Ipi 138040
Ipi 138040
pelaksanaan remidi tidak hanya melakukan Tugas tersebut dikerjakan secara berkelompok
ujian ulang saja, akan tetapi melakukan pem- dan sudah didemonstrasikan oleh guru sehing-
belajaran ulang, sehingga kompetensi yang ga siswa kurang mengetahui keautentikan tu-
belum dipahami siswa akan dapat dipahami gas yang diberikan.
dengan baik. Akan tetapi, pelaksanaan remidi Salah satu upaya untuk memperbaiki
tentu saja akan membutuhkan tambahan wak- kualitas pembelajaran dari segi guru adalah
tu dan akan menambah suatu masalah baru dengan mengubah metode pembelajarannya.
ketika pelaksanaan jadwal semester akan Mata pelajaran pemrograman sistem kendali
berakhir dan berganti dengan semester beri- PLC merupakan mata pelajaran yang meng-
kutnya dan guru dituntut untuk segera menye- gunakan kumpulan instruksi atau perintah
lesaikan administrasi mengajarnya. Untuk itu yang disusun sedemikian rupa sehingga mem-
dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang punyai urutan nalar yang tepat untuk menye-
tepat agar siswa dapat belajar dengan maksi- lesaikan suatu permasalahan. Sehingga salah
mal dan mendapatkan nilai yang maksimal satu metode pembelajaran yang diduga dapat
sehingga tidak banyak siswa yang nilainya di meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
bawah KKM. siswa pada mata pelajaran pemrograman sis-
tem kendali PLC adalah Problem Based
Tabel 1. Persentase Nilai Ulangan Kenaikan Learning (PBL). Menurut Arends (2008:41),
Kelas PBL merupakan pembelajaran yang memiliki
esensi berupa menyuguhkan berbagai situasi
Kelas ≥ KKM < KKM bermasalah yang autentik dan bermakna ke-
XI EI 1 32,26 % 67,4 % pada siswa. Sebagai tambahan, dalam PBL
peran guru adalah menyodorkan berbagai ma-
XI EI 2 14, 7 % 85,3 % salah autentik sehingga jelas bahwa dituntut
XI EI 3 14,3 % 85,7 % keaktifan siswa untuk dapat menyelesaikan
masalah tersebut. Setelah masalah diperoleh
XI EI 4 0% 100 % maka selanjutnya melakukan perumusan ma-
salah, dari masalah masalah tersebut kemu-
Perolehan hasil belajar yang masih ba- dian dipecahkan secara bersama sama dengan
nyak di bawah KKM ini dipengaruhi oleh be- didiskusikan. Saat pemecahan masalah ter-
berapa faktor, salah satunya adalah motivasi sebut akan terjadi pertukaran informasi antara
belajar siswa. Motivasi belajar merupakan do- siswa yang satu dengan yang lainnya sehingga
rongan yang timbul dari dalam dan luar indi- permasalahan yang telah dirumuskan dapat
vidu untuk melakukan perubahan tingkah terpecahkan. Sumber informasi tidak hanya
laku. Motivasi belajar yang ada dalam diri sis- dari guru akan tetapi dapat dari berbagai
wa yang satu dengan yang lain berbeda-beda, sumber. Guru disini berperan sebagai fasili-
ada siswa yang motivasi belajarnya tinggi dan tator untuk mengarahkan permasalahan se-
ada juga yang motivasi belajarnya rendah. hingga saat diskusi tetap fokus pada tujuan
Nilai hasil belajar siswa yang belum pencapaian kompetensi.
maksimal juga dapat disebabkan karena lema- Hasil belajar merupakan representasi
hnya kualitas pembelajaran. Berdasarkan obs- pencapaian kompetensi siswa yang nantinya
ervasi yang dilakukan, dalam proses pembel- digunakan siswa untuk masuk ke dunia kerja.
ajaran masih berorientasi pada penyelesaian Sehingga pemilihan metode PBL diharapkan
tugas yang dirancang oleh guru dan dengan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
cara mengajar guru yang masih konvensional. Dengan demikian peneliti ingin melihat pe-
Dominasi guru yang sangat kuat membuat ter- ngaruh metode PBL terhadap hasil belajar di-
abaikannya kesempatan siswa untuk terlibat tinjau dari motivasi belajar siswa pada mata
aktif dalam pembelajaran sehingga siswa ku- pelajaran pemrograman sistem kendali PLC di
rang kreatif. Kegiatan siswa hanya memper- SMK Negeri 3 Wonosari.
hatikan guru yang sedang mendemostrasikan
materi pelajaran serta mencatat hal-hal yang Metode pembelajaran
sekiranya penting. Selain itu, dalam pembel-
ajaran, siswa dihadapkan pada tugas pemrog- Istilah pembelajaran saat ini banyak
raman yang sudah ada di dalam jobsheet. digunakan dan menggantikan istilah-istilah
sebelumnya seperti pengajaran atau belajar-
mengajar yang lebih bersifat sebagai aktivitas mendapatkan pengetahuan yang penting,
yang berfokus pada guru. Pembelajaran ada- membuat mereka mahir dalam memecahkan
lah serangkaian aktivitas yang sengaja dicipta- masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri
kan dengan maksud untuk memudahkan ter- serta berpartisipasi dalam tim. Proses pembel-
jadinya proses belajar pada siswa. Hal ini ajarannya menggunakan pendekatan yang
sejalan dengan dengan pernyataan (Gagne, sistematik untuk memecahkan masalah atau
Briggs & Wager pada Winataputra (2008:19); menghadapi tantangan yang nanti diperlukan
Trianto (2009:17); Hariyanto dan Suyono di dalam kehidupan sehari-hari.
(2011:209). Jadi PBL adalah pemberian masalah
Rusman (2012:93) mengemukakan bah- yang berhubungan dengan kehidupan sehari-
wa pembelajaran dilihat sebagai sebuah sis- hari kepada siswa kemudian siswa secara ber-
tem yang terdiri dari berbagai komponen yang kelompok mencari alternatif solusi untuk
berhubungan satu dengan yang lain. Kom- menyelesaikan masalah tersebut. Sedangkan
ponen tersebut meliputi tujuan, materi, meto- menurut Dutch (dalam Amir 2009:21) prob-
de, dan evaluasi. Metode merupakan upaya lem based learming merupakan metode ins-
untuk mengimplementasikan rencana yang truksional yang menantang siswa agar belajar
sudah disusun dalam kegiatan nyata untuk untuk belajar, bekerja sama dalam kelompok
mencapai tujuan (Robert Heinich, Michael untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata
Molenda dan James D Russel (1989:7)). Me- masalah ini diguakan untuk mengingatkan
tode merupakan prosedur pembelajaran yang rasa keingintahuan serta kemampuan analitis
dipilih guru untuk membantu siswa dalam dan inisiatif atas materi pelajaran. PBL mem-
mencapai tujuan pembelajaran agar tercapai persiapkan siswa untuk berpikir kritis dan
secara baik dan maksimal. Metode pembel- analisis dan untuk mencari dan menggunakan
ajaran adalah serangkaian aktivitas yang di- sumber pembelajaran yang sesuai. Pendapat
sengaja dengan mendesain, mengembangkan, tersebut diperkuat oleh Pusdiklatkes (2004)
mengimplementasikan, dan mengevaluasi de- bahwa belajar berdasarkan masalah atau PBL
ngan metode tertentu guna memfasilitasi sis- adalah suatu proses pembelajaran yang dia-
wa dengan tujuan mencapai suatu kompetensi. wali dari masalah-masalah yang ditemukan
dalam suatu lingkungan pekerjaan. PBL ada-
Metode Problem-Based Learning lah lingkungan belajar yang di dalamnya
Metode PBL merupakan metode pem- menggunakan masalah untuk belajar. Sebelum
belajaran dengan menghadapkan siswa pada pembelajar mempelajari suatu hal, mereka
permasalahan-permasalahan dunia nyata diharuskan mengidentifikasi suatu masalah,
(Maggi Savin dan Claire Howell (2004:8); baik yang dihadapi secara nyata maupun tela-
Barbara (2001:1); Linda Torp dan Sara Sage ah kasus. Masalah diajukan sedemikian rupa
(2002:15); Tan (2003:7); Glazer (2001)). PBL sehingga para pembelajar menemukan kebu-
merupakan pembelajaran aktif progresif dan tuhan belajar yang diperlukan agar mereka
pendekatan pembelajaran berpusat pada ma- dapat memecahkan masalah tersebut.
salah yang tidak terstruktur yang digunakan
Karakteristik Metode PBL
sebagai titik awal dalam proses pembelajaran.
PBL menggunakan berbagai macam kecerdas- Karakteristik metode PBL adalah: (1)
an yang diperlukan untuk melakukan konfron- pembelajaran dimulai dengan pemberian ma-
tasi terhadap tantangan dunia nyata, kemam- salah yang mengambang yang berhubungan
puan untuk menghadapi segala sesuatu yang dengan kehidupan nyata; (2) masalah dipilih
baru dan masalah-masalah yang dimunculkan. sesuai dengan tujuan pembelajaran; (3) siswa
PBL sering dilakukan dengan pendekatan tim menyelesaikan masalah dengan penyelidikan
melalui penekanan pada pembangunan ke- auntetik; (4) secara bersama-sama dalam ke-
terampilan yang berkaitan dengan pengambil- lompok kecil, siswa mencari solusi untuk me-
an keputusan, diskusi, pemeliharaan tim, mecahkan masalah yang diberikan; (5) guru
manajemen konflik, dan kepemimpinan tim. bertindak sebagai tutor dan fasilitator; (6)
Menurut Howard Barrows dan Kelson (Amir siswa bertanggung jawab dalam memperoleh
2009:21), PBL adalah kurikulum dan proses pengetahuan dan informasi yang bervariasi,
pembelajaran. Dalam kurikulumnya, diran- tidak dari satu sumber saja; (7) siswa mem-
cang masalah-masalah yang menuntut siswa presentasikan hasil penyelesaian masalah da-
lam bentuk produk tertentu. Produk dalam hal 5. Masalah yang diangkat sebaiknya ber-
ini adalah berupa suatu pemrograman (Tan kaitan dengan kehidupan nyata.
(2004:8); Hallinger dan Edwin (2007:89);
Maggi Salvin dan Claire Howell (2004:4); PBL merupakan suatu metode pembel-
Ibrahim et. al. (2009:155); Arends (2008:42)). ajaran yang mempunyai banyak kelebihan dan
Menurut Pierce dan Jones (Rusman kelemahan. kelebihan PBL adalah sebagai
2012:242) kejadian yang harus muncul dalam berikut: (a) pemecahan masalah dalam PBL
implementasi PBL adalah: (1) keterlibatan cukup bagus untuk memahami isi pelajaran;
yaitu mempersiapkan siswa untuk berperan (b) pemecahan masalah berlangsung selama
sebagai pemecah masalah dengan bekerja proses pembelajaran menantang kemampuan
sama, (2) inquiry dan investigasi yaitu meng- siswa serta memberikan kepuasan kepada
eksplorasi dan mendistribusikan informasi, (3) siswa; (c) PBL dapat meningkatkan aktivitas
performansi yaitu menyajikan temuan, (4) pembelajaran; (d) membantu proses transfer
tanya jawab tujuannya untuk menguji keaku- siswa untuk memahami masalah-masalah
ratan dari solusi, (5) refleksi terhadap peme- dalam kehidupan sehari-hari; (e) membantu
cahan masalah. siswa mengembagkan pengetahuannya dan
Langkah-langkah metode problem ba- membantu siswa untuk bertanggungjawab atas
sed learning dalam penelitian mata pelajaran pembelajarannya sendiri; (f) membantu siswa
Pemrograman Sistem kendali PLC yaitu : untuk memahami hakekat belajar sebagai cara
1. Memberikan permasalahan kepada siswa berfikir bukan hanya sekedar mengerti pem-
dimana permasalahan tersebut berhu- belajaran oleh guru berdasarkan buku teks; (g)
bungan dengan kehidupan sehari-hari PBL menciptakan lingkungan belajar yang
2. Guru mengorganisasikan siswa dalam menyenangkan dan disukai siswa; (h) me-
beberapa kelompok mungkinkan aplikasi dalam dunia nyata; dan
3. Guru membantu siswa mengorganisasi- (i) merangsang siswa untuk belajar secara
kan tugas belajar sesuai dengan masalah kontinu.
4. Siswa mengumpulkan pengetahuan dan Kelemahan PBL adalah sebagai berikut:
melakukan percobaan sesuai dengan (a) apabila siswa mengalami kegagalan atau
pemecahan masalah yang diberikan kurang percaya diri dengan minat yang rendah
5. Siswa mengembangkan dan menyajikan mala siswa enggan untuk mencoba lagi; (b)
hasil karya yang berupa suatu program. PBL membutuhkan waktu yang cukup untuk
(Arends (2008:57); Amir (2009:24); Fogarty persiapan; dan (c) pemahaman yang kurang
dalam Rusman(2012:243); Maastricht dalam tentang mengapa masalah-masalah yang dipe-
Erik dan Anette(2003:659). cahkan maka siswa kurang termotivasi untuk
belajar. (Sanjaya (2008:221); Todd dalam
Menurut Maggi dan Claire (2004:68- Zabit (2010:23).
69) ada beberapa cara untuk menyajikan suatu
masalah yang dapat menarik minat siswa Metode Demonstrasi
sehingga proses pembelajaran tidak monoton Pembelajaran konvesional adalah pem-
dan membosankan. Beberapa cara tersebut belajaran yang dilakukan oleh guru pada
yaitu meliputi: umumnya. Metode pembelajaran yang telah
1. Dimulai dengan memberikan sebuah diterapkan guru dalam melakukan pembel-
masalah yang sesuai dengan pengetahuan ajaran PLC bisa dikatakan dengan metode
dasar siswa sehingga akan menumbuhkan pembelajaran demonstrasi.
rasa antusias siswa tersebut. Metode demonstrasi merupakan metode
2. Menyajikan sebuah masalah yang mam- pembelajaran yang digunakan guru dalam
pu menggali rasa keingintahuan siswa, menyampaikan materi pembelajaran kepada
misalnya sebuah masalah yang berkaitan siswa dengan cara memperagakan atau mem-
dengan kehidupan sehari-hari. pertunjukkan secara sistematis suatu proses
3. Masalah yang disajikan masih berupa dengan prosedur yang harus dipelajari secara
teka-teki yang harus dipecahkan benar yang disertai dengan penjelasan. Dalam
4. Pastikan bahwa penyampaian masalah pelaksanaan nyata metode demonstrasi, siswa
tersebut menarik minat siswa. dapat mengamati dan memperhatikan apa
yang diperlihatkan dan diperagakan guru se-
lama pembelajaran berlangsung. untuk lebih kap, nilai, serta pengembangan apresiasi.
profesional serta demi keberhasilan proses Kawasan psikomotor meliputi hasil belajar
pembelajaran siswa (Syaiful Bahri Djamarah yang berkaitan dengan manipulasi dan kete-
dan Azwan Zain (2006:90; Sharon E Smal- rampilan gerak anggota badan.
dino, Deborah L Lowther dan James D Russel Dalam penelitian ini diukur hasil bel-
(2007:25); Sugihartono dkk (2007:83)). ajar dengan taksonomi Bloom yang telah
direvisi oleh Anderson dan Krathwohl. De-
Motivasi Belajar ngan demikian, yang dimaksud hasil belajar
Beberapa definisi dari para ahli menge- dalam penelitian ini adalah tingkat keber-
nai motivasi secara garis besar mengandung hasilan yang dapat dicapai oleh seorang siswa
makna yang hampir sama. Motivasi adalah berdasarkan pengalaman yang diperoleh sete-
sesuatu perubahan energi yang terdapat pada lah dilakukan evaluasi berupa tes yang me-
diri siswa yang mendorong siswa ingin nyebabkan terjadinya perubahan yang meli-
melakukan hal yang ingin dicapai, sesuatu puti remember (mengingat), understand (me-
yang membuat siswa tersebut tetap ingin me- mahami), apply (menerapkan),analyze (meng-
lakukannya dan menyelesaikan tugas-tugas analisis), evaluate (mengevaluasi), create
akademik (Woolfolk (2007:372); McLean (mencipta). Selain itu juga dilihat dengan pe-
(2009:7); David Yundai dan Robert J. Stern- nilaian praktikum.
berg (2004:11); MC.Donald dalam Oemar
Mata Pelajaran Pemrograman Sistem Ken-
Hamalik (2007:78); Hamzah B. Uno (2011:8);
dali PLC
Ford dalam Alderman (2004:18)).
Disarikan dari Sardiman AM (2012:83), Mata pelajaran pemrograman sistem
Hamzah B. Uno (2011:23), Syaiful Bahri Dja- kendali PLC adalah mata pelajaran yang
marah (2011:149), alderman dalam Wang masuk dalam kelompok produktif kompetensi
(2001) indikator untuk mengukur motivasi keahlian elektronika industri di SMK. Standar
belajar siswa pada penelitian ini meliputi: (1) kompetensi yang digunakan adalah Mem-
Ketekunan dalam belajar; (2) Ulet dalam program peralatan sistem pengendali elek-
menghadapi kesulitan; (3) Minat dan ketajam- tronik yang berkaitan dengan I/O berbantuan
an perhatian dalam belajar; (4) Keinginan ber- PLC dan komputer. Dalam mata pelajaran ini,
hasil dalam belajar; (5) Mandiri dalam bel- peserta didik harus menguasai kompetensi
ajar; dan (6) reward/pujian/penghargaan. dasar sebagai berikut :
1) Mendiskripsikan ladder diagram pada
Hasil Belajar pemrograman PLC
Hasil belajar adalah ukuran atau tingkat 2) Memprogram PLC dengan mengguna-
keberhasilan yang dapat dicapai oleh seorang kan konsole dan komputer
siswa berdasarkan pengalaman yang diperoleh 3) Menggunakan bahasa pemrograman
setelah dilakukan evaluasi berupa tes dan yang dapat berinteraksi dengan I/O
biasanya diwujudkan dengan nilai atau angka- pada sistem komputer
angka tertentu serta menyebabkan terjadinya 4) Mengintalasi sistem pengendali elek-
perubahan kognitif, afektif, maupun psikomo- tronik berbantuan PLC dan komputer
torik (Dimyati & Mudjiono (2009:250); Nana dengan sensor, transduser dan peng-
Sudjana (2010:22)). gerak (aktuator)
Kawasan kognitif, afektif, dan psiko- 5) Mengoperasikan sistem pengendali
motor sebagai hasil belajar diformulasikan elektronik berbantuan PLC dan
oleh Bloom dan kawan-kawan (1956:7) di komputer dengan sensor, transduser
mana setiap aspek mempunyai tujuan kepen- dan penggerak (aktuator)
didikan. Kawasan kognitif mencakup tujuan 6) Menguji kerja sistem pengendali elek-
kependidikan yang berhubungan dengan tronik berbantuan PLC dan komputer
pengingatan atau pengenalan tentang penge- dengan sensor, transduser dan peng-
tahuan dan pengembangan keterampilan dan gerak (aktuator)
kemampuan intelektual. Kawasan afektif 7) Membuat dokumentasi hasil pemrog-
mencakup tujuan kependidikan yang mendes- raman peralatan sistem pengendali elek-
kripsikan perubahan dalam ketertarikan, si- tronik yang berkaitan dengan I/O
bantuan PLC dan komputer.
Tabel 3. Keterangan:
O2 : tes akhir (setelah perlakuan) pada kelas
Kelompok Pre-Test Perlakuan Post-Test eksperimen dan kelas kontrol
Eksperimen 1 - X1 O2 X1 : pembelajaran dengan metode PBL pada
Eksperimen 2 - X1 O2 kelas eksperimen
Kontrol - X2 O2 X2 : pembelajaran dengan metode
demonstrasi pada kelas kontrol
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data dan jawaban yang salah diberi skor 0.
Selain tes pilihan ganda, hasil belajar sis-
Adapun teknik pengumpulan data yang
wa juga diperoleh dari penilaian praktik.
digunakan dalam penelitian ini yaitu tes dan
Penilaian praktek ini berupa penilaian
angket motivasi siswa.
pada persiapan kerja, proses, hasil kerja,
1) Tes hasil belajar, digunakan untuk me-
dan sikap kerja siswa.
ngetahui hasil belajar siswa.
2) Angket motivasi belajar, digunakan un-
Instrumen yang digunakan dalam pe-
tuk mengetahui motivasi belajar siswa.
nelitian ini berupa instrumen soal test
dalam bentuk pilihan ganda dengan em-
pat pilihan jawaban. Untuk setiap butir
soal, jawaban yang benar diberi skor 1
memberikan tugas berupa masalah yang ma- mencari pengetahuan sendiri karena peran
sih mengambang kemudian siswa mencari guru hanya sebagai fasilitator bukan pen-
solusi untuk memecahkan masalah yang di- transfer pengetahuan.
berikan. Dari berbagai masalah yang telah di- Pada metode pembelajaran demons-
berikan kemudian siswa merumuskan masalah trasi, guru menyajikan materi dari awal sam-
tersebut dan mencari pemecahannya. Dalam pai akhir dan peran guru sangat dominan
pemecahan masalah dilakukan dengan diskusi dalam kegiatan belajar mengajar. Sebelum
kelompok sehingga siswa dapat saling bertu- kegiatan praktikum, guru memperagakan ke-
kar pikiran dan membagi ilmu dengan siswa pada siswa tentang suatu proses penggunaan
lainya. Setelah masalah tersebut dapat dipe- intruksi pemrograman. Pada metode pembel-
cahkan dan dibuktikan ke dalam praktik, ke- ajaran ini, kegiatan belajar belajar mengajar
mudian dilanjutkan dengan presentasi kelas. berpusat pada guru dan kurang memper-
Pada presentasi ini akan terjadi diskusi dan hatikan keaktifan siswa. Peran siswa hanya
pertukaran informasi kembali dalam kelom- sekedar memperhatikan apa yang didemons-
pok satu kelas. Dari diskusi itu akan didapat- trasikan oleh guru. Pada kegiatan praktik,
kan pengalaman dan wawasan baru dan ka- siswa hanya melakukan praktik terencana
dang ditemukan juga permasalahan perma- sesuai dengan yang telah didemonstrasikan
salahan baru yang berkaitan untuk dipecah- dan tertuang di dalam jobsheet.
kan. Dalam pemecahan masalah ini siswa juga
Taraf signifikansi yang digunakan pada motivasi belajar, artinya metode pembelajaran
uji analisis varians dua jalan adalah sebesar PBL akan memberikan hasil belajar yang le-
0,05. Jika nilai Sig < 0,05 maka terdapat inter- bih tinggi dibandingkan dengan metode pem-
aksi antara metode pembelajaran dan kategori belajaran demonstrasi ditinjau dari siswa yang
motivasi terhadap hasil belajar, sebaliknya memiliki motivasi tinggi maupun rendah.
jika nilai Sig > 0,05 maka tidak terdapat inter- Dari analisis varians (ANAVA) dua ja-
aksi antara metode pembelajaran dan kategori lan terlihat bahwa terdapat perbedaan hasil
motivasi terhadap hasil belajar. Dengan demi- belajar antara siswa yang diajar dengan meto-
kian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat de PBL dengan siswa yang diajar dengan
interaksi antara metode pembelajaran dan ka- metode demonstrasi. Hasil analisis varians
tegori motivasi belajar terhadap hasil belajar. (ANAVA) tersebut kemudian dilanjutkan
Oleh karena tidak terjadi interaksi antara dengan uji Scheffe. Uji Scheffe dalam peneliti-
metode pembelajaran dan kategori motivasi an ini menggunakan bantuan program SPSS
belajar terhadap hasil belajar maka dapat 16 For Windows. Selanjutnya rangkuman uji
dinyatakan bahwa pencapaian hasil belajar lanjut scheffe untuk untuk mengetahui per-
tidak dipengaruhi secara tidak signifikan oleh bedaan hasil belajar ditinjau dari motivasi
interaksi antara metode pembelajaran yang tinggi dan rendah adalah sebagai berikut:
diterapkan dalam pembelajaran dengan
Tabel 8. Rangkuman Hasil Analisis Varians Tahap Lanjut dengan Uji Scheffe
Kelompok yang dibandingkan PValue Kondisi Keputusan Uji
Dari rangkuman hasil analisis varians siswa yang memiliki motivasi rendah.
(ANAVA) tahap lanjut dengan uji Scheffe Hasil belajar siswa yang diajar dengan
diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut. metode PBL lebih tinggi dibandingkan
a. Secara signifikan terdapat perbedaan dengan hasil belajar siswa yang diajar
hasil belajar antara siswa yang diajar de- dengan metode pembelajaran demons-
ngan metode PBL dengan siswa yang trasi ditinjau dari siswa yang memiliki
diajar dengan metode demonstrasi ditin- motivasi rendah ( X A1(1)B2= 80,00 > X
jau dari siswa yang memiliki motivasi
A2B2= 69,28; X A1(2)B2= 80,00 > X
tinggi. Hasil belajar siswa yang diajar de-
A2B2= 69,28). Hasil belajar siswa pada
ngan metode PBL lebih tinggi diban-
nilai praktik yang diajar dengan metode
dingkan dengan hasil belajar siswa yang
PBL juga lebih tinggi dibandingkan de-
diajar dengan metode pembelajaran de-
ngan hasil belajar siswa yang diajar
monstrasi ditinjau dari siswa yang memi-
dengan metode pembelajaran demon-
liki motivasi tinggi ( X A1(1)B1= 84,64 > strasi ditinjau dari siswa yang memiliki
X A2B1= 70,50; X A1(2)B1= 84,64 > X motivasi rendah ( X A1(1)B2= 83,75 > X
A2B1= 70,50). Hasil belajar siswa pada
A2B2= 70,75; X A1(2)B2= 84,33 > X
penilaian praktik yang diajar dengan
A2B2= 70,75).
metode PBL juga lebih tinggi dibanding-
kan dengan hasil belajar siswa yang di- Konsep pemecahan masalah pada meto-
ajar dengan metode pembelajaran de- de PBL dilakukan dengan cara diskusi ke-
monstrasi ditinjau dari siswa yang memi- lompok. Metode PBL lebih menekankan pada
liki motivasi tinggi ( X A1(1)B1= 88,30 > pertukaran pendapat dan berbagi pengalaman
X A2B1= 73,84; X A1(2)B1= 89,08 > X dalam pemecahan masalah. Siswa yang memi-
A2B1= 73,84). liki motivasi tinggi akan lebih tertarik untuk
b. Secara signifikan terdapat perbedaan meng-explor pengetahuan dan berkeinginan
hasil belajar antara siswa yang diajar untuk mengetahui suatu hal baru guna meme-
dengan metode pembelajaran PBL de- cahkan masalah yang berhubungan dengan
ngan siswa yang diajar dengan metode dunia nyata. Akan tetapi, kondisi tersebut
pembelajaran demonstrasi ditinjau dari tidak terjadi pada metode pembelajaran de-
Heinich, R., Molenda, M., & Russel, J.,D. Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi pendidik-
(1989). Instructional and new techno- an. Yogyakarta: UNY Press.
logies of instruction. New York:
Suyono dan Hariyanto. (2011). Belajar dan
Macmillan, Inc.
pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Ibrahim, B., Erdal, S., Mustafa, S. (2009). The Rosdakarya.
effect of problem-based leraning
Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain.
instruction on university students’
(2006). Strategi belajar mengajar.
perfermance of conceptual and quanti-
Jakarta: Rineka Cipta.
tative problems in gas concepts.
Eurosia Jurnal of Mathematics, Science Syaiful Bahri Djamarah. (2011). Psikologi
& Technology Education, 5(2), 153-156 belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Linda, T. & Sara, S. (2002). Problems as Tan, Oon-Seng. (2003). Problem based
possibilities: problem-based learning learning innovation: Using problems to
for K–16 education. ASCD. power learning in the 21st century.
Cengage Learning.
Maggi, S. & Claire H.M. (2004). Founda-
tions of problem-based learning. New Tan, Oon-Seng. (2004). Enhancing thingking
York: Open University Press. through problem-based learning
approaches. Cengage Learning.
McLean, Alan. (2009). Motivating every
learner. London: Sage. Trianto. (2009). Mendesain model pembel-
ajaran inovativ-progresif. Jakarta:
Nana Sudjana. (2010). Penilaian hasil proses
Kencana Prenada Media Group.
belajar mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. Oemar, Hamalik. (2007). Proses belajar
mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Philip, H. & Edwin, M.B. (2007). A problem-
based approach for management Wang, S. (2001). Motivation: General over-
education. The Netherlands: Springer. view of theories from Emerging
perspectives on learning, teaching, and
Pusdiklatkes, (2004). Bahan pembelajaran
technology. Diambil pada tanggal 24
problem based learning (belajar
Desember 2012, dari http://epltt.coe.
berdasar masalah). Diambil pada
uga.edu/index.php?title=Motivation
tanggal 24 Desember 2012, dari
http://www.lrckesehatan.net/cdroms_ht Wina, Sanjaya. (2008). Strategi pembel-
m/pbl/pbl.htm ajaran. Jakarta: Kencana prenada
Media.
Rusman. (2012). Model-model pembelajaran
mengembangkan profesional guru. Winataputra, U. S., et al. (2008). Teori belajar
Jakarta : Raja Grafindo Persada. dan pembelajaran. Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka.
Sardiman, A. M. (2012). Interaksi & motivasi
belajar mengajar. Cetakan ke-21. Woolfolk, Anita. (2007). Educational psycho-
Jakarta: Rajawali Pers. logy. Boston: Pearson.
Smaldino, S.E., Lowther, D.L. & Russell, J.D. Zabit, M.N.M, (2010). Problem-based learn-
(2007). Instructional technology and ing on students’ critical thinking skills
media for learning (9 t h ed). Colombus: in teaching business education in
Merrill. malaysia: A literature review. American
Journal of Bussiness Education, 3(6).