Anda di halaman 1dari 5

Hikmah Moralitas dalam Maulid Nabi

.‫الحمد هلل الذي ل ه م ا في الس ماوات واألرض وه و على ك ل ش يء ق دير‬


‫والص الة والس الم على معلم الن اس الخ ير محم د بن عب د هللا ال ذي أوتي‬
‫أم ا‬  ،‫ أما بع د‬.‫ وجعل هللا طاعته من طاعته هو سبحانه‬،‫القرآن ومثله معه‬
‫ فياأيه ا الن اس اتقوهللا ح ق تقات ه والتم وتن اال وأنتم مس لمون‬.‫بع د‬

Ma’asyiral Muslimin Hafidzakumullah Marilah kita bersama-


sama berdo’a kepada Allah SWT agar kita senantiasa berada
di bawah naungan rahmat-Nya. Marilah kita bersama-sama
meningkatkan taqwa kita kepada-Nya, Sebab taqwa
merupakan jembatan bagi kita untuk menggapai ridha dan
kemulian di sisi-Nya, baik di dunia maupun akhirat.
Sebagaimana firman Allah:

‫ِإ َّن َأ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هَّللا ِ َأ ْتقَا ُك ْم‬

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisiku ialah orang


yang bertaqwa.” (QS: al-Hujurat, 14)
Beberapa hari yang lalu, tepatnya Selasa 12 Rabi’ul Awal
1435 H, kita bersama-sama memperingati hari kelahiran
Nabi Muhammad SAW. Adalah sudah menjadi tradisi
mayoritas umat Islam merayakan hari kelahiran Nabi
tersebut. Bagi muslim Indonesia, tradisi maulid  sudah
membumi di benak kolektif masyarakat. Peringatan maulid
merupakan salah satu bukti kecintaan kita terhadap Nabi
SAW. Ungkapan cinta itu diluapkan dengan ekpresi yang
beraneka ragam. Misalnya, di Yogyakarta dan Surakarta kita
menemukan sekaten, di banjar ada istilah Baayun Maulid,
demikian pula di daerah-daerah lain, mereka memiliki istilah
dan tradisi sendiri dalam memperingati maulid Nabi SAW.

Peringatan maulid Nabi memiliki dampak positif dalam


pembentukan karakter umat Islam. Pada acara itu kita bisa
mendengar berbagai macam ceramah yang menjelaskan
tentang sosok Nabi Muhammad SAW. Mungkin saja,
bayangan Nabi SAW itu sudah terlupakan dalam benak kita,
lantaran kesibukan dunia. Seorang pemimpin bisa jadi
sudah lupa bagaimana cara memimpin masyarakat yang
benar, wakil rakyat mungkin saja lupa dengan janji-janjinya
selama ini, para pejabat yang sudah lupa bagaimana cara
menyimpan uang rakyat, sehingga banyak uang rakyat yang
tercecer ke kantong pribadinya,  dan bisa jadi sebagai
muslim kita sudah lupa bagaimana berakhlak mulia.
Momentum maulid Nabi ini sangat tepat dijadikan sarana
untuk melawan penyakit amnesia yang tengah mewabah
itu.
Jama’ah Jum’at yang berbahagia Ada banyak contoh yang
dapat kita tiru dari Rasulullah SAW. Jika al-Qur`an
diibaratkan mutiara yang memantulkan beraneka ragam
warna cahaya, demikian pula dengan Nabi SAW. Kita bisa
memetik hikmah apasaja yang terdapat dalam diri beliau.
Terutama perihal akhlak dan budi pekertinya. Allah SWT
berfirman.

َ ‫ُول هَّللا ِ ُأس َْوةٌ َح َس نَةٌ لِ َم ْن َك‬


 ‫ان يَرْ ُج و هَّللا َ َو ْاليَ ْو َم اآْل ِخ َر‬ ِ ‫ان لَ ُك ْم فِي َرس‬
َ ‫لَقَ ْد َك‬
‫و َذ َك َر هَّللا َ َكثِيرًا‬.
َ
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan
Dia banyak menyebut Allah.” (QS: al-Ahdzab ayat 21)  
Dalam ayat lain Allah SWT berfirman:

‫وأنك لعلى خلق عظيم‬


Dan sesungguhnya, kamu (muhammad) benar-benar
berbudi perketi yang agung (QS. Al-Qalam 68: 4) Ayat di atas
menjelaskan kepada kita bahwa dalam diri Nabi tertanam
akhlak yang mulia. Keelokan perangainya itu tidak hanya
diakui kalangan Islam saja, non-muslim pun memuji akan
akhlaknya tersebut. Tak heran di usia belia rasul dijuluki
dengan gelar al-Amin, dan kejujurannya tersohor ke
saentaro dunia.
Kebaikan akhlaknya itu digambarkan  Imam al-Bushiri
dalam gubahan syairnya: “Alangkah agungnya Rasul yang
selalu dihiasi oleh budi pekerti yang sangat mulia itu.
Kepribadiannya selalu diselimuti kebaikan. Wajahnya selalu
dihiasi oleh senyum keramahan yang menawan. Dia lemah
lemah lembut ibarat bunga, mengundang pesona ibarat
bulan purnama, luas kedermawanannya ibarat samudera,
dan sangat pasti cita-citanya ibarat perjalanan masa.”
Kaum muslimin yang dirahmati Allah. Misi utama diutusnya
Nabi SAW ke permukaan bumi ini ialah untuk memperbaiki
akhlak manusia. Syeikh Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya
berjudul kaifa nata’amal ma’a al-Qur`an, menyebutkan
salah satu tujuan dari syari’at Islam ialah untuk menyucikan
hati manusia dan meluruskan akhlak.
Dalam sebuah hadis riwayat Abu Hurairah disampaikan
bahwa Nabi bersabda:
‫ب ُِع ْث ُ ُأل‬ ‫ِإنما‬
ِ َ‫ار َم اَأل ْخال‬
‫ق‬ ِ ‫ت تَ ِّم َم َم َك‬
“Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus hanyalah untuk
menyempurnakan (memperbaiki) akhlak manusia.” (HR: al-
Baihaqi)

Dengan modal akhlak yang mulia itu pula Islam menyebar


dalam tempo yang sangat singkat di Jazirah Arab. Praktik
kehidupan Nabi, baik di Mekah ataupun Madinah, memberi
gambaran kepada kita bahwa peranan akhlak dalam
kehidupan ini sangatlah urgen. Penerimaan masyarakat
terhadap kebenaran yang disampaikan sangat berkaitan
dengan moral si penuturnya. Kebenaran akan meresap
cepat ke dalam hati sabubari apabila disampaikan dengan
cara-cara yang santun seperti yang dicontohkan Nabi SAW.

Hadirin yang berbahagia Berbicara mengenai moral atau


akhlak pada hari ini membuat  air mata kita menetes.
Bagaimana tidak, hampir setiap hari media cetak maupun
elektronik mengabarkan kepada kita perihal kemungkaran
sosial yang terjadi di negeri ini. Bukan berati negeri ini
penuh dengan penjahat, tidak. Namun, suara kejahatan 
lebih masih ketimbang kebaikan. Menengok kembali 
kepribadian Nabi SAW adalah solusi nyata untuk keluar dari
jeratan masalah ini. Rasul telah mencontohkan kepada kita
bagaimana mengatur negara yang baik dan masyarakat
yang bermoral. Dalam menjalankan kekuasaan Rasulullah
SAW selalu menekankan aspek kebaikan, kejujuran,
kaselahan, dan keadilan bagi semua kalangan tanpa
memandang warna kulit, keyakinan, serta ras. Selain itu,
Rasulullah SAW selalu mewanti-wanti agar umatnya tidak
selalu menuruti hawa nafsunya. Karena hawa nafsu sumber
kemungkaran dan kemerosotan akhlak. Orang akan mudah
terjerumus untuk korupsi, menipu, dan kemungkaran sosial
lainnya jika terlalu menuruti nafsu rakusnya.  Bahkan
Rasulullah mengancam status keimanan umatnya yang
tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya. Dalam sebuah
hadis yang diriwayatkan ‘Amr bin al-‘Ash, Nabi berkata:

َ ‫ال يُْؤ ِم ُن َأ َح ُد ُك ْم َحتَّى يَ ُك‬


ُ ‫ون هَ َواهُ تَبَعًا لِ َما ِجْئ‬
‫ت بِ ِه‬
“Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga
hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.”     
 Jama’ah jum’at yang dirahmati Allah SWT  
Demikianlah khutbah jum’at kali ini. Semoga dengan
peringatan maulid Nabi ini dapat membawa perubahan
dalam tingkah laku kita. Peringatan maulid bukan hanya
sekedar formalitas atau seremonial belaka. Lebih dari itu,
peringatan maulid sebagai sarana bagi kita untuk
menambah wawasan tentang kehidupan Nabi SAW,
kemudian  mengamalkan dan mengkontekstualkan dalam
kehidupan sehari-hari.

       ‫ت وال ِّذ ْك ِر‬


ِ ‫ َونَفَ َعنِ ْي َوِإيّا ُك ْم بِاآليا‬,‫آن ال َع ِظي ِْم‬ِ ْ‫ك هللاُ لِ ْي َولك ْم فِي القُر‬ َ ‫با َ َر‬
‫ف َر ِح ْي ٌم‬ ٌ ‫ك بَرٌّ َرُؤ ْو‬ ٌ ِ‫ إنّهُ تَعاَلَى َج ّوا ٌد َك ِر ْي ٌم َمل‬.‫الح ِكي ِْم‬. 
َ

Anda mungkin juga menyukai