ISU HUKUM

Tuntutan pidana (Requisitoir) Oditur Militer yang diajukan kepada Majelis Hakim yang pada pokoknya
Oditur Militer berpendapat bahwa:

KORBAN: SERDA JAKA

a. Terdakwa terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Secara
bersama-sama melakukan penganiayaan yang mengakibatkan mati “sebagaimana diatur dan
diancam pidana dalam Pasal 351 ayat (3) jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Oleh karenanya oditur militer mohon agar terdakwa dijatuhi pidana:
Pidana pokok : penjara selama 3 (tiga) tahun dikurangi selama masa penahanan
sementara
Pidana tambahan : Dipecat dari dinas TNI Cq TNI AD

1. Bagaiamana Analisa hakim dalam memutus perkara ini melihat bahwa putusan ini
merupakan sebuah kasus tindak pidana penganiayaan secara Bersama-sama yang
mengakibatkan kematian mengapa tidak dikenakan pasal pembunuhan saja bagaiamana
caranya hakim menganalisa bahwa kasus ini adalah penganiayaan yang kemudian
mengakibatkan kematian bukan bahwa memang kasus ini adalah pembunuhan
2. Kemudian bagaimana cara hakim menganalisa bahwa ini adalah penganiayaann secara
Bersama-sama. Setelah saya baca putusan nya pak ternyata mereka tidak melakukan
penganiayaan secara Bersama sama mereka tidak memukul secara Bersama sama alurnya
seperti ini pak yang pertama terdakwa memukul korban kemudian selang beberapa menit
datang pelaku berikutnya yang masuk keruangan lalu memukul korban kemudian selesai
korban masih hidup masih bisa berdiri kemudian ada lagi seniornya yang datang kemudian
memukul korban lagi jadi siklusnya seperti itu pak. Apakah bisa dikatakan secara Bersama
sama itulah yang mau saya telititi/kaji pak.
3. Kemudian melihat bahwa yang menjadi pelaku dan yang menjadi korban adalah oknum tni
apakah sama hakim dalam memutus perkara apabila korban atau pelaku merupakan orang
sipil atau apakah ada aturan kusus mengenai tni kalua seorang tni sendiri yang melakukan
penganiayaan atau seorang tni pu yang menjadi korban apakah itu pisah aturannya atau ada
aturan tersendirinya atau tidak