Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ASPEK POSITIF DAN NEGATIF DATA MASYARAKAT PERKOTAAN


DAN PEDESAAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

Disusun Oleh :

Desril
Musthafa Hayatul Khair

Dosen Pembimbing :

Hasnah, M. Pd

JURUSAN ILMU AL-QURAN DAN TAFQIR(IQT)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PENGEMBANGAN ILMU
QURAN (STAI-PIQ)
SUMATERA BARAT
2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji milik Allah semata, karena limpahan rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang “ASPEK POSITIF DAN
NEGATIF DATA MASYARAKAT PERKOTAAN DAN PEDESAAN” untuk memenuhi
tugas mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.
Kami berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca terlebih lagi bagi
kami sebagai penulis.

Padang, 30 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1
B. Rumusan Masalah.......................................................... 1
C. Tujuan.................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Masyarakat............................................................... 2
B. Masyarakat Perkotaan............................................................ 2
C. Masyarakat Pedesaan............................................................. 3
D. Perbedaan Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan.................... 5
E. Pengaruh Perkotaan ke- Pedesaan.......................................... 6
F. Pengaruh Pedesaan ke- Perkotaan.......................................... 8
G. Perkotaan dan Pedesaan dalam Islam..................................... 10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................... 12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Orang kota membayangkan bahwa desa ini merupakan tempat orang bergaul
dengan rukun,tenang,selaras,dan akur. Akan tetapi justru dengan berdekatan,mudah
terjadi konflik, hal tanah,gengsi,perkawinan,perbedaan antara kaum muda dan tua
serta antara pria dan wanita. Bayangan bahwa desa tempat ketentraman pada
konstelasi tertentu ada benarnya,akan tetapi yang nampak justru bekerja keraslah yang
merupakan syarat pokok agar dapat hidup di desa.
Demikian pula dalam konteks pembangunan desa (pertanian),semula orang
beranggapan bahwa masyarakat pertanian mangalami involusi (kemunduran)
pertanian yang berjalan dalam proses pemiskinan dan apapun teknologi dan
kelembagaan modern yang masuk ke pedesaan akan sia-sia.Pernyataan-pernyataan
sumbang inilah yang ingin kami bahas dalam makalah yang ringkas dan singkat
ini,yang mana adanya kontroversi kesan atau pendapat ini mungkin lebih tepat apabila
dihubungkan dengan berbagai gejala sosial seperti konsep-konsep perubahan sosial
atau kebudayaan.

B. Rumusan Masalah
A. Apa Definisi dari Masyarakat
B. Apa Definisi dari Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan
C. Apa ciri-ciri Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan
D. Dampak Positif dan Negatif Perkotaan dan Pedesaan

C. Tujuan
1. Megetahui Definisi dari Masyarakat
2. Mengetahui Definisi Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan
3. Mengetahui Ciri-Ciri dari Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan
4. Dampak Positif dan Negatif Perkotaan dan Pedesaan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi singkat tentang masyarakat

Dalam bahasa inggris masyarakat disebut “society”, sedangkan dalam bahasa latin yaitu
“socius” yang berarti teman atau kawan. Sedangkan kata masyarakat dalam bahasa arab yaitu “syirk”
yang berarti bergaul, selain itu ada pula yang berpendapat bahwa “masyarakat berasal dari kata bahasa
arab yang lain yaitu “syakara” yang berarti turut serta.

Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-
norma adat yang sama-sama diataati dalam lingkungannya.

B. Masyarakat Perkotaan (masyarakat modern)


Pengertian masyarakat perkotaan menurut para ahli sbb :
a. Wirth
“kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang
yang heterogen kedudukan sosialnya.”
b. Max Weber,
“kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan
ekonominya dipasar lokal.”
c. Dwigth Sanderson
“kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih. Dari beberapa pendapat
secara umum dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri mendasar yang sama. Pengertian kota
dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam
struktur pemerintahan.”

❖ Ciri-ciri masyarakat kota (karakteristik)


a. Heterogenitas sosial
Kota merupakan metting pot bagi aneka suku maupun ras, sehingga masing-masing
kelompok berusaha di atas kelompok lain. Maka dari itu sering terjadi usaha untuk
memperkuat kelompoknya untuk melebihi kelompok yang lain.
b. Hubungan sekunder
Dalam masyarakat kota pergaulan dengan sesama anggota (orang lain)
c. Toleransi sosial
Masyarakat kota tidak memperdulikan tingkah laku sesamanya dan pribadi sebab masing-
masing anggota mempunyai kesibukan sendiri. Sehingga kontrol sosial pada masyarakat
kota dapat di katakana lemah sekali dan non pribadi.
d. Kontrol sekunder
Anggota masyarakat kota secara fisik tinggal berdekatan, tetapi secara pribadi atau sosial
berjauhan. Dimana bila ada anggota masyarakat yang susah, senang, jahad, dan lain
sebagainya, anggota masyarakat yang lain tidak mau mengerti.
e. Mobilitas sosial
Di kota sangat mudah sekali terjadi perubahan maupun perpindahan status, tugas maupun
tempat tinggal.
f. Individual
Akhibat hubungan sekunder, maupun kontrol sekunder, maka kehidupan masyarakat di
kota menjadi individual. Apakah yang mereka inginkan dan rasakan, harus mereka
rencana dan laksanakan sendiri. Bantuan dan kerja sama dari anggota masyarakat yang
lainsulit untuk di harapkan.
g. Ikatan suka rela
Walaupun hubungan sosial bersifat sekunder, tetapi dalam organisasi tertentu yang
mereka sukar. (kesenian, olahraga, politik) secara sukarela ia menggabungkan diri
menggabungkan dan berkorban.

h. Segregasi kekurangan
Akibat dari integritas sosial dan kompetisi ruang terjadi pola sosial, ras, dan kompetisi
ruang, terjadi pola sosial yang berdasarkan pada sosial ekonomi, ras, agama, suku bangsa
dan sebagainya. Maka dari itu akhirnya terjadi pemisahan temat tinggal dalam kelompok-
kelompok tertentu.

C. Masyarakat Pedesaan (masyarakat tradisional)

Pengertian masyarakat pedesaan menurut para ahli sbb:

a. Sutardjo kartodikusuma
“desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat
pemerintahan tersendiri.”

b. Bintaro
“desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, politik dan kultur yang terdapt
di tempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan
daerah lain.”
c. Paul H. Landis
Desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri-ciri sbb:
1). Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
2). Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
3). Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam
seperti: iklim, keadaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat
sambilan.
❖ Ciri-ciri masyarakat desa (karakteristik)
Ciri-ciri masyarakat desa menurut beberapa ahli:
A. Menurut Talcott Person
a. Afektivitas
ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan.
Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan
simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa
pamrih.

b. Orientasi kolektif
sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan
kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda
pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.

c. Partikularisme
pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan
khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan
kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu
saja.(lawannya Universalisme).

d. Askripsi
yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh
berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan
yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawannya prestasi).

e. Kekaburan (diffuseness)
Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan
yang dinyatakan eksplisit (tidak to the point). Masyarakat desa menggunakan
bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut
(pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni
masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.

B. Menurut Paul H Landis


• Umumnya mereka curiga terhadap orang luar yang masuk
• Para orang tua umumnya otoriter terhadap anaknya
• Cara berfikir dan sikapnya konservatif dan statis
• Mereka amat toleran terhadap nilai budaya sendiri sehingga kurang toleran budaya lain
• Adanya sikap pasrah menerima nasib dan kurang kompetitif
• Memiliki sikap udik dan isolatifi serta kurang komunikatif dengan kelompok social
diatasnya

Kesimpulan dari ciri-ciri masyarakat desa:


1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan.
3. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam
sekitar seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris
adalah bersifat sambilan.
4. Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih
mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas
wilayahnya.
5. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
6. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
7. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan
sebagainya.

D. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan

Pada mulanya masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan dan pada
akhirnya masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat perkotaan dan
melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaan.
Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana cara
mereka mengambil sikap dan kebiasaan dalam memecahkan suatu permasalahan.
Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat masyarakat desa selalu
memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarkat, yang biasa nampak dalam perilaku
keseharian mereka. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta
teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku.

Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan
budaya mereka yang bersifat umum.
• Sederhana
• Mudah curiga
• Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
• Mempunyai sifat kekeluargaan
• Lugas atau berbicara apa adanya
• Tertutup dalam hal keuangan mereka
• Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
• Menghargai orang lain
• Demokratis dan religious
• Jika berjanji, akan selalu diingat

Sedangkan cara beradaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi


sikap kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik
adalah sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan. Berbeda
dengan karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan lebih
mengutamakan kenyamanan bersama dibanding kenyamanan pribadi atau individu.
Masyarakat perkotaan sering disebut sebagai urban community.

E. Pengaruh desa dalam perkotaan

a. Dampak Interaksi bagi Kota


Urbanisasi merupakan salah satu bentuk dari interaksi desa-kota. Menurut
Hope Tisdale Eldrige (1956), pengertian urbanisasi adalah proses perpindahan
penduduk ke kota atau daerah permukiman padat. Istilah urbanisasi juga digunakan
untuk mendeskripsikan perubahan kelompok sosial yang terjadi sebagai akibat
konsentrasi manusia. Urbanisasi dapat juga berarti proses perubahan daerah desa
menjadi daerah kota. Pengertian urbanisasi tersebut menunjukkan bahwa penduduk
desa lebih mengenal kota. Banyak penduduk desa meninggalkan daerahnya dan
pindah ke kota terdekat. Sebagian dari mereka bekerja di kota, tetapi bertempat
tinggal di desa.
b. Dampak positif bagi kota akibat adanya interaksi desa dan kota sebagai berikt

1. Tercukupinya kebutuhan bahan pangan bagi penduduk perkotaan


yang sebagian besar berasal dari daerah perdesaan , seperti sayuran,
buah-buahan, beras, dan lain sebagainya.

2. Jumlah tenaga kerja di perkotaan melimpah karena banyaknya


penduduk dari desa yang pergi ke kota.

3. Produk-produk yang dihasilkan di daerah perkotaan dapat


dipasarkan sampai ke pelosok desa sehingga keuntungan yang
diperoleh lebih besar.

c. Dampak negatif bagi kota akibat adanya interaksi desa dan kota sebagai
berikut.

1. Jumlah penduduk desa yang pergi ke kota tanpa keahlian


menimbulkan permasalahan bagi daerah perkotaan, yaitu semakin
meningkatnya jumlah pengangguran dan penduduk miskin.

2. Penduduk dengan pendapatan rendah kesulitan mencukupi kebutuhan


hidupnya seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan,
hiburan, dan lain sebagainya.

3. Nilai lahan di perkotaan yang mahal, memaksa warga menggunakan


lahan atau tempat yang tidak layak untuk permukiman, misalnya di
bantaran sungai, pinggiran rel kereta api, kuburan, dan kolong
jembatan. Umumnya permukiman yang terbentuk adalah
permukiman kumuh. Menurut para geograf, wilayah perkampungan
kumuh memiliki empat ciri khas, yaitu tidak tersedia air bersih untuk
minum, tidak ada saluran pembuangan air, penumpukan sampah dan
kotoran, serta akses ke luar perkampungan yang sulit.
4. Terjadi degradasi kualitas lingkungan. Peningkatan jumlah penduduk
kota yang pesat mendorong pembangunan rumah-rumah di wilayah
kota. Pertumbuhan permukiman yang cepat di perkotaan berpengaruh
terhadap penurunan atau degradasi kualitas lingkungan.

F. Pengaruh Kota pada Pedesaan

Dampak Interaksi bagi Desa

Interaksi antara dua atau lebih daerah yang berbeda akan berpengaruh pada masing-masing
wilayah sehingga akan memicu terjadinya perubahan. Seberapa besar perubahan yang terjadi
tergantung dari jarak, jumlah penduduk, dan berbagai factor pendukung lainnya seperti sarana
transportasi, komunikasi, listrik, dan lain sebagainya.

Dampak positif bagi desa akibat adanya interaksi desa dan kota sebagai berikut:

1. Pengetahuan penduduk desa menjadi meningkat karena banyak sekolah dibangun di desa.
Demikian pula informasi perkembangan dunia dan ilmu pengetahuan yang diterima penduduk
kota dengan mudah menyebar ke desa. Misalnya, pengetahuan tentang bibit unggul,
pengawetan kesuburan tanah, dan pengolahan hasil panen.

2. Jumlah guru dan sekolah yang banyak terdapat di desa memungkinkan menjadi penggerak
kemajuan penduduk desa melalui pendidikan. Angka buta huruf penduduk desa semakin
berkurang.

3. Perluasan jalur jalan desa-kota dan peningkatan jumlah kendaraan bermotor telah menjangkau
daerah perdesaan sehingga hubungan desa-kota semakin terbuka. Hasil panen dari desa
menjadi mudah diangkut ke kota. Kelangkaan bahan pangan di kota dapat dihindari karena
suplai bahan pangan mudah dilakukan.

4. Produktivitas desa makin meningkat dengan hadirnya teknologi tepat guna. Kehadiran
teknologi tepat guna akan meningkatkan kesejahteraan penduduk desa.

5. Pelestarian lingkungan hidup perdesaan , seperti pencegahan erosi dan banjir, penyediaan air
bersih, serta pengaturan pengairan dapat dilakukan dengan hadirnya para ahli dari berbagai
disiplin ilmu.
6. Peningkatan kegiatan wiraswasta yang menghasilkan produk berkualitas, seperti kerajinan
tangan, industri rumah tangga, teknik perhubungan dan perbengkelan, serta peternakan dapat
dilakukan karena pemerintah turun tangan.

7. Pengetahuan tentang kependudukan bisa sampai ke masyarakat desa yang umumnya memiliki
banyak anggota keluarga. Kesadaran memiliki keluarga kecil telah diterima oleh masyarakat
desa.

8. Koperasi dan organisasi sosial yang berkembang di perdesaan telah memberi manfaat dalam
peningkatan kesejahteraan penduduk dan pembangunan desa.

Dampak negatif bagi desa akibat adanya interaksi desa dan kota sebagai berikut:

1. Modernisasi kota telah melunturkan orientasi pertanian yang menjadi pokok kehidupan
mereka. Misalnya, budaya kontes kecantikan, peragaan busana, dan foto model.

2. Siaran televisi yang dapat ditangkap di pelosok desa dapat meningkatkan konsumerisme dan
kriminalitas. Penduduk desa dengan mudah meniru iklan dan tindak kejahatan dalam film
atau sinetron yang ditayangkan televisi.

3. Pengurangan tenaga produktif bidang pertanian di desa, karena banyak tenaga muda yang
lebih tertarik bekerja di kota. Mereka beranggapan di kota banyak kesempatan kerja dengan
upah yang tinggi. Akibatnya, di desa hanya tinggal orang tua dan anak-anak yang tidak
produktif.

4. Perubahan tata guna lahan di perdesaan akibat perluasan wilayah kota dan banyak orang kota
membeli lahan di wilayah perbatasan desa-kota. Tindakan orang kota ini menyebabkan lahan
di perbatasan desa-kota berubah menjadi permukiman atau bangunan lain.

5. Tata cara dan kebiasaan yang menjadi budaya kota masuk ke pelosok desa dan cenderung
mengubah budaya desa. Banyak kebudayaan kota yang tidak sesuai dengan kebudayaan atau
tradisi desa, sehingga sering menimbulkan masalah dalam kehidupan masyarakat desa.

6. Ketersediaan bahan pangan yang berkurang, peningkatan pengangguran, dan pencemaran


lingkungan menjadi masalah penting akibat interaksi desa-kota.
G. Perkotaan dan Pedesaan dalam Islam
Dalam bahasa Arab Perkotaan disebut Madinah yang Artinya kota/perkotaan. Di
dalam Al-Qur’an kata madinah diulang sebanyak 17 kali pada 17 ayat. Madinah disini bisa
berarti sebuah kota atau bisa juga berarti Kota Madinah itu sendiri. Terdapat tiga kota dalam
islam yang dimuliakan, seperti Kota Yerussalem, Kota Mekah dan Kota Madinah.
Pedesaan dalam bahasa arab disebut Qoryah yang berarti desa/pedesaan. Di dalam
Al-Qur’an kata Qoryah disebutkan sebanyak 56 kali pada 54 ayat. Dalam Al-Qur’an kata
qoryah bisa berarti desa ataupun bisa juga diartikan negri-negri.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Manusia menajalani kehidupan didunia ini tidaklah bisa hanya mengandalkan diri sendiri
dalam arti butuh bantuan dan pertolongan orang lain, maka dari itu manusia disebut makhluk
social. Kehidupan bermasyarakat hendaklah menjadi sebuah pendorong atau sumber kekuatan
untuk mencapai cita-cita kehidupan yang harmonis, baik itu kehidupan didesa maupun di
perkotaan. Tentunya itulah harapan kita bersama, tetapi fenomena apa yang kita saksikan
sekarang ini, jauh sekali dari harapan dan tujuan pembangunan Nasional negara ini, kesenjangan
Sosial, yang kaya makin Kaya dan yang Miskin tambah melarat dan masih banyak lagi
fenomena kehidupan tersebut diatas yang kita rasakan bersama, mungkin juga fenomena itu ada
pada lingkungan dimana kita tinggal.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, Drs. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineke Cipta.
Kosim, H, E. 1996. Bandung: Sekolah Tinggi Bahasa Asing Yapari
Marwanto, 12 November 2006. Jangan bunuh desa kami. Jakarta:Kompas
1994. Sosiologi 3 SMU. Jakarta: Yudistira

Anda mungkin juga menyukai