Anda di halaman 1dari 5

BAB I

ARGUMENTASI FILOSOFIS
Poin satu

Pertama yaitu Pembukaan UUD NRI 1945


Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik. Hak, wewenang,
dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat, kepentingan masyarakat setempat harus didukung dengan sumber
pembiayaan yang cukup dan memadai dan bersumber dari potensi ekonomi yang dimiliki oleh
daerah. Penerapan sistem daerah otonom bertujuan untuk memberi kewenangan dan
tanggung jawab dalam menyelenggarakan kepentingan masyarakat berdasarkan prinsip
keterbukaan, partisipasi masyarakat, dan pertanggung jawaban kepada masyarakat.
Pemerintah daerah otonom bertujuan sebagai subsistem pemerintahan negara dengan tujuan
meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggraan pemerintahan dan pelayanan
masyarakat. Melalui pemerintah daerah otonom ini, diharapkan dapat mewujudkan
perencanaan pembangunan daerah sesuai dengan karkteristik daerah, serta perancangan
pembangunan daerah tersebut menjadi bagian integral dari rencana pembangunan nasional
yang akan dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan pengaturan sumber daya
nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan kinerja daerah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian perlu adanya pengaturan pungutan liar tarif parkir
di Kota Malang. Hal ini sejalan dengan dasar filosofis yang menggambarkan bahwa peraturan
dibentuk untuk mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum dimana hal
tersebut bersumber dari Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.

Kedua yaitu memuat nilai Pancasila sila ke-5


Sejalan dengan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila pada sila ke-5 yaitu Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila ke-5 sesuai dengan visi Pemerintah Daerah dalam
Membuat RAPERDA tentang Pengaturan Pungutan Liar Di Kota Malang. Pemerintah Daerah
sebagai bagian dari masyarakat melakukan pengaturan tentang pungutan liar guna menciptakan
rasa keadilan bagi masyarakat. Keadilan tersebut akan diperoleh melalui penertiban juru parkir
yang melakukan tindakan pungutan liar tarif parkir. Dengan penertiban juru parkir diharapkan
tidak ada lagi pungutan liar tarif parkir, serta masyarakat dapat merasakan lingkungan parkir
yang aman dan nyaman yang dimana hal tersebut merupakan bagian dari pelayanan umum yang
diberikan oleh Pemerintah Daerah.

ARGUMENTASI SOSIOLOGIS
Poin dua

Pertama yaitu Pertumbuhan kendaraan yang meningkat membuat kebutuhan parkir ikut
meningkat
Sejalan dengan pertumbuhan kendaraan yang sangat tinggi dalam kehidupan
masyarakat khususnya dalam menempuh pendidikan berkelanjutan selalu membutuhkan alat
transportasi untuk menunjangnya. Kebutuhan akan ruang parkir juga menjadi terus meningkat.
Pertumbuhan kendaraan sebagai bagian dari realitas masyarakat sayangnya masih belum
diantisipasi dengan baik dari sisi pengaturan dan penyediaan ruang parkir. Kebutuhan ruang
parkir ini tidak diikuti dengan penyediaan ruang parkir yang memadai, sehingga seringkali
berakibat kepada parkir dobel, parkir di tempat yang dilarang dan banyak pelanggaran parkir
lainnya. Kondisi ini harus segera diantisipasi oleh pemerintah daerah untuk mengoptimalkan
kota dengan menyediakan ruang parkir yang memadai. Diperlukan adanya upaya untuk
mengendalikan ruang parkir dengan berbagai kebijakan seperti kebijakan menyangkut tarif
parkir, kebijakan waktu serta pembatasan ruang parkir.

Kedua yaitu Adanya juru parkir tidak resmi yang melakukan Tindakan pungutan liar
Tempat parkir sangat membantu masyarakat dalam kegiatan sehari-hari, namun juga
masih ada masyarakat yang mengeluh tentang layanan yang didapat pada saat memarkirkan
kendaraannya, dalam hal ini ada dua faktor yang mempengaruhi kendala- kendala atau
masalah-masalah perparkiran yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal ini berarti dari
penyedia jasa perparkiran yaitu meliputi juru parkir ataupun lokasi tempat parkir itu sendiri
yang mungkin dinilai ada beberapa hal yang kurang berkenan. Selain itu, faktor eksternal
berasal dari luar yaitu tindakan pidana yang sering terjadi karena lemahnya pengawasan dari
penyedia tempat perparkiran yang menyebabkan ketidaknyamanan pengguna tempat
perparkiran.
Biaya parkir yang tidak sesuai dengan tingkat kebutuhan dan pelayanan yang diberikan
membuat masyarakat merasa keberatan dengan adanya tukang parkir liar ini. Parkir merupakan
bagian penting dalam manajemen lalu lintas di kawasan perkotaan, kebijakan tentang parkir
harus dilakukan secara konsisten, sehingga seluruh aspek dari kebijaksanaan tersebut
diarahkan pada tujuan yang sama. Di Kota malang ada peraturan daerah yang mengatur
tentang parkir umum, namun masih adanya oknum-oknum parkir liar, sehingga membutuhkan
solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.

ARGUMENTASI YURIDIS
Poin tiga

Yaitu Peraturan daerah kota malang nomor 3 tahun 2015 tentang retribusi jasa umum
Fenomena parkir di Kota Malang saat ini kondisinya sangat memprihatinkan terutama di
dalam sistem tata kelola penyelenggaraan perparkiran. Selain itu, adanya perubahan tarif di
dalam perda No. 3 Tahun 2015 tentang Retribusi Jasa Umum terutama mengenai perubahan
tarif sektor parkir menambah rentetan panjang persoalan yang ada, Perubahan tarif dirasa
sangat memberatkan karena kenaikannya tidak berdasarkan kebutuhan masyarakat. Selain itu,
kenaikan tarif juga tidak didukung dengan peningkatan pelayanan dan prasarana/fasilitas yang
memadai. Masalah yang akan dibahas dan diteliti dalam penelitian ini yaitu efektivitas
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 3 Tahun 2015 terhadap pungutan liar oleh juru parkir di
Kota Malang, faktor penghambat dalam melaksanakan Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 3
Tahun 2015 terhadap pungutan liar oleh juru parkir di Kota Malang dan upaya yang dilakukan
oleh aparat penegak hukum terhadap pungutan liar oleh juru parkir di Kota Malang.

UNTUK SLIDE SELANJUTNYA AKAN DIJELASKAN OLEH REKAN SAYA


AMEL
BAB V
A. Ruang Lingkup Materi Muatan
Berdasarkan jangkauan dan arah pengaturan, kajian teoritis, praktik empiris, landasan
filosofis, sosiologis, dan yuridis serta analisis regulasi undang undang dan perda terkait
maka rancangan peraturan daerah kota malang tahun 2022 tentang pengaturan pungutan liar
tarif parkir di kota malang, disusun dengan sistematika sebagai berikut :
1. Ketentuan umum
Dalam Ketentuan Umum ditambahkan definisi tentang pungutan liar tarif parkir di kota
malang, sehingga ketentuan umum berbunyi sebagai berikut:
a. Pembentukan Perda
b. Pembentukan peraturan daerah
c. Parkir
d. Tempat parkir
e. Tarif parkir
f. alat transportasi
2. Lalu lintas Asas Pembentukan Peraturan Daerah
a. Asas Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
b. Asas Kepastian Hukum
c. Asas Tertib Penyelenggara Negara
d. Asas Kepentingan Umum
e. Asas Keterbukaan adalah
f. Asas Proporsionalitas
g. Asas Profesionalitas
h. Asas Akuntabilitas
i. Asas Efisiensi
j. Asas Efektivitas
k. Asas Keadilan
3. Hak dan Kewajiban
Pada bagian ini berisi Hak dan Kewajiban antara penyelenggara parkir dengan
masyarakat yang melakukan parkir :
a. Kewajiban Penyelenggara Parkir
1) Bertanggung jawab atas segala kegiatan yang berkaitan dengan
penyelenggaraan tempat parkir, termasuk kebersihan, keamanan, dan
ketertiban tempat parkir:
2) Bertanggung jawab atas keamanan kendaraan beserta perlengkapannya;
3) Memasang papan tarif parkir dan rambu di tempat parkir
b. Kewajiban Masyarakat yang melakukan Parkir
1) Berkewajiban mematuhi semua tanda parkir dan/atau petunjuk yang ada
berupa rambu, marka atau tanda lain;
2) Meminta karcis parkir resmi sebagai tanda bukti pada saat akan parkir; dan
3) Menunjukkan dan membayar retribusi parkir kepada juru parkir atau
pengelola parkir pada saat akan meninggalkan parkir
c. Hak Penyelenggara Parkir
1) Berhak mendapatkan bagi hasil berdasarkan potensi parkir
2) Berhak mendapatkan perlengkapan seperti seragam dan perlengkapan lainnya
dalam bekerja
d. Hak Masyarakat yang melakukan Parkir
1) Berhak mendapatkan keamanan kendaraan
2) Berhak mendapatkan rasa aman dan nyaman pada saat melakukan Parkir

POIN SELANJUTNYA AKAN DIJELASKAN OLEH REKAN SAYA YENI

Anda mungkin juga menyukai