Anda di halaman 1dari 11

75 INFO TEKNIK, Volume 12 No.

2, Desember 2011

EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN


KONSTRUKSI DALAM PROSES PEMBANGUNAN INDUSTRI KONSTRUKSI

Yuslan Irianie 1)

Abstrak – Manajemen Konstruksi merupakan alternatif pola/sistem teknik pengelolaan dalam


proses pembangunan industri konstruksi yang memadukan tahap-tahap proses pembangunan
menjadi satu kesatuan/keterpaduan. Efektifitas penerapan sistem manajemen konstruksi dalam
proses pembangunan dapat mengoptimalisasikan pengelolaan dan pengendalian baik ditinjau
dari aspek biaya, waktu maupun kualitas dalam mencapai tujuan/target yang telah ditentukan.
Penulisan ini mencoba mengkaji/menelaah sejauhmana efektifitas dan efisiensi penerapan
sistem manajemen konstruksi dalam proses pembangunan industri konstruksi dan
memberikan gambaran-gambaran tentang manfaat dan optimasi yang didapat dalam
penerapannya ditinjau terhadap aspek biaya dan waktu. Peranan manajemen konstruksi
dimulai sejak tahap perancangan sampai sesudah tahap pelaksanaan sehingga tahap
pelaksanaan (construction) dapat dimulai lebih awal walaupun tahap perencanaan (design)
belum selesai (overlap), sehingga waktu penyelesaian proyek konstruksi lebih pendek/cepat
jika dibandingkan dengan sistem konvensional/tradisional, dimana dengan penerapan sistem
manajemen konstruksi didapat penghematan waktu proses pembangunan sebesar batasan
alokasi waktu tahap pelaksanaan (construction). Terhadap aspek biaya dimana penerapan
sistem manajemen konstruksi jika dibandingkan dengan sistem kontraktor utama didapat
penghematan biaya pembangunan ditinjau terhadap biaya pengelolaan, pajak dan profit-profit
jasa konstruksi. Dimana pada sistem kontraktor utama : investasi riel = 100 % - 42,50 % =
57,50 % ; sedangkan pada sistem manajemen konstruksi : investasi riel = 100 % - 26 % =
74 % , sehingga didapat keuntungan secara teoritis dengan sistem manajemen konstruksi =
74 % - 57,50 % = 16,50 % dari biaya proyek.

Kata kunci : manajemen, konstruksi, efektifitas, efisiensi, optimasi.

PENDAHULUAN Perkembangan pembangunan di


Indonesia makin pesat dan makin kompleks.
Sejak terbukanya alam pembangunan Pemisahan menurut sektor usaha tersebut
Indonesia untuk menerima secara bebas dan ternyata dirasakan terlalu lepas satu dengan
masuknya bantuan/investasi dan teknologi yang lain terutama karena desakan waktu
dari dunia internasional tidaklah dapat dan derap kebutuhan pembangunan, dimana
dihindarkan lagi timbulnya pembangunan fisik telah harus dimulai
kemajuan/perkembangan yang pesat akan sebelum perencanaan lengkap selesai.
ilmu pengetahuan dan teknologi serta merta Keterlepasan satu dengan yang lain ini
terapannya. Dalam dunia konstruksi mengakibatkan kekaburan mengenai
kehadiran, kehadiran dua lembaga yaitu pengendalian biaya keselarasan
Quantity Surveyior dan Construsction pelaksanaan. Keadaan inilah menimbulkan
Management, yang pertama dari kawasan keinginan untuk mempunyai sesuatu yang
Inggris dan yang kedua dari kawasan mengandung kemampuan melakukan
Amerika, telah memberikan pola baru dalam koordinasi dan pengendalian pembangunan
sistem teknik pengelolaan bangunan/metoda meskipun perencanaan belum selesai.
dalam proses pembangunan konstruksi di Bagaimanakah perkembangan praktek
Indonesia. manajemen konstruksi di Indonesia ?
sebelum tahun 1970 yang dikenal hanyalah

1)
Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin
76 INFO TEKNIK, Volume 12 No. 2, Desember 2011

pola Main Contractor dengan 2. Sejauhmanakah efisiensi waktu dan biaya


Subcontractors dan pola Eigen Beheer, pada yang didapat dalam penerapan sistem
dasarnya pola pertama melibatkan segitiga manajemen konstruksi pada proses
pemilik, direksi dan main contractor, pembangunan industri konstruksi.
dibantu oleh para subcontractors, dan Sementara itu yang menjadi tujuan
seterusnya sampai akhirnya pekerjaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
sebenarnya dilakukan oleh jawara atau 1. Memberikan gambaran peranan-peranan
mandor dengan pekerjanya. Cara ini manajemen konstruksi dan manfaatnya
diketahui merupakan cara mahal bagi si dalam proses pembangunan industri
pemilik karena dari harga kontraknya konstruksi.
dengan main contractor itu banyak bagian 2. Memberikan gambaran sejauhmana
yang dijalankan sebagai pembagian efisiensi waktu dan biaya yang didapat
keuntungan, pembayaran pajak berulang atas penerapan manajemen konstruksi
kali, materai kontraktor, biaya prosedur- dalam proses pembangunan industri
prosedur dan lain-lain. konstruksi.
Pada pola Eigen Beheer tampak pola Hasil atau manfaat yang didapatkan
yang mirip-mirip pada pola manajemen dari penelitian ini diharapkan dapat:
konstruksi, hanya saja pemilik itu biasanya 1. Memberikan pengetahuan dan wawasan
bukan ahli atau profesional manajer. Ia tentang penerapan dan manfaat sistem
biasanya amatir sehingga tak banyak yang manjemen konstruksi pada dunia
dapat dicapainya dalam mengusahakan konstruksi di indonesia sebagai alternatif
tujuan-tujuan yang terdapat dalam sistem/pola pengelolaan proses
manajemen konstruksi. Baru pada akhir pembangunan industri konstruksi yang
dasawarsa 1970-an tampak dipergunakan dapat digunakan dan memberikan
orang jasa profesional manajemen efektifitas dan efisiensi dalam optimasi
konstruksi, jadi masih merupakan suatu pola suatu pelaksanaan pembangunan proyek
praktek yang baru berkembang di Indonesia, konstruksi.
sehingga masih sedikit orang-orang yang 2. Memberikan informasi keilmuan dalam
benar-benar ahli dan berpengalaman dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
manajemen konstruksi itu. teknologi di bidang kegiatan usaha jasa
Mengingat sangat besarnya konstruksi dalam proses pembangunan
penghematan-penghematan waktu dan biaya industri konstruksi.
yang bisa diperoleh dari penerapan sistem
manajemen konstruksi dan peningkatan
kualitas kerja, maka sudah selayaknya KAJIAN TEORITIS
sistem manajemen konstruksi diterapkan
dalam proses pembangunan industri Proyek
konstruksi. Hal ini lebih-lebih lagi terasa Proyek adalah suatu rangkaian
pentingnya bila diingat bahwa modal/dana kegiatan untuk mewujudkan suatu gagasan
yang dipunyai untuk pembangunan di atau ide yang mempunyai dimensi fisik,
Indonesia terbatas adanya, maka sangat biaya dan waktu. (Roy Pilcher, 1976).
penting artinya untuk dapat mencapai Untuk mewujudkan suatu gagasan atau ide
volume pembangunan yang lebih besar tersebut tergantung kepada faktor manusia
dengan dana yang sama tadi. yang mendukungnya seperti naluri ingin
Rumusan masalah dalam penelitian ini berkembang dan sasarannya, penelitian dan
adalah sebagai berikut : pengamatan, serta budi daya dan rasa. Selain
1. Bagaimanakah penerapan dan manfaat faktor manusia tersebut sebagai faktor yang
sistem manajemen konstruksi dalam menunjang, adapula faktor-faktor yang
proses pembangunan industri konstruksi. mempengaruhi dan membatasinya seperti
situasi dan kondisi ekonomi, politik dan

1)
Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin
77 INFO TEKNIK, Volume 12 No. 2, Desember 2011

hankamnas serta kesejahteraan/kebutuhan terdapat ini adalah salah satu yang akan
masyarakat. menentukan teknik pengelolaan selanjutnya.
Garis besar proses pengembangan
Manajemen pembangunan industri konstruksi adalah
Manajemen adalah semua usaha atau tetap, tetapi tiap-tiap tahap akan mempunyai
upaya untuk memanfaatkan sumberdaya variasi yang tergantung daripada kondisi
bagi tercapainya tujuan, dengan cara-cara lingkungan yang banyak menimbulkan
yang efisien dan efektif. (Siregar, Ali masalah engineering. Dari masalah
Baryah, Sanadli dkk, 1988). Dalam engineering yang timbul ini berkembang
melaksanakan manajemen terdapat langkah- menjadi ilmu-ilmu berupa suatu sistem,
langkah yang perlu diperhatikan, karena metode dan lainnya yang menunjang teknik
saling berkaitan satu sama lain agar tujuan pengelolaan bangunan.
manajemen tersebut tercapai yaitu
perencanaan/planning, organisasi, Manajemen konstruksi
koordinasi, pengawasan/control penentuan/ Manajemen konstruksi adalah suatu
desicion bentuk/cara dalam proses pembangunan
industri konstruksi dimana tahapan
Industri Konstruksi perancangan, perencanaan dan pelaksanaan
Industri konstruksi adalah suatu diperlakukan sebagai suatu keterpaduan/
rangkaian kegiatan dalam proses kesatuan sistem membangun. (Donald
membangun dibidang konstruksi yang S.Barrie, 1978). Sedangkan manajer
mempunyai dimensi fisik, biaya dan waktu. konstruksi adalah suatu badan/lembaga
(Roy Pilcher, 1976). Untuk melaksanakan multi disiplin profesional, tangguh dan
pekerjaan manajemen, sebelumnya harus independen yang bekerja untuk pemilik
diketahui terlebih dulu apa tujuan terakhir proyek dari saat awal perencanaan sampai
yang dikehendaki dan bagaimana tahapan- pengoperasian proyek untuk mencapai hasil
tahap kegiatan sesuai dengan proses yang yang optimal dalam aspek waktu, biaya dan
seharusnya akan dihadapi. kualitas sebagaimana yang telah ditentukan
Garis besar proses pembangunan dan mampu bekerjasama dengan arsitek
industri konstruksi adalah sebagai berikut : engineer (AE). (Donald S.Barrie, 1978).
1. Perkembangan cetusan gagasan/ide akan Makna kata manajemen yang telah
kebutuhan masyrakat. kita terima mengandung lingkungan luas
2. Studi pendahuluan untuk pengembangan ketatalaksanaan dan pribadi manusianya.
gagasan. Ketatalaksanaan (proses pelaksanaan
3. Feasibility studi. administratif dinamis) meliputi perancang-
4. Penyelidikan dan penelitian untuk an, perencanaan, pelaksanaan dan
mendukung hasil feasibility studi dan pengawasan, sedangkan pada dimensi
rancangan yang akan dibuat. manusianya meliputi kepribadian,
5. Rancangan/desain. pengetahuan dan ketrampilannya.
6. Persiapan pelaksanaan. Manajemen konstruksi haruslah diberi
7. Operasional dan pemeliharaan. makna yang sebenarnya, yaitu merupakan
Untuk mendukung berhasilnya proses keahlian multi disiplin yang mencakup
tersebut diatas baik secara menyeluruh keahlian perancangan, perencanaan dan
maupun tahap demi tahap agar mencapai pelaksanaan. Ia adalah super konsultan
hasil yang optimal, dibutuhkan teknik teknik yang mempunyai keahlian kontraktor
pengelolaan secara sistematis (Engineering yang memiliki pengalaman perencanaan dan
Systems). Dari perincian proses tersebut kelayakan yang jasanya dibayar berdasarkan
akan dapat diuraikan disiplin-disiplin yang fee tanpa resiko (dalam pelaksanaan
harus diadakan. Disiplin-disiplin yang menggantikan kedudukan kontraktor
utama).

1)
Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin
78 INFO TEKNIK, Volume 12 No. 2, Desember 2011

Konstruksi disini bukanlah perancangan, perencanaan,


“konstruksi” yang kita kenal didunia teknik pelaksanaan sesuai permintaan
sipil, dimana cenderung memiliki arti pemilik proyek berdasarkan pada
“structural”. Konstruksi harus diartikan pertimbangan teknis.
sebagai “construction” yang mengandung h. Memeriksa dan merekomendasikan
makna pembangunan fisik. Dari cakupan kriteria dan standard yang di
makna kata manajemen dan kata konstruksi inguinkan Pemilik Proyek.
di atas inilah dibangun istilah manajemen i. Mengindentifikasi batasan utama
konstruksi, yang mana bukan hanya berarti (restriction) dari semua aspek
sempit sebagai manajemen kontraktor atau pembangunan.
koordinasi dan pengawasan konsultan tetapi j. Membuat proposal TOR (Term Of
bahkan lebih luas dari gabungan keduanya. Reference) untuk maksud manajemen
proyek.
2. Tahap Perencanaan
METODE PENELITIAN a. Membantu dalam survei lapangan.
b. Menyusun jadwal waktu review dan
Peranan Manajemen Konstruksi lelang secara terpadu bersama dengan
Yang paling ideal, manajemen arsitek engineer dan pemilik proyek.
konstruksi sudah mulai bekerja pada waktu c. Memberikan rekomendasi secara
pemilik proyek telah selesai dengan studi konseptual mengenai gambar-gambar
kelayakannya dan mengambil keputusan rencana dan spesifikasi. Membahas
untuk membangun. Pekerjaan-pekerjaan dan mereview gambar arsitek, sipil
yang harus sudah selesai sebelum struktur, mekanikal, elektrikal dan
manajemen konstruksi mulai bekerja adalah disiplin prasarana lain dalam aspek
yang menjadi dasar pengambilan keputusan kemudahan pelaksanaan, waktu
untuk membangun, yaitu meliputi studi pelaksanaan, kualitas, biaya,
kelayakan, pendanaan dan perijinan usaha. kemungkinan substitusi bahan dan
Proses membangunan dalam industri lain-lain dari rencana pasti sampai
konstruksi ini terdiri atas beberapa tahap dengan gambar kerja/detail.
yang mana manajemen konstruksi dapat d. Memberikan rekomendasi mengenai
berperan dalam tahapan tersebut, tahapan pembelian dan substitusi material
dan peranan manajemen konstruksi adalah yang memerlukan waktu penyerahan
sebagai berikut : lama.
1. Tahap Perancangan e. Menentukan fasilitas – fasilitas
a. Membantu pemilik proyek dalam penunjang untuk pelaksanaan
pemilihan dan penunjukan konsultan lapangan.
arsitek engineer (AE). f. Membantu proses ijin-ijin yang
b. Membantu dalam mengembangkan diperlukan.
sasaran-sasaran proyek yang ingin 3. Tahap Pelelangan
dicapai pemilik proyek. a. Untuk dan atas nama Pemilik Proyek
c. Membantu terlaksananya suatu studi melakukan prakualifikasi calon
kelayakan. peserta lelang (pemborong/supplier).
d. Membuat proyeksi arus dana (cash- b. Menyusun dan membagi paket-paket
flow). pekerjaan yang akan dilelangkan,
e. Memberikan rekomendasi atas konsep berikut batas kerjanya.
desain untuk bahan-bahan studi awal. c. Memeriksa kembali semua gambar
f. Membantu dalam menentukan dan dan spesifikasi setiap paket pekerjaan
menetapkan alokasi sumber dana. bersama dengan arsitek engineer dan
g. Membuat jadwal waktu proyek pemilik proyek sebelum didistribusi-
terpadu untuk semua tahap kan kepada calon kontraktor.

1)
Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin
79 INFO TEKNIK, Volume 12 No. 2, Desember 2011

d. Menyiapkan dokumen – dokumen m. Memproses pembayaran para


pelelangan. kontraktor.
e. Mengadakan rapat-rapat pelelangan n. Memproses tuntutan (claim).
(rapat penjelasan, evaluasi dan o. Memproses pengadaan gambar sesuai
sebagainya). yang dilaksanakan (as built drawing).
f. Memberikan rekomendasi kepada 5. Tahap Sesudah Pelaksanaan.
pemilik proyek untuk menentukan a. Mengkoordinir hal-hal yang perlu,
pemenang lelang. untuk memungkinkan kegiatan
g. Menyiapkan dokumen-dokumen pelaksanaan disamping operasional
kontrak. proyek secara partial, dapat berjalan
4. Tahap Pelaksanaan bersama tanpa saling mengganggu
a. Secara umum mengkoordinir dan sampai dilakukan proses searah
memberikan pengarahan pada pihak- terima.
pihak yang terlibat di lapangan, b. Menyusun program untuk kegiatan
hingga membentuk tim pembangunan awal operasional proyek.
yang baik dan terpadu. c. Memproses garansi-jaminan-sertifikat.
b. Melaksanakan pengawasan pekerjaan d. Memproses segi admintrasi proyek.
di lapangan, untuk menghasilkan e. Memproses serah terima proyek, baik
kuantitas dan kualitas seperti yang secara partial maupun keseluruhan
telah ditentukan dalam dokumen dari manajemen konstruksi/kontraktor
kontrak. kepada pemilik proyek.
c. Memproses sertifikat dan berita acara
yang diperlukan selama pelaksanaan. Bentuk Manajemen Konstruksi
d. Mengendalikan (control, monitoring, Bentuk Bagan kerja
up dating) jadwal pelaksanaan Berbagai bentuk kerja antar lembaga
berdasarkan waktu yang telah penyelenggara pembangunan, yaitu antara
ditentukan dalam master-schedule. pemilik proyek, manajemen konstruksi dan
e. Mengkoordinir pekerjaan fasilitas konsultan arsitek/engineer. Pengembangan
penunjang seperti pengadaan air, ini sepanjang pengetahuan kami, dapat
listrik untuk penerangan, sumber daya, dikatakan ke dalam dua pendekatan, yaitu
kantor dan gudang sementara, jalan pendekatan dari sudut konsultan
kerja dan lain-lain. arsitek/engineer dan pendekatan dari
f. Memimpin rapat koordinasi lapangan, pemilik/kontraktor.
baik secara rutin maupun khusus. Pada dasarnya kedua pendekatan ini
g. Memberikan rekomendasi untuk mempunyai kesamaan, yaitu membagi
penunjukan sub-kontraktor spesialis, lembaga penyelenggara pembangunan ini
jika masih diperlukan. menjadi tiga bagian, yaitu pemilik proyek,
h. Memproses pengadaan gambar kerja konsultan arsitek/engineer dan kontraktor.
(shop-drawing) dan contoh-contoh Pendekatan konsultan arsitek/engineer,
material dari kontraktor-kontraktor, mendasari pemikiran dengan mengembang-
sesuai dengan dokumen kontrak. kan kawasan konsultan arsitek/engineer dan
i. Mengawasi pengadaan kualitas kemudian memisahkan tambahan kawasan
tenaga kerja, material dan peralatan baru salah satu disiplin tersendiri yang
dari para kontraktor. disebut manajemen konstruksi. Sementara
j. Menyiapkan prosedur untuk itu pendekatan pemilik proyek/koordinator
perubahan pekerjaan (change order). (yang kadang-kadang dapat pula disebut
k. Menyusun program untuk keselamatan pendekatan kontraktor utama), mendasari
kerja dan keamanan proyek. pemikiran dengan mengembangkan
l. Menyusun laporan berkala dan kawasan pemilik dengan keahlian
merekam data-data lapangan. koordinasi kontraktor utama dan kemudian

1)
Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin
80 INFO TEKNIK, Volume 12 No. 2, Desember 2011

memisahkannya. Pendekatan pemilik kini Gambar 1. Manajemen konstruksi sebagai


juga dapat di tinjau dari segi kontraktor pengawas pembangunan berfungsi sama
utama, sehingga dapat pula disebut dengan “Directive Voeder”
pendekatan kontraktor utama, yang
mendasari pemikirannya atau menarik PP
keahlian kontraktor utama dari bagian
kontraktor dan menambahkan sebagian
tugas pemilik kedalammya, kemudian
A/E K.MK
diciptakan dalam bentuk disiplin tersendiri.
Pendekatan Konsultan Arsitek/Engineer
Pendekatan konsultan pengembangan
K.U. KS KS
tugas pengawasan (Directive Voering) dari
konsultan arsitek/engineer, dengan demikian
harapan pertumbuhan dari ukuran kecil dan SP SP SP SP
pada mulanya tetap mempertahankan
adanya kombinasi manajemen konstruksi Gambar 2. Manajemen konstruksi mulai ikut
dengan kontraktor utama, barulah bertahap mengatur/koordinasi beberapa kontraktor
kontraktor utama hilang. Tahapan ini dapat spesialis, yang semula dikoordinir oleh
bersifat tahapan waktu, tetapi juga dapat kontraktor utama
dilaksanakan secara simultan dimana tiap
PP
tahap menjadi bentuk alternatif. Bentuk
bagan kerjanya adalah sebagai berikut:
PP : Pemilik/Pengelola Proyek
A/E : Konsultan Perencana
K.MK : Konsultan M.K.
A/E K.MK
K.U. : Kontraktor Utama
K.S. : Kontraktor Spesialis
SP. : Supplier
_____ : Kontrak
-------- : Tugas/Perintah
.......... : Konsultatip
K K K K
PP
S S S S

Gambar 3. Manajemen konstruksi


mengkoordinir para kontraktor dan supplier
dan kontraktor utama tidak ada lagi
A/E K.MK Pendekatan Kontraktor Utama
Pendekatan ini lebih menekankan
kepada memnuhi kebutuhan yang
sebelumnya kurang dapat dipenuhi. Dengan
K.U demikian, apabila dengan sistem lama yang
telah kita kenal dapat dipenuhi kebutuhan
kelancaran pembangunannya, maka sistem
lama tetap digunakan. Ini berarti bahwa
sistem kontraktor utama tetap digunakan
S S S S untuk proyek sebesar apapun, selama sistem
P P P P
ini dianggap masih memadai dalam arti
kesederhanaan dan kelengkapan persyaratan
yang perlu dipenuhinya.

1)
Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin
81 INFO TEKNIK, Volume 12 No. 2, Desember 2011

Manajemen konstruksi hanyalah untuk profesional untuk menjamin biaya, waktu


menangani proyek yang kompleks dan atau dan mutu. Diperlukan perusahaan
membutuhkan sistem simultan kompleksitas Manajemen Konstruksi yang memiliki
proyek sedemikian rupa, sehingga dalam tenaga ahli/profesional berbagai disiplin
segala aspek sangat bermanfaat dan ilmu yang tetap. Pada hakekatnya
dibutuhkan, baik perencanaannya maupun Manajemen Konstruksi dimanfaatkan untuk
metode pembiayaan dan pelaksanaannya. fast-track. Dengan mengikuti faham
Disini mutlak bahwa manajemen konstruksi manajemen konstruksi murni, dimana bukan
tidak boleh dirangkap oleh konsultan sekedar perluas tugas directive voeder, maka
ekonomi atau konsultan teknik atau salah dengan sendirinya dimaklumi bahwa adalah
satu kontraktor di dalam proyek yang sama. salah satu faktor yang harus dimanfaatkan,
sehingga berarti bahwa manajemen
PP
konstruksi dapat dilakukan oleh perusahaan
perencana teknik, yang memenuhi keahlian
yang dibutuhkan manajemen konstruksi,
tetapi tidak dapat merangkapnya dalam
proyek yang sama.
A/
E
Manfaat Manajemen Konstruksi
Sebagaimana telah diuraikan terdahulu
berbagai peranan dalam tahapan-tahapan
dan bentuk bagan kerjaanya manajemen
konstruksi dalam proses pembangunana
KS KS KS KS industri konstruksi, maka kami coba uraikan
mengenai beberapa manfaat manajemen
Gambar 4. Manajemen konstruksi konstruksi sebagai berikut :
dikerjakan sendiri oleh pemilik 1. Tahap pelaksanaan dapat dimulai lebih
awal, tanpa menunggu selesainya
Bentuk ini dapat dikerjakan apabila masih perencanaan teknis seluruhnya,
sederhana sifatnya, mengingat biasanya sehinggan waktu pelaksanaan dapat
pemilik tidak profesional di bidang ini. dihemat/lebih pendek. Dalam proyek
PP komersial dimana faktor pasaran,
besarnya modal, tingginya bunga
pinjaman dan nilai inflasi berarti
penghematan biaya.
2. Perencanaan dapat lebih banyak waktu
merencana secara optimal dengan
A/E K.MK memepertimbangkan semaksimal aspek
dan alternatif yang menguntungkan
Pemilik.
3. Dengan sistem manajemen konstruksi
keputusan-keputusan dalam tahap
perancangan – perencanaan – pelelangan
serta pelaksanaan dapat diatur dan
K K K K disesuaikan menurut skala prioritas
S S S S proyek yang bersangkutan, dan paket-
Gambar 5. Manajemen konstruksi dengan paket pekerjaan dapat diatur dan
pekerjaan cukup kompleks disesuaikan dengan kondisi dan
spesialisasi masing-masing pihak
Bentuk ini adalah pekerjaan cukup pemborong/kontraktor setempat,
kompleks sehingga harus dikerjakan secara
1)
Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin
82 INFO TEKNIK, Volume 12 No. 2, Desember 2011

pengadaan material, peralatan dan pendidikan dan latihan, pengarahan dan


sebagainya. konsultasi.
4. Pemimpin proyek dan pengawasannya 5. Pengawasan, yang meliputi standar
dilakukan oleh manajemen konstruksi karya, pengukuran, penilaian karya dan
yang ahli dan berpengalaman, sementara tindakan koreksi.
pada umumnya pemilik proyek tergolong Pada suatu tahapan kegiatan
awam mengingat pengetahuan pemilik pembangunan industri konstruksi, maka
proyek pada bidang industri konstruksi rancangan/design yang harus dilaksanakan
agak terbatas (tidak selalu), sehingga membutuhkan sumber daya yaitu tenaga
pemilik poryek tidak perlu banyak manusia, uang, peralatan/tenaga mesin,
membuang waktunya yang berharga, bahan bangunan/material, dan metoda. Pada
untuk mengurus hal yang bukan saat membangun pengaruh lingkungan
profesinya. sangat menentukan tinggi rendahnya biaya
5. Bagi Investor yang membangun bukan dan singkat panjangnya waktu
merupakan hal rutin, penyelengaraan pelaksanaan.Untuk menghasilkan bangunan
oleh Manajemen Konstruksi sangat yang efisien dan efektif dibutuhkan teknik
membantu, karena Manajemen pengelolaan proyek yang ditunjang oleh
Konstruksi mendampingi sampai mulai dasar-dasar manajemen, analisa, sistem,
pemanfaatan bangunan. metoda, ekonomi teknik, teknik administrasi
tata laksana proyek, rencana dan rancangan
tata reka teknik sipil, teknik pengelolaan
PEMBAHASAN bangunan, metoda pelaksanaan bangunan,
value engineering, metoda pengambilan
Tinjauan Penerapan keputusan, aspek hukum dalam
Kegiatan manajemen konstruksi pembangunan, dan lain sebagainya yang
sebagai kegiatan yang terpadu sari unsur- merupakan disiplin ilmu sebagai alat dalam
unsur yang terikat didalamnya, seperti telah melaksanakan pengelolaan. Dengan alat
diuraikan pada bagian yang terdahulu, seperti tersebut diatas akan didapat cara
semua diarahkan untuk mencapai teknik pengelolaan yang terarah, karena alat
penyelesaian konstruksi secara efisien dan ini adalah merupakan carapendekatan
efektif berdasarkan langkah-langkah penting masalah engineering yang berhubungan
dalam manajemen yang dikaitkan dengan mengenai analisa waktu, analisa biaya, cost
tahapan-tahapan dalam proses pembangunan control, quality control, critical path
industri konstruksi. Dalam penerapan method, metoda pelaksanaan dan lain
manajemen konstruksi, kita kenal berbagai sebagainya yang berkaitan dengan
tahapan dan kelompok fungsi manajemen, pemanfaatan/pengendalian sumber daya
diantaranya adalah : dalam pembangunan industri konstruksi
1. Perancangan (planning), yang meliputi : secara optimal utnuk mencapai
forecasting, sasaran, kebijakan, program, sasaran/target.
jadwal, prosedur dan anggaran. Pengaturan di bidang industri
2. Pengorganisasian, yang meliputi konstruksi pada umumnya dilakukan oleh
identifikasi dan pengelompokan kerja, instansi pemerintah, khususnya di bidang
batasan dan pendelegasian wewenang/ manajemen konstruksi, telah dua kali
tanggung jawab dan penciptaan dikeluarkan Surat Keputusan Dirjend Cipta
hubungan kerja. Karya (yang terakhir Nomor :
3. Koordinasi, yang meliputi keseimbangan, 120/KPTS/CK/1983, tanggal 24 Agustus
keselarasan dan keterpaduan. 1983) yang didalamnya mengandung
4. Motivasi, yang meliputi pemilihan pengaturan mengenai manajemen
pelaksana, penilaian dan penghargaan, konstruksi. Sementara ini pola yang diikuti
oleh Direktorat Tata Bangunan; Departemen

1)
Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin
83 INFO TEKNIK, Volume 12 No. 2, Desember 2011

PU berdasarkan hal tersebut, bahkan pengaruh yang dramatis terhadap


direncanakan untuk semua proyek yang keseluruhan pekerjaan-pekerjaan proyek.
mempunyai nilai relatip besar dan Tidak terjadinya faktor ganda atas
kompleksitas pekerjaan konstruksinya, keuntungan, pajak dan biaya umum untuk
dicenderungkan untuk menggunakan sub-kontraktor/kontraktor utama yang
manajemen konstruksi. dibebankan pada pemilik proyek, seperti
Dua sebab utama porsi asing masih halnya dalam sistem tradisional/kontraktor
cukup substansial, yaitu sumber dana dan utama dan jumlah biaya akhir proyek selalu
teknologi. Dimana sumber dana asing dapat diketahui sebelumnya, sedangkan
banyak dikaitkan dengan eksport jasa peraturan biaya serta arus dana selalu diikuti
konstruksi negara yang bersangkutan. dan diperbaharui terus menerus. Pembelian
Teknologi yang belum dikuasai, material utama (impor) yang memerlukan
menyebabkan tidak masuknya perusahaan waktu pemesanan/penyerahan lama dapat
industri konstruksi kita dalam daftar dilakukan seawal mungkin.
rekanan mampu. Untuk mengembangkan
peran perusahaan industri konstruksi Tinjauan Efisiensi Waktu dan Biaya
nasional perlulah kita pecahkan penguasaan Tinjauan Efisiensi Waktu
terhadap faktor penyebabnya, untuk Perbandingan antara sistem
diharapkan hak memperoleh kerja di negeri manajemen konstruksi dengan sistim
sendiri mengingat pertambahan angkatan tradisional dari segi waktu akan didapat
kerja dan industri konstruksi salah satu penyelesaian proyek lebih cepat sehingga
penyerap tenaga kerja yang tinggi. terjadi penghematan waktu pada penerapan
sistim manajemen konstruski dalam proses
Tinjauan Manfaat pembangunan industri konstruksi sebagai
Adanya second opinion oleh tergambar dalam Gambar 6 dibawah ini;
manajemen konstruksi, dari review terhadap
studi kelayakan serta perkembangan dasar-
dasar asumsinya dan dari review terhadap
perencanaan dari segi manfaat, fungsi dan
biayanya, maka akan lebih diperoleh
efisiensi dan efektifitas bangunannya.
Dengan dilepasnya sistim kontraktor utama
(yang selayaknya mengambil laba dari hasil
sub-kontraktor), maka biaya seluruhnya
proyek akan lebih kecil, karena fee
manajemen konstruksi akan tetap lebih kecil
dari rencana margin laba terhadap
subkontraktornya.
Manajemen proyek dilakukan oleh
manajemen konstruksi dengan menyatukan
tahap perancangan-perencanaan-pelelangan
dan pelaksanaan dalam satu kesatuan sistem
yang utuh dan terpadu. Kontrak-kontrak
dapat diatur dan disesuaikan dengan kondisi
spesialisasi masing-masing-masing pihak
yang terlibat yaitu para kontraktor, arsitek
engineering, supplier dan lain-lain, serta
kontraktor yang tidak bekerja dengan baik
dapat diganti tanpa perlu mengganti seluruh
kontraktor dan tidak akan menyebabkan

1)
Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin
84 INFO TEKNIK, Volume 12 No. 2, Desember 2011

PERSETUJUAN

PERSETUJUAN

KEPUTUSAN
LELANG
EVALUASI
TUNTUTAN SELESAI
PEMILIK

RENCANA GAMBAR KERJA & LELANG/


PRA RENCANA PELAKSANAAN
PASTI DOKUMEN LELANG PENUNJUKKAN

PRA RENCANA
TUNTUTAN
PEMILIK

RENCANA
PASTI
PENGHEMATAN

GAMBAR KERJA & DOK.


LELANG

LELANG/PENUNJUKAN

PELAKSANAAN
SELESAI

Gambar 6. Perbandingan antara sistem manajemen konstruksi dengan sistem tradisional dari
segi waktu

Tinjauan Efisiensi Biaya


SISTEM MANAJEMEN KONSTRUKSI
Perbandingan antara sistem
manajemen konstruksi dengan sistem PEMILIK PROYEK

tradisional dari segi biaya akan didapat


biaya proyek lebih rendah sehingga terjadi
penghematan biaya pada penerapan sistem MANAJEMEN KONSTRUKSI Fee = 6 %

manajemen konstruksi dalam proses


pembangunan industri konstruksi seperti
tergambar pada Gambar 7 dibawah ini; KONTRAKTOR KONTRAKTOR
KONTRAKTOR/
SUPPLIER

SISTEM KONTRAKTOR UTAMA Pajak = 10%


Profit = 10%
PEMILIK PROYEK
TOTAL = 26 %

DIREKSI
Gambar 7. Perbandingan antara sistem
tradisional dan sistem manajemen
Fee direksi = 2,5 %
konstruksi dari segi biaya
Profit = 10%
KONTRAKTOR UTAMA Pajak = 10%
Perhitungan berdasarkan Gambar 7 di atas
pada sistem tradisional adalah
investasi riel = 100 % - 42,50 % = 57,50 %,
SUB – KONT. SUB – KONT. sedangkan pada sistem manajemen
Profit = 10% konstruksi investasi riel = 100 % - 26 % =
Pajak = 10%

TOTAL = 42,5 %
1)
Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin
85 INFO TEKNIK, Volume 12 No. 2, Desember 2011

74 %, sehingga keuntungan secara teoritis mengerti dan kita terima dalam


dengan sistem manajemen konstruks sebesar pelaksanaan di lapangan kenyataannya
= 74 % - 57,50 % = 16,50 % dari biaya masih memerlukan penyesuaiannya
proyek. sehingga perlu kita kaji yang baik dan
cermat dalam penerapannya secara luas
pada dunia pembangunan di Indonesia.
KESIMPULAN DAN SARAN mengingat sistem tradisional masih
berperan secara luas.
Kesimpulan
1. Penerapan sistem manajemen konstruksi
dalam proses pembangunan industri DAFTAR PUSTAKA
konstruksi secara efektif dapat
mengoptimalisasikan pengelolaan baik Roy Pilcher, (1976), Principle Of
dari segi waktu, biaya maupun kualitas Construction Management, Mc.Graw
pembangunan. Hill, New York.
2. Efektifitas dan efisiensi penerapan sistem
manajemen konstruksi dalam proses R.L.Peurifoy, (1979), Construction
pembangunan industri konstruksi akan Planning and Methode, Mc.Graw Hill,
memberikan manfaat, ditinjau dari segi New York.
waktu didapat waktu penyelesaian
proyek yang lebih cepat atau Donald S.Barrie, (1978), Profesional
penghematan waktu sebesar batasan Construction Management, Mc.Graw
alokasi waktu pelaksanaan fisik jika Hill, New York.
dibandingkan dengan sistem tradisonal.
3. Dalam segi biaya terhadap dana Sven R.Hed, 1985), Project Control
pembangunan dimana sistem manajemen Manual, Copyrigh S.R.Hed.
konstruksi didapat
penghematan/keuntungan secara teoritis Siregar, Ali Baryah, Sanadli dkk, (1988),
sebesar 16,50 % ditinjau dari biaya-biaya Manajemen, ITB, Bandung.
pajak dan profit/fee jika dibandingkan
dengan sistem tradisonal.
Saran
1. Sebagai negara yang sedang
membangun dengan keterbatasan dana
pembangunan maka sistem manajemen
konstruksi ini perlu diterapkan lebih luas
di dalam dunia pembangunan industri
konstruksi Indonesia.
2. Sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terus
berkembang dan tuntutan dunia
pembangunan saat ini yang memerlukan
sistem membangun yang efisien dan
efektif, maka selayaknyalah sistem
manajemen konstruksi ini diterapkan
secara luas di Indonesia.
3. Pelajaran yang dapat dipetik adalah
kaidah-kaidah dalam manajemen
konstruksi yang secara ilimiah, secara
teori dan logika, dapat sepenuhnya kita

1)
Staf Pengajar Fakultas Teknik Unlam Banjarmasin

Anda mungkin juga menyukai