia saja.
Pandangan ini sering dihubungkan Demikianlah seluruh makhluk
dengan pandangan barat yang hidup memiliki nilai inheren lepas
melihat lingkungan hidup sebatas dari kepentingannya bagi manusia.
maknanya bagi kesejahteraan dan Manusia dan makhluk hidup
kemakmuran manusia. Hanya lainnya mempunyai hubungan
manusia yang subjek sedangkan kontinuitas, sehingga manusia dan
alam lingkungan adalah objek. lingkungan mempunyai tujuan
Teori ini juga berpendapat bahwa masing-masing.
nilai dan prinsip moral hanya
berlaku bagi manusia dan bahwa c. Ekosentris
kebutuhan dan kepentingan Ekosentrisme merupakan
manusia mempunyai nilai paling pengembangan dari teori
tinggi dan paling penting. Oleh biosentrisme. Ada persamaan
karena itu segala tuntutan dan mendasar antara ekosentrisme
kewajiban moral terhadap dengan biosentrisme. Keduanya

14 | Copyright© 2018, KERUSSO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, ISSN 2622-5425 (online)
Jurnal Teologi dan Pendidikan agama Kristen kerusso; Volume 1, Nomor 1 (Agustus 2018)

mendobrak cara pandang


Antroposentrisme yang membatasi
pemberlakuan etika hanya pada II. Pandangan Kristen tentang
komunitas manusia. Tetapi Lingkungan Hidup
keduanya juga punya perbedaan, Titik tolak dari ajaran Alkitab
yakni biosentrisme memperluas tentang penciptaan itu ialah Ibr. 11:3,
pandangan etikanya dengan “Karena iman kitamengerti, bahwa alam
mencakup seluruh mahluk hidup semesta telah dijadikan oleh firman
sedang ekosentrisme memperluas Allah”. Ini berarti, bahwa ajaran Alkitab
cakupan etika keseluruh kosmos, tentang penciptaan didasarkan atas
komunitas alam semesta, baik yang penyataan atau wahyu ilahi, dan dapat
biotis maupun yang abiotis. dimengerti hanya berdasarkan iman.
Ekosentrisme menekankan bahwa Inilah yang membedakan secara tajam
kewajiban dan tanggung jawab pendekatan Alkitab dengan pendekatan
moral tidak hanya terbatas pada ilmiah. Karya penciptaan, tidak kurang
mahluk hidup, tetapi mencakup dari rahasia penyelamatan, tertutup bagi
juga mahluk tak hidup. manusia dan hanya dapat diamati oleh
Berpendirian bahwa bumi sebagai iman.
keseluruhan atau sebagai sistem Hubungan Ibr. 11:3 ‘apa yang
tidak dapat dipisahkan satu dari kita lihat telah terjadi dari apa yang
yang lain. Maka lingkungan harus tidak dapat kita lihat’ dengan Kej. 1:1
diperhatikan karena manusia ‘pada mulanya Allah menciptakan langit
hanyalah salah satu subsistem atau dan bumi’, menujukkan bahwa alam
bagian kecil dari seluruh ekosistem. semesta bukanlah dijadikan dari bahan
Pandangan ini umumnya dianut apapun yang telah ada sebelumnya,
oleh manusia Timur, termasuk melainkan dijadikan dari yang tidak ada,
orang Indonesia yang sangat hanya oleh firman Ilahi, dalam arti,
menekankan hubungan erat antara bahwa keputusan penciptaan Ilahi itu
manusia dengan lingkungan tidak didahului oleh suatu bahan apapun
hidupnya. Alam tidak boleh yang telah ada dari macam apapun juga.
diperlakukan semena-mena. Pernyataan dalam Ef. 4:6, “satu
Allah ... diatas semua dan oleh semua

15 | Copyright© 2018, KERUSSO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, ISSN 2622-5425 (online)
Pemahaman Alkitabiah Terhadap Ekologi ~ Richard Bastian Manalu

dan di dalam semua”, menunjukkan doktrin penciptaan. Kata itu berasal dari
bahwa Allah memiliki hubungan dengan kata Latin providentia, yang artinya
tatanan ciptaan itu baik secara mengetahui lebih dahulu. Namun arti
transenden maupun secara imanen. Ia di istilah itu bukan hanya mengetahui masa
atas semua dan ‘di atas segala sesuatu’ depan. Istilah ini juga berarti bertindak
(Rom. 9:5). Artinya Allah yang secara bijaksana atau membuat
transenden, tidak tergantung dari persiapan untuk menghadapi masa
ciptaan-Nya. Ia berada sendiri, maupun depan. Pemeliharaan merupakan
dalam dan oleh diri-Nya sendiri. Di lain tindakan Allah dalam melestarikan
pihak, dalam ungkapan bahwa Ia ‘oleh keberadaan ciptaan-Nya dengan cara
semua dan di dalam semua’ itu, Ia memelihara dan menopangnya; ini
imanen dalam ciptaan-Nya dan segenap biasanya dinamakan pelestarian atau
ciptaan-Nya itu mutlak tergantung pada penopangan.
kuasa-Nya bagi kesinambungan
eksistensi segenap ciptaan itu. Allah Teologi Penciptaan
menciptakan dunia bagi penyataan Sejarah Alkitab dimulai dengan
kemuliaan kuasa, hikmat dan kebaikan- kesaksian yang menceritakan tentang
Nya yang kekal. Sementara penciptaan penciptaan langit dan bumi serta segala
merupakan karya Allah dalam isinya, termasuk manusia, Kej. 1-2;
menjadikan alam semesta, pemeliharaan diakhiri dengan kesaksian bahwa Allah
merupakan hubungan berkesinam- akan membaharui ciptaanNya dalam
bungan Allah dengan ciptaan-Nya langit dan bumi yang baru, Why. 21-22.
tersebut. Yang kami maksudkan dengan Melalui kesaksian ini maka iman
pemeliharaan adalah tindakan Kristen mengakui hanya Allah satu-
berkesinambungan Allah untuk satunya penguasa yang menjadi sumber
melestarikan keberadaan ciptaan-Nya segala sesuatu dan menjadi penyebab
kepada tujuan yang Ia maksudkan bagi terjadinya segala sesuatu. Ini menjadi
mereka. Karena itu, dari sudut dinamika ‘credo’ atau artikel iman kepada Allah
kehidupan kita sehari-hari, yang menyatakan bahwa Ia hidup dan
pemeliharaan dalam banyak hal lebih berkuasa di atas kosmos tempat
memiliki hubungan aktual ketimbang karyanya disaksikan oleh manusia.

16 | Copyright© 2018, KERUSSO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, ISSN 2622-5425 (online)
Jurnal Teologi dan Pendidikan agama Kristen kerusso; Volume 1, Nomor 1 (Agustus 2018)

Cerita penciptaan dalam Alkitab adalah menyelamatkan atau memulihkan


suatu argumen teologis yang keadaan manusia yang telah jatuh ke
menunjukkan segala sesuatu dalam alam dalam dosa dalam Air Bah masa Nuh,
bersumber dari Allah dan tidak berada yang oleh perbuatan jahat atau dosa,
dari dirinya sendiri, seperti dipahami ternyata mengubah perilakunya dan
dalam teori evolusi dan argumen ilmiah. Allah memberi berkat untuk seluruh
Sesuatu yang terpenting diingat, mahluk berkembangbiak, Kej. 8; 17. Pola
umat manusia berkarya dalam dunia ini perjanjian Allah dengan Nuh yaitu
adalah dalam kerangka karya Allah. perjanjian ekosfera yang tampak pula
Manusia melaksanakan mandatnya dalam perjanjian Adam, Abraham, Musa
sebagai mitra Allah dan ia tidak bekerja dan juga perjanjian Daud dalam
sendiri. Ada pengawasnya yang turut Perjanjian Baru, yaitu Perjanjian tentang
bekerja, yaitu Allah dan manusia penciptaan langit dan bumi yang baru.
bertanggungjawab terhadap Sang
pemberi kerja, Mat. 25; 14-30; Luk. 19:
Teologi Penebusan
11-27. Iman Kristen menolak
Kedatangan Yesus ke dunia
penyembahan alam, sebab itu sama saja
membawa berita baru dalam hubungan
melibatkan dirinya menyembah berhala,
manusia dengan alam, antara manusia
kesiasian dan kebodohan. Alam harus
dengan materi yang berpusat dalam Allah
dihargai, tetapi bukan karena suci atau
sebagai sumber manusia dan alam.
ilahi melainkan karena alam diciptakan
Hubungan pemeliharaan Allah dengan
oleh Allah. Alam diciptakan Allah oleh
kepemilikan Allah atas alam semesta
kasihNya maka alam perlu dihargai dan
jelas terlihat dalam Khotbah di Bukit,
dipelihara oleh manusia.
Mat. 5-7. Kekuatan manusia bertolak dari
keraguan bahwa Allah memiliki segala
Teologi Perjanjian
sesuatu dan bahwa pemilik segala
Bagian ini menjelaskan alam
sesuatu, Ia menjadi Allah yang murah
selaku milik Allah dipahami dalam
hati.
konteks perjanjian Allah, kemudian
Perjanjian Allah untuk
dalam konteks penebusan. Perjanjian
menegakkan kembali syalom di bumi di
Allah dengan manusia untuk
antara semua ciptaan menjadi visi

17 | Copyright© 2018, KERUSSO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, ISSN 2622-5425 (online)
Pemahaman Alkitabiah Terhadap Ekologi ~ Richard Bastian Manalu

seluruh Alkitab. Konsekuensi keyakinan shalom yang dijanjikan dalam langit dan
ini menjelaskan kedudukan alam di bumi baru akan menjadi kenyataan. Roh
hadapan manusia, yaitu bahwa alam Kudus sendiri yang bekerja mengarahkan
adalah milik Allah yang terikat dalam kepada penggenapan dimaksud.
perjanjian pemulihan, pembaharuan dan Hubungan Teologi Kristen
penebusan yang dilakukan itu adalah dengan Masalah Ekologi Menurut David
oleh Allah sendiri. Kedudukan alam yang Kinsley ada empat permasalahan pokok
sejajar dengan manusia sebagai sama- dalam hubungan teologi Kristen dengan
sama milik Allah namun dengan fungsi lingkungan hidup:
yang berbeda, sehingga manusia 1. Teologi Kristen/Alkitab dianggap
bertanggungjawab menjaga dan menjadi dasar pandangan yang
memelihara pemenuhan janji Allah yang berdampak negatif terhadap
sempurna dalam langit dan bumi yang perkembangan spiritualitas
baru. lingkungan.
2. Teologi Kristen/Alkitab
Teologi Eskhatologi
mempunyai kecenderungan
Masa depan yang kekiniannya
ekologis yang kuat dan menjadi
dalam krisis ekologis di alam semesta
sumber penting yang membangun
ciptaan Tuhan yang terjadi, mempunyai
kehidupan sporotualitas
pengharapan bagi suatu tujuan
lingkungan
mewujudkan Kerajaan syalom.
3. Teologi Kristen dan Alkitab
Pengharapan akan era baru yang sudah
bersifat ambigu terhadap isu-isu
sedang berlangsung. Kita sudah
lingkungan
menerima perdamaian (Ef. 5: 11), dan
4. Teologi Kristen dan Alkitab tidak
sedang mengalaminya. Tuhan Yesus
menentukan kedudukan aktualnya
memerintahkan kita hidup dalam era baru
terhadap isu-isu lingkungan tetapi
dan dalam hubungan baru, baik dengan
ada tema tertentu atau pasal
Allah maupun dengan sesama manusia
tertentu dalam Alkitab yang
dan sesama ciptaan.   Ciptaan yang telah
mendukung pandangannya
ditebus dari kuasa destruktif dosa kini
terhadap lingkungan hidup.
sedang dalam proses menuju
penggenapan penyempurnaan pada
18 | Copyright© 2018, KERUSSO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, ISSN 2622-5425 (online)
Jurnal Teologi dan Pendidikan agama Kristen kerusso; Volume 1, Nomor 1 (Agustus 2018)

Peran teologi Kristen dan mencari menaklukkan bumi dan berkuasa atas
kembali dasar teologi yang tepat, melihat seluruh alam? Apakah tujuan itu
bahwa perlakuan manusia sangat dimaksudkan untuk memerdekakan
berperan membangun hubungan baik manusia dari Allah? Tidak demikian:
suatu tanggungjawab supaya alam tidak 1. Supaya dunia alamiah
semakin hancur sebagai krisis ekologis. memuliakan Allah melalui
Alam adalah subjek yang suci dan harus manusia. Mzm. 8:7-10 berkata
dipertahankan di mana manusia dan bahwa nama Allah dipermuliakan
lingkungan adalah ciptaan Allah yang oleh karena manusia berkuasa
perlu diselamatkan. atas buatan tangan-Nya.
2. Supaya manusia lebih mematuhi
Allah. Manusia akan bertambah
III. Pemahaman Alkitab
pengertiannya tentang Allah
tentang Ekologi
melalui atas makhluk dan bumi
Kejadian 1:26-31
serta akan menjadi iman yang
Allah menciptakan manusia
memiliki korban dan
paling akhir dengan maksud yang
persembahan untuk Allah.
khusus, sebab segala makhluk dan
Manusia akan mendapat kekuatan
lingkungannya disediakan terlebih
untuk melayani dan lebih
dahulu bagi manusia. Allah menciptakan
mengenal akan Allah krena
manusia ‘menurut gambar dan rupa-
berkuasa atas seluruh alam.
Nya’, supaya manusia dapat mengenal
3. Supaya memuliakan dan lebih
Allah. Hubungan di antara manusia dan
dekat kepada Allah melalui
Allah berbeda dengan hewan-hewan
tanggung jawabnya menguasai
yang lain. ‘Gambar dan rupa’ Allah
alam tanpa terikat dan melayani
berarti manusia diciptakan menurut
alam. Apabila manusia melayani
kehendak Allah di dalam kebenaran dan
atau tertarik kepada ciptaan,
kekudusan yang sesungguhnya (Ef.4:24).
manusia akan semakin menjauhi
Allah memberi tugas kepada
Allah, sebaliknya manusia akan
manusia, yaitu berkuasa atas segala
lebih mendekat kepada Alllah
sesuatu yang diciptakan-Nya. Untuk
jika menaklukkan ciptaan dengan
tujuan apakah manusia harus
kerja mental dan fisik sehingga

19 | Copyright© 2018, KERUSSO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, ISSN 2622-5425 (online)
Pemahaman Alkitabiah Terhadap Ekologi ~ Richard Bastian Manalu

mengatasi semuanya. Ketika (Ibr. 2:8). Ada 3 (tiga) hal yang manusia
manusia menaklukkan dan i tengah-tengah ciptaan (Kej. 1:26-31):
berkuasa di atas seluruh alam, ia 1. Manusia harus menyadari
menjadi lebih dekat dengan martabatnya sebagai manusia.
Allah, akan tetapi ketika manusia Manusia akan menyadari bahwa
menjadi hamba dunia karena semua ciptaanyang lain tidak
mengingininya sehingga semulia dibandingkan dengannya
melayaninya, ia akan menjadi ketika ia melihat ciptaan-ciptaan itu.
gelap dan meninggalkan Allah. Apakah ada manusia yang ingin
menjadi seekor burung karena dapat
Allah menciptakan segala sesuatu
terbang atau seekor singa karena
dan menciptakan manusia sebagai titik
kuat? Ini adalah pertanyaan yang
puncak dan menjadikan manusia
nyata. Sebab, manusia menjadi
mengatur semua yang diciptakan-Nya.
demikian berharga bukan karena
Manusia harus hidup dengan kesadaran
kebetulan atau karena karya diri
mengenai keadaanya yang demikian.
sendiri, tetapi hanya karena Allah
Karena manusia diciptakan menurut
menciptakannya sedemikian rupa.
gambar dan rupa Allah, maka ia diberi
Dengan kebetulan atau karena
wewenang atas seluruh ciptaan sebagai
pekerjaan manusia, tidak dapat
wakil Allah di bumi ini. Manusia
menghasilkan karya yang begitu
dijadikan berkuasa atas ikan-ikan,
tinggi mutunya. Di atas semuanya
burung-burung, dan binatang-binatang
itu, firman Allah berkata bahwa
(Kej.1:26) dan diperintahkan untuk
manusia diciptakan oleh Allah, tidak
menaklukkan bumi ini (Kej. 1:28). Kata
ada hal yang dapat lebih dipercayai.
“berkuasa” dan “menaklukkan” adalah
2. Manusia harus senantiasa mengingat
istilah-istilah yang keras, yang
Allah.
menyatakan secara tidak langsung ada
Tujuan manusia diciptakan serupa
perlawanan terhadap otoritas manusia.
dengan Allah adalah agar manusia
Akan tetapi, sebagaimana yang
senantiasa mengingat penciptanya.
dikatakan oleh penulis surat Ibrani,
Sebenarnya manusia dapat mengenal
manusia sama sekali belum menacapai
dan mencerminkan Allah. Oleh
kekuasaan penuh atas seluruh ciptaan itu
20 | Copyright© 2018, KERUSSO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, ISSN 2622-5425 (online)
Jurnal Teologi dan Pendidikan agama Kristen kerusso; Volume 1, Nomor 1 (Agustus 2018)

karena itu, Pkh. 12:1-8 berkata mengingini materi, mata rohaninya


‘Ingatlah akan Penciptamu’. Siapa akan menjadi gelap sehingga tidak
yang menjadi gelap matanya dapat melihat Allah, terlebih lagi
sehingga tidak dapat melihat ke jika ia memberhalakan ciptaan-Nya
depan, adalah orang yang sangat sebagai tujuan keagamaan. Ketika
malang. Demikian juga, jikalau manusia menaklukkan alam semesta
manusia tidak mengenal dan seperti menginjaknya dan tidak
mengingat penciptanya yang telah tertarik olehnya, barulah manusia
menciptakan segala sesuatu, ia memperoleh hak menjadi manusia
seperti manusia yang mati (Ef. 1:1- yang sungguh-sungguh melayani
6). Apakah arti manusia mengingat Allah.
penciptanya? Ingatan terbentuk oleh
Jadi, ketika Allah menciptakan langit
pengertian dan hati yang menjadi
dan bumi, laut dan segala isinya, Ia
satu, bukan hanya dengan mengenal
melakukannya tanpa menggunakan
saja. Demikian juga mengingat
bahan-bahan pra-ada (preexistent
pencipta berarti kita menjadi
materials) dimanapun; dalam sekejap
manusia yang menaati-Nya dengan
langit dan bumi terbentang menjadi ada.
sukarela (Ams. 3:6 “Akuilah Dia
Para ahli Teologi menyebut hal ini
dalam segala lakumu, maka Ia akan
creatio ex nihilio (penciptaan dari
meluruskan jalanmu”).
kehampaan/dari yang tidak ada menjadi
3. Manusia harus menaklukkan seluruh
ada), dan ungkapan ini akan membantu
alam semesta.
jika kita memahaminya dalam arti
Pada waktu manusia menaklukkan
wujud-wujud fisik diciptakan dari
seluruh alam semesta, manusia akan
sumber-sumber yang non-fisik dari
memperoleh kedudukan yang dapat
kemahakuasaan Allah. Dengan kata lain
mengenal Allah. Jikalau ia jatuh
penciptaan tersebut murni supernatural.
dalam kedudukan yang memuja
Hasil seketika yang dikerjakan oleh
alam semesta, Allah akan
firman Allah ditekankan oleh pemazmur:
meninggalkannya. Menyembah alam
“Oleh firman Tuhan langit telah
semesta terlihat dalam dua cara,
dijadikan, oleh napas dari mulut-Nya
yaitu mengingininya dan
segala tentara-Nya ... Biarlah segenap
memujanya. Ketika manusia

21 | Copyright© 2018, KERUSSO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, ISSN 2622-5425 (online)
Pemahaman Alkitabiah Terhadap Ekologi ~ Richard Bastian Manalu

bumi takut kepada Tuhan; biarlah semua bertuturlah kepada bumi, maka engkau
penduduk dunia gentar terhadap Dia! akan diberinya pengajaran, bahkan ikan
Sebab Dia berfirman, makanya semuanya di laut akan bercerita padamu. Siapa di
jadi; Dia memberi perintah, maka antara semuanya itu yang tidak tahu,
semuanya tercipta untuk seterusnya dan bahwa tangan Allah yang melakukan itu;
selamanya (Maz. 33:6-9; bnd. Maz. bahwa di dalam tangan-Nya terletak
148:1-6). nyawa segala yang hidup dan nafas
Catatan tertulis Allah tentang setiap manusia?).
penciptaan organisme sub-manusia di Kenyataan bahwa penciptaan
atas planet bumi ada dalam penuh adalah alat yang supernatural dan hal itu
keharmonisan dengan penyingkapan-Nya hanya dapat dipahami oleh pikiran
dalam alam. Segala jenis pepohonan dan manusia melalui jalur wahyu khusus.
binatang mengucapkan pesannya kepada Hanya Allah sendiri yang dapat
manusia berdosa; hidup kita memberitahu kita bagaimana dunia
diperpanjang setiap saat oleh Allah yang dimulai, karena tak ada manusia disitu
besar yang merancang dan menciptakan yang menyaksikan penciptaan.
kita dengan kuasa dan kebijaksanaan- a. Kesatuan Manusia dengan Alam
Nya. Alkitab menggambarkan
Bunga bakung di padang dan burung kesatuan manusia dengan alam
gereja di udara, dan juga binatang- dalam cerita tentang penciptaan
binatang besar di laut dan darat, bersama- manusia “Tuhan membentuk
sama bergabung dalam paduan suara manusia itu dari debu tanah (Kej.
pujian kepada-Nya yang telah 2:7). Dalam bahasa Latin manusia
menjadikan mereka seketika dan secara disebut homo yang juga mempunyai
supernatural menurut suatu rencana besar makna yang berkaitan dengan humus
yang “amat baik” dan menyenangkan di yaitu tanah. Dalam arti itu, tanah
hadapan-Nya (Ayb. 12:7-10 “Tetapi yang biasa diartikan manusia:
bertanyalah kepada binatang, maka manusia diciptakan dari tanah (Kej.
engkau akan diberinya pengajaran, 2:7; 3:9; 2:3), ia harus hidup dari
kepada burung di udara, maka engkau menggarap tanah (Kej. 3:23), dan ia
akan diberinya keterangan. Atau pasti akan kembali kepada tanah

22 | Copyright© 2018, KERUSSO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, ISSN 2622-5425 (online)
Jurnal Teologi dan Pendidikan agama Kristen kerusso; Volume 1, Nomor 1 (Agustus 2018)

(lingkungan hidup) yang alam seharunya dijalankan secara


menunjukkan saling bergantung satu bertanggungjawab.
sama lain. c. Kegagalan Manusia Memelihara
Hal ini sesuai dengan hukum Alam
ekosistem, yaitu bahwa manusia Secara teologis, dikatakan
dengan alam terjalin dalam bahwa akar kerusakan lingkungan
hubungan saling bergantung. Oleh alam dewasa ini terletak pada sikap
karena itu, kalau manusia merusak rakus manusia yang dirumuskan oleh
alam, maka secara otomatis ia John Stoot sebagai economic gain by
merusak dirinya sendiri. environmental loss. Manusia berdosa
b. Kepemimpinan Manusia atas Alam menghadapi alam yang tidak
Walaupun manusia dengan memenuhi keserakahannya. Dengan
alam saling bergantung, manusia kata lain, manusia berdosa adalah
mempunyai kuasa untuk mengelola manusia yang hakikatnya berubah
dan memelihara lingkungan dari a needy being menjadi a gredy
hidupnya (Kej. 2:15). Dalam hal ini being. Kegagalan manusia dalam
manusia tidak boleh sewenang- mengendalikan dirinya, khususnya
wenang terhadap alam. Kekuasaan keinginan-keinginannya. Manusia
manusia adalah kekuasaaan hanya memperhatikan tugas
caretaker. Artinya pengelolaan dan menguasai, tetapi tidak
pemanfaatan sumber-sumber alam memperhatikan tugas memlihara.
diimbangi dengan usaha Kepemimpinan manusia atas alam
pemeliharaan (pelestarian alam). gagal.
Dalam kej. 2:15, digunakan d. Hubungan Baru Manusia – Alam
istilah Ibrani abudah untuk kata Relasi manusia dengan alam ciptaan,
mengelola yang sama maknanya dan yang menyingkapkan sesuatu
dengan kata ibadah dan mengabdi. tentang sifat relasi itu.
Maka manusia sebagai citra Allah
1. Cerita Firdaus (Kejadian 2-3)
harus memanfaatkan alam sebagai
Makna eko-teologis yang
bagian dari ibadah dan
sesungguhnya dari cerita firdaus (Kej. 2)
pengabdiannya kepada Allah.
hanya dapat di tanggap kalau Kej.
Dengan kata lain penguasaan atas

23 | Copyright© 2018, KERUSSO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, ISSN 2622-5425 (online)
Pemahaman Alkitabiah Terhadap Ekologi ~ Richard Bastian Manalu

2 dilihat bersamaan dengan cerita tentang manusia dalam arogansinya telah


pemberontakan manusia dalam Kej. 3. membawa akibat buruk juga untuk
Seluruh cerita Kej. 2-3 merupakan suatu Lingkungan hidupnya.
kritik terhadap situasi bumi yang nyata. Ketiga, kendatipun demikian, Kej.
Pertama-tama, diungkapkan bahwa 2-3 juga memberi pengharapan: manusia
kenyataan di bumi bertentangan dengan yang terkutuk bersama dunianya, tetap
maksud Sang Pencipta. Antara lain dipertahankan dan diperhatikan Tuhan
dikatakan bahwa bumi seharusnya (3:20). Cerita firdaus ternyata sama
menghasilkan buah yang baik selagi sekali tidak antroposentris tetapi
dipelihara dan dikerjakan manusia sebaliknya sangat teosentris.
dengan baik, akan tetapi ternyata bumi
2. Cerita Air bah (Kejadian 6-9)
menghasilkan semak duri dan rumput
Dalam cerita ini telah ditemukan
sementara manusia bersusah payah dan
sejumlah unsur yang mampu mendorong
berpeluh (Kej. 2:9,15, 3:17-19). Manusia
refleksi ekologis yang sekaligus serius
dan binatang diciptakan sebagai makhluk
dan optimis. Pertama, cerita ini berbicara
yang sama-sama dibuat dari debu tanah
tentang suatu malapetaka untuk seluruh
untuk hidup berdamai, tetapi ternyata
bumi, suatu peristiwa katastrofal, hal
mereka malahan saling mencurangi,
mana dapat membantu pembaca modern
mengancam dan membunuh (2:18-20,
untuk menumbuhkan kesadaran akan
3:1,14-15).
seriusnya krisis yang kini sedang
Kedua, keadaan buruk itu disadari
dihadapi bumi. Kedua, cerita air bah pun
sebagai akibat sikap manusia yang tidak
mengaitkan malapetaka katastrofal
tahu tempatnya, tidak lagi mengakui
tersebut dengan kegagalan manusia
Allah sebagai Tuhannya tetapi mau
untuk mengambil tempatnya yang wajar
menjadi seperti Dia. Nasib bumi
sebagai salah satu makhluk di bumi.
dikaitkan dengan terganggunya
Kesombongan manusia yang
hubungan manusia dengan Tuhan. Maka
sudah ditampilkan dalam Kej. 3:4-6,
cerita penciptaan dalam Kej. 2-3 tidak
diangkat kembali dalam bentuk mitos
mengangkat manusia ke dalam posisi
tentang manusia yang membanggakan
yang tinggi atas makhluk lainnya, tetapi
diri sebagai keturunan ilahi (6:1-4).
sebaliknya memberi kesadaran bahwa
Sikap angkuh ini membuahkan
24 | Copyright© 2018, KERUSSO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, ISSN 2622-5425 (online)
Jurnal Teologi dan Pendidikan agama Kristen kerusso; Volume 1, Nomor 1 (Agustus 2018)

"kejahatan semata-mata" dan memberi tekanan pada transendensi


"kekerasan" yang merusak kehidupan di Allah atau sentralitas manusia. Beberapa
bumi (6:5-12). mazmur sepenuhnya tenggelam dalam
Ketiga, cerita air bah ini kenikmatan dunia alam dan menemukan
menyajikan suatu simbol kuat untuk Allah justru hadir di situ. "Langit
tindakan pelestarian lingkungan hidup, menceritakan kemuliaan Allah, dan
yakni dalam figur Nuh. Bahtera yang cakrawala memberitakan pekerjaan
dibuatnya ibarat rumah (oikos) yang tangan-Nya" (Mzm 19:1). Biarpun
menyediakan tempat untuk semua kehadiran Allah dalam alam ini sering
spesies. Nuh bertindak untuk memelihara dikatakan 'asing' bagi alam pikiran
segala yang hidupnya terancam, dalam Ibrani, namun unsur-unsur yang di bilang
kepercayaan bahwa Sang Pencipta mau 'asing' ini ternyata sempat bertahan
memelihara karya-Nya yang terancam dalam ibadat dan Alkitab Ibrani dan
itu. Keempat, keyakinan terakhir itu memperlunak coraknya yang trasenden
mendapat konfirmasi dalam kesimpulan dan antroposentris yang biasanya
cerita. Tuhan memberi jaminan, "takkan dikatakan mewarnai arus utama alam
mengutuk bumi ini lagi karena manusia, pikiran Ibrani.
sekalipun yang ditimbulkan hatinya Keikutsertaan manusia bersama
adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku semua makhluk lain dalam pujian kepada
takkan membinasakan lagi segala yang Allah Pencipta menjadi perspektif Mzm.
hidup seperti yang telah Kulakukan. 104. Betapa banyak perbuatan-Mu, ya
TUHAN, sekaliannya Kaujadikan
3. Kitab Mazmur dengan kebijaksanaan, bumi penuh
Kitab Mazmur menarik perhatian dengan ciptaan-Mu" (ay.24). Namun
eko-teologi bukan hanya karena adanya demikian, relasi manusia dengan
beberapa "mazmur penciptaan", tetapi makhluk-makhluk lain digambarkan
terutama karena koleksi doa ini sangat berbeda, dibandingkan
memperlihatkan bahwa tradisi Ibrani dengan Mzm. 8; tidak ditandai oleh
lebih kompleks daripada yang sering kontras antara rasa diri kecil dan
disangka. Di sini kita menemukan kesadaran akan tanggung jawab besar
sejumlah doa yang jelas menyimpang sebagai yang berkuasa atas yang lain.
dari tafsir Alkitab yang cenderung Sebaliknya, manusia diberi ruang hidup

25 | Copyright© 2018, KERUSSO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, ISSN 2622-5425 (online)
Pemahaman Alkitabiah Terhadap Ekologi ~ Richard Bastian Manalu

di samping yang lain: aliran sungai untuk Arab, orang bijak di Israel mencari
keledai, hutan dan pohon-pohonnya keteraturan atau irama yang berlaku di
untuk burung-burung, padang untuk dunia. Untuk menemukannya mereka
hewan, ladang untuk manusia, gunung- mengamati - selain kehidupan manusia -
gunung tinggi bagi kambing-kambing juga alam yang berbicara kepada mereka
hutan, bukit-bukit batu bagi pelanduk tentang irama tersebut. Bagi orang bijak
(Mzm 104:18); malam hari untuk di Israel alam ciptaan itu berbicara
binatang liar, dan siang hari untuk tentang kebijaksanaan Allah (Mzm.
manusia (Mzm 104:19-23). Bagi semua 104:24). Sang Khalik telah menciptakan
makhluk terjaminlah habitatnya oleh semuanya dengan didampingi hikmat
Tuhan, tanpa satu pun menjadi objek yang sejak awal ada pada-Nya (Ams.
manusia atau curna melayani 3:19, 8:22-36, Ayb. 28). Alam dan segala
kepentingan manusia. Bahkan samudera macam makhluk dihargai sebagai sumber
raya dibagi adil antara manusia pelayar hikmat yang diteliti kaum bijak (1Raj.
dan ikan kecil dan besar, termasuk 4:32-33). Di lain pihak kaum bijak di
Leviatan (Mzm 104:25-26). Semua Israel juga sadar akan keterbatasan untuk
makhluk sama-sama menantikan dapat menemukan hikmat di situ. Banyak
makanannya dari Tuhan; dan keberadaan hal yang tinggal misterius (bdk. Ams.
semua ciptaan sama-sama tergantung 30:15-28). Memang Allah "membuat
dari perkenanan roh Tuhan (Mzm segala sesuatu dengan indah pada
104:27-30). Manusia sepenuhnya waktunya, ...Tetapi manusia tidak dapat
terintegrasi dalam dunia ciptaan. menyelami pekerjaan yang dilakukan
Allah dari awal sampai akhir" (Pkh.
4. Hikmat Kebijaksanaan Israel 3:11).
Mzm. 104 sudah membawa kita Dalam rentetan pertanyaan Allah
ke dalam dunia kebijaksanaan Israel. ini manusia tidak lagi menjadi tokoh
Sastra kebijaksanaan tidak menyibukkan sentral dunia ciptaan. Tidak segalanya di
diri dengan sejarah khas umat Allah, dunia perlu dikaitkan dengan manusia
tetapi menampung pengalaman hidup atau ada di situ untuk melayani
yang lebih umum dan kosmopolitan. kebutuhannya. James Barr mengakhiri
Sama seperti kaum bijak di Mesir dan perdebatannya dengan Lynn White

26 | Copyright© 2018, KERUSSO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, ISSN 2622-5425 (online)
Jurnal Teologi dan Pendidikan agama Kristen kerusso; Volume 1, Nomor 1 (Agustus 2018)

dengan mencatat bahwa perhatian Israel menekankan tema tanah, dan kaitan
untuk `teknologi' tidak pertama-tama antara keadaan tanah dan mutu hidup
ditemukan dalam cerita-cerita penciptaan orang Israel. Pasang surutnya kesuburan
atau sejarah, melainkan dalam sastra tanah Israel dan ramahnya alam berjalan
kebijaksanaan yang kosmopolitan sejajar dengan ke(tidak)setiaan Israel
(penggalian kekayaan bumi, terhadap Perjanjian dan kehendak Tuhan.
pertambangan batu-batu permata). Sebaliknya, segala usaha untuk
Kegiatan itu digambarkan sebagai memanipulasikan alam dengan upacara-
sesuatu yang mereka lakukan dengan upacara bagi dewa-dewi kesuburan
rasa nikmat, hormat dan kekaguman malahan mengakibatkan kegersangan dan
terhadap bumi yang tetap diakui sebagai kesunyisepian (Ul. 4:21-29, 8:7-18;
dunia Allah yang tak dapat mereka 29:22-29; 1Raj. 9:6-9, 17:1-18:46).
tembusi. Menyangkut sastra para Nabi,
menarik dilihat bahwa kitab Yoel yang
5. Kitab-kitab Sejarah dan Para Nabi lazimnya dianaktirikan sebagai nubuat
Bagian sastra Israel yang paling yang agak `kabur' dan kemudian,
khas dan yang membedakannya dari sekarang menikmati perhatian baru,
kebudayaan-kebudayaan sekitarnya, misalnya sebagai "sebuah ritual untuk
tentulah kisah-kisah tentang sejarah yang memulihkan aturan kosmis." Kitab Yoel
ditempuh Israel bersama Yahweh, dan digunakan sebagai program untuk
sastra kenabian yang menafsirkan sejarah membangkitkan kesadaran akan krisis
itu. Kendatipun fokusnya adalah sejarah lingkungan hidup (tulah belalang),
bangsa, namun demikian, pembacaan memberi peringatan akan malapetaka
ulang dengan kepekaan untuk masalah yang mengancam bumi, mendorong
lingkungan alam selama beberapa puluh perubahan gaya hidup (seruan tobat),
tahun terakhir ini telah menemukan menggerakkan orang dalam keprihatinan
banyak bahan yang menarik untuk ekologis, dan menyajikan harapan baru
refleksi ekologis. Sebagai contoh dalam akan pemulihan lingkungan hidup dan
tulisan-tulisan 'sejarah' kami hanya masyarakat, dengan melibatkan orang.
menyebut kitab Ulangan dan lanjutannya Selain perhatian baru untuk kitab
dalam kitab Yosua s/d Raja-Raja ("Karya atau pasal tertentu, patut dicatat suatu ciri
Sejarah Deuteronomistik") yang sangat umum dalam bahasa para Nabi, bahkan

27 | Copyright© 2018, KERUSSO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, ISSN 2622-5425 (online)
Pemahaman Alkitabiah Terhadap Ekologi ~ Richard Bastian Manalu

dalam seluruh bahasa puitis Alkitab, gurun menjadi daerah aliran sungai yang
yakni penggunaan kiasan-kiasan alam. hijau, subur dan menyehatkan (Yeh.
Kendatipun ada demitologisasi alam 47:1-12; Yes. 35:1-7 dan lawannya Yes.
dalam kepercayaan Israel, namun alam 34:11-15, 41:18-19; 43:19-20, 5:5-6);
ciptaan yang bukan ilahi itu ternyata binatang-binatang buas mencari makanan
tetap memiliki pesona religius, sehingga bersama, berbaring bersama, atau
suka digunakan sebagai lambang yang bermain dengan anak-anak manusia
menyingkapkan misteri ilahi yang tidak (Yes. 11:6-9, 65:25). Gambaran masa
dapat diungkapkan demikian kuat dan depan serupa ini baru dapat dimengerti
intens dengan kata-kata langsung. secara tetap kalau disadari bahwa para
Desakan dahsyat Allah atas dirinya Nabi tidak berbicara secara kiasan
seorang nabi diungkapkan dengan tentang keselamatan di surga, tetapi
menggelegar "Singa telah mengaum!" tentang suatu pembaruan bangsa dan
(Am. 3:8). Ketekunan Tuhan dalam negerinya di bumi ini. Setelah masa
memelihara umat-Nya dan pembuangan, ketika pembaruan negeri
ketidaktentuan jawaban mereka itu tampak tak tercapai, nubuat
ditangkap secara tajam dalam kiasan "apokaliptik awal" bahkan berbicara
kebun anggur (Yes. 5:1-7). Kebutuhan tentang suatu pembaruan kosmis total
umat akan tuntunan Tuhan dilukiskan yang akan dikerjakan Tuhan, pengadaan
secara mengena dalam gambaran langit yang baru dan bumi yang baru,
kawanan domba yang tak dapat bertahan yang a.l. mencakup kesuburan dan berkat
tanpa gembala yang bertanggung jawab tanah, dan kedamaian segala makhluk
(Yeh. 34). (misalnya Yes. 65:17-25). Gambaran-
Bukti yang terpenting betapa para gambaran ini menunjukkan bahwa
Nabi menghargai alam secara positif, seluruh alam ciptaan mengambil bagian
adalah hal yang berikut. Apabila mereka dalam keselamatan yang akan dikerjakan
berbicara tentang ancaman atau Tuhan. Harapan akan keselamatan
keselamatan masa depan atau akhir manusia bersama seluruh dunia ciptaan
zaman, mereka sering tidak menemukan cocok dengan dambaan akan dunia
kata yang lebih ekspresif daripada harmonis yang diretroyeksikan dalam
membiarkan alam berbicara: padang cerita-cerita penciptaan Israel atau

28 | Copyright© 2018, KERUSSO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, ISSN 2622-5425 (online)
Jurnal Teologi dan Pendidikan agama Kristen kerusso; Volume 1, Nomor 1 (Agustus 2018)

diproyeksikan dalam Mzm. 104. lemah untuk bergeser ke tempat-tempat


Keselamatan manusia tidak terwujud di kediaman, pertanian dan pencaharian
sebuah dunia di seberang dengan hidup lain yang keadaannya sudah buruk
meninggalkan alam ciptaan, bukanlah dan akan menghancurkannya lebih jauh
pembebasan manusia/jiwa dari kekangan lagi, namun bagi mereka tak ada pilihan
badan dan bumi, melainkan akan lain. Kesadaran ini menyebabkan bahwa
terwujud di tengah dunia yang turut semakin kuatlah tendensi ke arah
diperbarui. Harapan masa depan yang "ekologi sosial" Seruan bumi tak dapat
mencakup dunia ciptaan ini serasi juga dipisahkan dari seruan orang miskin!
dengan iman Israel yang memandang Para Nabi Israel memberi suara kepada
penciptaan dan penyelamatan tidak kedua-duanya.
sebagai dua pokok kepercayaan 6. Akitab Perjanjian Baru
tersendiri melainkan mengaitkannya. Alkitab mencatat bahwa Allah
Di samping itu, Nabi-Nabi Israel yang mengutus anak-Nya untuk
dapat memberikan sumbangan tersendiri memulihkan hubungan Allah dengan
kepada perkembangan eko-teologi manusia serta alam. Maka dalam iman
sekarang ini. Salah satu fokus perhatian Kristen, hubungan baru manusia dengan
para Nabi yang terpenting adalah alam bukan saja hubungan dominio
keadilan. Mereka diilhami untuk menjadi (menguasai), tetapi juga hubungan
suara kaum lemah dan memberi harapan comunio (persekutuan). Hubungan
kepada yang tertindas. Segi itu menjadi manusia dengan Allah yang baik harus
semakin penting dalam gerakan tercermin melalui hubungan yang baik
lingkungan hidup, sebab kini lebih antara manusia dengan alam.
disadari bahwa masalah lingkungan Persekutuan dengan Allah harus
hidup dan masalah keadilan sangat tercermin melalui persekutuan dengan
berkaitan. Sudah larva dilihat bahwa alam. Hubungan yang baik dengan alam
hidup mewah mencemarkan dan sekaligus mengarahkan manusia kepada
mengeruk bumi, udara dan air. Tetapi penyembpurnaan ciptaan dalam “langit
sebagian kerusakan lingkungan juga dan bumi yang baru (Wahyu 21:1-5)”
berkaitan dengan kemiskinan; yang menjadi tujuan akhir dari karya
disebabkan oleh sistem ketidakadilan penebusan Allah melalui Tuhan Yesus
yang terus menerus memaksakan orang Kristus.

29 | Copyright© 2018, KERUSSO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, ISSN 2622-5425 (online)
Pemahaman Alkitabiah Terhadap Ekologi ~ Richard Bastian Manalu

Pelestarian adalah tindakan Allah Dia yang Empunya dan Dia memberikan
mempertahankan keberadaan ciptaan- tugas dan wewenang kepada manusia
Nya. Hal ini meliputi tindakan Allah untuk mengelola, menjaga, melestarikan
untuk melindungi ciptaan-Nya dalam dan menggembangkan. Tujuan Allah
menyediakan berbagai kebutuhan dari memberikannya agar manusia dapat
unsur-unsur atau anggota-anggota memuliakan-Nya. Manusia adalah
cipataan-Nya. ciptaan Tuhan menurut gambar dan rupa
Allah, artinya manusia menjadi mitra
Allah dan manusia yang mulia. Tetapi
keindahan dan amat baik yang Tuhan
ucapkan terhadap segala ciptaan-Nya
KESIMPULAN menjadi RUSAK. Mengapa? MORAL
Ekologi adalah sebuah ilmu yang dan ETIKA MANUSIA BOBROK.
mempelajari mahluk hidup dengan Mengapa? Akibat DOSA
lingkungannya. Teologi Alkitab dan PEMBERONTAKAN dan
krisis ekologi yang terjadi, menjadi KESERAKAHAN MANUSIA. Manusia
bahagian penting direfeleksikan semua egois/mementingkan sendiri, tidak
orang dalam kehidupannya, mengingat peduli, tidak memikirkan resiko/dampak,
kesatauan manusia dengan alam sebagai merusak, memperkaya diri
sama-sama ciptaan Tuhan meskipun sendiri/kelompok/golongan dan tidak
fungsinya yang berbeda adalah milik menghargai PEMILIK. Akibatnya
Tuhan. Alam adalah ciptaan dan karya lingkungan hidup, ekosistem rusak dan
Allah, dikaruniakan oleh Tuhan kepada korban jiwa berjatuhan. Kita dapat
kita untuk digunakan dan dimanfaatkan melihat kerusakan hutan dan tanah,
demi kesejahteraan manusia. Manusia pencemaran air, polusi udara dan rumah
dapat menggunakan alam untuk kaca yang berdampak juga pemanasan
menopang hidupnya. global. Kalau sudah terjadi seperti ini
Para Teolog Kristen memiliki MANUSIA MENJADI KORBAN dan
interpretasi yang sama tentang segala isinya. Maukah kita, keluarga,
penciptaan bahwa Tuhan adalah Sang saudara, tetangga, orang-orang lain
Pencipta langit, bumi dan segala isinya.

30 | Copyright© 2018, KERUSSO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, ISSN 2622-5425 (online)
Jurnal Teologi dan Pendidikan agama Kristen kerusso; Volume 1, Nomor 1 (Agustus 2018)

disekitar kita dan makhluk hidup lainnya


menjadi KORBAN?

MARILAH KITA MENGHARGAI


PEMBERIAN TUHAN DALAM
CIPTAANNYA MELALUI
MENJAGA/MEMELIHARA,
MENGELOLA, DAN
MELESTARIKANNYA DENGAN
BAIK SEKARANG JUGA!

REFERENSI
Celia Deane-Drummond, Teologi &
Ekologi. Jakarta: BPK-Gunung Mulia,
2006
Douglas. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini.
YKBK/OMF
, Tafsiran Alkitab Masa Kini.
YKBK/OMF
http://
pdtbennimakliantosiregar.blogspot.co.id/
2013/07/teologi-kristen-dan-krisis
ekologis.html

Sairin Weinata, Visi Gereja Memasuki


Millenium Baru. Jakarta: BPK-Gunung
Mulia, 2002
Whitcomb John.C, Bumi Yang Semula.
Yogyakarta: ANDI, 1992
Yune Sun Park, Tafsiran Kitab Kejadian.
Jawa Timur: Departemen Literatur YPPII

31 | Copyright© 2018, KERUSSO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, ISSN 2622-5425 (online)

Anda mungkin juga menyukai