Anda di halaman 1dari 61

Elektrokimia

2014
Pengantar

• ELEKTROKIMIA
– Studi tentang interkonversi antara listrik dan energi kimia
• Konversi ini mengambil tempat dalam sel elektrokimia
yang bisa berbentuk
– Sel volta (Voltaic Cell)
– Sel elektrolit (Electrolytic Cell)
– Sel bahan bakar (Fuel Cell)
Prinsip Elektrokimia pada Voltaic Cell

• Reaksi redoks dapat menjadi sumber energi


dalam sel volta
• Elektron yang dihasilkan oleh anoda
dipindahkan ke katoda yang mengkonsumsi
elektron
• Untuk melakukan ini, elektron bergerak melalui
rangkaian luar, yang melakukan kerja listrik
Sel Elektrokimia
Sel Galvani dan Sel Elektrolisis
Sel galvani TEMBAGA-PERAK:
Setengah-reaksi oksidasi di gelas piala sebelah kiri (anion 
anoda):

Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e- Setengah reaksi reduksi sebelah


Kanan (kation  katoda):

Ag+(aq) + 2e- → Ag(s)


Secara skematis dapat ditulis:

Tembaga Perak
Cu | Cu2+ || Ag+ | Ag
Sel Voltaic Zn-Co3+

VOLTASE (tegangan, voltage):


Ukuran dari spontanitas reaksi

Tergantung pada dua hal:


1. Sifat dari setengah-reaksi yang terjadi
pada elektroda
2. Konsentrasi dari bahan-bahan yang
terlibat

Pengukuran voltase pada konsentrasi


standar 
1. menghitung perubahan energi bebas
standar
2. Konstanta kesetimbangan reaksinya
Jembatan Garam (Salt Bridge)

• Pergerakan ion-ion itu melalui jembatan garam yang


menghubungkan dua gelas
• Jembatan garam:
– bentuknya gelas tabung-U
– Disumbat masing-masing ujungnya dengan benang halus dari kaca
– Diisi dengan larutan garam yang tidak menjadi bagian dalam reaksi elektroda
– Biasanya: KNO3 (pottasium nitrat)
• Ion K+ berpindah dari jembatan garam ke setengah-sel katoda
• Ion NO3- berpindah ke setengah-sel anoda
Reaksi pada Elektroda Bukan Logam

• Reaksinya:
Zn(s) + 2Co3+(aq)  Zn2+(aq) + 2Co2+(aq)
• Karena tidak ada logam pada setengah-sel katoda,
digunakan elektroda inert yang dapat menghantarkan
listrik
• Yang sering digunakan adalah platinum (Pt)
• Pada katoda, ion Co3+ diperoleh dari larutan Co(NO3)3
• Reaksinya: anoda : Zn(s)  Zn2+(aq) + 2e (oksidasi)
katoda: Co3+(aq) + e  Co2+(aq) (reduksi)
• Notasi selnya: Zn(s)|Zn2+|| Co3+, Co2+|Pt
Sel Voltaic Cl2-Br2

Notasi selnya: Pt|Br2, Br-|| Cl-, Cl2|Pt


Selisih Potensial Listrik (E)
Disebut juga tegangan sel
Dapat diukur dengan alat voltmeter
Sel galvani (sel volta):
• Sebuah sel elektrokimia yang beroperasi secara spontan
• Reaksi kimia menghasilkan energi listrik

Sel elektrolisis:
• Sebuah sel dimana potensial luar yang berlawanan
menyebabkan reaksi berlangsung dalam arah berlawanan
secara tak spontan
• Energi listrik menyebabkan reaksi kimia terjadi

-
Konsep Redoks
OKSIDASI REDUKSI

Menerima Oksigen Kehilangan Oksigen

Kehilangan Hidrogen Menerima Hidrogen

Kehilangan Elektron Menerima Elektron


Spontanitas Redoks

• PRINSIP
– Jika voltase (E) yang dihitung untuk sebuah reaksi redoks
jumlahnya POSITIF, maka reaksinya akan SPONTAN
– Sebaliknya, jika bernilai NEGATIF, maka reaksinya TIDAK
AKAN SPONTAN
Li is the strongest
reducing agent
F2 is the strongest
oxidation agent
Contoh

Gunakan tegangan standar yang ada di Table 18.1, putuskan apakah


pada konsentrasi standar
a) Reaksi
2Fe3+(aq) + 2I- (aq)  2Fe2+(aq) + I2(s)
b) Fe(s) akan dioksidasi ke Fe2+ oleh perlakuan dengan asam
hidrokhlorik
c) Sebuah reaksi redoks akan terjadi saat jenis yang mengikutinya
dicampur dalam larutan asam: Cl-, Fe2+, Cr2+, I2
Jawaban (1)

a) Uraikan reaksinya kedalam dua setengah-reaksi


2Fe3+(aq) + 2e  2Fe2+(aq) Eored = +0.769 V
2I-(aq)  I2(s) + 2e Eooks = -0.534 V

2Fe3+(aq)+2I-(aq)  2Fe2+(aq)+I2(s) Eored = +0.235 V

karena Eo positif, maka reaksinya spontan pada konsentrasi standar


Jawaban (2)
b) Setengah-reaksi oksidasi:
Fe(s)  Fe2+(aq) + 2e Eooks = +0.409 V
Asam hidrokhlorik mengandung ion H+ dan Cl-. Dari dua ion
ini, hanya H+ yang tertera di kolom kiri dari Table 18.1; ion
Cl- tidak dapat direduksi. Setengah-reaksi reduksi:
2H+(aq) + 2e  H2(g) Eored = 0.000 V
Tegangan yang dihitung positif:
Eo = +0.409 V + 0.000 V = +0.409 V
Reaksi redoks berikut, diperoleh dari menjumlahkan
setengah-reaksinya:
Fe(s) + 2H+(aq)  Fe2+(aq) + H2(g)
seharusnya dan dapat terjadi
Jawaban (3)
c) Cara yang paling singkat untuk menyelesaikan soal ini adalah memulai dengan
mendaftar semua setengah-reaksi yang mungkin dari jenis-jenis ini sebagaimana
ada di Table 18.1. Lalu lihatlah jika dijumlahkan Eored dan Eooks memberikan nilai Eo
positif. Yang terlibat adalah Cl-, Fe2+, Cr2+, I2
2Cl-(aq)  Cl2(g) + 2e (oksidasi) Eo = -1.360V
Fe2+(aq) + 2e  Fe(s) (reduksi) Eo = -0.409V
Fe2+(aq)  Fe3+ (aq) + e (oksidasi) Eo = -0.769V
Cr2+(aq)  Cr3+ (aq) + e (oksidasi) Eo = +0.408V
I2(s) + 2e  2I- (aq) (reduksi) Eo = +0.534V

Kombinasi yang memberikan Eo positif adalah reaksi iodina dengan khrom(II):


POTENSIAL SEL, ENERGI
BEBAS, DAN KESETIMBANGAN
Kerja listrik Wlistrik  Q.E Tanda negatif muncul karena
konvensi termodinamika
Wlistrik   I .t.E
Termodinamika menunjukkan sebuah hubungan penting antara perubahan energy
bebas (∆G), dari suatu reaksi kimia spontan pada suhu dan tekanan konstan, serta
kerja listrik maksimum yang mampu dihasilkan dari reaksi
- wlistrik.maks = |∆G| (pada T dan P konstan)
Jika sel difungsikan reversibel
ΔG  Wlistrik  - QE  - nFE o
Contoh

Sebuah aki 6,00 V memberikan arus konstan sebesar 1,25 A selama


periode 1,5 jam. Hitung muatan total Q (dalam coulomb) yang melewati
rangkaian dan kerja listrik yang dilakukan oleh aki

Penyelesaian
Muatan total adalah
Q = It = (1,25 C/detik)(1,50 jam)(3600 detik/jam) = 6750 C
Kerja listrik adalah
w 4
elek = - Q E = - (6750 C)(6,00 J/C) = - 4,05 x 10 J

Ini adalah kerja yang dilakukan pada aki, sehingga kerja yang dilakukan oleh aki adalah
negatifnya dari nilai tersebut, yaitu +40,5 kJ.
Contoh

• Sebuah setengah-sel Zn2+|Zn dihubungkan


dengan sebuah setengah-sel. Cu2+|Cu untuk
membuat sel galvani, dimana [Zn2+] = [Cu2+] =
1.00 M. Tegangan sel pada 25°C diukur sama
dengan E° = 1.10 V, dan Cu diamati melapisi
selama berlangsungnya reaksi. Hitung ∆G° untuk
reaksi kimia yang berlangsung dalam sel, untuk
1.00 mol seng terlarut.
Jawaban

• Reaksinya adalah
Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)
• Karena Cu adalah produk. Untuk reaksi yang tertulis, di mana 1 mol
Zn(s) dan 1 mol Cu2+(aq) bereaksi, 2 mol elektron melewati rangkaian
luar, sehingga n =2. Oleh karena itu,

∆G° = - n F E°
= - (2.00 mol)(96.485 C/mol)(1.10 V)
= - 2.12 x 105 J = - 212 kJ
Hubungan Eo, K dan Go
PERSAMAAN NERNST

RT
EE  o
ln Q Q = reaction quotient
nF
0.0257V
EE 
o o
ln Q (pada 25 C )
n
Contoh

• Perhatikan sebuah sel voltaic dalam mana terjadi reaksi berikut:

O2(g, 0.98 atm) + 4H+(aq, pH = 1.24) + 4Br-(aq, 0.15 M)  2H2O + 2Br2(l)

a) Hitung E untuk sel tersebut pada 25oC


b) Saat sel voltaic pada 35oC, E dihitung pada 0.039 V. Berapa Eo
pada 35oC?
Jawaban (1)
Jawaban (2)
Contoh

• Sebuah sel volta pada suhu 25oC memiliki reaksi:


Zn(s) + 2H+(aq)  Zn2+(aq) + H2(g)

• Tegangannya adalah sebesar 0.560V pada [Zn2+] = 0.85 M dan


tekanan parsial H2 adalah sebesar 0.988 atm. Eo Zn‖ Zn2+ =
+0.762V dan Eo H+‖H2 = 0.000V. Berapa pH pada sel setengah H2-
H tersebut?
Jawaban
0.0257V
EE  o
ln Q (pada 25o C )
n
E = 0.560V
Eo = Eo Znǀ Zn2+ + Eo H+ǀH2 = +0.762V + 0.000V = +0.762V
Reaksi-setengah redoks:
Zn(s)  Zn2+(aq) + 2e-
2H+(aq) + 2e-  H2(g)
Jadi n = 2

Q
2
   (0.85)(0.988)
[ Zn ] pH 2
 2  2
[H ] [H ]
Jawaban
0.0257V
EE  o
ln Q
n
0.0257V (0.85)(0.988)
0.506V  0.762V  ln
2 [ H  ]2

 0.762V  0.506V 
0.84 2
ln  2
 15.7
[H ] 0.0257V
0.84
 6 . 7 x 10 6

[ H  ]2
[ H  ]  3.5 x 10-4
pH  3.45
pH Meter
Sel Elektrolit

• Sel elektrolit: reaksi redoks tak-spontan yang dibuat untuk terjadi


dengan memompa energi listrik kedalam sistem
SEL ACCU

ACCU
Sel Leclanche (sel kering seng-karbon)

Elektroda positif

Katoda grafit

Selubung kertas

Anoda seng

Bubuk basah ZnCl2 dan NH2Cl

MnO2 + grafit
Elektroda negatif
Reaksi

Anoda : Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e-


Katoda : 2 MnO2(s) + 2NH4+(aq) + 2e- → Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)
Zn(s) + 2 MnO2(s) + 2NH4+(aq) → Zn2+ + Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)

Dalam sel kering alkalin, NH4Cl diganti dengan KOH


Anoda : Zn(s) + 2OH-(aq) → Zn(OH)2(s) + 2e-
Katoda : 2 MnO2(s) + H2O(l) + 2e- → Mn2O3(s) + 2OH-(aq)
Zn(s) + 2 MnO2(s) + H2O(l) → Zn(OH)2(s) + Mn2O3(s)
Sel Seng-Merkuri Oksida
Berbentuk kancing (pipih) kecil

Anoda : Campuran merkuri dan seng


Katoda : Baja yang kontak dengan HgO(s)
Elektrolit : KOH 45%

Anoda : Zn(s) + 2OH-(aq) → Zn(OH)2(s) + 2e-


Katoda : HgO(s) + H2O(l) + 2e- → Hg(l) + 2OH-(aq)

Zn(s) + HgO(s) + H2O(l) → Zn(OH)2(s) + Hg(l)


Aki yang Dapat Diisi Ulang (Rechargeable)

• Aki sekunder
• Diisi ulang dengan cara memberikan potensial luar
yang berlawanan arah dengan arus yang mengalir
dalam sel

• Sel nikel-kadmium (baterai nicad; baterai isi ulang)


Anoda : Cd(s) + 2OH-(aq) → Cd(OH)2(s) + 2e-
Katoda : 2 NiO(OH)(s) + 2H2O(l) + 2e- → 2NiO(OH)(s) + 2OH-(aq)
Cd(s) + 2NiO(OH)(s) + H2O(l) → Cd(OH)2(s) + 2Ni(OH)(s)
Aki Penyimpan Timbal-asam (Digunakan dalam
Mobil)

• Aki mobil terdiri dari beberapa sel


• Setiap sel terdiri dari pelat positif dan pelat negatif
• Sel ini dibuat dari pelat logam timbel berpori, dengan maksud mempermudah
reaksi kimia pada permukaan berpori tersebut
• Bahan aktif dari pelat positif adalah timbel dioksida (PbO2) berwarna coklat dan
untuk pelat negatif adalah timbel (Pb) berwarna abu – abu.

Anoda : Pb(s) + SO42-(aq) → PbSO4(s) + 2e-


Katoda : PbO2(s) + SO42-(aq) + 4H3O+ + 2e- → PbSO4(s) + 6H2O(l )
Pb(s) + PbO2(s) + 2SO42-(aq) + 4H3O+ → 2PbSO4(s) + 6H2O(l)
ELEKTROLISIS

• Sel Elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk


menghasilkan reaksi redoks yang diinginkan dan digunakan secara luas
di dalam masyarakat kita
• Baterai aki yang dapat diisi ulang merupakan salah satu contoh aplikasi
sel elektrolisis dalam kehidupan
• Baterai aki yang sedang diisi kembali (recharge) mengubah energi listrik
yang diberikan menjadi produk berupa bahan kimia yang diinginkan
• Air, H2O, dapat diuraikan dengan menggunakan listrik dalam sel
elektrolisis
• Proses ini akan mengurai air menjadi unsur-unsur pembentuknya
• Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : 2 H2O(l) ——> 2 H2(g) + O2(g)
2 Jenis Elektrolisis

• 2 Jenis elektrolisis:
– Elektrolisis lelehan (leburan): kation pasti tereduksi di katoda dan anion pasti teroksidasi di
anoda
– Elektrolisis larutan: menghasilkan gelembung gas H2 dan ion OH- (basa)
• Beberapa hal penting:
1. Baik elektrolisis lelehan maupun larutan, elektroda inert tidak akan bereaksi; elektroda tidak
inert hanya dapat bereaksi di anoda
2. Pada elektrolisis lelehan, kation pasti bereaksi di katoda dan anion pasti bereaksi di anoda
3. Pada elektrolisis larutan:
a) bila larutan mengandung ion alkali, alkali tanah, ion aluminium, maupun ion mangan (II),
maka air yang mengalami reduksi di katod
b) bila larutan mengandung ion sulfat, nitrat, dan ion sisa asam oksi, maka air yang
mengalami oksidasi di anoda
Contoh 2 Jenis Elektrolisis

• Contoh elektrolisis lelehan garam NaCl (yang dikenal dengan


istilah sel Downs) :
– Katoda (-) : 2 Na+(l) + 2 e- ——> 2 Na(s) ……………….. (1)
– Anoda (+) : 2 Cl-(l) Cl2(g) + 2 e- ……………….. (2)
– Reaksi sel : 2 Na+(l) + 2 Cl-(l) ——> 2 Na(s) + Cl2(g) ……………….. [(1) + (2)]

• Contoh elektrolisis larutan garam NaCl:


– Katoda (-) : 2 H2O(l) + 2 e- ——> H2(g) + 2 OH-(aq) ………… (1)
– Anoda (+) : 2 Cl-(aq) ——> Cl2(g) + 2 e- ……………….. (2)
– Reaksi sel : 2 H2O(l) + 2 Cl-(aq) ——> H2(g) + Cl2(g) + 2 OH-(aq) …… [(1) + (2)]
Latihan
Jawaban

• Reaksi redoks:
– Katoda (-) : 2 H2O(l) + 2 e-  H2(g) + 2 OH-(aq)
– Anoda (+) : 2 Cl-(aq)  Cl2(g) + 2 e-
– Reaksi sel : 2 H2O(l) + 2 Cl-(aq)  H2(g) + Cl2(g) + 2 OH-(aq)
a) Jumlah e = (0.228 mol)(6.022 x 1023 e/mol) = 1.37x1023 e
b) Jumlah muatan (Q) = (0.228 mol)(9.648 x 104 C/mol) = 2.20x104 C
c) Produksi H2 = (0.228 mol)(0.5)(2 g/mol) = 0.228 g
Produksi Cl2 = (0.228 mol)(0.5)(70.9 g/mol) = 8.80 g
Sel Bahan Bakar (Fuel Cell)

• Aki: bila bahan kimia habis, aki harus diisi ulang atau dibuang
• Sel bahan bakar : Dirancang untuk operasi kontinu, dengan
reaktan yang disuplai dan produk diambil secara kontinu
• Prosesnya merupakan kebalikan dari elektrolisis.
– Pada elektrolisis, arus listrik digunakan untuk menguraikan air
menjadi hidogen dan oksigen.
• Dengan membalik proses ini, hidrogen dan oksigen
direaksikan dalam fuel cell untuk memproduksi air dan arus
listrik
Sel Bahan Bakar

• Contoh sel bahan bakar: sel bahan bakar hidrogen-oksigen, yang


digunakan pada misi ruang angkasa Amerika
• Anoda (karbon berpori, berisi nikel) :
H2(g) + 2OH-(aq) → 2H2O(l) + 2e-
• Katoda (karbon berpori berisi nikel:
½O2(g) + H2O(l) + 2e- → 2OH-
2H2(g) + O2(g)  2H2O(l)
Kendala Sel Bahan Bakar

1. Apabila digunakan bahan bakar hidrogen, maka dibutuhkan tanki


pengaman yang berdinding tebal dan memiliki katup pengaman.
Selain itu diperlukan kompresor untuk memasukannya kedalam tanki.
2. Apabila yang dibawa adalah hidrogen cair, maka akan timbul
kesulitan karena harus dipertahankan pada suhu -253,15oC pada
tekanan 105Pa.
3. Apabila digunakan metanol sebagai pengganti hidrogen, maka
dibutuhkan reformer. Tetapi efisiensi menjadi menurun.
4. Suhu yang cukup tinggi saat pengoperasian antara 60o-120oC
Jenis Sel Bahan Bakar

• Jenis fuel cell ditentukan oleh material yang digunakan sebagai


elektrolit yang mampu menghantar proton.
• Pada saat ini ada 8 jenis fuel cell yaitu:
1. Alkaline Fuel Cell (AFC)
2. Proton exchange membrane, juga disebut Proton Electrolyte Membrane
(PEM)
3. Phosphoric Acid Fuel Cell PAFC)
4. Molten carbonate Fuel Cell (MCFC)
5. Solid oxide Fuel Cell (SOFC)
6. Direct methanol fuel cells (DMFC)
7. Regenerative fuel cells (RFC)
8. Photovoltaic Fuel Cell (PVFC)
Perbandingan Jenis FC
Reaksi pada Jenis FC
AFC
PEM
PAFC
MCFC
SOFC
DMFC
Regenerative FC
KOROSI DAN PENCEGAHANNYA

Korosi
Film H2O O2
Katoda
Anoda
H3O+

Lapisan
Fe2+ e- e- Besi
cat

Reaksi anoda Reaksi katoda


Fe → Fe2+ + 2e- ½O2 + 2H3O+ + 2e- → 3H2O

Reaksi kedua: (6+x)H2O(l) + 2Fe2+(ag) + ½O2(g) → Fe2O3.xH2O(s) + 4H3O+(aq)

Reaksi total: 2Fe(s) + 3/2O2(g) + x H2O(l) → Fe2O3. x H2O(l)


Korosi

• Beberapa daerah logam berperan sebagai anoda dan daerah lain sebagai katoda
• Anoda: Besi berubah menjadi ion ferro (Fe2+)
– Permukaan logam menjadi berlubang (kehilangan logam karena oksidasi besi dan aliran ion
logam ke katoda)
• Katoda : Ion ferro
– yang terbentuk secara simultan pada anoda kemudian bermigrasi ke katoda, dan selanjutnya
dioksidasi oleh O2 membentuk karat (Fe2O3.xH2O)
• Pencegahan korosi
– Pelapisan logam dengan cat atau plastik
– Pasivasi (pembentukkan lapisan tipis logam oksida di permukaan logam)
Persamaan-persamaan Kunci

1. Tegangan Standar :
E o  E red
o
 E ox
o

2. E o , G o , K :
 G o
RT ln K 0.0257V
E 
o
  ln K (pada 25o C)
nF nF n
3. Persamaan Nernst :
RT 0.0257V
EE o
ln Q  E 
o
ln Q (pada 25o C)
nF n
QUIZ

1.

2.

Anda mungkin juga menyukai