Anda di halaman 1dari 2

Kebudayaanbetawi.

com

Putu Mayang jenis makanan ringan merupakan salah satu kuliner khas yang berasal dari Betawi.
banyak referensi sejarah yang mengaitkan keberadaan Putumayang dengan cerita-cerita rakyat yang
ada di Betawi, salah satunya ialah cerita Rakyat Jampang Mayangsari. Kata “Mayang” konon
dikaitkan dengan dengan tokoh “Mayang Sari” yang jelita. Dalam cerita rakyat, kata “Mayang”
digambarkan sebagai sesuatu yang berombak, bergelung-gelung, dan indah, seperti bentuk kue
putumayang yang berombak dan bergelung-gelung seperti selendang berkibaran ditiup angin.

Hal ini direpresentasikan dalam bentuk Putu mayang yang bergelombang dan bergelung. Selain itu,
berdasarkan sumber-sumber lisan yang turun-temurun, Putumayang berkaitan erat dengan kue asal
India yaitu Kue Mayam yang berasal dari India Selatan.

Hal ini disinyalir erat kaitannya dengan posisi Hindia Belanda, khususnya Batavia (Jakarta) pada masa
lalu sebagai salah satu pelabuhan dan pusat perdagangan penting dimana terjadi banyak interaksi
sosial multibangsa didalamnya. Adanya interaksi antarbangsa yang terjadi membuat masyarakat
Betawi membuat kue yang serupa dengan Kue Mayam asal India. Sumber lain juga mengatakan,
bahwa Putu Mayang terinspirasi dari kebiasaan masyarakat Tionghoa yang suka mengkonsumsi mie,
sehingga bentuk gelombang pada Putu Mayang mirip dengan bentuk mie.

Akan tetapi sampai saat ini belum ada bukti pasti apakah memang Putu Mayang yang merupakan
kuliner khas Betawi dengan kuliner dari India atau Tionghoa saling mempengaruhi. Namun demikian
tidak tertutup kemungkinan bahwa terjadi pertukaran budaya yang saling mempengaruhi satu sama
lain.

Persebaran Putu Mayang sangat luas, bahkan hingga saat ini masyarakat mengenal beragam jenis
Putu Mayang yang ada, diantaranya Putu Mayang yang berwarna-warni (menggunakan pewarna
makanan). Akan tetapi Putu Mayang yang asli Betawi adalah yang warnanya putih seperti beras,
dengan gumpalan adonan yang tipis dan kecil.

Dalam tradisi masyarakat Betawi, Putu Mayang biasa dihidangkan sebagai makanan berbuka
puasa atau camilan setelah selesai Shalat Tarawih. Hal ini kemungkinan karena kebiasaan
masyarakat untuk tidak mengkonsumsi makanan berat setelah seharian berpuasa, sehingga
mengkonsumsi makanan yang padat dan manis untuk mengganti energi yang hilang.

kompas.com

Resep kue putu mayang

Bahan I

 150 gram tepung beras


 50 gram tepung tapioka
 ½ sendok teh garam
 1/8 sendok teh vanili

Bahan II

 300 ml santan dari


 ½ butir kelapa
 100 gram gula merah, sisir
 25 gram gula pasir Pelengkap
 100 gram kelapa agak muda, parut kasar
 1 lembar daun pandan
 ¼ sendok teh garam

Cara membuat putu mayang

1. Campur seluruh bahan II menjadi satu, kemudian masak hingga mendidih, saring.
2. Setelah hangat, tuangkan ke dalamnya tepung beras, garam, serta vanili. Aduk hingga
adonan tercampur rata.
3. Kemudian masak dengan api kecil hingga adonan menggumpal. Tambahkan tepung tapioka,
uleni adonan hingga rata.
4. Masukkan ke dalam cetakan putu mayang, tekan memanjang di atas daun, gulung.
5. Lalu kukus selama 10 menit hingga matang, dan hidangkan dengan pelengkap.
6. Kue putu mayang siap disajikan. Sebagai alternatif kamu juga bisa mencampurkan aneka
pewarna makanan ke dalam adonan untuk membuat kue putu mayang semakin cantik.

Anda mungkin juga menyukai