Anda di halaman 1dari 11

UNM Journal of Biological Education

Volume 6 Nomor 1
e-ISSN: 2581-1961 dan p-ISSN: 2581-1959
This work is licensed under a Creative Commons Attribution
4.0 International License

Hubungan Pengetahuan Lingkungan Dan Status Sosial Ekonomi terhadap


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat di Desa Nelayan
Bontosunggu Kabupaten Kepulauan Selayar

Nur Syamsinah1*, Yusminah Hala2, Muhiddin P3


Program studi Pascasarjana Pendidikan Biologi, Universitas Negeri Makassar

E-mail: Nursyamsinahagustiar@gmail.com

ABSTRACT
Good behavior in maintaining health can improve a person's quality of life for the better and more
prosperous. One of them is by implementing clean and healthy living behavior. Clean and healthy
living behavior (PHBS) can be influenced by several factors, including environmental knowledge
factors and socioeconomic status factors. Knowing the relationship between environmental
knowledge and socio-economic status on the clean and healthy behavior of the community in
Bontosunggu Fisherman Village, Selayar Islands Regency. Research design Correlation descriptive
method with cross sectional approach. random sampling technique, a total sample of 125
respondents is the Head of the Family of the Fisherman Village of Bontosunggu. based on the
results of the Pearson correlation for environmental knowledge and socioeconomic status is 0.486.
This implies that environmental knowledge and socioeconomic status have a significant relationship
with the achievement of clean and healthy living behavior in the moderate category and form a
positive relationship. The results of the study found that there was a relationship between
environmental knowledge and socioeconomic status with Clean and Healthy Behavior of the
Bontosunggu Fisherman Village community. It is hoped that the community will be more active in
seeking health information related to Clean and Healthy Living Behavior so that they have good
knowledge about Clean and Healthy Life Behavior and will be motivated to do or apply it in their
family

Keywords: Environmental Knowledge, Socio-Economic Status, Life Behavior Clean and healthy.

ABSTRAK
Perilaku yang baik dalam menjaga kesehatan dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang menjadi
lebih baik dan sejahtera. Salah satunya adalah dengan melaksanakan perilaku hidup bersih dan
sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
adalah faktor pengetahuan lingkungan dan faktor status sosial ekonomi. Mengetahui Hubungan
pengetahuan lingkungan dan status sosial ekonomi terhadap Perilaku hidup bersih dan sehat
masyarakat di Desa Nelayan Bontosunggu, Kabupaten Kepulauan Selayar. desain penelitian metode
Deskriftif Korelasidengan pendekatan cross sectional . teknik random sampling, total sampel 125
responden Kepala Keluarga Desa Nelayan Bontosunggu. berdasarkan hasil korelasi pearson untuk
pengetahuan lingkungan dan status sosial ekonomi adalah sebesar 0,486. Hal ini mengandung
makna bahwa pengetahuan lingkungan dan status sosial ekonomi memiliki hubungan yang
signifikan dengan pencapaian perilaku hidup bersih dan sehat dengan kategori sedang dan bentuk
hubungan yang positif. Hasil penelitian terdapat hubungan antara pengetahuan lingkungan dan
status sosial ekonomi dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat Desa Nelayan
Bontosunggu. Diharapkan kepada masyarakat agar lebih aktif mencari informasi kesehatan yang
berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat agar mereka memiliki pengetahuan yang
baik tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan akan termotivasi untuk melakukan atau
menerapkannya di dalam Keluarganya.

Keywords: Pengetahuan Lingkungan, Status Sosial Ekonomi, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

21
PENDAHULUAN
Sehat merupakan suatu kondisi yang faktor. Faktor tersebut dapat berasal dari orang
ingin dimiliki oleh setiap individunya. Sehat itu sendiri, pengaruh orang lain yang dapat
tidak hanya dalam keadaan fisik, namun juga mendorong untuk berperilaku baik atau buruk,
mental dan sosial. Tidak hanya meliputi maupun kondisi lingkungan sekitar yang dapat
kebebasan dari suatu penyakit, namun juga mendukung terhadap berubahnya perilaku.
sehat meliputi keadaan psikis seseorang. Sehat Perilaku terhadap lingkungan kesehatan
umumnya mempengaruhi perilaku manusia, (environmental health behavior) adalah respon
begitupun sebaliknya, perilaku seseorang juga seseorang terhadap lingkungan sebagai
dapat mempengaruhi kesehatan. determinan kesehatan manusia. Perilaku
Perilaku yang baik dalam menjaga kesehatan lingkungan ini meliputi: (1) perilaku
kesehatan dapat meningkatkan kualitas hidup sehubungan dangan air bersih, termasuk di
seseorang menjadi lebih baik dan sejahtera. dalamnya komponen, manfaat, dan
Salah satunya adalah dengan melaksanakan penggunaan air bersih untuk kepentingan
perilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku hidup kesehatan, (2) perilaku sehubungan dengan
bersih dan sehat (PHBS) dapat dipengaruhi pembuangan air kotor, yang menyangkut segi-
oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor segi higiene, pemeliharaan, teknik dan
pengetahuan lingkungan dan faktor status penggunaannya, (3) perilaku sehubungan
sosial ekonomi. Oleh karena itu kesehatan dengan limbah, baik limbah padat maupun
adalah salah satu unsur kesejahteraan yang limbah cair, termasuk di dalamnya sistem
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita pembuangan sampah dan air limbah yang
bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud sehat, serta dampak pembuangan limbah yang
dalam Pancasila dan Undang-undang Dasar tidak baik, (4) perilaku sehubungan dengan
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. rumah yang sehat, yang meliputi ventilasi,
Menurut Budiharjo (2003), berdasarkan pencahayaan, lantai dan sebagainya, (5)
beberapa survei di dinas kesehatan, masyarakat perilaku sehubungan dengan pembersihan
yang berperilaku hidup sehat masih kurang sarang-sarang nyamuk (vektor), dan
dari 10%. Kurangnya perilaku hidup sehat itu sebagainya (Notoatmodjo, 1993).
mengundang munculnya kebiasaan-kebiasaan Faktor yang menyebabkan kurangnya
tidak sehat di masyarakat. Kebiasaan- masyarakat dalam berperilaku hidup bersih
kebiasaan itu cenderung mengabaikan sehat adalah diakibatkan karena status sosial
keselamatan diri dan lingkungan, sehingga ekonominya. Status sosial ekonomi yang
memudahkan terjadinya penularan penyakit dimaksudkan disini adalah tingkat pendidikan,
(Suara Merdeka, 2003). jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan.
Upaya peningkatan perilaku sehat di Tingkat pendidikan mempengaruhi perilaku
rumah tangga belum menunjukan hasil seseorang karena apabila seseorang memiliki
optimal, hal ini antara lain dapat dilihat dari tingkat pendidikan yang tinggi maka
data hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional pengetahuan akan kesehatan jauh lebih baik.
(SUSENAS) tahun 2004 menunjukan bahwa Namun sebaliknya apabila seseorang memiliki
Indonesia sebesar 35% masyarakat merokok tingkat pendidikan yang rendah, pengetahuan
dalam rumah ketika bersama anggota keluarga tentang perilaku hidup bersih sehat juga akan
yang lain. Perokok laki-laki lebih tinggi dari kurang baik sehingga menimbulkan dampak
perempuan (63% dibanding 45%). Sebanyak buruk di lingkungan serta pribadi setiap
82% penduduk usia 15 tahun keatas kurang individu.
melakukan aktivitas fisik, dengan kategori Mengingat Desa Bontosunggu
(75%) kurang bergerak dan (9%) tidak terbiasa Kecamatan Bontoharu merupakan desa pesisir
melakukan aktivitas fisik. Berdasarkan hasil yang sebahagian besar masyarakatnya adalah
pendataan untuk PHBS tatanan rumah tangga nelayan, maka perlu diperhatikan dan
provinsi 73% keluarga belum menjadi peserta ditingkatkan kemampuan hidup sehat, salah
dana sehat dan sebesar 68% keluarga belum satunya menciptakan lingkungan yang sehat
bebas asap rokok. sehingga masyarakat dapat mencari nafkah
Perilaku hidup seseorang, termasuk untuk menghidupi keluarganya sehingga
dalam hal kesehatan dipengaruhi oleh banyak diharapkan nantinya anak-anaknya dapat
22
tumbuh dan berkembang secara optimal yang Bersih dan Sehat di Desa Nelayan
nantinya akan menghasilkan sumber daya Bontosunggu Kabupaten Kepulauan Selayar.
manusia yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan
Berdasarkan hasil wawancara dan hubungan korelasif antara variabel
observasi yang dilakukan terlihat sebagian (Notoatmodjo, 2018). Jenis penelitian yang
besar masyarakat masih membuang sampah diterapkan adalah kuantitatif dengan rancangan
sembarangan sedangkan tong sampah telah penelitian deskriptif korenasional, mengetahui
disediakan. Selain itu masyarakat juga tidak hubungan antara dua variabel pada suatu
terbiasa mencuci tangan sebelum memakan situasi yang bertujuan untuk mengetahui
makanan. Kebiasaan menggosok gigi pun Hubungan pengetahuan lingkungan dan status
masih jarang dilakukan oleh masyarakat hal ini sosial ekonomi terhadap Perilaku Hidup Bersih
tercermin dari gigi mereka yang kebanyakan dan Sehat (PHBS) masyarakat desa nelayan
kotor dan sebagian pula ada yang menderita Bontosunggu. Penelitian ini menggunakan
karies gigi (Observasi lapangan, 2020). pendekatan Cross Sectional adalah suatu
Salah satu indikator yang belum penelitian untuk mempelajari dinamika
mencapai target PHBS pada kehidupan korelasi antara faktor-faktor resiko dengan
masyarakat pesisir pantai adanya masyarakat efek pendekatan atau pengumpulan data
yang tidak memiliki jamban di rumah, sekaligus pada saat itu (Notoatmodjo, 2012).
kebiasaan merokok dan indikator PHBS Dalam penelitian ini instrumen yang
tentang kebersihan juga mengalami masalah. digunakan adalah kuesioner. Kuesioner adalah
Walaupun masyarakat telah menerima sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
penyuluhan kesehatan dari pihak puskesmas untuk memperoleh informasi dari responden.
setempat, namun masih ada beberapa Alat pengumpulan data yang digunakan
masyarakat yang belum menerapkan indikator dalam penelitian ini berupa kuesioner yang
tersebut dikarenakan kondisi ekonomi dan memuat beberapa pertanyaan yang dibuat oleh
kebiasaan yang telah dilakukan msyarakat peneliti yang mengacu pada teori yang ada,
sejak mereka hidup di lingkungan tersebut. kerangka konsep yang dibuat dan tujuan
Lingkungan yang kurang bersih dan kurangnya peneliti.
pengetahuan tentang perilaku hidup bersih
sehat akan menimbulkan dampak buruk di HASIL DAN PEMBAHASAN
lingkungan serta pribadi setiap individu. Hasil
Lingkungan tersebut juga akan menimbulkan Analisis Deskriptif Deskripsi data hasil
berbagai macam penyakit. Dengan demikian penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan
akan menimbulkan masalah baru di lingkungan gambaran mengenai penyebaran atau distribusi
tersebut (Rahayu, 2012). data. Nilai-nilai yang akan disajikan setelah
Upaya untuk mendorong Perilaku Hidup diolah dari data mentah dengan menggunakan
Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungan metode statistic deskriptif, mencakup mean,
masyarakat di Desa Nelayan Bontosunggu standar deviasi, varian, range, skor terendah,
Kabupaten Kepulauan Selayar. Oleh karena dan skor tertinggi. Berikut ini hasil analisis
itu, sebagai langkah awal dalam upaya statistik deskriptif yang diperoleh berdasarkan
peningkatan PHBS di lingkungan masyarakat, nilai masing-masing variabel. Hasil analisis
dinilai penting untuk dilakukan penelitian statistik deskriptif variabel pengetahuan
untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan lingkungan disajikan pada Tabel 1.
lingkungan dan Status Sosial Ekonomi
masyarakat terhadap Perilaku Hidup Bersih Tabel 1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif
dan Sehat di Desa Nelayan Bontosunggu Pengetahuan Lingkungan (X1)
Kabupaten Kepulauan Selayar. Statistik Nilai statistik
Rata-rata 87.0133
METODOLOGI PENELITIAN Simpangan baku 7.21956
Metode penelitian yang digunakan oleh Variansi 52.122
peneliti adalah penelitian Deskriptif Korelasi Nilai terendah 63.33
yang bertujuan untuk mengetahui Hubungan Nilai tertinggi 100.00
Pengetahuan lingkungan dan Status Sosial Jumlah sampel 125
Ekonomi masyarakat terhadap Perilaku Hidup

23
Hasil penelitian dengan jumlah sampel terendah adalah 63.33 dan nilai tertinggi
125 responden menunjukkan bahwa rata-rata adalah 100 Distribusi frekuensi dan persentase
skor pengetahuan lingkungan masyarakat Desa pengetahuan lingkungan disajikan pada Tabel
Nelayan adalah 87.0133, simpangan baku 2.
adalah 7.21956, variansi adalah 52.122, nilai

Tabel 2 Distribusi Frekuensi dan persentase pengetahuan Lingkungan (X1)


Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase
85-100 Sangat Tinggi 83 66,40
75-84 Tinggi 32 25,60
65-74 Sedang 9 7,2
55-64 Rendah 1 0,8
<54 Sangat Rendah 0 0

Berdasarkan Tabel 2 dapat deskriptif skor status sosial ekonomi


disimpulkan bahwa rata-rata pengetahuan masyarakat Desa Nelayan Bontosunggu di
lingkungan masyarakat Nelayan Bontosunggu Kabupaten Kepulauan Selayar dapat dilihat
dari 125 responden berada pada kategori pada Tabel 3.
sangat tinggi yaitu 66,40 %. Hasil analisis

Tabel 3 Statistik Analisis Deskriptif Status Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Nelayan Bontosunggu
di Kabupaten Kepulauan Selayar
Statistik Nilai Statistik
Rata-rata 20,20
Simpangan Baku 3,53325
Variansi 12,484
Nilai Terendah 13
Nilai Tertinggi 28
Jumlah Sampel 125

Berdasarkan Tabel 3 di atas, diketahui ekonomi masyarakat Desa Nelayan


nilai terendah 13 dan nilai tertinggi 28 rata-rata Bontosunggu Kabupaten Kepulauan Selayar
sebesar 20,20, simpangan baku 3,53325. dapat dilihat pada Tabel 4.
Distribusi frekunesi variabel status sosial

Tabel 4. Distribusi skor Status Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Nelayan Bontosunggu Kabupaten
Kepulauan Selayar
No Skor Frekuensi Persentase (%) Kategori
1 X ³ 24 24 19,20 Tinggi
2 17 ≤ X < 23 82 65,60 Sedang
3 X < 16 19 15,20 Rendah
Jumlah 125 100

Pada Tabel 4 di atas diperoleh informasi interval yang lain tenyata terdapat 19 atau
bahwa skor rata-rata status sosialekonomi sebesar 15,20% masyarakat yang status sosial
masyarakat Desa Nelayan Bontosunggu ekonomi pada kategori rendah, terdapat 82
Kabupaten Kepulauan Selayar sebesar 20,20 atau sebesar 65,60% masyarakat yang status
hampir sama dengan skor median sebesar 20. sosial ekonomi pada kategori sedang dan
Jika dikonfirmasikan dengan tabel 4.4. di atas, terdapat 24 atau sebesar 19,20% masyarakat
maka terlihat bahwa skor rata-rata tersebut yang berada pada status sosial ekonomi
berada pada interval 17 ≤ X < 23 dengan kategori tinggi. Setelah melihat banyaknya
kualifikasi status sosial ekonomi pada kategori masyarakat yang berada pada interval 17 ≤ X <
sedang. Begitu pula dengan memperhatikan 23 yaitu 82 atau sebesar 65,60%, maka dapat

24
disimpulkan bahwa status sosialekonomi deskriptif variabel perilaku hidup bersih dan
masyarakat Desa Nelayan Bontosunggu sehat disajikan pada Tabel 5.
Kabupaten Kepulauan Selayar berada dalam
kualifikasi sedang Hasil analisis statistik

Tabel 5 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (Y)
Statistik Nilai Statistik
Rata-rata 119.6000
Simpangan Baku 9.16691
Variansi 84.032
Nilai Terendah 100
Nilai Tertinggi 137
Jumlah Sampel 125

Hasil penelitian dengan sampel 125 baku adalah 9.16691, variansi adalah 84.032,
responden menunjukkan bahwa rata- rata skor nilai terendah adalah 100, dan nilai tertinggi
perilaku hidup bersih dan sehat pada adalah 137. Distribusi frekuensi dan persentase
masyarakat Desa nelayan Bontosunggu adalah perilaku hidup bersih dan sehat disajikan pada
119,6000, Standar Deviasi atau simpangan Tabel 6.

Tabel 6 Distribusi, Frekuensi, dan persentase Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 ³ 133,35 Sangat Tinggi 9 7,20
2 124,18-133,35 Tinggi 35 28,00
3 115,02-124,18 Sedang 30 24,00
4 105,85-115,02 Rendah 45 36,00
5 <105,85 Sangat Rendah 6 4,80

Berdasarkan Tabel 6 dapat disimpulkan probabilitas α = 0,05 lebih besar dari sig. 0,000
bahwa rata-rata perilaku hidup bersih artinya bahwa kedua variabel pengetahuan
masyarakat Desa Nelayan Bontosunggu lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat
Kabupaten Kepulauan Selayar dari 125 mempunyai hubungan. Sedangkan untuk
responden berada pada kategori rendah yaitu tingkat keeratan atau nilai korealsi pearson
45, dengan persentase 36,00 %. Kategori untuk pengetahuan lingkungan adalah sebesar
sangat rendah yaitu 4,80 %, kategori sedang 0,466 dan untuk perialku hidup bersih dan
24,00%, dan kategori tinggi 28,00 serta sehat juga sebesar 0,466.
kategori sangat tinggi 7,20%. Hal ini mengandung makna bahwa
pengetahuan lingkungan memiliki hubungan
Pembahasan yang signifikan dengan pencapaian perilaku
1. Hubungan antara pengetahuan hidup bersih dan sehat dengan kategori sedang
lingkungan terhadap Perilaku hidup dan bentuk hubungan yang positif. Dengan
bersih dan sehat masyarakat di Desa demikian temuan dalam penelitian ini
Nelayan Bontosunggu, Kabupaten mengindikasikan bahwa untuk mencapai
Kepulauan Selayar perlaku hidup bersih dan sehat yang baik dan
Hasil analisis data menghasilkan bahwa optimal, maka seseorang harus memiliki
secara langsung terdapat hubungan yang pengetahuan lingkungan yang baik dan benar.
signifikan antara pengetahuan lingkungan Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmadi (2018)
dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Dari yang mengatakan bahwa sikap dan perilaku
data hasil analisis tersebut diketahui nilai seseorang terhadap lingkungan ditentukan
probabilitas α = 0,05 dan untuk signifikan sejauhmana pengetahuan lingkungan yang
pengetahuan lingkungan yaitu 0,000, dan dimiliki. Pengetahuan lingkungan
untuk perilaku hidup bersih dan sehat adalah menggambarkan seberapa jauh masyarakat
sebesar 0,000. Ini menunjukkan bahwa nilai mengetahui dan memahami tentang PHBS.
25
Faktor pengetahuan merupakan faktor Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat
pemicu terhadap perilaku yang menjadi dasar juga dikatakan masyarakat yang memiliki
atau motivasi bagi indakannya akibat tradisi tingkat pengetahuan lingkungan kategori
atau kebiasaan, dan kepercayaan. Keterbatasan sedang cenderung lebih memperhatikan dan
pengetahuan dapat menurunkan motivasi berempati pada konsekuensi perilaku mereka
seseorang untuk berperilaku sehat. Indikator terhadap lingkungan. Masyarakat yang
yang paling rendah dalam penerapannnya atau memiliki pengetahuan lingkungan tinggi akan
masih tinggi angka yang tidak menerapkan semakin sadar untuk melestarikan
adalah indikator tidak merokok dalam rumah lingkungannya. Sesuai pernyataan Creech et
(42%). Tingginya kebiasaan merokok dalam al. (2009), bahwa pengetahuan lingkungan
masyarakat di desa Nelayan Bontosunggu yang tinggi dapat meningkatkan
Kabupaten Kepulauan Selayar berkaitan kesadaranlingkungan, yang mengarah pada
dengan tingkat pendidikan responden. Semakin perubahan perilaku seseorang.
tinggi tingkat pendidikan responden, maka
semakin rendah kemungkinan mempunyai 2. Hubungan antara status sosial ekonomi
kebiasaan merokok. terhadap perilaku hidup bersih dan
Mayoritas responden dalam penelitian sehat masyarakat di Desa Nelayan
ini mempunyai pendidikan minimal tingkat Bontosunggu, Kabupaten Kepulauan
SMA. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil Selayar
penelitian sebelumnya yang menyatakan Hasil analisis data menghasilkan bahwa
bahwa responden yang mempunyai kebiasaan secara langsung terdapat hubungan yang
merokok merupakan responden dengan signifikan antara status sosial ekonomi dengan
pendidikan SMA (Milo dan Kallo, 2015). perilaku hidup bersih dan sehat. Dari data hasil
Pengetahuan lingkungan masyarakat di Desa analisis tersebut diketahui nilai probabilitas α =
Nelayan Bontosunggu Kabupaten Kepulauan 0,05 dan untuk signifikan status sosial
Selayar berada pada kategori sedang ekonomi yaitu 0,000, dan untuk perilaku hidup
disebabkan karena beberapa responden masih bersih dan sehat adalah sebesar 0,000. Ini
kurang memahami sumber informasi terakit menunjukkan bahwa nilai probabilitas α = 0,05
pemgetahuan dan perilaku yang benar terhadap lebih besar dari sig. 0,000 artinya bahwa kedua
lingkungan, dan masih kurangnya variabel status sosial ekonomi dan perilaku
keingintahuan masyarakat tentnag lingkungan hidup bersih dan sehat mempunyai hubungan.
dan aspek penunjang lingkungan yang baik Sedangkan untuk tingkat keeratan atau nilai
dan bersih. korelasi pearson untuk status sosial ekonomi
Penelitian yang dilakukan oleh Farisy adalah sebesar 0,347 dan untuk perilaku hidup
(2015) menemukan bahwa pengetahuan bersih dan sehat juga sebesar 0,347.
lingkungan hidup berpengaruh terhadap Hal ini mengandung makna bahwa
perilaku ramah lingkungan, semakin banyak status sosial ekonomi memiliki hubungan yang
informasi mengenai masalah lingkungan dan signifikan dengan pencapaian perilaku hidup
bagaimana masalah lingkungan dapat terjadi bersih dan sehat dengan kategori sedang dan
semakin besar kemungkinan seseorang bentuk hubungan yang positif. Kurangnya
melakukan perilaku ramah lingkungan. kebiasan masyarakat di Desa Nelayan
Notoatmodjo (2007) mengemukakan bahwa Bontosunggu untuk mencuci tangan dengan
pengetahuan seseorang diperoleh melalui sabun sebelum beraktifiktas terutama sebelum
proses penginderaan terhadap suatu objek makan sangat dipengaruhi oleh status sosial
tertentu. Pengetahuan lingkungan yang rendah ekonomi masyarakat dalam tingkat pekerjaan
menyebabkan masyarakat kekurangan yang mayoritas berada pada kategori nelayan.
informasi yang menjadi dasar untuk Mayoritas masyarakat yang tinggal
berperilaku tidak merusak lingkungan. Hal ini disepanjang pesisir pantai kebanyakan
sesuai dengan pernyataan Pe’er et al. (2007) berprofesi sebagai nelayan, karena penentuan
rendahnya tingkat pengetahuan lingkungan lokasi tempat tinggal sangat bergantung
menjadi faktor yang mempengaruhi seseorang terhadap mata pencarian yang dilakoni oleh
untuk mengabaikan implikasi dari perilaku masyarakat tersebut.
sehari-hari pada lingkungannya. Menurut Kristiyani (2016) masyarakat
yang tinggal dipesisir pantai sejak dulu

26
menggantungkan hidupnya dari manfaat pengetahuan lingkungan serta bagaimana cara
sumber daya alam yang terdapat di daerah bertindak kepada lingkungan yang baik dan
pesisir. Sebagian besar status sosial ekonomi benar agar tidak menyebabkan masalah yang
responden berada dalam kategori sedang. lain. Dari hasil penelitian diketahui bahwa
Tingkat sosial ekonomi keluarga kategori tingkat koefisien determinasi sebesar 0,236
bawah memiliki peluang untuk tidak atau 23,6 % artinya sebesar 23,6 % secara
berperilaku hidup bersih dan sehat sebesar 5 bersama-sama antara pengetahuan lingkungan
kali lipat lebih besar dibandingkan dengan dan status sosial ekonomi mempengaruhi
sosial ekonomi keluarga atas. perilaku hidup bersih dan sehat dan selebihnya
Hasil penelitian ini serupa dengan hasil sebesar 76,4 % dipengaruhi oleh variabel lain
penelitian sebelumnya di Surakarta yang yang tidak dimasukkan dalam penelitian Untuk
menyatakan terdapat hubungan antara tingkat tingkat keeratan hubungan atau nilai korelasi
sosio ekonomi dengan kebiasaan perilaku pearson untuk pengetahuan lingkungan dan
sehat. Sebagian besar keluarga yang status sosial ekonomi adalah sebesar 0,486.
menerapkan PHBS merupakan keluarga Hal ini mengandung makna bahwa
dengan tingkat ekonomi sedang sampai tinggi. pengetahuan lingkungan dan status sosial
Perilaku tidak sehat cenderung banyak ekonomi memiliki hubungan yang signifikan
dilakukan oleh seseorang dengan status sosial dengan pencapaian perilaku hidup bersih dan
ekonomi rendah. Hasil penelitian yang sehat dengan kategori sedang dan bentuk
dilakukan di Inggris menunjukkan bahwa hubungan yang positif. Penelitian ini sejalan
individu dengan statsu sosial ekonomi rendah dengan penelitian Saputro (2016) yaitu
mempunyai kecenderungan lebih tinggi untuk terdapat pengaruh positif dan signifikan anatar
merokok, mengkonsumsi alkohol, memiliki pengetahuan lingkungan dan status sosial
pola makan yang tidak sehat. Status sosial ekonomi dengan perilaku hidup bersih dan
ekonomi berkaitan dengan peran atau kelas sehat. Selanjutnya hasil penelitian Supeni
sosial yang dibawa seseorang. (2016) menemukan bahwa terdapat pengaruh
Ketidakberuntungan sosial ekonomi positif antara pengetahuan lingkungan dan
mengakibatkan individu kekurangan sumber status sosial ekonomi terhadap perilaku hidup
daya untuk mengakses informasi tersebut, bersih dan sehat. Masyarakat di Desa Nelayan
sehingga memiliki risiko lebih besar untuk Bontosunggu Kabupaten Kepulauan Selayar
berperilaku menyimpang dari standar merupakan masyarakat yang mempunyai
kesehatan. keragaman tingkat Status sosial ekonomi.
Menurut Sulasteri (2011) menyatakan Mayoritas masyarakat di Desa Nelayan
bahwa tingkat pendapatan seseorang Bontosunggu Kabupaten Kepulauan Selayar
mempengaruhi kondisi kesehatan memiliki tingkat Status Sosial ekonomi dalam
lingkungannya, semakin tinggi pendapatannya, tingkat pendapatan yang berada pada kategori
maka semakin baik pula dalam penyediaan cukup baik. Hal tersebut didasarkan pada
fasilitas-fasilitas kesehatan lingkungannya. angket yang telah dibagikan kepada
masyarakat serta sebagian dari masyarakat
3. Hubungan antara pengetahuan yang berada di daerah pesisir pantai selain
lingkungan dan status sosial ekonomi berprofesi sebagai nelayan tetapi juga memiliki
masyarakat di Desa Nelayan pekerjaan sampingan lainnya.
Bontosunggu, Kabupaten Kepulauan Status ekonomi menurut Harianto
Selayar dengan Perilaku hidup bersih (2008) suatu posisi atau jenjang yang dimiliki
dan sehat seseorang dalam hidup bermasyarakat yang
Pengetahuan Lingkungan masyarakat dilihat dari segi tingkat pendidikannya,
desa nelayan Bontosunggu Kabupaten pekerjaan dan pendapatannya. Faktor-faktor
Kepulauan Selayar berada pada kategori tinggi tersebut sangat berpengaruh terhadap status
disebabkan karena terdapatnya beberapa sosial ekonomi keluarga sehingga jika salah
responden yangsudah memahami sumber satu faktor tersebut rendah maka akan
informasi terkait pengetahuan dan perilaku berpengaruh pada tingkat status sosial ekonomi
yang benar terhadap lingkungan. Hasil tersebut. Pendidikan merupakan salah satu
penelitian menunjukkan beberapa masyarakat faktor yang mampu mengubah cara berpikir
telah mengetahui definisi beberapa bagian dari seseorang. Dengan demikian semakin tinggi

27
pendidikan seseorang diharapkan semakin sehat dengan kategori sedang dan bentuk
kritis pula pola pikirnya. Pekerjaan merupakan hubungan yang positif.
usaha yang dilakukan untuk mendapatkan Berdasarkan hasil penelitian
income/uang guna menyokong atau pengetahuan lingkungan dan status sosial
menghidupi keluarga dalam rangka menunjang ekonomi secara bersama-sama memiliki
ekonomi keluarga, dan pendapatan faktor yang hubungan yang signifikan dengan Perilaku
sangat penting di dalam kehidupan keluarga. hidup bersih dan sehat masyarakat Desa
Oleh karena itu besar kecilnya pendapatan Nelayan Bontosunggu Kabupaten Kepulauan
yang diperoleh seseorang akan berpengaruh Selayar. Tingkat koefisien determinasi sebesar
terhadap status sosial ekonomi keluarga dalam 0,236 atau 23,6 % artinya sebesar 23,6 %
upaya pemenuhan kebutuhan kehidupan secara bersama-sama antara pengetahuan
sehari-hari dan peningkatan kesehatan lingkungan dan status sosial ekonomi
keluarga. mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat
Berdasarkan hasil penelitian dapat dan selebihnya sebesar 76,4 % dipengaruhi
dianalisa bahwa status ekonomi masyarakat oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
mempunyai hubungan yang kuat terhadap dalam penelitian. Untuk tingkat keeratan
penerapan PHBS ditatanan rumah tangga. hubungan atau nilai korelasi pearson untuk
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian pengetahuan lingkungan dan status sosial
yang dilakukan Zaahara yang dilakukan di ekonomi adalah sebesar 0,486.
Bekasi (2001) dimana Zaahara mengatakan Hal ini mengandung makna bahwa
bahwa status sosial ekonomi mempunyai pengetahuan lingkungan dan status sosial
hubungan yang positif dan signifikan dengan ekonomi memiliki hubungan yang signifikan
perilaku hidup sehat, semakin tinggi status dengan pencapaian perilaku hidup bersih dan
sosial ekonomi keluarga, maka makin tinggi sehat dengan kategori sedang dan bentuk
pula atau semakin baik pula perilaku hidup hubungan yang positif.
sehat keluarga dan sebaliknya semakin rendah
status sosial ekonomi keluarga makin buruk Saran
pula perilaku hidup sehatnya. Diharapkan kepada masyarakat agar
lebih aktif mencari informasi kesehatan yang
KESIMPULAN DAN SARAN berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih
Kesimpulan dan Sehat (PHBS) agar mereka memiliki
Berdasarkan hasil penelitian dan pengetahuan yang baik tentang Perilaku Hidup
pembahasan yang dikemukakan dapat ditarik Bersih dan Sehat (PHBS) dan akan termotivasi
kesimpulan bahwa Pengetahuan lingkungan untuk melakukan atau menerapkannya di
memiliki hubungan yang signifikan dan positif dalam Keluarganya.
dengan perilaku hidup bersih dan sehat Bagi petugas kesehatan diharapkan Agar
masyarakat Desa Nelayan Bontosunggu dapat memberikan informasi tentang Perilaku
Kabupaten Kepulauan Selayar tingkat keeratan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada
atau nilai korelasi pearson untuk pengetahuan masyarakat melalui penyuluhan maupun
lingkungan adalah sebesar 0,466 dan untuk penempelan poster atau penyebaran leaflet
perilaku hidup bersih dan sehat juga sebesar agar masyarakat dapat mengerti secara
0,466. Hasil penelitian Kondisi sosial ekonomi keseluruhan dan dapat menerapkan PHBS di
memiliki hubungan yang signifikan dengan dalam keluarganya. Diharapkan hasil
Perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai
Desa Nelayan Bontosunggu Kabupaten tambahan informasi untuk mengembangkan
Kepulauan Selayar tingkat keeratan atau nilai penelitian lebih lanjut yang dapat menganalisis
korelasi pearson untuk status sosial ekonomi penerapan masing-masing indikator PHBS dan
adalah sebesar 0,347 dan untuk perilaku hidup faktor-faktor yang mempengaruhinya.
bersih dan sehat juga sebesar 0,347. Hal ini
mengandung makna bahwa status sosial
ekonomi memiliki hubungan yang signifikan
dengan pencapaian perilaku hidup bersih dan

28
DAFTAR RUJUKAN

Ahmadi, R. (2018). Profesi Keguruan. Munawaroh, Siti. 2016. Identifikasi Faktor


Yogyakarta: Ar - ruzz Media. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
JurnalKesehatan Masyarakat. ISSN
Anikarnisia, Ni Made., & Arwin Surbakti., Tri 2356-3346. Vol. 4, No. 5.
Jalmo. 2018. Hubungan antara
Pengetahuan tentang Pencemaran Nabilah, Nina, Arwin Surbakti, dan Tri Jalmo.
Lingkungan dan Perubahan Iklim 2018. “Hubungan Antara Pengetahuan
dengan Sikap Peduli Lingkungan. Tentang Ekosistem dan Perubahan
Lingkungan dengan Sikap Peduli
Jurnal Kemenkes RI. 2011. Panduan Lingkungan.” Jurnal Bioterdidik:
Pembinaan dan Penilaian Perilaku Wahana Ekspresi Ilmiah 6(1): 10.
hidup Bersih danSehat di Rumah
Tangga. Niswah, Khomsatun. 2015. “Pengaruh Kondisi
Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap
Koem Zitty, dkk. 2015. Hubungan Antara Kualitas Fisik Bangunan Permukiman
Pengetahuan dan Sikap dengan di Kecamatan Gubug Kabupaten
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Grobogan.” Skripsi Fakultas Ilmu
(PHBS) Pada Pelajar di SD Inpres Sosial Universitas Negeri Semarang.
Sukur Kecamatan Airmadidi
Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Notoatmodjo, S, 1993, Pengantar Pendidikan
Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. Kesehatan dan Ilmu Perilaku
4 . ISSN 2302 – 2493. Kesehatan, Andi Offset, Yogyakarta.

Kholid, A. 2015. Promosi Kesehatan dengan Notoatmodjo, S, 1997, Ilmu Kesehatan


Pendekatan Teori Perilaku, Media, dan Masyarakat, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Aplikasi. Jakarta: Rajawali. Kurnianto, Notoadmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan
Bambang Tri. 2017. “Dampak Sosial dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :
Ekonomi Masyarakat Akibat Rineka Cipta.
Pengembangan Lingkar Wilis di
Kabupaten Tulungagung,” Jurnal Notoatmodjo, S. 2014. Promosi Kesehatan dan
Agribisnis Fakultas Pertanian Unita 13 Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
(15): 28.
Novalaila, Indah Putri. 2016. “Pengaruh
Malo, M. 2003. Metode Penelitian Sosial. Pengetahuan Lingkungan Terhadap
Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas SikapPeduli Lingkungan Hidup
Terbuka. Mahasiswa Pendidikan Biologi
Angkatan 2014 Fakultas Tarbiyah dan
Mania, Siti. 2012. Pengantar Evaluasi Keguruan UIN Alauddin Makassar.”
Pendidikan. Makassar: Alauddin Skripsi Fakultas Tarbiyan dan
Universitypress. Manik, K. E. S. 2018. Keguruan UIN Alauddin Makassar.
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Depok: Prenadamedia Group. Nugroho, A, Y.2011. It’s Easy Olah Data
dengan SPSS. Yogyakarta: Skripta.
Milo, S., A.Y. Ismanto, dan V.D. Kallo. 2015. Nurjannah,
Hubungan Kebiasaan Merokok di
Salam Rumah dengan Kejadian ISPA Siti Laila. 2014. “Hubungan Antara Status
pada Anak Umur 1-5 Tahun di Sosial Ekonomi Dengan Motivasi
Puskesmas Sario Kota Manado. Orang Tua Menyekolahkan Anak di
Ejournal Keperawatan 3(2). Paud Smart Kid dan Paud Sahabat
Ananda Kecamatan Dau.” Skripsi
Mulyanto, H. R. 2007. Ilmu Lingkungan. Fakultas Psikologi UIN Maulana
Yogyakarta: Graha Ilmu. Malik Ibrahim Malang.

29
Sastropradja, M. 2000. Kamus Istilah dan
Nurhajati, Nunun. 2015. Perilaku Hidup Bersih Pendidikan Umum. Surabaya:
dan Sehat Masyarakat Desa Samir UsahaNasional.
dalam Meningkatkan Kesehatan
Masyarakat. Jurnal Unita. Vol 8, No. Setyosari, Punaji. 2013. Metode Penelitian
1. Pendidikan dan Pengembangan.
Pinem, Mbina. 2016a. “Pengaruh Pendidikan Jakarta: Kencana Siahaan,
dan Status Sosial Ekonomi Kepala
Keluarga bagi Kesehatan Lingkungan N. H. T. 2004. Hukum Lingkungan dan
Masyarakat,” JPPUMA Jurnal Ilmu Ekologi Pembangunan. 2 ed. Jakarta:
Pemerintahan dan Sosial Politik Penerbit Erlangga.
Universitas Medan Area 4 (1): 97–
106. DOI: 10.31289 / Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu
jppuma.v4i1.896. Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo.
Soedarto. 2013. Lingkungan dan Kesehatan.
Priyoto. 2014. Teori Sikap dan Perilaku Dalam Surabaya: Penerbit Sagung Seto.
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha medika.
Suratmo, Gunarwan. 2004. Analisis Mengenai
Proverawati, A dan Eni Rahmawati. 2012. Dampak Lingkungan. 10 ed.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Yogyakarta : Nuha Medika. Press. Soekidjo Notoatmodjo, 1997,
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Purnamasari, Ita, Alfiandra, dan Kurnisar. Prinsip Prinsip Dasar, Jakarta:
2019. “Perbandingan Sikap Peduli Rineka Cipta.
Lingkungan antara Mahasiswa yang
Mempelajari Mata Kuliah PKLH Sudijono, A. 2015, Pengantar Statistik
dengan Mahasiswa yang Tidak Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Mempelajari Mata Kuliah PKLH FKIP
Universitas Sriwijaya.” Bhineka Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan
Tunggal Ika: Kajian Teori dan Praktik (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
Pendidikan PKN 6 (1): 117–33.. dan R&D). Alfabeta. Bandung.
Suhartono,
Rama, Bahaking, Fatmawati Nur, dan
Masrianty. 2009. Pengetahuan Suparlan. 2010. Filsafat Ilmu Pengetahuan.
Lingkungan. Makassar: Alauddin Makassar: Badan Penerbit Universitas
Press. Negeri Makassar.

Rahayu, Dwi dan Andriyani. 2012. Hubungan Sumardi, Mulyanto. 2001. Kemiskinan Daerah
Pengetahuan dan Perilaku Urban. Jakarta:
HidupBersih dan Sehat pada Remaja
Putri. Jurnal akper akbid Vol 1. No 1. Rajawali. 2004. Kemiskinan dan Kebutuhan
Pokok. Jakarta: Rajawali. Undang-
Raule, Jean Henry, 2004, Analisis Berbagai Undang Nomor 23 Tahun 1992
Faktor yang Mempengaruhi Pelaksa- Tentang Sistem Kesehatan Nasional.
naan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 1992. Jakarta: Depkes RI.
Tatanan Rumah Tangga.
Wang, Yujie, Ke He, Junbiao Zhang, dan
Sarwono, Jonathan. 2012. Path Analisis: Teori Huayi Chang. 2020. “Environmental
Aplikasi, Prosedur Analisis untuk Knowledge, Risk Attitude, and
Riset Skripsi, Tesis dan Disertasi Households’ Willingness to Accept
Menggunakan SPSS. Jakarta: PT Elex Compensation for the Application of
Media Komputindo. Degradable Agricultural Mulch
Film:Evidence from Rural China.”
Science of The Total Environment 744

30
(November): 140616. Zaahara, T, D, 2001, Upaya Peningkatan
https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.202 Perilaku Hidup Sehat Dalam Keluarga
0.140616. Dalam Rangka Pembangunan
Keluarga http://adln.lib.unair.ac.id
Wasis, Slamet.2014 Tingkat Status Sosial
Ekonomi Orang Tua dan Pola Hidup Zheng, Q. J. 2018. “Correlation Between the
Sehat Siswa Kelas V Gugus WR. Environmental Knowledge,
Soepratman UPT P dan K Kecamatan Environmental Attitude, and
Pituruh Kabupaten Purworejo Jawa Behavioral Intention of Tourists for
Tengah. Yogyakarta. Ecotourism in China.” Applied
Ecology and Environmental Research
UNY. Wawan & Dewi M. (2010). Teori dan 16 (1): 51–62.
Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan https://doi.org/10.15666/aeer/1601_05
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha 1062
Medika.
Wijianto, W dan Ika Farida Ulfa. 2016.
“Pengaruh Status Sosial dan Kondisi
Ekonomi Keluarga terhadap Motivasi
Bekerja Bagi Remaja Awal (Usia 12-
16 Tahun)Di Kabupaten Ponorogo.”
Al Tijarah 2 (2): 190.
https://doi.org/10.21111/tijarah.v2i2.7
42

31

Anda mungkin juga menyukai