Anda di halaman 1dari 6

Program Pelatihan : PELATIHAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DAN

KANKER PAYUDARA
Nama Mata Pelatihan : Kanker Payudara Di Indonesia

Pertemuan Ke : II ( Dua )

Nama Peserta : Merlin, AM.Keb

Nomor Daftar Hadir :6

Asal Instansi : Puskesmas Waborobo Kota Baubau

DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

DEFINISI :
Upaya deteksi dini kanker payudara adalah upaya untuk mendeteksi dan
mengidentifikasi secara dini adanya Kanker Payudara, sehingga diharapkan dapat diterapi
dengan teknik yang dampak fisiknya kecil dan punya peluang lebih besar untuk sembuh.

SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) dimulai 7-10 hari setelah menstruasi, sebaiknya
dilakukan oleh wanita usia subur dan dilakukan setiap bulan sejak umur 20 tahun.

Sebaiknya pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dilakukan oleh setiap perempuan tiap
bulan dimulai pada usia 20 tahun atau sejak menstruasi. Pemeriksaan klinis oleh tenaga
kesehatan terlatih sebaiknya dilakukan pada perempuan berusia 30-50 tahun setiap 3 tahun
sekali, kecuali bagi mereka yang memiliki faktor risiko, pemeriksaan Mammografi
dilakukan 2 tahun sekali pada perempuan usia 40-50 tahun dan 1 tahun sekali pada
perempuan >50 tahun kecuali yang mempunyai faktor risiko. Pemeriksaan payudara
dilakukan pada hari ke-7-10 yang di hitung sejak hari ke-1 mulai haid (saat payudara sudah
tidak mengeras dan nyeri) atau bagi yang telah menopause pemeriksaan dilakukan dengan
memilih tanggal yang sama setiap bulannya (misalkan setiap tanggal 1 atau tanggal
lahirnya).
Cara Pemeriksaan Payudara Sendiri :
1. Perhatikan kedua payudara. Berdirilah di depan cermin dengan tangan di sisi tubuh
dan lihat apakah ada perubahan pada payudara. Lihat perubahan dalam hal ukuran,
bentuk atau warna kulit, atau jika ada kerutan lekukan seperti lesung pipi pada kulit.

2. Perhatikan kembali kedua payudara sambil mengangkat kedua tangan di atas


kepala, dilanjutkan dengan meletakkan kedua tangan di pinggang sambil menekan
agar otot dada berkontraksi. Bungkukkan badan untuk melihat apakah kedua
payudara menggantung seimbang.

3. Dengan lembut tekan masing-masing puting dengan ibu jari dan jari telunjuk untuk
melihat apakah ada cairan yang keluar. Kemudian, dilakukan perabaan payudara.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan sambil berdiri atau berbaring. Jika memeriksa
payudara sambil berbaring, diletakkan sebuah bantal di bawah pundak sisi payudara
yang akan diperiksa.

4. Angkat lengan kiri ke atas kepala. Gunakan tangan kanan untuk menekan payudara
kiri dengan ketiga jari tengah (ujung jari telunjuk, tengah, manis). Mulailah dari
daerah puting susu dan gerakan ketiga jari tersebut dengan gerakan memutar di
seluruh permukaan payudara.

5. Rasakan apakah terdapat benjolan atau penebalan. Pastikan untuk memeriksa


daerah yang berada di antara payudara, di bawah lengan dan dan di bawah tulang
selangka. Angkat lengan ke atas kepala dan ulangi pemeriksaan untuk payudara
sebelah kanan dengan menggunakan tangan kiri.

6. Jika payudara biasanya memiliki benjolan, harus diketahui berapa banyak benjolan
yang teraba beserta lokasinya. Bulan berikutnya, harus diperhatikan apakah terdapat
perubahan ukuran maupun bentuk benjolan tersebut dibandingkan dengan bulan
sebelumnya.
Deteksi Dini Kanker Payudara dengan Metode Pemeriksaan Payudara Klinis
(SADANIS)

SADANIS adalah pemeriksaan payudara oleh tenaga klinis terlatih.


Prosedur :
1. Inspeksi
a. Lihatlah bentuk dan ukuran payudara. Perhatikan apakah ada perbedaan
bentuk, ukuran, puting atau kerutan atau lekukan pada kulit. Walaupun
beberapa perbedaan dalam ukuran payudara bersifat normal, ketakberaturan
atau perbedaan ukuran dan bentuk dapat mengindikasikan adanya massa.
Pembengkakan, kehangatan atau nyeri yang meningkat pada salah satu atau
kedua payudara dapat berarti adanya infeksi, khususnya jika si Ibu sedang
menyusui.

b. Lihat puting susu dan perhatikan ukuran dan bentuknya serta arah jatuhnya
misalnya apakah kedua payudara menggantung secara seimbang? Periksa
juga apakah terdapat ruam atau nyeri pada kulit dan apakah keluar cairan
dari puting.

c. Minta Ibu/klien untuk mengangkat kedua tangan ke atas kepala, kemudian


menekan kedua tangan di pinggang untuk mengencangkan otot dadanya
(pectoral). Pada setiap posisi, periksa ukuran, bentuk dan simetri, lekukan
puting atau kulit payudara dan lihat apakah ada kelainan. (kedua posisi
tersebut juga dapat terlihat ceruk atau lekukan pada kulit jika ada.) Kemudian
minta Ibu/klien untuk membungkukkan badannya ke depan untuk melihat
apakah kedua payudara tergantung secara seimbang.

2. Palpasi
a. Minta klien untuk berbaring di meja periksa.
b. Dengan meletakkan sebuah bantal di bawah punggung pada sisi yang akan
diperiksa akan membuat jaringan ikat payudara menyebar sehingga dapat
membantu pemeriksaan payudara.
c. Letakkan kain bersih di atas perut Ibu/klien.
d. Letakkan lengan kiri Ibu ke atas kepala. Perhatikan payudaranya untuk melihat
apakah tampak sama dengan payudara sebelah kanan dan apakah terdapat
lipatan
atau lekukan.
e. Dengan menggunakan permukaan tiga jari tengah anda, lakukan palpasi
payudara
dengan menggunakan teknik spiral. Mulai pada sisi terluar payudara.
Tekan jaringan ikat payudara dengan kuat pada tulang rusuk setelah selesai tiap
satu putaran dan secara bertahap pindahkan jari-jari Anda menuju areola.
Lanjutkan sampai semua bagian selesai diperiksa. Perhatikan apakah terdapat
benjolan atau nyeri (tenderness).
f. Dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, tekan puting payudara dengan
lembut. Lihat apakah keluar cairan: bening,keruh, atau berdarah. Cairan keruh
atau berdarah yang keluar dari puting harus ditulis dalam catatan Ibu/klien.
Walaupun cairan keruh dari salah satu atau kedua payudara dianggap normal
sampai selama 1 tahun setelah melahirkan atau berhenti menyusui, hal tersebut
jarang disebabkan karena kanker, infeksi atau tumor atau kista jinak.
g. Ulangi langkah tersebut pada payudara sebelah kiri.
h. Jika ada keraguan tentang temuan (misalnya apakah terdapat benjolan)
ulangi langkah-langkah dimana Ibu duduk dengan kedua lengan di sisi
badannya.
i. Untuk mempalpasi bagian pangkal payudara, minta Ibu duduk dan mengangkat
lengan kirinya setinggi bahu. Bila perlu, minta Ibu meletakkan tangannya di bahu
Anda. Tekan sisi luar dari otot dada sambil bertahap menggerakkan jari-jari ke
pangkal ketiak untuk memeriksa apakah terdapat pembesaran kelenjar getah
bening
(lymphnodes) atau kekenyalan. Penting untuk melakukan palpasi pada pangkal
payudara karena di sini biasanya terdapat kanker.
j. Ulangi langkah tersebut untuk payudara sebelah kiri.
k. Setelah selesai melakukan pemeriksaan, minta Ibu untuk memakai pakaian
kembali.
Jelaskan temuan kelainan dan, jika ada, hal yang perlu dilakukan. Jika
pemeriksaan
sepenuhnya normal, katakan bahwa semua normal dan sehat dan waktunya
untuk
kembali melakukan pemeriksaan (misalnya tiap tahun atau jika Ibu menemukan
adanya perubahan pada pemeriksaan payudara sendiri).
l. Peserta mencatat temuan: Perubahan ukuran dan bentuk payudara, lipatan atau
cekungan (dimple) pada kulit payudara, benjolan atau penebalan di dalam atau
dekat payudara atau daerah bawah lengan (jika benjolan halus atau seperti karet
dan bergerak di bawah kulit ketika ditekan dengan jari, tidak perlu khawatir.
Tetapi, jika benjolan keras, memiliki bentuk yang tak rata dan tidak terasa sakit,
khususnya jika benjolan tersebut hanya berada pada salah satu payudara dan
tidak bergerak ketika ditekan), jika terdapat benjolan maka catat berapa banyak
benjolan yang teraba dan lokasinya, ada atau tidak cairan dari puting yang
tampak seperti darah atau nanah dan temuan-temuan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai