Anda di halaman 1dari 14

178 − Jurnal Pendidikan Vokasi

PENGARUH PROBLEM-BASED LEARNING


TERHADAP HASIL BELAJAR
DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PLC DI SMK
Bekti Wulandari
Pendidikan Teknik Informatika FT UNY
be.wulandari@gmail.com
Herman Dwi Surjono
Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
hermansurjono@uny.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
pemrograman sistem kendali PLC antara siswa yang diajar dengan metode PBL dengan siswa
yang diajar dengan metode demonstrasi, (2) pengaruh interaksi antara metode PBL dan metode
demonstrasi dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa, (3) perbedaan hasil belajar
siswa antara siswa yang diajar dengan metode PBL dengan yang diajar dengan metode
demonstrasi ditinjau dari motivasi belajar. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu
dengan desain faktorial yang dilakukan dengan memberikan perlakuan metode pembelajaran.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji-t dan ANAVA dengan program SPSS 16. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar
dengan metode PBL dengan yang diajar dengan metode demonstrasi, (2) tidak terdapat pengaruh
interaksi antara metode PBL dan demonstrasi dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar, (3)
terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan metode PBL dengan yang
diajar dengan metode demonstrasi ditinjau dari motivasi tinggi dan rendah.
Kata kunci: metode pembelajaran, Problem-Based Learning, motivasi belajar, hasil belajar

THE EFFECT OF PROBLEM-BASED LEARNING


ON THE LEARNING OUTCOMES
SEEN FROM MOTIVATION ON THE SUBJECT MATTER
OF PLC IN SMK
Abstract
This study aimed to determine: (1) the difference in learning outcomes in the subject of PLC
control system programming between the students taught using the PBL method and those taught
using the demonstration method, (2) the effect of the interaction among the PBL method and
demonstration learning method with motivation on the learning outcomes, (3) difference in
students’ learning outcomes between the students taught using the PBL method and those taught
using the demonstration learning method in terms of motivation to learn. This study was a quasi-
experimental study with a factorial design done by giving treatment in learning methods. The
techniques of data analysis were T test and analysis of variance (ANOVA) with SPSS 16. The
results show that: (1) there is a difference in learning outcomes between the students taught using
the PBL method compared to those taught using the demonstration learning method, (2) there is no
interactional effect between PBL and demonstration learning methods with motivation on the
students’ learning outcome, (3) there is a difference in the learning outcome between students
taught using the PBL method and those taught using the demonstration learning method in terms
of students with high and low motivation.
Keywords: learning methods, problem-based learning, motivation to learn, learning outcomes.

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 3, Nomor 2, Juni 2013


Jurnal Pendidikan Vokasi − 179

PENDAHULUAN Industri merupakan salah satu dari seratus dua


puluh satu kompetensi keahlian tersebut de-
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
ngan program studi keahlian Teknik Elekt-
merupakan lanjutan pendidikan menengah
ronika.
pertama yang mempunyai tujuan utama me-
Di setiap Kompetensi Keahlian terdiri
nyiapkan tenaga kerja yang terampil, profe-
dari beberapa kompetensi. Pemrograman sis-
sional, dan berdisiplin tinggi sesuai dengan
tem kendali PLC sebagai satu bagian mata
tuntutan dunia kerja. Tujuan tersebut tercan-
pelajaran pada Kompetensi Keahlian tersebut.
tum dalam UU Sisdiknas pasal 15 dimana me-
Mata pelajaran pemrograman sistem kendali
nyebutkan tujuan khusus SMK adalah menyi-
PLC merupakan mata pelajaran komponen
apkan siswa agar menjadi manusia produktif,
kejuruan dan termasuk dalam kelompok mata
mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan
pelajaran produktif yang harus dikuasai oleh
pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia
semua lulusan SMK kompetensi keahlian
industri sebagai tenaga kerja tingkat mene-
Elektronika Industri. Mata pelajaran pemrog-
ngah sesuai dengan kompetensi dalam prog-
raman sistem kendali PLC ini diberikan ke-
ram keahlian yang dipilihnya. Salah satu
pada siswa kompetensi keahlian industri pada
usaha untuk mewujudkannya adalah mening-
saat siswa kelas XI. Selama ini sistem kendali
katkan kualitas pembelajaran.
di dalam dunia industri sering menggunakan
Pembelajaran merupakan suatu proses
sistem kendali PLC sehingga ma-ta pelajaran
interaksi antara guru dan siswa beserta unsur
pemrograman sistem kendali PLC penting
yang ada di dalamnya. Guru merupakan faktor
untuk dikuasai siswa guna menyiapkan kom-
yang paling dominan yang menentukan kua-
petensi sesuai dengan kebutuhan industri.
litas pembelajaran. Kualitas pembelajaran
Kompetensi yang harus dikuasai siwa adalah
yang baik, tentu akan menghasilkan hasil bel-
mendeskripsikan ladder diagram pada pem-
ajar yang baik pula. Menurut Rusman (2012:
rograman PLC; memprogram PLC dengan
148) dalam sistem pembelajaran guru dituntut
menggunakan konsole dan komputer; meng-
untuk mampu memilih metode pembelajaran
gunakan bahasa pemrograman yang dapat
yang tepat, mampu memilih dan mengguna-
berinteraksi dengan I/O pada sistem kompu-
kan fasilitas pembelajaran, mampu memilih
ter; menginstalasi kerja sistem pengendali
dan menggunakan alat evaluasi, mampu me-
elektronik berbantuan PLC dan komputer de-
ngelola pembel-ajaran di kelas maupun di la-
ngan sensor, transduser, dan penggerak; me-
boratorium, menguasai materi, dan memahami
ngoperasikan kerja sistem pengendali elekt-
karakter siswa. Salah satu tuntutan guru ter-
ronik berbantuan PLC dan komputer dengan
sebut adalah mampu memilih metode pem-
sensor, transduser, dan penggerak; menguji
belajaran yang tepat untuk mengajar. Apabila
kerja sistem pengendali elektronik berbantuan
metode pembelajaran yang digunakan guru itu
PLC dan komputer dengan sensor, transduser,
tepat maka pencapaian tujuan pembelajaran
dan penggerak; dan membuat dokumentasi.
akan lebih mudah tercapai, sehingga nilai ke-
Hasil wawancara dengan guru mata pel-
tuntasan belajar siswa akan meningkat, minat
ajaran pemrograman sistem kendali PLC pada
dan motivasi belajar siswa juga akan mening-
tanggal 12 Juli 2012, diperoleh informasi ten-
kat dan akan tercipta suasana pembelajaran
tang hasil ulangan kenaikan kelas siswa pada
yang menyenangkan.
mata pelajaran pemrograman sistem kendali
Sesuai dengan Keputusan Direktur Jen-
PLC tahun ajaran 2011/2012 di SMK N 3
deral Manajemen Pendidikan Dasar dan Me-
Wonosari. Dari hasil tersebut masih banyak
nengah Departemen Pendikan Nasional No-
siswa yang nilainya dibawah Kriteria Ketun-
mor 251/C/KEP/MN/2008 tentang Spektrum
tasan Minimal (KKM). Data Persentase dari
Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan
empat (4) kelas EI SMK N 3 Wonosari disaji-
bahwa SMK terdapat enam Bidang Studi Ke-
kan pada Tabel 1.
ahlian yang terbagi dalam enam belas Prog-
Siswa yang masih di bawah KKM di-
ram Studi Keahlian dan seratus dua puluh satu
lakukan remidi. Dari hasil survey, siswa yang
kompe-tensi keahlian dengan masa pendidik-
nilainya masih kurang hanya diberikan soal
an adalah 3 (tiga) tahun atau dapat diperpan-
tanpa memberikan materi pembelajaran ke-
jang sampai 4 (empat) tahun setelah pendidik-
pada siswa yang belum paham atau menguasai
an dasar. Kompetensi Keahlian Elektronika
kompetensi yang telah diberikan. Sebaiknya

Pengaruh Problem-Based Learning terhadap Hasil Belajar


180 − Jurnal Pendidikan Vokasi

pelaksanaan remidi tidak hanya melakukan Tugas tersebut dikerjakan secara berkelompok
ujian ulang saja, akan tetapi melakukan pem- dan sudah didemonstrasikan oleh guru sehing-
belajaran ulang, sehingga kompetensi yang ga siswa kurang mengetahui keautentikan tu-
belum dipahami siswa akan dapat dipahami gas yang diberikan.
dengan baik. Akan tetapi, pelaksanaan remidi Salah satu upaya untuk memperbaiki
tentu saja akan membutuhkan tambahan wak- kualitas pembelajaran dari segi guru adalah
tu dan akan menambah suatu masalah baru dengan mengubah metode pembelajarannya.
ketika pelaksanaan jadwal semester akan Mata pelajaran pemrograman sistem kendali
berakhir dan berganti dengan semester beri- PLC merupakan mata pelajaran yang meng-
kutnya dan guru dituntut untuk segera menye- gunakan kumpulan instruksi atau perintah
lesaikan administrasi mengajarnya. Untuk itu yang disusun sedemikian rupa sehingga mem-
dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang punyai urutan nalar yang tepat untuk menye-
tepat agar siswa dapat belajar dengan maksi- lesaikan suatu permasalahan. Sehingga salah
mal dan mendapatkan nilai yang maksimal satu metode pembelajaran yang diduga dapat
sehingga tidak banyak siswa yang nilainya di meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
bawah KKM. siswa pada mata pelajaran pemrograman sis-
tem kendali PLC adalah Problem Based
Tabel 1. Persentase Nilai Ulangan Kenaikan Learning (PBL). Menurut Arends (2008:41),
Kelas PBL merupakan pembelajaran yang memiliki
esensi berupa menyuguhkan berbagai situasi
Kelas ≥ KKM < KKM bermasalah yang autentik dan bermakna ke-
XI EI 1 32,26 % 67,4 % pada siswa. Sebagai tambahan, dalam PBL
peran guru adalah menyodorkan berbagai ma-
XI EI 2 14, 7 % 85,3 % salah autentik sehingga jelas bahwa dituntut
XI EI 3 14,3 % 85,7 % keaktifan siswa untuk dapat menyelesaikan
masalah tersebut. Setelah masalah diperoleh
XI EI 4 0% 100 % maka selanjutnya melakukan perumusan ma-
salah, dari masalah masalah tersebut kemu-
Perolehan hasil belajar yang masih ba- dian dipecahkan secara bersama sama dengan
nyak di bawah KKM ini dipengaruhi oleh be- didiskusikan. Saat pemecahan masalah ter-
berapa faktor, salah satunya adalah motivasi sebut akan terjadi pertukaran informasi antara
belajar siswa. Motivasi belajar merupakan do- siswa yang satu dengan yang lainnya sehingga
rongan yang timbul dari dalam dan luar indi- permasalahan yang telah dirumuskan dapat
vidu untuk melakukan perubahan tingkah terpecahkan. Sumber informasi tidak hanya
laku. Motivasi belajar yang ada dalam diri sis- dari guru akan tetapi dapat dari berbagai
wa yang satu dengan yang lain berbeda-beda, sumber. Guru disini berperan sebagai fasili-
ada siswa yang motivasi belajarnya tinggi dan tator untuk mengarahkan permasalahan se-
ada juga yang motivasi belajarnya rendah. hingga saat diskusi tetap fokus pada tujuan
Nilai hasil belajar siswa yang belum pencapaian kompetensi.
maksimal juga dapat disebabkan karena lema- Hasil belajar merupakan representasi
hnya kualitas pembelajaran. Berdasarkan obs- pencapaian kompetensi siswa yang nantinya
ervasi yang dilakukan, dalam proses pembel- digunakan siswa untuk masuk ke dunia kerja.
ajaran masih berorientasi pada penyelesaian Sehingga pemilihan metode PBL diharapkan
tugas yang dirancang oleh guru dan dengan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
cara mengajar guru yang masih konvensional. Dengan demikian peneliti ingin melihat pe-
Dominasi guru yang sangat kuat membuat ter- ngaruh metode PBL terhadap hasil belajar di-
abaikannya kesempatan siswa untuk terlibat tinjau dari motivasi belajar siswa pada mata
aktif dalam pembelajaran sehingga siswa ku- pelajaran pemrograman sistem kendali PLC di
rang kreatif. Kegiatan siswa hanya memper- SMK Negeri 3 Wonosari.
hatikan guru yang sedang mendemostrasikan
materi pelajaran serta mencatat hal-hal yang Metode pembelajaran
sekiranya penting. Selain itu, dalam pembel-
ajaran, siswa dihadapkan pada tugas pemrog- Istilah pembelajaran saat ini banyak
raman yang sudah ada di dalam jobsheet. digunakan dan menggantikan istilah-istilah
sebelumnya seperti pengajaran atau belajar-

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 3, Nomor 2, Juni 2013


Jurnal Pendidikan Vokasi − 181

mengajar yang lebih bersifat sebagai aktivitas mendapatkan pengetahuan yang penting,
yang berfokus pada guru. Pembelajaran ada- membuat mereka mahir dalam memecahkan
lah serangkaian aktivitas yang sengaja dicipta- masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri
kan dengan maksud untuk memudahkan ter- serta berpartisipasi dalam tim. Proses pembel-
jadinya proses belajar pada siswa. Hal ini ajarannya menggunakan pendekatan yang
sejalan dengan dengan pernyataan (Gagne, sistematik untuk memecahkan masalah atau
Briggs & Wager pada Winataputra (2008:19); menghadapi tantangan yang nanti diperlukan
Trianto (2009:17); Hariyanto dan Suyono di dalam kehidupan sehari-hari.
(2011:209). Jadi PBL adalah pemberian masalah
Rusman (2012:93) mengemukakan bah- yang berhubungan dengan kehidupan sehari-
wa pembelajaran dilihat sebagai sebuah sis- hari kepada siswa kemudian siswa secara ber-
tem yang terdiri dari berbagai komponen yang kelompok mencari alternatif solusi untuk
berhubungan satu dengan yang lain. Kom- menyelesaikan masalah tersebut. Sedangkan
ponen tersebut meliputi tujuan, materi, meto- menurut Dutch (dalam Amir 2009:21) prob-
de, dan evaluasi. Metode merupakan upaya lem based learming merupakan metode ins-
untuk mengimplementasikan rencana yang truksional yang menantang siswa agar belajar
sudah disusun dalam kegiatan nyata untuk untuk belajar, bekerja sama dalam kelompok
mencapai tujuan (Robert Heinich, Michael untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata
Molenda dan James D Russel (1989:7)). Me- masalah ini diguakan untuk mengingatkan
tode merupakan prosedur pembelajaran yang rasa keingintahuan serta kemampuan analitis
dipilih guru untuk membantu siswa dalam dan inisiatif atas materi pelajaran. PBL mem-
mencapai tujuan pembelajaran agar tercapai persiapkan siswa untuk berpikir kritis dan
secara baik dan maksimal. Metode pembel- analisis dan untuk mencari dan menggunakan
ajaran adalah serangkaian aktivitas yang di- sumber pembelajaran yang sesuai. Pendapat
sengaja dengan mendesain, mengembangkan, tersebut diperkuat oleh Pusdiklatkes (2004)
mengimplementasikan, dan mengevaluasi de- bahwa belajar berdasarkan masalah atau PBL
ngan metode tertentu guna memfasilitasi sis- adalah suatu proses pembelajaran yang dia-
wa dengan tujuan mencapai suatu kompetensi. wali dari masalah-masalah yang ditemukan
dalam suatu lingkungan pekerjaan. PBL ada-
Metode Problem-Based Learning lah lingkungan belajar yang di dalamnya
Metode PBL merupakan metode pem- menggunakan masalah untuk belajar. Sebelum
belajaran dengan menghadapkan siswa pada pembelajar mempelajari suatu hal, mereka
permasalahan-permasalahan dunia nyata diharuskan mengidentifikasi suatu masalah,
(Maggi Savin dan Claire Howell (2004:8); baik yang dihadapi secara nyata maupun tela-
Barbara (2001:1); Linda Torp dan Sara Sage ah kasus. Masalah diajukan sedemikian rupa
(2002:15); Tan (2003:7); Glazer (2001)). PBL sehingga para pembelajar menemukan kebu-
merupakan pembelajaran aktif progresif dan tuhan belajar yang diperlukan agar mereka
pendekatan pembelajaran berpusat pada ma- dapat memecahkan masalah tersebut.
salah yang tidak terstruktur yang digunakan
Karakteristik Metode PBL
sebagai titik awal dalam proses pembelajaran.
PBL menggunakan berbagai macam kecerdas- Karakteristik metode PBL adalah: (1)
an yang diperlukan untuk melakukan konfron- pembelajaran dimulai dengan pemberian ma-
tasi terhadap tantangan dunia nyata, kemam- salah yang mengambang yang berhubungan
puan untuk menghadapi segala sesuatu yang dengan kehidupan nyata; (2) masalah dipilih
baru dan masalah-masalah yang dimunculkan. sesuai dengan tujuan pembelajaran; (3) siswa
PBL sering dilakukan dengan pendekatan tim menyelesaikan masalah dengan penyelidikan
melalui penekanan pada pembangunan ke- auntetik; (4) secara bersama-sama dalam ke-
terampilan yang berkaitan dengan pengambil- lompok kecil, siswa mencari solusi untuk me-
an keputusan, diskusi, pemeliharaan tim, mecahkan masalah yang diberikan; (5) guru
manajemen konflik, dan kepemimpinan tim. bertindak sebagai tutor dan fasilitator; (6)
Menurut Howard Barrows dan Kelson (Amir siswa bertanggung jawab dalam memperoleh
2009:21), PBL adalah kurikulum dan proses pengetahuan dan informasi yang bervariasi,
pembelajaran. Dalam kurikulumnya, diran- tidak dari satu sumber saja; (7) siswa mem-
cang masalah-masalah yang menuntut siswa presentasikan hasil penyelesaian masalah da-

Pengaruh Problem-Based Learning terhadap Hasil Belajar


182 − Jurnal Pendidikan Vokasi

lam bentuk produk tertentu. Produk dalam hal 5. Masalah yang diangkat sebaiknya ber-
ini adalah berupa suatu pemrograman (Tan kaitan dengan kehidupan nyata.
(2004:8); Hallinger dan Edwin (2007:89);
Maggi Salvin dan Claire Howell (2004:4); PBL merupakan suatu metode pembel-
Ibrahim et. al. (2009:155); Arends (2008:42)). ajaran yang mempunyai banyak kelebihan dan
Menurut Pierce dan Jones (Rusman kelemahan. kelebihan PBL adalah sebagai
2012:242) kejadian yang harus muncul dalam berikut: (a) pemecahan masalah dalam PBL
implementasi PBL adalah: (1) keterlibatan cukup bagus untuk memahami isi pelajaran;
yaitu mempersiapkan siswa untuk berperan (b) pemecahan masalah berlangsung selama
sebagai pemecah masalah dengan bekerja proses pembelajaran menantang kemampuan
sama, (2) inquiry dan investigasi yaitu meng- siswa serta memberikan kepuasan kepada
eksplorasi dan mendistribusikan informasi, (3) siswa; (c) PBL dapat meningkatkan aktivitas
performansi yaitu menyajikan temuan, (4) pembelajaran; (d) membantu proses transfer
tanya jawab tujuannya untuk menguji keaku- siswa untuk memahami masalah-masalah
ratan dari solusi, (5) refleksi terhadap peme- dalam kehidupan sehari-hari; (e) membantu
cahan masalah. siswa mengembagkan pengetahuannya dan
Langkah-langkah metode problem ba- membantu siswa untuk bertanggungjawab atas
sed learning dalam penelitian mata pelajaran pembelajarannya sendiri; (f) membantu siswa
Pemrograman Sistem kendali PLC yaitu : untuk memahami hakekat belajar sebagai cara
1. Memberikan permasalahan kepada siswa berfikir bukan hanya sekedar mengerti pem-
dimana permasalahan tersebut berhu- belajaran oleh guru berdasarkan buku teks; (g)
bungan dengan kehidupan sehari-hari PBL menciptakan lingkungan belajar yang
2. Guru mengorganisasikan siswa dalam menyenangkan dan disukai siswa; (h) me-
beberapa kelompok mungkinkan aplikasi dalam dunia nyata; dan
3. Guru membantu siswa mengorganisasi- (i) merangsang siswa untuk belajar secara
kan tugas belajar sesuai dengan masalah kontinu.
4. Siswa mengumpulkan pengetahuan dan Kelemahan PBL adalah sebagai berikut:
melakukan percobaan sesuai dengan (a) apabila siswa mengalami kegagalan atau
pemecahan masalah yang diberikan kurang percaya diri dengan minat yang rendah
5. Siswa mengembangkan dan menyajikan mala siswa enggan untuk mencoba lagi; (b)
hasil karya yang berupa suatu program. PBL membutuhkan waktu yang cukup untuk
(Arends (2008:57); Amir (2009:24); Fogarty persiapan; dan (c) pemahaman yang kurang
dalam Rusman(2012:243); Maastricht dalam tentang mengapa masalah-masalah yang dipe-
Erik dan Anette(2003:659). cahkan maka siswa kurang termotivasi untuk
belajar. (Sanjaya (2008:221); Todd dalam
Menurut Maggi dan Claire (2004:68- Zabit (2010:23).
69) ada beberapa cara untuk menyajikan suatu
masalah yang dapat menarik minat siswa Metode Demonstrasi
sehingga proses pembelajaran tidak monoton Pembelajaran konvesional adalah pem-
dan membosankan. Beberapa cara tersebut belajaran yang dilakukan oleh guru pada
yaitu meliputi: umumnya. Metode pembelajaran yang telah
1. Dimulai dengan memberikan sebuah diterapkan guru dalam melakukan pembel-
masalah yang sesuai dengan pengetahuan ajaran PLC bisa dikatakan dengan metode
dasar siswa sehingga akan menumbuhkan pembelajaran demonstrasi.
rasa antusias siswa tersebut. Metode demonstrasi merupakan metode
2. Menyajikan sebuah masalah yang mam- pembelajaran yang digunakan guru dalam
pu menggali rasa keingintahuan siswa, menyampaikan materi pembelajaran kepada
misalnya sebuah masalah yang berkaitan siswa dengan cara memperagakan atau mem-
dengan kehidupan sehari-hari. pertunjukkan secara sistematis suatu proses
3. Masalah yang disajikan masih berupa dengan prosedur yang harus dipelajari secara
teka-teki yang harus dipecahkan benar yang disertai dengan penjelasan. Dalam
4. Pastikan bahwa penyampaian masalah pelaksanaan nyata metode demonstrasi, siswa
tersebut menarik minat siswa. dapat mengamati dan memperhatikan apa
yang diperlihatkan dan diperagakan guru se-

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 3, Nomor 2, Juni 2013


Jurnal Pendidikan Vokasi − 183

lama pembelajaran berlangsung. untuk lebih kap, nilai, serta pengembangan apresiasi.
profesional serta demi keberhasilan proses Kawasan psikomotor meliputi hasil belajar
pembelajaran siswa (Syaiful Bahri Djamarah yang berkaitan dengan manipulasi dan kete-
dan Azwan Zain (2006:90; Sharon E Smal- rampilan gerak anggota badan.
dino, Deborah L Lowther dan James D Russel Dalam penelitian ini diukur hasil bel-
(2007:25); Sugihartono dkk (2007:83)). ajar dengan taksonomi Bloom yang telah
direvisi oleh Anderson dan Krathwohl. De-
Motivasi Belajar ngan demikian, yang dimaksud hasil belajar
Beberapa definisi dari para ahli menge- dalam penelitian ini adalah tingkat keber-
nai motivasi secara garis besar mengandung hasilan yang dapat dicapai oleh seorang siswa
makna yang hampir sama. Motivasi adalah berdasarkan pengalaman yang diperoleh sete-
sesuatu perubahan energi yang terdapat pada lah dilakukan evaluasi berupa tes yang me-
diri siswa yang mendorong siswa ingin nyebabkan terjadinya perubahan yang meli-
melakukan hal yang ingin dicapai, sesuatu puti remember (mengingat), understand (me-
yang membuat siswa tersebut tetap ingin me- mahami), apply (menerapkan),analyze (meng-
lakukannya dan menyelesaikan tugas-tugas analisis), evaluate (mengevaluasi), create
akademik (Woolfolk (2007:372); McLean (mencipta). Selain itu juga dilihat dengan pe-
(2009:7); David Yundai dan Robert J. Stern- nilaian praktikum.
berg (2004:11); MC.Donald dalam Oemar
Mata Pelajaran Pemrograman Sistem Ken-
Hamalik (2007:78); Hamzah B. Uno (2011:8);
dali PLC
Ford dalam Alderman (2004:18)).
Disarikan dari Sardiman AM (2012:83), Mata pelajaran pemrograman sistem
Hamzah B. Uno (2011:23), Syaiful Bahri Dja- kendali PLC adalah mata pelajaran yang
marah (2011:149), alderman dalam Wang masuk dalam kelompok produktif kompetensi
(2001) indikator untuk mengukur motivasi keahlian elektronika industri di SMK. Standar
belajar siswa pada penelitian ini meliputi: (1) kompetensi yang digunakan adalah Mem-
Ketekunan dalam belajar; (2) Ulet dalam program peralatan sistem pengendali elek-
menghadapi kesulitan; (3) Minat dan ketajam- tronik yang berkaitan dengan I/O berbantuan
an perhatian dalam belajar; (4) Keinginan ber- PLC dan komputer. Dalam mata pelajaran ini,
hasil dalam belajar; (5) Mandiri dalam bel- peserta didik harus menguasai kompetensi
ajar; dan (6) reward/pujian/penghargaan. dasar sebagai berikut :
1) Mendiskripsikan ladder diagram pada
Hasil Belajar pemrograman PLC
Hasil belajar adalah ukuran atau tingkat 2) Memprogram PLC dengan mengguna-
keberhasilan yang dapat dicapai oleh seorang kan konsole dan komputer
siswa berdasarkan pengalaman yang diperoleh 3) Menggunakan bahasa pemrograman
setelah dilakukan evaluasi berupa tes dan yang dapat berinteraksi dengan I/O
biasanya diwujudkan dengan nilai atau angka- pada sistem komputer
angka tertentu serta menyebabkan terjadinya 4) Mengintalasi sistem pengendali elek-
perubahan kognitif, afektif, maupun psikomo- tronik berbantuan PLC dan komputer
torik (Dimyati & Mudjiono (2009:250); Nana dengan sensor, transduser dan peng-
Sudjana (2010:22)). gerak (aktuator)
Kawasan kognitif, afektif, dan psiko- 5) Mengoperasikan sistem pengendali
motor sebagai hasil belajar diformulasikan elektronik berbantuan PLC dan
oleh Bloom dan kawan-kawan (1956:7) di komputer dengan sensor, transduser
mana setiap aspek mempunyai tujuan kepen- dan penggerak (aktuator)
didikan. Kawasan kognitif mencakup tujuan 6) Menguji kerja sistem pengendali elek-
kependidikan yang berhubungan dengan tronik berbantuan PLC dan komputer
pengingatan atau pengenalan tentang penge- dengan sensor, transduser dan peng-
tahuan dan pengembangan keterampilan dan gerak (aktuator)
kemampuan intelektual. Kawasan afektif 7) Membuat dokumentasi hasil pemrog-
mencakup tujuan kependidikan yang mendes- raman peralatan sistem pengendali elek-
kripsikan perubahan dalam ketertarikan, si- tronik yang berkaitan dengan I/O
bantuan PLC dan komputer.

Pengaruh Problem-Based Learning terhadap Hasil Belajar


184 − Jurnal Pendidikan Vokasi

Programable Logic Controler (PLC) Prosedur


adalah komputer elektronik yang mudah
Desain penelitiannya adalah quasi expe-
digunakan (user friendly) yang memiliki fung-
riment. Quasi experiment merupakan eksperi-
si kendali untuk berbagai tipe dan tingkat
men yang mempunyai unsur perlakuan, pre-
kesulitan yang beraneka ragam. PLC dapat
test, dan posttest tetapi tidak mengambil sam-
didesain untuk pemakaian di lingkungan
pel secara random. Pembandingan tergantung
industri, dimana sistem ini menggunakan me-
pada kelompok-kelompok non-ekuivalen
mori yang diprogram untuk penyimpanan se-
(Blessing & Chakrabarti, 2009 :266). Desain
cara internal instruksi-instruksi yang meng-
quasi eksperiment yang digunakan adalah non
implementasikan fungsi-fungsi spesifik seper-
equivalent control group design karena tidak
ti logika, urutan, pewaktuan, pemecahan, pen-
mengacak kelas-kelas yang telah ada di tem-
cacahan, dan operasi aritmatik untuk mengon-
pat penelitian sehingga kelompok yang diban-
trol mesin. Simulator yang dapat digunakan
dingkan mengambil dari kelas-kelas yang
sebagai simulasi plant yang diangkat sebagai
telah ada.
permasalahan dalam dunia nyata adalah Cx
Desain ini melibatkan dua kelas ekspe-
Programmer. Dengan Cx Programmer dan
rimen dan satu kelas kontrol. Kelas eksperi-
metode problem based learning dapat mem-
men menggunakan metode PBL dan kelas
bantu siswa menyelesaikan permasalahan
kontrol menggunakan metode pembelajaran
dalam program sistem kendali PLC melalui
yang telah diterapkan. Sebelum penelitian di-
diskusi serta kolaborasi.
laksanakan, dilakukan pengukuran motivasi
belajar siswa dengan cara memberikan angket
METODE PENELITIAN motivasi belajar pada masing-masing siswa.
Sebelum diberikan perlakuan dalam bentuk
Jenis Penelitian metode pembelajaran ketiga kelompok diberi
Jenis penelitian ini menggunakan pen- pretest dan setelah diberikan perlakuan me-
dekatan kuantitatif, karena dalam mengana- tode pembelajaran kedua kelompok diberi
lisis data menggunakan data-data numerikal posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa.
atau angka yang diolah dengan metode statis- Desain penelitian Pretest-Postest Control
tik, setelah diperoleh hasilnya, kemudian di- Group Design sebagai berikut:
deskripsikan dengan menguraikan kesimpulan
yang didasari oleh angka yang diolah dengan Tabel 2.
metode statistik tersebut. Kelompok Pre-Test Perlakuan Post-Test
Waktu dan Tempat Penelitian Eksperimen 1 O1 X1 O2
Penelitian ini dilakukan di SMK N 3 Eksperimen 2 O1 X1 O2
Wonosari yang berlokasi di Jl Pramuka Ta- Kontrol O1 X2 O2
warsari wonosari Gunung Kidul. Waktu pene-
litian dilaksanakan pada semester genap tahun Keterangan:
ajaran 2012/2013 tepatnya pada bulan Febru- O1 : tes awal (sebelum perlakuan) pada kelas
ari 2013 sampai dengan April 2013. eksperimen dan kelas kontrol
O2 : tes akhir (setelah perlakuan) pada kelas
Populasi dan Sampel Penelitian eksperimen dan kelas kontrol
Populasi penelitian ini adalah siswa X1 : pembelajaran dengan metode PBL pada
kelas XI dengan kompetensi keahlian teknik kelas eksperimen
elektronika industri. Di SMK Negeri 3 Won- X2 : pembelajaran dengan metode
osari pada tahun ajaran 2012/2013 kelas XI konvensional pada kelas kontrol
untuk kompetensi keahlian teknik elektronika
industri terbagi menjadi empat kelas, yaitu XI Sedangkan desain penelitian untuk hasil
EI 1, EI 2, EI 3 dan EI 4. belajar pada praktik adalah sebagai berikut.

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 3, Nomor 2, Juni 2013


Jurnal Pendidikan Vokasi − 185

Tabel 3. Keterangan:
O2 : tes akhir (setelah perlakuan) pada kelas
Kelompok Pre-Test Perlakuan Post-Test eksperimen dan kelas kontrol
Eksperimen 1 - X1 O2 X1 : pembelajaran dengan metode PBL pada
Eksperimen 2 - X1 O2 kelas eksperimen
Kontrol - X2 O2 X2 : pembelajaran dengan metode
demonstrasi pada kelas kontrol

Tabel 4. Kontrol validitas


No. Kontrol Keterangan
1. Unsur kematangan Siswa yang diberikan perlakuan harus mempunyai kemampuan tingkat
kecerdasan dan pengetahuan dasar pemrograman sistem kendali PLC
yang setara. Untuk memastikan hal tersebut, sebelumnya dilakukan
observasi terhadap kemampuan dan prestasi siswa pada setiap kelas yang
akan diberikan perlakuan.
2. Unsur peristiwa Situasi dan kondisi dalam pembelajaran yang diberikan diupayakan sama
dalam proses antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Waktu pemberian
pembelajaran perlakuan pada rentang waktu yang sama serta ruangan kelas yang
digunakan sama
3. Unsur subjek Subjek penelitian pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
penelitian dipilih dari populasi yang karakteristiknya sama, menentukan kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol secara random, serta membandingkan
kesamaan kemampuan awal pada ketiga kelompok sebelum diberikan
perlakuan dengan cara memberikan tes awal (pretest)
4. Unsur materi Materi pembelajaran yang diberikan pada kelompok eksperimen dan
perlakuan. kelompok kontrol saat perlakuan diberikan mempunyai substansi isi
materi yang sama
5. Unsur tes Tes hasil belajar yang diberikan pada kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol dikondisikan sama dan berupa tes objektif dan
penilaian praktikum
6. Pengaruh Agar subjek penelitian pada kelompok eksperimen maupun kelompok
“hawthrone” kontrol tidak berbuat secara tidak wajar, maka selama pelaksanaan
pemberian perlakuan, subjek penelitian tidak diberi tahu bahwa mereka
sedang menjadi objek penelitian
7. Unsur mortalitas Selalu dilakukan pencatatan terhadap kehadiran siswa dengan melakukan
presensi kehadiran serta selalu mengkondisikan jumlah siswa yang
mengikuti pembelajaran sampai adanya evaluasi dalam kondisi dan
keadaan jumlah yang terkontrol guna mencegah terdapatnya unsur
mortalitas

Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data dan jawaban yang salah diberi skor 0.
Selain tes pilihan ganda, hasil belajar sis-
Adapun teknik pengumpulan data yang
wa juga diperoleh dari penilaian praktik.
digunakan dalam penelitian ini yaitu tes dan
Penilaian praktek ini berupa penilaian
angket motivasi siswa.
pada persiapan kerja, proses, hasil kerja,
1) Tes hasil belajar, digunakan untuk me-
dan sikap kerja siswa.
ngetahui hasil belajar siswa.
2) Angket motivasi belajar, digunakan un-
Instrumen yang digunakan dalam pe-
tuk mengetahui motivasi belajar siswa.
nelitian ini berupa instrumen soal test
dalam bentuk pilihan ganda dengan em-
pat pilihan jawaban. Untuk setiap butir
soal, jawaban yang benar diberi skor 1

Pengaruh Problem-Based Learning terhadap Hasil Belajar


186 − Jurnal Pendidikan Vokasi

Teknik Analisis Data ngan siswa yang diajar dengan metode


pembelajaran demonstrasi.
Analisis data yang dilakukan dalam pe-
nelitian ini adalah: (1) Uji Kesamaan Kemam-
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji T Data Hasil
puan Awal; (2) Statistika Deskriptif; (3) Uji
Belajar
Prasyarat analisis; (4) Uji Hipotesis dengan T-
test; (5) Uji Hipotesis dengan ANAVA dua Keputusan
jalan. Hasil Belajar Sig
Uji
Hasil Kelas 0,00 Terdapat
HASIL PENELITIAN DAN Belajar Eksperimen perbedaan
PEMBAHASAN (1) dengan
Sebelum penelitian dilaksanakan, lang- kelas Kontrol
kah pertama yang dilakukan yaitu menguji Kelas 0,00 Terdapat
kemampuan awal subjek penelitian dengan Eksperimen perbedaan
melakukan pretest guna memperoleh data (2) dengan
awal kemudian dilakukan pengujian kese- kelas Kontrol
imbangan sampel yang akan digunakan untuk Hasil Kelas 0,00 Terdapat
penelitian. Sebelum melakukan uji hipotesis Praktik Eksperimen perbedaan
harus dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu. (1) dengan
Berikut ini adalah ringkasan hasil uji prasyarat kelas Kontrol
data sebelum dan setelah diberi perlakuan,
yang menunjukkan bahwa data memnuhi Kelas 0,00 Terdapat
prasyarat analisis. Eksperimen perbedaan
(2) dengan
Tabel 5. Ringkasan hasil uji prasyarat data kelas Kontrol
sebelum dan sesudah perlakuan
Dari data hasil belajar siswa, menun-
Data Keputusan jukkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar
dengan metode PBL lebih tinggi dibandingkan
Pretest Kemampuan awal sama dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan
Prasyarat analisis metode pembelajaran demonstrasi ( X A1(1)=
pretest Normal dan homogen 81,60 > X A2= 69,87; X A1(2)= 82,32 > X
A2= 69,87). Hasil belajar siswa pada praktik
postest Normal dan homogen yang diajar dengan metode PBL juga lebih
Motivasi belajar Normal dan homogen tinggi dibandingkan dengan hasil belajar sis-
wa yang diajar dengan metode pembelajaran
Analisis data dalam penelitian ini konvensional ( X A1(1)= 85,87 > X A2= 72,24;
menggunakan statistik parametrik dengan X A1(2)= 86,71 > X A2= 72,24).
menggunakan Uji-t dan analisis varians Selain itu, terdapat perbedaan gain hasil
(ANAVA) dua jalan dan dilanjutkan dengan belajar antara siswa yang diajar dengan meto-
uji Scheffe. Analisis varians dua jalan diguna- de PBL dengan siswa yang diajar dengan
kan untuk menguji perbedaan dan interaksi metode pembelajaran demonstrasi diterima.
variabel bebas metode pembelajaran dan mo- Rata-rata gain hasil belajar metode PBL lebih
tivasi belajar siswa terhadap variabel terikat tinggi dibandingkan dengan rata-rata gain
hasil belajar mata pelajaran pemrograman hasil belajar metode pembelajaran demons-
sistem kendali PLC.
Tabel 6 menunjukkan bahwa p(0,000) < trasi ( X A1(1)= 34,64 > X A2= 22,19; X
0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho A1(2)= 31,01 > X A2= 22,19). Hal ini menun-
ditolak dan Ha diterima, yaitu perbedaan hasil jukkan bahwa metode PBL lebih unggul di-
belajar siswa pada mata pelajaran pemrog- bandingkan dengan metode pembelajaran de-
raman sistem kendali PLC antara siswa yang monstrasi.
diberi pembelajaran dengan metode PBL de- Pada metode PBL bersifat student cen-
tered. Pada metode pembelajaran ini guru

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 3, Nomor 2, Juni 2013


Jurnal Pendidikan Vokasi − 187

memberikan tugas berupa masalah yang ma- mencari pengetahuan sendiri karena peran
sih mengambang kemudian siswa mencari guru hanya sebagai fasilitator bukan pen-
solusi untuk memecahkan masalah yang di- transfer pengetahuan.
berikan. Dari berbagai masalah yang telah di- Pada metode pembelajaran demons-
berikan kemudian siswa merumuskan masalah trasi, guru menyajikan materi dari awal sam-
tersebut dan mencari pemecahannya. Dalam pai akhir dan peran guru sangat dominan
pemecahan masalah dilakukan dengan diskusi dalam kegiatan belajar mengajar. Sebelum
kelompok sehingga siswa dapat saling bertu- kegiatan praktikum, guru memperagakan ke-
kar pikiran dan membagi ilmu dengan siswa pada siswa tentang suatu proses penggunaan
lainya. Setelah masalah tersebut dapat dipe- intruksi pemrograman. Pada metode pembel-
cahkan dan dibuktikan ke dalam praktik, ke- ajaran ini, kegiatan belajar belajar mengajar
mudian dilanjutkan dengan presentasi kelas. berpusat pada guru dan kurang memper-
Pada presentasi ini akan terjadi diskusi dan hatikan keaktifan siswa. Peran siswa hanya
pertukaran informasi kembali dalam kelom- sekedar memperhatikan apa yang didemons-
pok satu kelas. Dari diskusi itu akan didapat- trasikan oleh guru. Pada kegiatan praktik,
kan pengalaman dan wawasan baru dan ka- siswa hanya melakukan praktik terencana
dang ditemukan juga permasalahan perma- sesuai dengan yang telah didemonstrasikan
salahan baru yang berkaitan untuk dipecah- dan tertuang di dalam jobsheet.
kan. Dalam pemecahan masalah ini siswa juga

Tabel 7. Rangkuman Hasil ANAVA Data Hasil Belajar

Sig(2- Keputusan Uji


Hasil Belajar
tailed)
Hasil Kelas Eksperimen (1) * kelas Kontrol 0,674 Tidak terdapat interaksi
Belajar
Kelas Eksperimen (2) * kelas Kontrol 0,366 Tidak terdapat interaksi
Hasil Kelas Eksperimen (1) * kelas Kontrol 0,741 Tidak terdapat interaksi
Praktik
Kelas Eksperimen (2) * kelas Kontrol 0,725 Tidak terdapat interaksi

Taraf signifikansi yang digunakan pada motivasi belajar, artinya metode pembelajaran
uji analisis varians dua jalan adalah sebesar PBL akan memberikan hasil belajar yang le-
0,05. Jika nilai Sig < 0,05 maka terdapat inter- bih tinggi dibandingkan dengan metode pem-
aksi antara metode pembelajaran dan kategori belajaran demonstrasi ditinjau dari siswa yang
motivasi terhadap hasil belajar, sebaliknya memiliki motivasi tinggi maupun rendah.
jika nilai Sig > 0,05 maka tidak terdapat inter- Dari analisis varians (ANAVA) dua ja-
aksi antara metode pembelajaran dan kategori lan terlihat bahwa terdapat perbedaan hasil
motivasi terhadap hasil belajar. Dengan demi- belajar antara siswa yang diajar dengan meto-
kian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat de PBL dengan siswa yang diajar dengan
interaksi antara metode pembelajaran dan ka- metode demonstrasi. Hasil analisis varians
tegori motivasi belajar terhadap hasil belajar. (ANAVA) tersebut kemudian dilanjutkan
Oleh karena tidak terjadi interaksi antara dengan uji Scheffe. Uji Scheffe dalam peneliti-
metode pembelajaran dan kategori motivasi an ini menggunakan bantuan program SPSS
belajar terhadap hasil belajar maka dapat 16 For Windows. Selanjutnya rangkuman uji
dinyatakan bahwa pencapaian hasil belajar lanjut scheffe untuk untuk mengetahui per-
tidak dipengaruhi secara tidak signifikan oleh bedaan hasil belajar ditinjau dari motivasi
interaksi antara metode pembelajaran yang tinggi dan rendah adalah sebagai berikut:
diterapkan dalam pembelajaran dengan

Pengaruh Problem-Based Learning terhadap Hasil Belajar


188 − Jurnal Pendidikan Vokasi

Tabel 8. Rangkuman Hasil Analisis Varians Tahap Lanjut dengan Uji Scheffe
Kelompok yang dibandingkan PValue Kondisi Keputusan Uji

PBL (1) dengan demonstrasi ditinjau dari siswa Hasil Terdapat


0,000 < 0,05
yang memiliki motivasi tinggi Belajar perbedaan
PBL (2) dengan demonstrasi ditinjau dari siswa Terdapat
0,000 < 0,05
yang memiliki motivasi tinggi perbedaan
PBL (1) dengan demonstrasi ditinjau dari siswa Terdapat
0,002 < 0,05
yang memiliki motivasi rendah perbedaan
PBL (2) dengan demonstrasi ditinjau dari siswa Terdapat
0,002 < 0,05
yang memiliki motivasi rendah perbedaan
PBL (1) dengan demonstrasi ditinjau dari siswa Hasil Terdapat
0,001 < 0,05
yang memiliki motivasi tinggi Praktik perbedaan
PBL (2) dengan demonstrasi ditinjau dari siswa Terdapat
0,001 < 0,05
yang memiliki motivasi tinggi perbedaan
PBL (1) dengan demonstrasi ditinjau dari siswa 0,001 Terdapat
yang memiliki motivasi rendah < 0,05 perbedaan
PBL (2) dengan demonstrasi ditinjau dari siswa Terdapat
0,002 < 0,05
yang memiliki motivasi rendah perbedaan

Dari rangkuman hasil analisis varians siswa yang memiliki motivasi rendah.
(ANAVA) tahap lanjut dengan uji Scheffe Hasil belajar siswa yang diajar dengan
diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut. metode PBL lebih tinggi dibandingkan
a. Secara signifikan terdapat perbedaan dengan hasil belajar siswa yang diajar
hasil belajar antara siswa yang diajar de- dengan metode pembelajaran demons-
ngan metode PBL dengan siswa yang trasi ditinjau dari siswa yang memiliki
diajar dengan metode demonstrasi ditin- motivasi rendah ( X A1(1)B2= 80,00 > X
jau dari siswa yang memiliki motivasi
A2B2= 69,28; X A1(2)B2= 80,00 > X
tinggi. Hasil belajar siswa yang diajar de-
A2B2= 69,28). Hasil belajar siswa pada
ngan metode PBL lebih tinggi diban-
nilai praktik yang diajar dengan metode
dingkan dengan hasil belajar siswa yang
PBL juga lebih tinggi dibandingkan de-
diajar dengan metode pembelajaran de-
ngan hasil belajar siswa yang diajar
monstrasi ditinjau dari siswa yang memi-
dengan metode pembelajaran demon-
liki motivasi tinggi ( X A1(1)B1= 84,64 > strasi ditinjau dari siswa yang memiliki
X A2B1= 70,50; X A1(2)B1= 84,64 > X motivasi rendah ( X A1(1)B2= 83,75 > X
A2B1= 70,50). Hasil belajar siswa pada
A2B2= 70,75; X A1(2)B2= 84,33 > X
penilaian praktik yang diajar dengan
A2B2= 70,75).
metode PBL juga lebih tinggi dibanding-
kan dengan hasil belajar siswa yang di- Konsep pemecahan masalah pada meto-
ajar dengan metode pembelajaran de- de PBL dilakukan dengan cara diskusi ke-
monstrasi ditinjau dari siswa yang memi- lompok. Metode PBL lebih menekankan pada
liki motivasi tinggi ( X A1(1)B1= 88,30 > pertukaran pendapat dan berbagi pengalaman
X A2B1= 73,84; X A1(2)B1= 89,08 > X dalam pemecahan masalah. Siswa yang memi-
A2B1= 73,84). liki motivasi tinggi akan lebih tertarik untuk
b. Secara signifikan terdapat perbedaan meng-explor pengetahuan dan berkeinginan
hasil belajar antara siswa yang diajar untuk mengetahui suatu hal baru guna meme-
dengan metode pembelajaran PBL de- cahkan masalah yang berhubungan dengan
ngan siswa yang diajar dengan metode dunia nyata. Akan tetapi, kondisi tersebut
pembelajaran demonstrasi ditinjau dari tidak terjadi pada metode pembelajaran de-

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 3, Nomor 2, Juni 2013


Jurnal Pendidikan Vokasi − 189

monstrasi yang selalu mengedepankan peran dibandingkan dengan metode pembel-


guru dari pada siswa. Meskipun siswa sama- ajaran demonstrasi ditinjau dari siswa
sama memiliki motivasi rendah dalam belajar, yang memiliki motivasi tinggi maupun
akan tetapi hasil belajar yang dicapai berbeda. rendah.
Perbedaan hasil belajar tersebut terjadi karena 3. Terdapat perbedaan hasil belajar yang
penggunaan metode yang berbeda pula, yakni signifikan antara siswa yang diajar de-
metode PBL dan metode pembelajaran de- ngan metode PBL dengan siswa yang di-
monstrasi. Siswa yang memiliki motivasi ren- ajar dengan metode pembelajaran de-
dah yang diajar dengan metode PBL lebih monstrasi ditinjau dari motivasi siswa.
termotivasi untuk menelusuri dan meng- Ditinjau dari siswa yang memiliki moti-
explor pengetahuan sendiri daripada siswa vasi tinggi, hasil belajar antara siswa
yang diajar dengan metode pembelajaran yang diajar dengan metode Problem
demonstrasi yang selalu mengedepankan Based Learning lebih tinggi dibanding-
peran guru dari pada siswa. Dalam metode kan dengan siswa yang diajar dengan
pembelajaran demonstrasi ini peran guru lebih metode pembelajaran demonstrasi. Ditin-
dominan, sehingga menyebabkan siswa ku- jau dari siswa yang memiliki motivasi
rang antusius mengikuti kegiatan belajar rendah, hasil belajar antara siswa yang
mengajar dan cenderung cepat bosan. diajar dengan metode PBL lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang diajar
dengan metode pembelajaran demon-
SIMPULAN DAN SARAN
strasi.
Simpulan
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, analisis
data serta pembahasan maka dapat diambil Berdasarkan kesimpulan hasil peneliti-
kesimpulan sebagai berikut : an, maka implikasi hasil penelitian tersebut
1. Terdapat perbedaan hasil belajar yang adalah sebagai berikut :
signifikan antara siswa yang diajar de- 1. Bagi Guru, penerapan metode pembel-
ngan metode PBL dengan siswa yang ajaran oleh seorang guru yang tepat akan
diajar dengan metode pembelajaran de- memberikan dampak pada perolehan
monstrasi. Hasil belajar siswa yang diajar hasil belajar siswa yang baik dan maksi-
dengan metode PBL lebih tinggi diban- mal. Meskipun hasil belajar yang baik
dingkan dengan siswa yang diajar dengan dan maksimal tidak sepenuhnya ditentu-
metode pembelajaran demonstrasi. Pe- kan oleh penggunaan metode pembel-
ningkatan hasil belajar siswa yang diajar ajaran akan tetapi guru harus memahami
dengan metode PBL lebih tinggi diban- metode pembelajaran baik secara konsep-
dingkan dengan peningkatan hasil belajar tual maupun praktikal. Penelitian ini me-
siswa yang diajar dengan metode pem- nunjukkan bahwa pemilihan penerapan
belajaran demonstrasi. metode pembelajaran yang sesuai akan
2. Tidak terdapat pengaruh interaksi yang lebih efektif dan maksimal dalam me-
signifikan antara metode PBL dan meto- ningkatkan hasil belajar.
de pembelajaran demonstrasi dengan 2. Bagi Institusi Pendidikan yaitu perguruan
motivasi belajar terhadap hasil belajar tinggi yang bertugas mencetak calon guru
siswa. Dengan tidak adanya pengaruh yang profesional dalam bidangnya, per-
interaksi dan melihat rerata hasil belajar guruan tinggi harus mampu membekali
yang diperoleh dari kedua metode pem- para calon guru dengan bagaimana cara
belajaran tersebut dapat dikatakan bahwa menerapkan metode pembelajaran yang
metode PBL dan metode pembelajaran baik, tepat sasaran, dapat dipahami siswa
demonstrasi sama-sama dapat meningkat- serta sesuai dengan karakteritik siswa.
kan hasil belajar, artinya kedua metode Dengan demikian diharapkan tujuan
pembelajaran tersebut efektif diterapkan pembelajaran dapat sepenuhnya dapat
bagi siswa yang memiliki motivasi tercapai dengan baik.
rendah. Namun, metode PBL akan mem- Berdasarkan kesimpulan dan implikasi
berikan hasil belajar yang lebih tinggi penelitian di atas, berikut adalah beberapa sa-

Pengaruh Problem-Based Learning terhadap Hasil Belajar


190 − Jurnal Pendidikan Vokasi

ran untuk meningkatkan hasil belajar siswa, DAFTAR PUSTAKA


antara lain :
Alderman, M. K. (2004). Motivation for
1. Guru
achievement: Possibilities for teaching
a. Sesuai dengan hasil penelitian, bagi
and learning. New Jersey : Lawrence
guru yang akan mengajar siswa yang
Erlbaum Associates, Inc., Publishers.
mempunyai motivasi rendah maupun
motivasi tinggi pada mata pelajaran Amir, M. Taufiq. (2009). Inovasi pendidikan
pemrograman sistem kendali PLC melalui problem based learning.
menggunakan metode Problem Based Bagaimana pendidik memberdayakan
Learning dari pada metode konven- pemelajar di era pengetahuan. Jakarta:
sional, karena hasil belajar yang Kencana Prenada Media Group.
menggunakan metode Problem Based Arends, Richard. I. (2008). Belajar untuk
Learning lebih tinggi dibandingkan mengajar. Edisi ke tujuh alih bahasa
dengan hasil belajar metode pembel- oleh helly prayitno dan sri mulyantani
ajaran konvensional. prayitnodari judul learning to teach.
b. Agar tujuan pembelajaran dapat ter- Seven edition. Yogyakarta : Penerbit
capai dengan maksimal, maka guru Pustaka Pelajar.
dapat memilih metode pembelajaran
dengan tepat serta sesuai dengan Barbara. B. Levin. (2001). Energizing teacher
karakteristik siswa, karena jika tidak education and profesional development
sesuai dengan karakteristik siswa ma- with problem based learning. United
ka tujuan pembelajaran tidak akan se- States: ASCD.
penuhnya dapat tercapai dengan mak- Blessing, L.T.M., & Chakrabarti, A.. (2009).
simal. Hal lain yang harus diperhati- DRM, A design research methodology.
kan guru dalam mengajar adalah guru London: Springer.
harus dapat memotivasi siswa dalam
belajar, sehingga siswa dapat belajar Bloom, B (ed). (1956). Taxonomy of educati-
dengan baik, tekun dan memperoleh onal objectives: The classification of
hasil belajar yang maksimal educational goals. Handbook 1 cogni-
2. Sekolah tive domain. New York: David McKay
Pihak sekolah diharapkan lebih Company.
memperhatikan sarana prasarana yang Dai, D.Y., & Sternberg, R. J. (2004).
optimal untuk mendukung metode PBL Motivation, emotion, and cognition:
seperti penggadaan sumber belajar, kom- Integrative perspectives on intellectual
puter yang tersambung dengan internet, development and functioning. New
dan alat-alat yang mendukung kegiatan Jersey : Lawrence Erlbaum Associates,
pembelajaran. Sarana prasarana tersebut Inc., Publishers.
digunakan siswa untuk mencari penge-
tahuan dan informasi, karena penge- Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan
tahuan dan informasi siswa tidak hanya pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
dari satu sumber saja. Erik, D.G., & Anette, K. (2003). Characte-
3. Peneliti Selanjutnya ristics of problem-based learning.
Kepada peneliti lain yang mem- International Journal Engng Ed., 19(5),
baca penelitian ini dan bermaksud me- 657-662.
ngembangkan hasil temuan lebih lanjut,
diharapkan dapat melakukan penelitian Glazer, E. (2001). Problem based instruction
yang lebih baik dengan lebih banyak from emerging perspectives on learn-
menggunakan sampel penelitian sehingga ing, teaching, and technology. Diambil
hasilnya akan lebih luas dan lebih terukur pada tanggal 31 Mei 2013, dari
keakuratannya. Selain itu, diharapkan http://epltt.coe.uga.edu/index.php?title=
dapat melakukan penelitian untuk mata Problem_Based_Instruction
pelajaran produktif lainnya. Hamzah. B. Uno. (2011). Teori motivasi dan
pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 3, Nomor 2, Juni 2013


Jurnal Pendidikan Vokasi − 191

Heinich, R., Molenda, M., & Russel, J.,D. Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi pendidik-
(1989). Instructional and new techno- an. Yogyakarta: UNY Press.
logies of instruction. New York:
Suyono dan Hariyanto. (2011). Belajar dan
Macmillan, Inc.
pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Ibrahim, B., Erdal, S., Mustafa, S. (2009). The Rosdakarya.
effect of problem-based leraning
Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain.
instruction on university students’
(2006). Strategi belajar mengajar.
perfermance of conceptual and quanti-
Jakarta: Rineka Cipta.
tative problems in gas concepts.
Eurosia Jurnal of Mathematics, Science Syaiful Bahri Djamarah. (2011). Psikologi
& Technology Education, 5(2), 153-156 belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Linda, T. & Sara, S. (2002). Problems as Tan, Oon-Seng. (2003). Problem based
possibilities: problem-based learning learning innovation: Using problems to
for K–16 education. ASCD. power learning in the 21st century.
Cengage Learning.
Maggi, S. & Claire H.M. (2004). Founda-
tions of problem-based learning. New Tan, Oon-Seng. (2004). Enhancing thingking
York: Open University Press. through problem-based learning
approaches. Cengage Learning.
McLean, Alan. (2009). Motivating every
learner. London: Sage. Trianto. (2009). Mendesain model pembel-
ajaran inovativ-progresif. Jakarta:
Nana Sudjana. (2010). Penilaian hasil proses
Kencana Prenada Media Group.
belajar mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. Oemar, Hamalik. (2007). Proses belajar
mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Philip, H. & Edwin, M.B. (2007). A problem-
based approach for management Wang, S. (2001). Motivation: General over-
education. The Netherlands: Springer. view of theories from Emerging
perspectives on learning, teaching, and
Pusdiklatkes, (2004). Bahan pembelajaran
technology. Diambil pada tanggal 24
problem based learning (belajar
Desember 2012, dari http://epltt.coe.
berdasar masalah). Diambil pada
uga.edu/index.php?title=Motivation
tanggal 24 Desember 2012, dari
http://www.lrckesehatan.net/cdroms_ht Wina, Sanjaya. (2008). Strategi pembel-
m/pbl/pbl.htm ajaran. Jakarta: Kencana prenada
Media.
Rusman. (2012). Model-model pembelajaran
mengembangkan profesional guru. Winataputra, U. S., et al. (2008). Teori belajar
Jakarta : Raja Grafindo Persada. dan pembelajaran. Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka.
Sardiman, A. M. (2012). Interaksi & motivasi
belajar mengajar. Cetakan ke-21. Woolfolk, Anita. (2007). Educational psycho-
Jakarta: Rajawali Pers. logy. Boston: Pearson.
Smaldino, S.E., Lowther, D.L. & Russell, J.D. Zabit, M.N.M, (2010). Problem-based learn-
(2007). Instructional technology and ing on students’ critical thinking skills
media for learning (9 t h ed). Colombus: in teaching business education in
Merrill. malaysia: A literature review. American
Journal of Bussiness Education, 3(6).

Pengaruh Problem-Based Learning terhadap Hasil Belajar

Anda mungkin juga menyukai