Anda di halaman 1dari 23

MATA KULIAH

Aspek Hukum Dalam Ekonomi Islam

DOSEN PENGAJAR
Lahmudinur, SHI, MH.

Makalah
“Bentuk-Bentuk Usaha”

Oleh :
Nurmaulida Astuti (2021140191)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
DARUL ULUM KANDANGAN
TAHUN AKADEMIK
2022
KATA PENGANTAR

1
Assalamu’alaikum, Wr.Wb.

Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadiran Allah SWT. Karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya makalah yang berjudul “Bentuk-Bentuk Usaha”
dapat terselesaikan. Shalawat serta salam tak lupa pula dicurahkan kepada baginda
Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan pengikut beliau hingga
akhir zaman.

Tak lupa pula, penulis berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
Lahmudinur, SHI. MH. Selaku dosen pengajar mata kuliah Aspek Hukum Dalam
Ekonomi Islam yang telah memberikan arahan dan bantuan dalam proses pembuatan
makalah ini.

Selanjutnya, penulis sadar bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan dan
kelemahan sehingga kritik dan saran yang membangun dari pembaca akan sangat
penulis harapkan. Terakhir, penulis harap makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca sekalian, amin ya rabbal ‘alamin.

Kandangan, 12 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan Penulisan......................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN.................................................................................2
A. Badan Usaha Milik Negara (BUMN).......................................................2
B. Koperasi...................................................................................................9
C. Pengusaha dan Pembantunya.................................................................14
D. Wajib Daftar Perusahaan........................................................................16

BAB III : PENUTUP.......................................................................................18


A. Simpulan................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

3
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat
menuntut para pelaku ekonomi untuk mempertahankan usahanya. Pelaku
usaha yang mengikuti trend ekonomilah yang dapat bertahan mengikuti
persaingan dunia usaha yang tanpa batas tersebut, untuk memenuhi kebutuhan
pasar yang tak terbatas. Perkembangan dunia usaha tersebut, membuat para
pelaku usaha untuk bersaing satu sama lain untuk mencari peluang
keuntungan yang lebih besar melalui berbagai cara. Hal demikian mendorong
para pelaku usaha dalam menjalankan usahanya untuk mendirikan badan
usaha. Usaha sendiri memiliki berbagai bentuk, untuk lebih jelasnya penulis
memaparkannya di dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Badan Usaha Milik Negra (BUMN)?
2. Bagaimana badan usaha Koperasi?
3. Bagaimana hubungan pengusaha dan pembantunya?
4. Apa yang dimaksud wajib daftar perusahaan?
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
2. Memahami badan usaha Koperasi.
3. Memahami hubungan pengusaha dan pembantunya.
4. Mengetahui maksud wajib dafar perusahaan.

41
BAB II
PEMBAHASAN
A. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahum 2003 Tentang Badan
Usaha Milik Negara, definisi Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya
disebut BUMN adalah Badan usaha yang selurunya atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang
berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.1
Sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang
BUMN, berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969, BUMN
diklasifikasikan dalam tiga badan usaha, yakni:2
a. Perusahaan Jawatan (Perjan);
b. Perusahaan Umum (Perum); dan
c. Perusahaan Perseroan (Persero).
Kemudian berdasarkan UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN, badan
usaha milik Negara hanya dikelompokkan menjadi 2 (dua) badan usaha
perusahaan, yakni:
a. Perusahaan Perseroan; dan
b. Perusahaan Umum.
1.) Perusahaan Jawatan (Perjan)
Perusahaan Jawatan merupakan perusahaan negara yang diatur dan
didirikan menurut ketentuan-ketentuan dalam I.B.W. (Indonesische
Bedrijven . Wet)3 dan mempunyai ciri-ciri pokok sebagai berikut:

1
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara yang disahkan pada
tanggal 19 Juni 2003 di Jakarta oleh Megawati Soekarnoputri
2
Aminuddin Ilmar, Hak Menguasai Negara Dalam Privatisasi BUMN, Kharisma Putra Utama, 2012, hlm
78.
3
Stbl. 1927 : 419, sebagairnana telah dirubah dan ditarnbah, lihat juga penunjukan pada ketentuan
ini dari Undang-UndangNo.9/1969 pasaI 2 ayat (1 ).

25
1. Usahanya merupakan "public service" yang dijalankan dengan syarat-
syarat efesiensi, efektifitas dan ekonomis serta dengan manajemen
yang efektif.
2. Merupakan bagian dari Departemen/Direktorat
Jendral/Direktorat/Pemerintah Daerah. Kedudukannya dalam
hubungan hukum publik (Publiek Rechtelijk Verhouding) sehingga
dalam hal ada tuntutan atau dituntut, PERJAN berkedudukan sebagai
Pemerintah atau seijin Pemerintah.
3. Dipimpin oleh seorang Kepala,4 yang merupakan bawahan suatu
bagian dari Departemen/Direktorat J endral/ Direktorat atau
Pemerintah Daerah.
4. Mempero/eh segala fasilitas Negara (sebagaimana layaknya
lembaga/instansi Pemerintah lainnya).
5. Pegawainya, pada pokoknya adalah Pegawai Negara (Pegawai
Negeri).
6. Pengawasan dilakukan seeara hirarkhi maupun secara fungsional
sebagaimana layaknya bagian-bagian dari suatu
Departemen/Pemerintah Daerah.
7. Hubungan Usaha antara Pemerintah yang melayani dan masyarakat
yang dilayani sekalipun terdapat sistem bantuan/subsidi, selalu
didasarkan atas "business zakelijkheid" artinya setiap pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat harus ada buktinya (tanda bukti dan
lain-lain). Contohnya: a) Jawatan Penggadaian (dengan stbl. 1930
No. 226), b) Percetakan Negara (dengan stbl. 1937 No. 668) sekarang
dibawah Departemen Penerangan, c) PJKA dibawah Departemen
Perhubungan, Direktorat Perhubungan Darat.
8. Pendirinya Adalah Pemerintah seperti: Departemen/Direktorat
Jendral/Direktorat/Pemerintah Daerah.
4
Oleh Peraturan Pernerintah No_ 3/ 1983 istilah tersebut diganti dengan sebutan "Direktur Utama'~

6
3
9. Pemiliknya Adalah Negara (milik mutlak)
10. Prosedur Pendirian Pendiriannya ditetapkan dengan Undang-Undang.
11. Modal/Anggaran Modal seluruhnya didapat dari anggaran Negara.
Sedangkan anggaran PERJAN ditetapkan berdasarkan usul
Pemerintah cq. Departemen yang membawahi (membina) yang
diadakan berdasarkan APBN.
12. Pertanggung lawaban Pengurus Hukum dan Pembangunanan
langsung dari Kepala5 Perjan yang berSangkutan contohnya: Kepala
PIKA, bertanggungjawab kepada Direktur Iendral Perhubungan
Darat.
13. langka Waktu Pendirian tidak terbatas.
14. Likwidasi/Pembubaran Perjan ditetapkan Undang-Undang
berdasarkan usul Pemerintah (Departemen yang bersangkutan) dan
dalam hal likwidasi, kerugian yang diderita oleh Perjan menjadi
tanggungan negara.

Perjan dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat oleh


Menteri departemen yang bersangkutan. Dengan demikian, seorang kepala
Perjan bertanggung jawab kepada Menteri tersebut dan kepala Perjan
adalah pegawai negeri. Perjan ternyata selalu merugi, oleh sebab itu sejak
tahun 1998 pemerintah tidak lagi menyelenggarakan Perjan. Perjan yang
ada kemudian diubah bentuknya menjadi Perum dan Persero. Contoh
perusahaan Perjan yaitu Perjan Kereta Api (PJKA), Perjan Pegadaian,
Perjan Perhutani dan lain-lain.6

2.) Perusahaan Perseroan


Mengenai pengertian perusahaan persero ditemukan di Pasal 1
UUBUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi

5
Ibid.
6 4
Salamadian, Bentuk-Bentuk BUMN, https://salamadian.com, diaksess tanggal 11 oktober 2022

7
dalam saham yang seluruhnya atau sedikit 51% (lima puluh satu persen)
sahamnya dimiliki negara Republik Indonesia yang tujuannya mengejar
keuntungan.7
Berdasarkan definisi diatas, dapat ditarik unsur-unsur yang melekat di
dalam Persero, yakni:8
a) Persero adalah badan usaha;
b) Persero adalah perseroan terbatas;
c) Modalnya terbagi dalam saham;
d) Tujuan didirikannya Persero adalah untuk mengejar keuntungan.
Selanjutnya akan diuraikan penjelasan dari unsur-unsur dari Persero
yang terkandung dalam Pengertian, yaitu:
a) Persero adalah Badan Usaha
Persero sebagai Badan Usaha adalah suatu organisasi yang
melaksanakan kegiatan barang dan jasa untuk memperoleh
keuntungan dan laba.9
b) Persero adalah Perseroan terbatas
Pasal 1 angka 1 UUBUMN dengan tegas mengidentikkan
perusahaan perseroan dengan perseroan terbatas. Pasal 11
UUBUMN menambahkan lagi bahwa terhadap Persero berlaku
segala ketentuan dan prinsip-prinsip yang berlaku bagi perseroan
terbatas yang diatur dalam UUPT dengan segala peraturan
pelaksanaannya.10
Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai
perusahaan perseroan ini harus dilihat apa makna perseroan
terbatas tersebut. Istilah Perseroan Terbatas terdiri dari 2 (dua)

7
Aminuddin Ilmar, Hak Menguasai Negara Dalam Privatisasi BUMN, Kharisma Putra Utama, 2012, h.
78.
8
Ridwan Khairandy, Pokok-Pokok Hukum Dagang Indonesia, (Yogyakarta: FH UII Press, 2013), h. 165.
9
Ibid, h. 165.
10
Ibid, h. 160. 5

8
kata, yakni perseroan dan terbatas. Perseroan merujuk kepada
modal perusahaan yang terdiri daro sero-sero atau sahamsaham.11
Kata terbatas merujuk kepada tanggung jawab pemegang saham
yang luasnya hanya terbatas pada nilai nominal semua saham yang
dimilikinya.12
Dasar pemikiran bahwa modal PT itu sendiri atas saham-saham
dapat ditelusuri dari ketentuan Pasal 1 angka 1 UUPT, yaitu
Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut perseroan adalah
badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta
peraturan pelaksanaannya.13 Penunjukkan terbatasnya tanggung
jawab pemegang saha tersebut dapat dilihat dari Pasal 3 UUPT
yang menentukan bahwa pemegang saham perseroan tidak
bertanggungjawab secara pribadi atas perkatan yang dibuat atas
nama perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian
perseroan melebihi nilai saham yang telah dimilikinya.
c) Modal Dasar Perusahaan Perseroan Terbagi atas Saham
Agar badan hukum dapat berinteraksi dalam pergaulan hukum
sepert membuat perjanjian, melakukan kegiatan usaha tertentu
diperlukan modal. Modal awal badan hukum itu berasal dari
kekayaan pendiri dipisahkan. Modal awal itu menjadi kekayaan
badan hukum, terlepas dari kekayaan pendiri. Oleh karena itu,
salah satu cirri utama suatu badan hukum seperti PT (Termasuk PT

11
Ibid, h. 165. 6
12
Ibid, h. 165.
13
Ibid, h. 165.

9
Persero) adalah kekayaan yang terpisah itu, yaitu kekayaan
terpisah kekayaan pribadi pendiri badan hukum itu.
Pasal 31 ayat (1) UUP menyebutkan bahwa modal perseron
terdiri dari seluruh nilai nominal saham. Modal dasar merupakan
suatu keseluruhan nilai nominal saham yang ada dalam perseroan.
Dengan penjelasan di atas dan dengan mengingat unsur yang
dikandung makna perusahaan perseroan dapat disimpulkan bahwa
BUMN berbentuk persero bukanlah badan hukum tersendiri.
BUMN berbentuk Persero adalah Perseroan Terbatas. Oleh karena
itu, Persero bukanlah badan hukum publik, tetapi adalah badan
hukum privat.14
d) Tujuan Didirikannya Perusahaan Perseroan Untuk Mengejar
Keuntungan
Maksud dan tujuan didirikannya persero dinyatakan secara
tegas oleh Pasal 1 angka 1 UUBUMN yang menyatakan bahwa
tujan didirkannya Persero adalah mengejar keuntungan. Negara
sebagai pendiri dan pemegang saham Persero berharap bahwa
Persero dapat memberikan kontribusi kepada pendapatan Negara.
Keuntungan yang didapat Negara dari Persero itu dividen dari
persero tersebut.
Pasal 2 ayat (1) huruf b UUBUMN menjelaskan bahwa
meskipun maksud dan tujuan Persero adalah untuk mengejar
keuntungan, namun dalam hal-hal tertentu untuk melakukan
pelayanan umum, Persero dapat diberikan tugas khusus dengan
memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan.15
3.) Perusahaan Umum (Perum)

14
Ibid, h. 167-170.
15
Ibid, H. 171. 7

10
Perusahaan Umum (Perum) menurut Pasal 1 angkat 4 UUBUMN
adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh Negara dan tidak
terbagi atas saham yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa
penyediaan jasa bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan
berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.16
Dari definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan ada beberapa unsur
yang melekat di dalam Perum, yakni:17
a. Perum adalah badan usaha;
b. Seluruh modalnya dimiliki oleh Negara;
c. Modal tersebut tidak terbagi dalam bentuk saham;
d. Tujuannya untuk kemanfaatan umum sekaligus untuk mengejar
keuntungan sesuai dengan prinsip pengelolaan perusahaan.
Selanjutnya akan diuraikan mengenai penjelasan pendirian
Perusahaan Umum.
(1) Pendirian Perusahaan Umum
Pendirian Perum menurut Pasal 36 ayat (1) UUBUMN
diusulkan oleh Menteri kepada Presiden disertai dengan dasar
pertimbangan setelah dikaji bersama dengan Menteri Teknis dan
Menteri Keuangan.18 Pasal 35 ayat (1) UUBUMN menyatakan bahwa
pendirian Perum harus memenuhi kriteria antara lain:
(a) Bidang usaha atau kegiatannya berkaitan dengan kepentingan
orang banyak;
(b) Didirikan tidak semata-mata untuk mengejar keuntungan (cost
effectiveness/ cost recovery)
(c) Berdasarkan pengkajian memenuhi persyaratan ekonomis yang
diperlukan bagi suatu badan usaha (mandiri).

16
8 Publishing, 2014), h.104.
Kurniawan, Hukum Perusahaan, (Yogyakarta: Genta
17
Ibid.
18
Khairandy, Op.Cit, h. 181

11
Pendirian suatu Perum juga harus dilakukan dengan Peraturan
Pemerintah, yang memuat antara lain:19
(a) Penetepan pendirian Perum;
(b) Penetapan besarnya kekayaan Negara yang dipisahkan;
(c) Anggaran dasar;
(d) Penunjukan menteri selaku wakil pemerintah selaku pemilik
modal.
B. Koperasi20
ILO (International Labour Organization, 1975) menyatakan,
“Cooperative defined as an association of persons usually of limited means,
who have voluntary joined together to achieve a common economic end
through the formation of democratically controlled business and organization,
makin equitable contribution to the capital required and accepting a fair
share of the risk and benefits of the undertaking.”
Yang jika diartikan, perkumpulan orang-orang yang dengan sukarel
turut serta dalam merealisasikan tujuan ekonomi yang ingin di capai. Koperasi
merupakan organisasi bisnis yang diawasi dan dikendalikan secara
demokratis. Terdapat konstribusi modal tang adil, serta anggota koperasi telah
setuju untuk menerima resiko dan manfaat secara seimbng.
Moh. Hatta yang diberikan gelar sebagai bapa koperasi Indonesie
memberikan definisi koperasi lebih sederhana namun jelas, yakni “Koperasi
adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi
berdasarkan tolong menolong. Semagat tolong menolong tersebut di dorong
oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan ‘seorang buat
semua dan semua buat seorang’.”

9
19
Khairandy, Op.Cit, h. 105.
20
Juliana Lumbantobing, dkk, Ekonomi Koperasi, (Medan: Universitas HKBP NOMMENSEN Fakultas
Ekonomi, 2002), h. 3-20.

12
UU No. 2 Tahun 1992 mendefinisikan “Koperasi sadalah badan
usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi,
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonom rakyat, yang berdasar atas asas kekeluargaan.”
Selamjutnya, berdasar pengertian tersebut, koperasi Indonesia
mengandung 5 elemen dasar sebagai berikut:
a. Koperasi adalah badan usaha
Maksudnya, usaha koperasi harus memperoleh laba. Laba
merupakan elemen kunci dalam suatu sistem bisnis, yng kemudia
menjadi tolak ukur apakah bisnis itu gagal atau berhasil.
b. Koperasi adalah kumpulan orang-orang dan atau badan-badan
hukum koperasi
Artinya, Koperasi Indonesia bukan hanya kumpulan modal.
Dalam hal ini, UU Nomor 25 Tahun 1992 memberikan jumlah mnimal
anggota yang ingin membentuk koperasi adalah minimal 20 orang,
untuk koperasi sekunder dan tiga badan hukum koperasi untuk
koperasi sekunder. Syarat lain yang harus dipenuhi ialah para anggota
harus memiliki tujuan ekonomi yang sama.
c. Koperasi Indonesia adalah koperasi yang bekerja berdasarkan
“prinsip-prinsip koperasi”
Maksudnya sebagai mana yang terkandung dalam UU No. 25
Tahun 1992 pasal 5 ayat 1 berikut:21
1) Sifat kesukarelaan dalam keanggotaan Koperasi mengandung
makna bahwa menjadi anggota Koperasi tidak boleh dipaksakan
oleh siapapun. Sifat kesukarelaan juga mengandung makna bahwa
seorang anggota dapat mengundurkan diri dari Koperasinya sesuai
dengan syarat yang ditentukan dalam Anggaran Dasar Koperasi.
10memiliki arti bahwa dalam keanggotaan
Sedangkan sifat terbuka
21
Undang-Undang Republik Indonesia, No. 25, Tahun 1992, tentang Perkoperasian.

13
tidak dilakukan pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk
apapun.
2) Prinsip demokrasi menunjukkan bahwa pengelolaan Koperasi
dilakukan alas kehendak dan keputusan para anggota. Para anggota
itulah yang memegang dan melaksanakan kekuasaan tertinggi
dalam Koperasi.
3) Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota dilakukan tidak
semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam
Koperasi tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota
terhadap Koperasi. Ketentuan yang demikian ini merupakan
perwujudan nilai kekeluargaan dan keadilan.
4) Modal dalam Koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk
kemanfaatan anggota dan bukan untuk sekedar mencari
keuntungan. Oleh karena itu balas jasa terhadap modal yang
diberikan kepada para anggota juga terbatas, dan tidak didasarkan
semata-mata alas besarnya modal yang diberikan. Yang dimaksud
dengan terbatas adalah wajar dalam arti tidak melebihi suku bunga
yang berlaku di pasar.
5) Kemandirian mengandung pengertian dapat berdiri sendiri, tanpa
bergantung pada pihak lain yang dilandasi oleh kepercayaan
kepada pertimbangan, keputusan, kemampuan, dan usaha sendiri.
Dalam kemandirian terkandung pula pengertian kebebasan yang
bertanggung jawab, otonomi,swadaya,berani
mempertanggungjawabkan perbuatan sendiri, dan kehendak untuk
mengelola diri sendiri.

Disamping kelima prinsip sebagaimana dimaksud dalam Ayat


11
(1), didalam ayat 2 disebutkan untuk pengembangan dirinya koperasi
juga melaksanakan dua prinsip Koperasi yang lain yaitu pendidikan

14
perkoperasian dan kerja sama antar koperasi. Penyelenggaraan
pendidikan perkoperasian dan kerja sama antar koperasi merupakan
prinsip Koperasi yang penting dalam meningkatkan kemampuan,
memperluas wawasan anggota, dan memperkuat solidaritas dalam
mewujudkan tujuan Koperasi. Kerja sama dimaksud dapat dilakukan
antar koperasi di tingkat lokal, regional, nasional, dan internasional.

d. Koperasi Indonesia adalah “Gerakan Ekonomi Rakyat”.


Maksudnya, Koperasi Indonesia merupakan bagian dari sistem
perekonomian nasional. Dengan demikian, kegiatan usaha koperasi
tidak semata-mata hanya ditujukan kepada anggota, tetapi juga kepada
masyarakat umum.
e. Koperasi Indonesia “Berasaskan Kekeluargaan”.
Maksudnya, dengan asa ini keputusan yang berkaitan usaha dan
organisasi dilandasi dengan jiwa kekeluargaan. Sega;a keputusan yang
diambil berdasarkan musyawarah dan mufakat. Ada rasa keadilan dan
cint kasih dalam setiap aktivitas berkoperasi.

Pada umumnya, koperasi dibedakan menjadi 5 bagian, yaitu menurut


kelompok dilayani, menrut kelompok penghasil, menurut komoditi, menurut
fungsi dan menurut tingkatan organisasi.

b. Menurut kelompok yang dilayani


Koperasi pemakai atau disebut juga koperasi konsumen dibentuk oleh
konsumen barang atau jasa. Koperasi melakaukan pembelian bersama
kebutuhan sehari-hari untuk dijual kembali kepada anggota dengan
harga murah.
Selanjutnya, koperasi kelompok kerja atau disebut juga koperasi
fungsional. Adalah orang-orang yang bekerjaa membentuk koperasi,
12
seperti pegawai negeri, karyawan swasta, tentara, polisi dan lain-lain.

15
Koperasi kelompok pemuda/pelajar ialah koperasi sekolah yang
beraanggotakan siswa atau pelajar, koperasi pramuka, koperasi
mahasiswa, koperasi karang taruna, dan banyak lagi. Sedangkan yang
termasuk dalam koperasi kelompok strategis di Indonesia diantaranya,
koperasi wanita, koperasi transmigrasi dan lain-lain.
c. Menurut kelompok penghasil
Kelompok penghasil, adalah yang memproduksi komoditi, diantaranya
do bidang pertanian, bidang industry dan bidang jasa.
d. Menurut komoditi
Koperasi ini hamper sama dengan koperasi-koperasi pertanian, yaitu
yang menghasilkan suatu produk tertentu atau didasarkan pada
komoditi yang diusahakan. Sebagai contoh, koperasi kopra, koperasi
karet, koperasi teh, dan lain-lain.
e. Menurut Fungsi
Pembagian koperasi menurut fungsi dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok, yakni koperasi pembelian, koperasi produksi, dan koperasi
penjualan.
Koperasi penjualan ialah koperasi yang dibentuk para produsen yang
menjuanya kepada koperasi usaha mereka bersemana, dengan tujuan
mencegah persaingan diantara para produsen.
f. Menurut Tingkat Organisasi
Jenis koperasi menurut tigkt organisasi dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu koperasi primer dan koperasi sekunder. Koperasi primer ialah
koperasi yang beranggotakan orang-orang. Sedangkan koperasi
sekunder beranggotakan berbagai organisasi koperasi.

13

16
Selanjutnya, koperasi memiliki fungsi dan peran sebagai berikut:22

g. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi


anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;
h. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat;
i. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai
sokogurunya;
j. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Pada dasarnya, tujuan koperasi adalah untuk meningkatkan


kesejahteraan anggota-anggotanya pada khususnya dan masyarakat daersh
kerj koperasi bersangkutan. Ini bukan hanya berlaku di Indonesia tetapi juga
di negara-negara lain yang memperkenankan koperasi di negaranya. Lebih
jauh, dalam pasal 3 UU No. 25 Tahun 1992 disebutkan bahwa Koperasi
bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam
rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Tujuan serupa itu adalah tujuan
umum yang merupakan tujuan akhir koperasi.

C. Pengusaha dan Pembantunya23


Dalam menjalankan suatu perusahaan sesorang dapat menyuruh pihak
atau orang lain untuk melakukannya. Orang inilah yang disebut pengusaha.
Pengusaha dapat menjalankan usahanya secara perorangan. Sebagai contoh
22
Ibid.
23
Dananng Wahyu Muhammad, dkk, Hukum Bisnis, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2018), h. 10-13.

17
14
sesorang berjualan makanan dan minuman dengan cara menjajakannya dari
satu tempat ke tempat lain dengan berjalan kaki ataupun bersepeda. Hal ini
dilakukannya tanpa ada bantuan orang lain maka orang ini disebut sebagai
pengusaha perorangan. Pengusaha juga dapat menjalakan usahanya dengan
cara menyuruh orang lain untuk membantunya melakukan usahanya. Selain
itu seseorang juga bisa meminta orang lain yang menjalankan usahanya.
Dalam hal ini seorang pengusaha tidak ikut serta dalam menjalankan
usahanya. Ada alasan tertentu yang menyebabkan seorang pengusaha tidak
turut serta dalam menjalankan usahanya. Biasanya hal tersebut adalah seorang
pengusaha tidak ahli dalam usaha yang dijalankannya akan tetapi memiliki
modal yang cukup untuk mendirikan usaha tersebut.
Apabila ada 2 orang pengusaha atau lebih bekerja sama dalam
melakukan usahanya, maka akan terjadi bentuk-bentuk hukum yang disebut:
a. Persekutuan Perdata (Burgelijke maatschap), sebagai yang diatur dalam
bab VIII, Buku III KUHPER;
b. Persekutuan Firma (vennotschap onder firma), sebagai yang diatur
dalam pasal 16 sampai dengan 35 KUHD;
c. Persekutuan Komanditer (Commanditaire vennootschap), yang diatur
dalam pasal 19, 20, dan 21 KUHD;
d. Perseroan Terbatas (Naamloze vennotschap), yang diatur dalam pasal 36
sampai dengan 56 KUHD;
e. Perusahaan Negara, yang diatur dalam UndangUndang No.19 Prp tahun
1960; dsl.

Dalam menjalankan usaha pengusaha tidak bekerja sendirian.


Pengusaha dibantu oleh pihak atau orang lain yang dikenal sebagai pembantu
pengusaha. Maka dari itu perusahaan yang dijalankan oleh seorang
pengusaha seorang diri disebut sebagai perusahaan perseorangan. Pembantu
pengusaha adalah orang yang membantu melakukan kegiatan usaha atau

15
18
menjalankan usaha perusahaan dan menerima upah dari pemilik
usaha/perusahaan. Antara pihak pengusaha dan pembantu perusahaan terikat
oleh hubungan kontraktual yaitu hubungan kerja. Dalam hal suatu
perusahaan dipimpin oleh seorag pimpinan perusahaan yang bukan pemilik
perusahaan/pengusaha, maka hubungan kerjanya dikuasai oleh hukum
pemberian kuasa. Berbeda dengan hubungan antara pengusaha/pimpinan
perusahaan dengan pembantu pengusaha yang berada di dalam perusahaan
seperti kasir, maka hubungan hukumnya dikuasai oleh hukum tenaga kerja.
Apabila pembantu perusahaan berada diluar perusahaan maka hubungan
hukumnya dikuasai oleh hukum pemberian kuasa. Oleh karena itu secara
garis besar pembantu pengusaha dapat dibedakan menjadi pembantu
pengusaha di dalam perusahaan dan pembantu pengusaha di luar perusahaan.

a. Pembantu pengusaha di dalam Perusahaan, contohnya: pelayan toko,


pimpinan perusahaan, pengurus filial, dan pemegang prokurasi, pekerja
keliling;
b. Pembantu pengusaha di luar Perusahaan, contohnya: pengacara, agen
perusahaan, makelar, notaris, dan komisioner.

D. Daftar Perusahaan24
Wajib Daftar Perusahaan diatur dalam UU Nomor 3 Tahun 1982.
Pertimbangan wajib daftar perusahaan dapat dilihat dalam konsiderans, yang
berbunyi: Menimbang, huruf b : ”bahwa adanya Daftar Perusahaan itu penting
untuk Pemerintah guna melakukan pembinaan, pengarahan, pengawasan dan
menciptakan iklim dunia usaha yang sehat karena Daftar Perusahaan mencatat
bahan-bahan keterangan yang dibuat secara benar dari setiap kegiatan usaha
sehingga dapat lebih menjamin perkembangan dan kepastian berusaha bagi
dunia usaha” Dasar Hukum Daftar Perusahaan antara lain sebagai berikut:

24
Ibid, h. 21-24.
16
19
a. UU Nomor 3 Tahun 1982 (UWDP)
b. Keputusan Menteri Perdagangan:
1) No: 285/Kep/II/85, Tentang pejabat Penyelenggara
2) No : 286/Kep/II/85, Tentang Penerapan tarif
3) No: 288/Kep/II/85, Tentang hal-hal yang wajib didaftarkan bagi PT Go
Public.

Daftar Perusahaan adalah daftar catatan resmi yang diadakan menurut


atau berdasarkan ketentuan UU Nomor 3 Tahun 1982 (UWDP) dan atau
peraturanperaturan pelaksanaannya, dan memuat hal-hal yang wajib
didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang
berwenang dari kantor pendaftaran perusahaan.

Daftar Perusahaan bertujuan mencatat bahan-bahan keterangan yang


dibuat secara benar dari suatu perusahaan dan merupakan sumber informasi
resmi untuk semua pihak yang berkepentingan mengenai identitas, data, serta
keterangan lainnya tentang perusahaan yang tercantum dalam Daftar
Perusahaan dalam rangka menjamin kepastian berusaha. Daftar Perusahaan
bersifat terbuka untuk semua pihak. Tujuan Daftar Perusahaan:

a. Melindungi Perusahaan dari praktek curang


b. Melindungi masyarakat / konsumen
c. Mengetahui perkembangan dunia usaha
d. Memudahkan pembinaan dan pengawasan perusahaan Fungsi Wajib
Daftar Perusahaan: a) Sebagai sumber informasi resmi dan terbuka (Ps 4
UWDP) b) Sebagai alat pembuktian sempurna terhadap pihak III.

Pasal 5 UUWDP menentukan bahwa setiap perusahaan wajib


didaftarkan dalam daftar perusahaan. Pendaftaran wajib dilakukan oleh
pemilik atau pengurus perusahaan yang bersangkutan atau dapat diwakilkan
kepada orang lain dengan memberikan
17 surat kuasa yang sah. Apabila

20
perusahaan dimiliki oleh beberapa orang, para pemilik berkewajiban untuk
melakukan pendaftaran. Apabila salah seorang daripada mereka telah
memenuhi kewajibannya, yang lain dibebaskan daripada kewajiban tersebut.
Apabila pemilik dan atau pengurus dari suatu perusahaan yang berkedudukan
di wilayah Negara Republik Indonesia tidak bertempat tinggal di wilayah
Negara Republik Indonesia, pengurus atau kuasa yang ditugaskan memegang
pimpinan perusahaan berkewajiban untuk mendaftarkan.

Perusahaan yang wajib didaftar dalam Daftar Perusahaan adalah


setiap perusahaan yang berkedudukan dan menjalankan usahanya di wilayah
Negara Republik Indonesia menurut ketentuan peraturan perundangundangan
yang berlaku,termasuk di dalamnya kantor cabang, kantor pembantu, anak
perusahaan serta agen dan perwakilan dari perusahaan itu yang mempunyai
wewenang untuk mengadakan perjanjian. (pasal 7 UUWDP) Pendaftaran
wajib dilakukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah perusahaan mulai
menjalankan usahanya.

Perusahaan yang dikecualikan dari wajib daftar menurut Pasal 6


UUWDP ialah:

a. Setiap Perusahaan Negara yang berbentuk Perusahaan Jawatan (PERJAN)


seperti dia 1969 Nomor 40) jo. Indische Bedrijvenwet (Staatsblad Tahun
1927 Nomor 419) sebagaimana telah diubah dan ditambah; dan
b. Setiap Perusahaan Kecil Perorangan yang dijalankan oleh pribadi
pengusahanya sendiri atau dengan mempekerjakan hanya anggota
keluarganya sendiri yang terdekat serta tidak memerlukan izin usaha dan
tidak merupakan suatu badan hukum atau suatu persekutuan.

18

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahum 2003 Tentang Badan
Usaha Milik Negara, definisi Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya
disebut BUMN adalah Badan usaha yang selurunya atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang
berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan
Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib
penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Semagat tolong
menolong tersebut di dorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan
berdasarkan ‘seorang buat semua, semua buat seorang’.
Dalam menjalankan suatu perusahaan sesorang dapat menyuruh
pihak atau orang lain untuk melakukannya. Orang inilah yang disebut
pengusaha. Pengusaha dapat menjalankan usahanya secara perorangan.
Sebagai contoh sesorang berjualan makanan dan minuman dengan cara
menjajakannya dari satu tempat ke tempat lain dengan berjalan kaki ataupun
bersepeda. Hal ini dilakukannya tanpa ada bantuan orang lain maka orang ini
disebut sebagai pengusaha perorangan. Pengusaha juga dapat menjalakan
usahanya dengan cara menyuruh orang lain untuk membantunya melakukan
usahanya. Selain itu seseorang juga bisa meminta orang lain yang
menjalankan usahanya. at semua dan semua buat seorang.
Adanya Daftar Perusahaan itu penting untuk Pemerintah guna
melakukan pembinaan, pengarahan, pengawasan dan menciptakan iklim dunia
usaha yang sehat karena Daftar Perusahaan mencatat bahan-bahan keterangan
yang dibuat secara benar dari setiap kegiatan usaha.

22
19
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara yang
disahkan pada tanggal 19 Juni 2003 di Jakarta oleh Megawati Soekarnoputri

Aminuddin Ilmar (2012) Hak Menguasai Negara Dalam Privatisasi BUMN,


Kharisma Putra Utama.

Stbl. 1927 : 419, sebagairnana telah dirubah dan ditarnbah, lihat juga penunjukan
pada ketentuan ini dari Undang-UndangNo.9/1969 pasaI 2 ayat (1 ).

Salamadian, Bentuk-Bentuk BUMN, https://salamadian.com, diaksess tanggal 11


oktober 2022

Aminuddin Ilmar (2012) Hak Menguasai Negara Dalam Privatisasi BUMN,


Kharisma Putra Utama.

Ridwan Khairandy (2013) Pokok-Pokok Hukum Dagang Indonesia, Yogyakarta: FH


UII Press.

Kurniawan (2014) Hukum Perusahaan, Yogyakarta: Genta Publishing.

Juliana Lumbantobing, dkk (2022) Ekonomi Koperasi, (Medan: Universitas HKBP


NOMMENSEN Fakultas Ekonomi.

Undang-Undang Republik Indonesia, No. 25, Tahun 1992, tentang Perkoperasian.

Dananng Wahyu Muhammad, dkk (2018) Hukum Bisnis, Yogyakarta: Pustaka


Pelajar, 2018.

23

Anda mungkin juga menyukai