Anda di halaman 1dari 1

Sertifikat tanah adalah bukti kepemilikan dan hak seseorang atas tanah atau lahan.

Sertifikat tanah yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) merupakan dokumen
negara yang sangat vital.
Dicetak oleh Peruri yang telah dipercayakan BPN, sertifikat tanah bisa dibuat secara mandiri
ataupun melalui jasa PPAT.

Jika membeli suatu lahan dan telah mendapat sertifikat tanah yang baru, sertifikat tersebut perlu
didaftarkan demi menjamin kepastian hukum.
mendapat sertifikat tanah yang baru, sertifikat tersebut nantinya perlu didaftarkan secara resmi
demi menjamin kepastian hukum dari lahan tersebut. Sertifikat tanah juga mempunyai fungsi
surat tanda bukti yang berlaku sebagai alat pembuktian kuat mengenai data fisik dan data
yuridis.Sertifikat kepemilikan lahan pertanian dapat diterbitkan oleh BPN asalkan akad jual
belinya dilaksanakan oleh kedua belah pihak secara resmi bedasarkan UUPA.
Jual beli adalah suatu perjanjian Ketika pihak yang satu (penjual) mengikatkan dirinya untuk
menyerahkan (hak milik atas) suatu benda dan pihak yang lain (pembeli) untuk membayar harga
yang telah dijanjikan (pasal 1457 KUH Perdata) hak milik atas tanah tersebut baru beralih
kepada pembelinya jika telah dilakukan apa yang disebut penyerahan yuridis yang wajib
diselenggarakan dengan pembuatan akta dimuka dan oleh kepala kantor pertanahan selaku
overshrijvings ambtenaar menurut overshrijvings ordonnantie (stb. 1834 No. 27) (pasal 1459
KUH Perdata).
Beralihnya hak milik atas tanah yang dibeli itu hanya dapat dibuktikan dengan akta tersebut.
Perbuatan hukum itu lazim disebut balik nama sedangkan aktanya disebut akta balik nama dan
pejabatnya disebut pejabat balik nama.
Dengan ilakukan jula beli tanah hak milik atas tanah itu beralih kepada pembeli. Sejak saat itu
menurut hukum pembeli telah menjadi pemilik yang baru.

Anda mungkin juga menyukai