Genesa Bahan Galian Dan Proses Pembentuk
Genesa Bahan Galian Dan Proses Pembentuk
Bahan Galian
Adalah,Suatu endapan yang dihasilkan magma, dimana magma merupakan .Larutan
Silikat panas yang kaya akan elemen-elemen volatile dan magma tersebut berada jauh di bawah
permukaan bumi yang kemudian melalui reaksi panas dari massa padatan.
Genesa Bahan Galian
Adalah Ilmu yang memperlajari pertumbuhan atau pembentukan serta asal usul bahan
galian, baik logam maupun non logam dan bahan galian industri.
Ruang Lingkup
Adalah,Aspek-aspek keterdapatan, proses pembentukan, komposisi, model (bentuk,ukuran,
dimensi), kedudukan, dan faktor-faktor pengendali pengendapan bahan galian (geologic
controls).
Tujuan utama
Adalah,Sebagai pegangan dalam menemukan dan mencari endapan-endapan
baru,mengungkapkan sifat-sifat fisik dan kimia endapan bahan galian, membantu dalam
penentuan (penyusunan) model eksplorasi yang akan diterapkan, serta membantu dalam
penentuan metoda penambangan dan pengolahan bahan galian tersebut.
Jenis Endapan yang yang dihasilkan Proses Pengendapan yaitu :
1. Endapan Primer (Hypogen) adalah,Endapan-endapan mineral yang muncul sesuai dengan
bentuk asalnya.
2. Endapan Sekunder (Supergen) adalah,Mineral-mineral primer telah terubah melalui pelapukan
atau proses-proses luar (superficial processes).
3. Endapan Sedimenter
4. Endapan Metamorf
A. Endapan Primer
Endapan Primer yaitu,endapan bahan galian yang terjadi karena berhubungan langsung dengan
magma. Pembentukan Endapan Primer secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi lima
jenis endapan, yaitu,
1. Fase Magmatik Cair (Liquid Magmatic Phase atau Konsentrasi Magmatic)
• Early Magmatic,
• Late Magmatic,
2. Fase Pegmatitik (Pegmatit),
3. Fase Pneumatolitik (Metasomatis Kontak),
4. Fase Hidrothermal (Hidrothermal),
5. Fase Vulkanik (Vulkanis).
Dari kelima jenis fase endapan tersebut akan menghasilkan sifat-sifat endapan yang berbeda-
beda, yaitu yang berhubungan dengan :
1. Kristalisasi magmanya
a) Magma dapat diartikan sebagai Leburan Silikat yang mengandung berbagai macam unsur
kimia, baik unsur logam, semi logam bukan logam ataupun unsur-unsur pembentuk gas
(volatil).
b) Magma terdapat pada lingkungan Suhu dan Tekanan tinggi, dan diperkirakan terdapat
pada Kedalaman 40 kilometer atau lebih dibawah permukaan bumi.
c) Magma bersifat Mobile dan salah satu nya mobilitasnya adalah berupa instrusi yang
menuju kepermukan bumi dan masuk kedalam retakan batuan yang ada di kulit bumi.
d) Dalam perjalannyanya, instrusi magma yang mengalami penuruan suhu maupun tekanan
yang mengakibatkan terjadinya Kristalisasi Mineral Silikat.
Endapan galian yang terbentuk bersama-sama dengan batuan di sekelilingnya disebut sebagai
endapan bahan galian Syngenetic dan endapan yang terbentuk sesudah terjadinya batuan disebut
sebagai Epigenetic.
2. Jarak endapan mineral dengan asal magma
a) Intra-magmatic,bila endapan terletak di dalam daerah batuan beku,
b) Peri-magmatic,bila endapan terletak di luar (dekat batas) batuan beku,
c) Crypto-magmatic,bila hubungan antara endapan dan batuan beku tidak jelas,
d) Apo-magmatic, bila letak endapan tidak terlalu jauh terpisah dari batuan beku,
Tele-magmatic, bila disekitar endapan mineral tidak terlihat (terdapat) batuan beku.
Segregation (Segregasi atau Pemisahan) adalah mineral yang terbentuk tidak tersebar merata,
tetapi hanya kurang terkonsentrasi di dalam batuan dan terjadinya dari hasil gravity diferensiasi
dan akumulasi dari mineral-mineral.Istilah yang dipakai pada endapan mineral bahan galian yang
mengkristal terlebih dahulu. Pada saat magma mulai mengkristal kemudian terpisah dari magma
tersebut karena sifat fisik yang berbeda, misalnya karena berat jenis yang berbeda.
Ciri-ciri jebakan ini:
a) Hubungan dengan magma jelas,
b) Endapan terdapat dalam lingkungan intrusi,
c) Karena adanya gravity diferensiasi, maka dalam teksturnya menunjukkan
pseudootrasigrafi.
Contoh:
1 Cebakan chromite di Transvall, Africa Selatan dalam batuan anorthosite yang
mempunyai lapisan Cr 20-30 inch.
Injection (Injeksi) adalah Mineral yang terbentuk tidak lagi terletak di dalam magma (batuan
beku), tetapi telah terdorong keluar dari magma.Bijih mineral terkonsentrasi oleh adanya
kristalisasi diferensiasi, kemudian massa ini menerobos masuk ke dalam celah-celah batuan
sekelilingnya. Hubungan struktur dari jebakan dengan batuan yang diterobosnya jelas sekali
menunjukkan adanya injection.Sesudah terjadinya pemisahan, kemudian diikuti dengan injeksi
sehingga pengumpulan bahan galian berpindah ke tempat lain, bahkan pada tempat terbentuk
semula.
Ciri-cirinya:
1. adanya fragmen-fragmen batuan di dalamnya,
2. Terdapat dike atau badan intrusi yang lain di dalambatuan aslinya,
3. Terjadi metamorphose pada dinding batuan.
Contoh:
1. Cebakan Titaniferous magnetite di Cubarland,
2. Cebakan magnetite di faruna Swedia.
Pada tahap Akhir Pengkristalan, ada 2 peristiwa yang mungkin terjadi yaitu :
immisibilitas Cairan terjadi selagi proses pembekuan berjalan, atau terjadi pemisahan itu
sebagai akibat secara langsung dua atau lebih cairan yang tidak dapat bersatu, seperti minyak dan
air.
Injeksi Cairan,Pada tahap akhir pembekuan, ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu,
1. Mineral itu bisa dipindahkan
2. Mineral itu tidak bisa dipindahkan.
Early Magmatic adalah Endapan yang terjadi langsung dari proses magmatic mineral yang lebih
cepat dari membekunya batuan silikat dan dipisahkan oleh kristalisasi diferensiasi.
Late Magmatic Adalah,Cebakan menghasilkan kristal setelah terbentuk batuan silikat sebagai
bentuk sisa magma yang lebih kompleks dan mempunyai corak dengan variasi yang lebih
banyak.Magma dari endapan late magmatic mempunyai sifat mobilitas tinggi.Cebakan ore
mineral late magmatic terjadi setelah terbentuknya batuan silikat yang menerobos dan bereaksi
dan menghasilkan rangkaian reaksi.
b) Metasomatisme Sentuh terdapat penambahan Tekanan pada sisa cairan yang mengadakan
reaksi dan menghasilkan mineral baru.
1. Jadi, Endapan Metasomatic Kontak terjadi karena adanya kontak antara uap panas
dengan temperatur yang tinggi dari magma dengan batuan samping atau batuan dinding
yang reaktif, dimana ada penambahan unsur dari magma, misalnya, AB & CD ACy &
BDz
2. Umumnya terjadi pada batu kapur, bisa terjadi pada proses pembentukan mineral secara
hidrotermal,
3. Mineral bijih pada endapan kontak metasomatisme umumnya sulfida sederhana dan
oksida misalnya Spalerit, Galena, Calkopirit, Bornit, dan beberapa Molibdenit.
4. Sedikit endapan jenis ini yang betul-betul tanpa adanya besi, pada umumnya akan banyak
sekali berisi Pirit atau bahkan Magnetit, Hematit dan Scheelit juga terdapat dalam
endapan jenis ini (Singkep-Indonesia).
5. Gejala kontak metamorfisme tampak dengan adanya perubahan pada tepi batuan
beku intrusi dan terutama pada batuan yang diintrusi, yaitu Baking (Pemanggangan) dan
Hardening (pengerasan).
Proses Pembentukan :
1. Terjadi pada intrusi dalam pada temperatur dan tekanan yang tinggi (500 s/d 1100 ºC),
2. Terjadi penambahan dan penguapan unsur-unsur yang ada pada batuan samping,
3. Batuan yang di intrusi harus reaktif tetapi tidak ada perubahan volume.
4. Magma harus membawa unsur-unsur logam yang berharga.
5. Terjadi perubahan susunan kimia, rekristalisasi + rekombinasi + unsur-unsur baru,AB & CD
ABx & Cdy
Urutan Pembentukan :
Silikat + magnetite dan hematite,Contoh,Pyrite + arsenopyrite
Magmatite + hematite,Contoh,Pyrotite, molibdenite, shpalerite, chalcopyrite, galeana.
1. Mineral-mineral sulfide, Contoh, Garam-garam sulfat.
2.Urutan pembentukan ini berdasarkan temperatur, meskipun ada beberapaperkecualian yaitu
sulfide lebih dahulu dari silikat + oksida.
3.Letak terjadinya proses Pneumatolitik umumnya di kedalaman bumi, pada lingkungan tekanan
dan temperatur tinggi, dimana disebut,
4. Pneomatolitis lebih menekankan peranan temperatur dari aktivitas uap air.
Pirometamorfisme menekankan hanya pada pengaruh temperatur,
1. Pirometasomatisme menekankan pada reaksi penggantian (replacement),
2. Metamorfisme kontak pada sekitar kontak.
Igneous metamorfism adalah Segala jenis pengubahan (alterasi) yang berhubungan dengan
penerobosan batuan beku. Batuan yang diterobos oleh masa batuan pada umumnya akan ter-
rekristalisasi, terubah (altered), dan tergantikan (replaced).Perubahan ini disebabkan oleh panas
dan fluida-fluida yang memencar atau diaktifkan oleh terobosan tadi. Oleh karena itu endapan ini
tergolong pada metamorfisme kontak.
1. Hasil akhir dari proses pembekuan magma yang mengadakan instrusi adalah larutan sisa
magma yang juga masih mengandung konsentrasi logam yang terdapat dalam magma dan tidak
ikut dalam proses pembekuan sebelumnya,
2. Cairan ini dinamakan Larutan Hidrothermal yang membawa logam ke tempat pengendapan
baru,
Pengertian Larutan Hidrothermal, adalah Pengertian umum adalah Cairan dari
Magma.Menurut Park (1964), adalah cairan yang tidak harus berasal dari magma, tetapi harus
memenuhi syarat berikut :
1. Suhu tinggi
2. Memiliki daya melarutkan mineral, dan
3. Tekanan tinggi.
Pada fase Hidrotherman akan terbentuk mineral-mineral ubahan “Epigenetic”, berasal dari
larutan sisa magma yang kaya akan logam-logam berharga yang terjadi temperatur antara 1500C
- 5000C (1000C - 5000C) Berdasarkan cara terbentukan endapan karena pengaruh temperatur,
maka dikenal ada tiga jenis endapan hidrothermal, antara lain :
1. Ephithermal (temperatur, 00C – 2000C), tergolong dangkal.
2. Mesothermal (temperatur, 1500C – 3500C), tergolong dangkal dan
3. Hipothermal (temperatur, 3000C – 5000C),
Setiap tipe endapan Hidrothermal diatas selalu membawa mineral-mineral yang tertentu
(spesifik), berikut altersi yang ditimbulkan barbagai macam batuan dinding tetapi minera-
mineral seperti Pirit (FeS2), Kuarsa (SiO2), Kalkopirit (CuFeS2) dan florida-florida hampir
selalu terdapat dalam ke tiga tipe endapan hidrothermal.Larutan hydrothermal paling banyak mi
neral-mineral logam, seperti :
1. Emas dan Perak,
2. Tembaga,
3. Timnal dan Seng,
4. Air raksa,
5. Antimon,
6. Molibdenun,
Bermacam-macam logam atau mineral-mineral non logam lainnya.Berdasarkan cara
pembentukan endapan karena pengaruh perjalanan larutan hidrothermal ke permukaan yang akan
melalui batuan dan akan mengendapkan unsur-unsur tertentu yang dibawahnya, maka dikenal
dua macam endapan hidrothermal, yaitu,
Cavity Filing Deposites (Deposit Pengisian Celah) Larutan hidrothermal mengisi lubang-lubang
(opening-opening) batuan samping yang sudah ada di dalam batuan.Cairan Hidrotermal akan
mulai mengendapkan mineral bila telah mencapai tempat yang menguntungkan, dalam hal ini
adalah berupa celah, rongga atau retakan yang terdapat dalam batuan.
Proses Metasomatik dapat terjadi setempat atau meluas dengan cara perluasannya ada 3
kemungkinan, yaitu :
1. Pengembangan Massif, cairan yang melalui retakan itu mula-mula mengganti dinding
celah disekelilingnya, kemudian meluas kebagian luar,
2. Pengembangan terhambur,
3. Pertumbuhan inti ganda.
Alterasi batuan dinding (wall rock) Proses hidrotermal menghasilkan alterasi pada batuan
dindingnya, terutama batuan tersebut reaktif atau permeable.
Alterasi batuan dinding.
Kondisi Wall rock Hasil alterasi
Proses terjadinya endapan atau cebakan mineral sekunder dipengaruhi empat faktor, yaitu,
1. Sumber dari mineral, yaitu metal atau metaloid, supergene atau hypogene (primer atau
sekunder),
2. Proses erosi dari daerah mineralisasi yang kemudian diendapkan dalam cekungan
(supergene),
3. Proses biokimia akibat bakteri, organisme seperti endapan diatomae, batubara, dan
minyak bumi,
4. Proses Kristalisasi magma dalam kerak bumi atau vulkanisme (hypogene).
Jadi, Proses Pelapukan yang terjadi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut, yaitu,
1. Disintegrasi,
2. Oksidasi,
3. Hidrasi,
4. Reaksi antara larutan dengan larutan, gas, atau zat padat,
5. Penguapan,
6. Atau gabungan dari beberapa hal diatas.
Umumnya proses pelapukan merupakan gabungan dari kedua proses tersebut (kimia + mekanis)
Pelapukan mekanis banyak terjadi di daerah yang kering (padang pasir) atau acid region dimana
perbedaan panas dan dingin sangat besar, juga didaerah kutub. Sedangkan pelapukan kimia dapat
berjalan dengan baik didaerah yang lembab atau daerah tropis.Agen-agen yang mempercepat
dekomosisi adalah air, oksigen, CO2, panas, asam-asam, alkali-alkali, vegetasi, bakteri,Hasil dari
pada pelapukan batuan dapat berupa sisa-sisa pelapukan yang berupa mineral-mineral yang stabil
(sukar larut) dan mudah larut Yang sukar larut bisa menjadi endapan konsentrasi residu atau
endapan-endapan placer, sedangkan yang mudah larut akan mengendap lagi ditempat yang lebih
jauh (membentuk mineral-mineral baru).Proses Pelapukan bisa dibagi menjadi dua yaitu :
Pelapukan mekanis Menghasilkan endapan placer, tetapi tidak menghasilkan mineral-mineral
baru (tetap mineral primer).Contoh endapan sedimenter yang terjadi karena Proses Pelapukan
Mekanis (Fisika) adalah,
1. Endapan Timah letakan di daerah Bangka-Belitung, dan
2. Endapan Emas placer di Kalimantan Tengah maupun Kalimantan Barat.
Pelapukan kimia Dapat menghasilkan mineral-mineral baru, yang berasal dari aktivitas-
aktivitas kimia terhadap, yaitu :
1. Endapan-endapan mineral yang belum tersingkap
2. Endapan-endapan mineral dengan kadar logam yang rendah
3. Gangue mineral
4. Batuan (beku, sediment, metamorf).
Contoh endapan sedimenter yang terjadi karena Proses Pelapukan Kimiawi adalah,
1. Endapan Bauksit di Pulau Bintan, dan
2. Laterit nikel di Pomalaa/Soroako Sulawesi Tengah maupun Selatan.
Endapan Konsentrasi Residu adalah Merupakan hasil dari pengumpulan dari pada mineral-
mineral berharga setelah mineral-mineral lain (gangue) yang terdapat dalam batuan atau endapan
bijih terbawa pergi selama pelapukan.Peningkatan kadar terjadi karena adanya pengumpulan
volume yang disebabkan oleh proses kimia/ pelapukan.Pengumpulan ini berlangsung terus
sampai membentuk suatu endapan yang ekonomis.Proses konsentrasi residual menyebabkan
terkonsentrasinya mineral di tempat karena bagian lain dari bahan induk terangkut akibat proses
pelapukan,Oleh karena itu beberapa syarat yang diperlukan untuk terjadinya endapan residual
adalah,
1. Terdapat sumber mineral dalam batuan induk,
2. Keadan iklim yang memungkinkan terjadinya pelapukan,
3. Keadaan relief yang relative datar.
Untuk bisa terbentuknya konsentrasi mekanik, mineral-mineral harus memilki 3 macam sifat
fisik, yaitu :
1. mempunyai berat jenis yang tinggi,
2. harus resistan, tahan terhadap proses pelapukan,
3. keras dan tahan terhadap tumbukan serta gesekan selama diangkut.
Mekanisme proses konsentrasi sangat tergantung pada berat jenis, ukuran, dan bentuk fragment-
fragment, untuk itu perlu dipahami ada 3 macam prinsip yaitu:
1. dalam air,
2. kecepatan pengendapan,
3. bentuk butiran.
Lingkungan Laut Kejadian cebakan mieral di lingkungan laut sangat berbeda dengan lingkungan
darat yang umumnya mempunyai mempunyai pasokan air dengan kadar elemen yang tinggi
dibandingkan kandungan di laut.Kadar air laut mempunai elemen yang rendah. Sebagai contoh
kadar air laut untuk Fe 2 x 10-7 % yag membentuk konsentrasi mineral logam yang berharga hal
ini dapat terjadi kalau mempunyai keadaan yang khusus (terutama Fe dan Mn) seperti :
1. Adanya salah satu sumber logam yang berasal dari pelapkan batuan di daratan atau dari
sistem hidrotermal bawah permukaan laut,
2. Transport dalam larutan, mungkin sebagai koloid. Besi adalah logam yang dominan dan
terbawa sebagai Fe(OH) soil partikel,
3. Endapan di dalam cebakan sedimenter, sebagai Fe(OH)3, FeCO3 atau Fe-silikat tergantung
perbedaanpotensial reduksi (Eh).
1. Bijih dalam lingkungan laut ini dapat berupa oolit, yang dibentuk oleh larutan koloid
membungkus material lain seperti pasir atau pecahan fosil. Bentuk kulit yang simetris
disebabkan perubahan komposisi (Fe, Al, SiO2).
2. Dengan pertumbuhan yang terus menerus, oolit tersebut akan stabil di dasar laut dimana
tertanam dalam material lempungan karbonatan yang mengandung beberapa besi yang
bagus.
3. Di dasar laut mungkin oolit tersebut reworked. Dengan hasil keadaan tersebut bijih besi
dan mangan sebagai contoh ferromanganese nodules yang sekarang ini menutupi daerah
luas lautan.
Endapan Bijih yang terbentuk oleh Proses Oksidasi dan Pengkayaan Supergene,
1. Jika suatu endapan bijih (vein, stock work dll) terexpose dipermukaan oleh erosi, maka
mereka akan mengalami proses pelapukan, air permukaan akan mengoksidasi mineral-mineral
dan menghasilkan larutan, akan melarutkan pula mineral-mineral lainnya,
2. Daerah dimana oksidasi ini berlangsung disebut zone oksidasi, tetapi akibat dari proses
oksidasi ini dapat pula di daerah-daerah yang terdapat dibawahnya,
3. Larutan hasil oksidasi yang turun kebagian bawah ini akan membentuk suatu zone yang
disebut zone pengkayaan (enriched zone), yang mempunyai kadar logam tinggi (lebih tinggi dari
sebelumnya) dan sibagian yang paling jauh terdapat zone primer/ supergene.
2. Dengan kata lain mineral bijih akan teroksidisir dan banyak diantaranya yang terdiri
bersama air yang merembes ke lapisan bawah hingga mencapai air tanah sampai pada
batas kedalaman yang dapat dijangkau oleh pengaruh oksidasi, bagian yang teroksidir
(tercuci) disebut dengan zone oksidasi.
3. Larutan yang merembes ke bawah bila telah mencapai air tanah akan mengendapkan
kandungan logam sebagai mineral sulfide sekunder, daerah ini dinamakan daerah
Pengkayaan Sulfide Supergen.
Bagian deposit bijih di sebelah bawah yang tidak terkena pengaruh oksidasi dan masih utuh
disebut One Primer (One Hipogen).Faktor-faktor yang mengontrol dan membatasi oksidasi :
1. Muka air tanah, Diatas muka air tanah proses oksidasi akan berjalan dengan lancar
karena banyak terdapat oksigen, sedangkan di bawah muka air tanah tidak terdapat/
sedikit oksigen yang bebas sehingga tidak / sukar terjadi reaksiKarena muka air tanah
umumnya sejajar dengan muka tanah maka dasar dari zone oksidasi juga sejajar dengan
muka air tanah, terutama didaerah datar,
2. Morfologi,Daerah pegunungan, sirkulasi air tanah lebih cepat sehingga didaerah ini
didapat suatu dasar zone oksidasi yang tidak rata (bergerigi). Hal ini terjadi karena
cepatnya sirkulasi air maka ada oksigen-oksigen bebas yang terbawa oleh air kebagian
yang lebih dalam sehingga bisa terjadi oksidasi,
3. Perubahan muka air tanah, Posisi dari pada muka air tanah adalah tidak tetap, sehingga
mempengaruhi proses oksidasi.Penurunan muka air tanah ini bisa terjadi karena erosi
maupun berubahnya iklim dari daerah yang lembab menjadi kering.
4. Waktu,Waktu juga sangat berpengaruh terhadap pembentukan endapan-endapan dengan
cara ini.Umumnya endapan-endapan terbentuk pada jaman tersier sedangkan pada post
glacial hampir tidak ada.
5. Batuan,Batuan-batuan yang bersifat porous/ permeable lebih mudah mengalami oksidasi
daripada batuan yang kompak/ masif. Juga pada batuan-batuan yang brittle mudah karena
banyak mempunyai crack-crack didalamnya.
6. Struktur, Struktur juga banyak berpengaruh terhadap erosi, misalnya,Pada daerah
patahan akan terkumpul air sehingga proses oksidasi dapat berlangsung dengan
kedalaman yang sangat dalam.Pada patahan yang impermeable maka oksidasi yang
efektif terjadi pada bagian hanging wall.Patahan yang impermeable berfungsi sebagai
penghalang terjadinya oksidasi pada bagian bawahnya.
Reaksi yang terjadi :
C. Endapan Sedimenter
2. Alterasi kimia,
3. Dan lain-lain.
Proses Sedimentasi,
1. Proses Sedimantasi perlu dibedakan dengan Evaporasi karena adanya perbedaan
mekanisme, dimana pada proses sedimentasi, pengendapan mineral terjadi akibat proses
kimiawi, organik dan fisik,
2. Proses Evaporasi endapan terjadi karena mineral terlarut dalam air. Kemudian akan
tinggal sebagai bahan padat setelah terjadinya evaporasi,
3. Endapan yang terjadi akibat sedimentasi yang penting adalah endapan besi, mangan,
tembaga, uranium, posfat, belerang dan lempung,
4. Batuan beku umumnya sumber bahan galian setelah melalui proses pelapukan kimia atau
fisik, dimana proses pelarutan oleh air merupakan salah satu hasil pelapukan kimia yang
sangat berperanan di dalam pengendapan mineral besi, mangan, tembaga dan posfat,
5. Air hujan pada umumnya banyak mengandung asam karbonat (H2SO3) yang sangat
efektif melarutkan mineral besi, mangan dan fosfor.
2. Proses Evaporasi akan efektif terjadi di daerah yang beriklim kering dan panas,
3. Secara umum berlaku ketentuan bahwa, garam-garaman yang daya larutnya terkecil akan
diendapkan terlebih dahulu dan yang terakhir diendapkan adalah jenis garam yang mudah
larut.
4. Endapan yang bernilai ekonomis hasil proses evaporasi dapat dibedakan berdasarkan
tempat terjadinya menjadi 4 jenis, yaitu,
Pengendapan dari Air Laut, Bila proses evaporasi tidak mengalami gangguan maka akan
terjadi,
1. Bila air laut teruapkan sekitar 50 %, maka akan diendapkan terlebih dahulu adalah
Oksida Besi (Fe2O3) dan Kalsium Karbonat (CaCO3),
2. Bila penguapan berjalan terus sehingga air mwnguap menjadi 20 % mulai diendakan
mineral Gipsum (CaSO4 2 H2O)
3. Penyusuatan lebih lanjut sampai 10 % volume air laut, maka NaCl mulai diendapkan,
kemudian diikuti endapan kasterit (MgSO 4 H2O) dan Bitthofit (MgCl2 6 H2O),
Penggendapan di Danau
1. Pada daerah kering dan panas, danau yang tidak memiliki saluran pembuangan biasanya
merupakan danau garam,
3. Kisaran kadar garam tersebut amat tergantung pada iklim yang berlaku di mana pada
musim yang lembab kadar garamnya menurun dan pada musim kering kadarnya menjadi
naik.
2. Proses yang terjadi sama dengan endapan air lau, perbedaanya terletak pada kadarnya
lebih kecil atau lebih rendah.
3. Kemudian silikat sebagai geyserit atau cintersilikat dan oksida mangan dalam bentuk
wad.
Mineral Organik
1. Mineral organik berasal dari organisme,
2. Mineral organik biasanya adalah minyak bumi, batu bara, dan gas,
3. Minyak bumi berasal dari hewani marine,
4. Gas juga berasal dari hewani marine,
5. Batubara terbentuk dari tumbuh-tumbuhan pakis yang menglami proses fosilisasi.
Minyak Bumi Berasal dari bahan organis. Teori-teori terbentuknya yang bersifat organis disebut
“hypotese abysaal” Cara terjadinya Minyak Bumi :
1. Minyak, gas dan air mengisi ruang-ruang antar pada batuan baik sebagian maupun
keseluruhan.
2. Ruang-ruang antara itu berupa lubang antara butir-butir batuan, crack, fissure.
3. Jadi minyak terdapat pada batu Resevoair (batuan dimana minyak, air dan gas ini terdapat).
4. Migrasi dan Akumulasi,Migrasi adalah perpindahan minyak bumi dari batuan primer kebatuan
resesoair.Migrasi selanjutnya adalah dalam batuan resevoair itu sendiri menuju zone atau
terpisahnya gap, minyak dan air menjadi tiga zone.
Batubara merupakan batuan sedimen.Cara terjadinya Batubara Baca Juga :
1. Semua batubara berasal dari bahan-bahan tanaman.
2. Bahan ini diendapakan dalam rawa-rawa (cekungan) yang diatasnya (daerah-daerah law
land).
Proses perbatubaraan,
Aktivitas O2 dalam daerah masih ada.
1. Oksidasi (dibawa oleh bakteri dan organisme),
2. Hasil asam humus (perubahan tanaman dalam oksidasi),
3. Sifat, aerobic 2-3 meter, kedalam lebih 3 meter, tidak ada oksigen, bakteria anverobic
(tidak terjadi pengubahan tanaman).
Akumulasi kedua
1. Terbentuknya secara autochtonous yaitu akumulasi pada tempat-tempat dimana tumbuh-
tumbuhan/ tanaman kembali, bukti adanya stigmaria (daerah / zone akar pada lapisan
batu bara).
2. Perubahan/ pembusukan berjalan terus timbul gas-gas. Akumulasi terjadi dalam rawa
yang terus turun (goosinklinal).
Proses-proses yang terjadi,
1. Proses terbentuknya batu bara dari sisa-sisa tenaman disebut proses “coal fication”.
2. Proses ini mula-mula memperbanyak jumlah C serta mengurangi H2O.
Tahapan proses terjadinya batubara :
Tahap pertama
1. Dimulai dengan raf peat,
2. Tanaman terdiri dari sellulose dan ligmin (cyclic structur). Ligmin mudah dirusak bahan
kimia atau organisme sedangkan sellulode stabil (hanya dapat dorusak oleh bakteri),
5 Ground masa, bersufat amorf plastis, berwarna kehitaman. Mudah larut dalam alkali
(KOH), larutan berwarna coklat.
Tahap kedua,
a) Pembentukan batu bara muda (brown coal),
Masa amorf, stroktur tanaman dapat terlilat, larut dalam alkali (KOH)-phenol-alkohol
dan sangat sukar larut dalam air,
b) Taraf batu muda ini berakhir bila proses pengolahan tersebut akhirnya tidak dapat lagi
melarutkan bahan amorf dalam alkali (brown coal),
c) Brown coal tidak selalu berwarna coklat, yang muda coklat yang tua kehitam-hitaman .
dalam brown coal masih ada struktur tanaman,
d) Bagian ini disebut “lignit” atau “Xylit”, yaitu batu bara yang masih muda = brown coal
yang muda,
e) Brown coal menunjukan sedikit/ banyak perlapisan, biasanya kompak dan sering Earthly
(seperti tanah), yang muda hampir tidak ada luster.