5 Pilar Pondok Pesantren
5 Pilar Pondok Pesantren
satu Trimurti pendiri Gontor, mengatakan bahwa hal yang paling penting dalam pesantren bukanlah
pelajarannya semata-mata, melainkan juga jiwanya. Jiwa itulah yang akan memelihara kelangsungan
hidup pesantren dan menentukan filsafat hidupnya. KH Imam Zarkasyi menuangkan perkataanya
tersebut dalam panca jiwa pondok modern. Kelima jiwa tersebut adalah: keikhlasan, kesederhanaan,
kesanggupan menolong diri sendiri (zelp help) atau berdikari (berdiri diatas khaki sendiri), ukhuwah
islamiyah, dan kebebasan. Panca jiwa inilah yang menjadi filsafat hidup Pondok Modern Darussalam
Gontor. Hal inilah yang menarik seorang Menteri Wakaf Mesir Syeikh Hasan Baquri untuk berkunjung
ke Pondok Modern Gontor tahun 1956, beliau mengatakan: “Saya tidak tertarik melihat banyaknya
santri di Pondok ini, tetapi yang membuat saya tertarik adalah Pondok Modern Gontor mempunyai
jiwa dan filsafat hidup yang akan menjamin kelangsungan hidupnya.”
Jiwa dan filsafat yang telah menjadi satu menjadikanya salah satu kekuatan Gontor sehingga bisa
tumbuh dan berkembang hingga saat ini.
1. Jiwa Keikhlasan
Jiwa ini berarti sepi ing pamrih, yakni berbuat sesuatu bukan karena didorong oleh keinginan untuk
mendapatkan keuntungan tertentu. Segala perbuatan dilakukan dengan niat semata-mata untuk
ibadah, lillah. Seorang Kyai ikhlas medidik dan para pembantu kyai ikhlas dalam membantu
menjalankan proses pendidikan serta para santri yang ikhlas dididik. Jiwa ini menciptakan suasana
kehidupan pondok yang harmonis antara kyai yang disegani dan santri yang ikhlas dididik. Jiwa ini
menciptakan suasana kehidupan pondok yang harmonis antara kyai yang disegani dan santri yang
taat, cinta dan penuh hormat. Jiwa ini menjadikan santri senantiasa siap berjuang di jalan Allah, di
manapun dan kapanpun.