Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

KOLABORATIF ASN
EDISON OMPE,S.Pd.M.Si

Oleh
ENDRAYANI SIMATUPANG, A.Md.Keb

GOLONGAN II ANGKATAN IV

PELATIHAN DASAR CPNS KABUPATEN MANOKWARI


TAHUN 2022
LEARNING JOURNAL KOLABORATIF

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS


Angkatan : Golongan II Angkatan IV
Mata Pelatihan : Kolaboratif
Widyaiswara : EDISON OMPE,S.Pd.M.Si
Nama Peserta : Endrayani Simatupang.A.Md.Keb
Nomor Daftar Hadir : 10
Lembaga Penyelenggaran Pelatihan : BPSDM PAPUA BARAT

A. POKOK PIKIRAN

(Diisi tentang pokok-pokok pikiran dalam modul disertai dengan contoh kasus, profil tokoh atau
konsep pedukung hasil dari pelaksanaan pencarian individu.)

Kolaborasi menjadi hal sangat penting di tengah tantangan global yang dihadapi saat ini.
Banyak ahli merumuskan terkait tantangan - tantangan tersebut. Prasojo (2020) mengungkapkan
beberapa tantangan yang dihadapi saat ini yaitu disrupsi di semua kehidupan, perkembangan
teknologi informasi, tenaga kerja milenal Gen Y dan Z, serta mobilitas dan fleksibilitas. Morgan
(2020) mengungkapkan lima tantangan yang dihadapi yaitu new behaviour, perkembangan
teknologi, tenaga kerja milenial, mobilitas tinggi, serta globalisasi. Vielmetter dan Sell (2014)
mengungkapkan tentang global mega trend 2013 yaitu Globalization 2.0, environmental crisis,
individualization and value pluralism, the digital era, demographic change, and technological
convergence. Pada tahun 2020, Berger (2020) melakukan forecasting yang lebih panjang dengan
mengeluarkan konsep tentang global mega trend untill 2050 diantaranya people and society, health
and care, environment and resources, economic and business, technology and Innovation, serta
politic and democracy. World Economic Forum (WEF) (2021) juga ambil bagian dalam
menganalisis tantangan global yang akan dihadapi yaitu adanya serangan cyber, perubahan iklim
secara global, ketimpangan digitalisasi, kegagalan iklim, adanya senjata pemusnah masal, krisis
mata pencaharian penyakit menular , serta kerusakan lingkungan yang diakibatkan manusia.
Kolaborasi tidak dapat didefinisikan atau dijelaskan dengan mudah. Kebanyakan definisi
menggunakan prinsip perencanaan dan pengambilan keputusan bersama, berbagi saran,
kebersamaan, tanggung gugat, keahlian, dan tujuan serta tanggung jawab bersama. American
Nurses Association (ANA): Baggs & Schmitt,1988; Evans & Carlson,1992; Shortridge, McLain,
& Gillis1986, (dalam Siegler & Whitney,1994) menyebutkan kolaborasi sebagai hubungan timbal
balik dimana pemberi pelayanan memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien
dalam kerangka kerja bidang respektif mereka. Praktik kolaborasi menekankan tanggung jawab
bersama dalam menajemen perawatan pasien, dengan proses pembuatan keputusan bilateral
didasarkan pada masing-masing pendidikan dan kemampuan praktisi. Meskipun definisi ini
termasuk yang terbaik, tapi belum dapat menyampaikan sekian ragam variasi dan kompleksnya
kolaborasi dalam perawatan kesehatan National Joint Practice Commission (Siegler & Whitney,
1994).
Kolaborasi dalam pelayanan kesehatan adalah hubungan saling berbagi tanggung jawab
(kerjasama) dengan rekan sejawat atau tenaga kesehatan lainnya dalam memberi asuhan pada
pasien. Dalam praktiknya, kolaborasi dilakukan dengan mendiskusikan diagnosis pasien serta
bekerjasama dalam penatalaksanaan dan pemberian asuhan. Masing-masing tenaga kesehatan
dapat saling berkonsultasi dengan tatap muka langsung atau melalui alat komunikasi lainnya dan
tidak perlu hadir ketika tindakan dilakukan. Petugas kesehatan yang ditugaskan menangani pasien
bertanggung jawab terhadap keseluruhan penatalaksanaan asuhan. Dalam praktik pelayanan
keperawatan, layanan kolaborasi adalah asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien dengan
tanggung jawab bersama semua pemberi pelayanan yang terlibat. Misalnya: bidan, dokter, dan
atau tenaga kesehatan profesional lainnya.

B. PROFIL TOKOH
Tokoh muda Sumatera Barat (Sumbar), Yuliandre Darwis Ph.D mengajak anak muda dan
segenap masyarakat di Indonesia menggerakkan semangat kolaborasi. Menurut Yuliandre, di era
serba digital dan cepat ini, kita dituntut untuk selalu terdepan dalam segala hal. Kemudahan
teknologi dan luasnya informasi menjadikan kita wajib bersosialisasi untuk menciptakan pola
hidup yang lebih baik dan menjaga persatuan. “Hal ini bisa terjadi jika ada kolaborasi yang
dijalankan dari semua elemen masyarakat, khususnya para pemuda di Indonesia. Apalagi, jumlah
pemuda di Indonesia mencapai 64,92 juta jiwa menurut data Badan Pusat Statistik pada akhir 2021
yang lalu,” jelasnya. Seperti kita tahu, kata Yuliandre, peran pemuda dalam suatu negara sangat
penting. Pemuda di semua negara adalah sumber daya manusia (SDM) utama dalam pembangunan
suatu negeri. Penggerak utama dalam pembangunan, perubahan sosial, ekonomi, dan inovasi
teknologi. Semangat yang berapi-api dari pemuda khususnya imajinasi, cita-cita, energi, dan visi
mereka yang besar sangat penting untuk pengembangan berkelanjutan masyarakat tempat mereka
tinggal. Lebih dari itu, lanjut mantan Presiden Penyiaran Dunia ini, pemuda sendiri diposisikan
sebagai agen perubahan dan pewaris masa depan dunia. Semangat kolaborasi yang diusung,
katanya adalah semangat luhur nenek moyang yang sejak zaman dulu kala sudah menanamkan
semangat gotong royong. “Jauh sebelum bangsa ini merdeka, nenek moyang kita telah
mempraktikan sistem kolaboratif semua masyarakat untuk membuat lingkungan dan kehidupan
menjadi lebih baik serta menjaga persatuan. Maka dari itu, semangat kolaborasi ini tak sekadar
membuat sebuah karya, tapi menjadikan karya tersebut sebagai gerakan untuk menciptakan
kehidupan yang sejahtera serta persatuan bagi seluruh lapisan masyarakat yang ikut bergerak
dalam sebuah satu kolaborasi,” Tokoh muda yang memiliki program Interaksi di kanal YouTube-
nya ini juga mencontohkan bahwa sudah banyak pemuda Sumatera Barat yang sukses
menghasilkan karya baik, seperti Founder Traveloka Ferry Unardy, Founder Kitabisa.com, M.
Alfatih Timur, dan Founder Ruangguru.com, Muhammad Iman Usman. Yuliandre berharap
semangat kolaborasi akan menjadi gerakan persatuan yang menggiring seluruh lapisan
masyarakat, serta menciptakan peluang-peluang baru bagi anak muda di Indonesia khususnya
ranah Minang untuk dapat mempunya satu rasa, satu cipta, dan satu kolaborasi untuk kebaikan.

C. PENERAPAN
(Diisi dengan gagasan pribadi tentang penerapannya untuk pengembangan peran/perilaku
Peserta di tempat kerja)

Sebagai seorang tenaga kesehatan, penerapan prinsip-prinsip kolaboratif dapat dilakukan salah
satunya ketika melaksanakan tugas dirumah sakit. Di rumah sakit kita sebagai tenaga kesehatan
juga merangkap sebagai pimpinan / penanggung jawab ruangan. Di dalam rumah sakit kita
menjalankan kolaboratif yang bertujuan untuk memperkuat hubungan diantara profesi kesehatan yang
berbeda. Kolaborasi tim kesehatan terdiri dari berbagai profesi kesehatan seperti dokter, perawat, psikiater,
ahli gizi, farmasi, pendidik di bidang kesehatan, dan pekerja sosial. Tujuan utama dari kolaborasi tim
kesehatan adalah memberikan pelayanan yang tepat, oleh tim kesehatan yang tepat, di waktu yang tepat,
serta di tempat yang tepat. Membangun dan mempertahankan kolaborasi tim kesehatan sangat diperlukan
agar dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien dengan optimal. Konsep kolaborasi tim
kesehatan itu sendiri merupakan konsep hubungan kerjasama yang kompleks dan membutuhkan pertukaran
pengetahuan yang berorientasi pada pelayanan kesehatan untuk pasien di Rumah Sakit .

Anda mungkin juga menyukai