Anda di halaman 1dari 3

Nama : Arif Nur Yuliawan

NIM : 1731021502

Administrasi Pmebangunan

Reposisi Administrasi Publik Amerika? Kaitannya dengan Keterasingan Warga Negara,


Reformasi Administratif dan Fase Pemisahan

Tingkat keterasingan warga negara dari pemerintah di Amerika Serikat meningkat


secara konsisten sejak akhir 1960-an dan tertinggi sepanjang masa dalam beberapa tahun
terakhir. Bukti yang terkumpul dalam penelitian ilmu politik menunjukkan bahwa teori
administrasi publik mungkin telah berkontribusi pada tren ini sejak Era Progresif di awal 1900-
an. Penulis mengembangkan tesis ini dengan menyatakan bahwa teori administrasi di Amerika
Serikat secara terus-menerus menggambarkan manajer publik sebagai “pembangun jembatan”
yang mengaitkan antara warga dengan pemerintah dengan cara yang menekankan administrasi
yang bersifat birokrasi dibandingkan demokrasi. Selain itu, terlepas dari klaim pergeseran
paradigma "baru" untuk bidang ini, sistem pendidikan menunjukkan kecenderungan yang sama.
Untuk mendukung argumen ini, penulis menilai kecenderungan umum warga negara untuk
mengkotakkan tiga rangkaian reformasi administrasi ini adalah: warisan progresif, asosiasionalis,
dan polisentris. Mereka memberikan perlawanan argumen untuk tesis ini dan menyerukan kritisi
refleksi diri di lapangan dan penelitian yang lebih kuat secara empiris tentang topik ini.

Setelah Perang Dunia ke-II memberikan penderitaan tak berkesudahan, Paul Appleby
mengajukan sebuah pertanyaan “Bagaimana bisa Amerika menjadi masyarakat yang kompleks
dan demokratis?”. Sejak awal Era Progresif, jawaban dari pertanyaan ini menurut komunitas
administrasi publik adalah untuk membentuk lembaga pelayan masyarakat yang berorientasi
kepada publik melalui birokrasi yang bertugas sebagai pengontrol dan pengawas. Pelayan
masyarakat akan membuat keputusan yang membuat masyarakat merasa memiliki penasehat
handal dalam proses birokrasi dengan demokrasi. Akan tetapi, seperti orang lain dalam
generasinya, Appleby khawatir perhatian terhadap administrasi negara dalam hal legalisasi,
birokrasi dan profesionalitas akan meningkatkan marginalisasi (keterasingan) warga negara dari
pemerintah, membangkitkan para pengikut Weber dalam menghadapi para ahli birokrasi.

Saat ini, masalah yang sama muncul lebih besar berkaitan dengan kompleksitas
peraturan dimana tidak ada batasan politik dan yurisdiksi yang membutuhkan pendapat beberapa
ahli dalam memberikan solusi. Secara langsung sosial media telah memberikan transparansi
kepada masyarakat berkaitan dengan pemerintahan dimana hal ini yang membangkitkan
kepedulian Appleby terhadap Era Progresif. Frederickson dan Smith menjelaskan ini sebagai
implikasi dari teori “administration conjunction” yang sejalan dengan era pemerintahan digital.

Seberapa besar pelayan publik memainkan peran mereka dalam hal kepuasan warga
negara terhadap pemerintah belum diketahui, menginat kurangnya keterkaitan sistem pendidikan
tentang hal ini terlepas dari peran institusi pendidikan dalam stabilitas dan perubahan kehidupan
poltik. Persepsi negatif terhadap pemerintah yang dimulai dari sistem birokrasi yang rumit dan
sebagainya telah menurunkan partisipasi masyarakat terhadap pemerintah sehingga dapat
berakibat masyarakat mudah terprovokasi secara negatif.

Ahli teori budaya James Scott, menuliskan tentang kelemahan dan bahaya dari
modernisasi terhadap pemerintah secara umum dimana modernisasi dapat membuat dan
mengatur masyarakat ke arah yang kacau dan tidak pasti. Untuk menggambarkan peran
pendidikan administrasi publik dan reformasi administratif dalam memperkenalkan administrasi
birokrasi dibandingkan demokrasi serta kaitannya dalam hal marginalisasi warga negara dapat
terlihat pada perkembangan Amerika pada awal tahun 1900.

Sebagai catatan, preferensi dominan para reformis Era Progresif pada awal abad ke-20
adalah untuk membangun negara administratif yang kuat, berpusat pada pejabat eksekutif,
berdasarkan rasionalitas dimana pembuatan kebijakan didepolitisasi semaksimal mungkin.
Ketika fase administratif dan kekuasaan diskresioner berkembang dengan pesat pada abad ke-20,
kecenderungan untuk mengesampingkan kepentingan-kepentingan yang tidak terorganisir dalam
menghadapi keburukan birokrasi. Warisan reformasi kedua yang kerkaitan dengan “birokrat
sebagai pembangun jembatan” terhadap Era Progresif berasal dari perspektif politik yang bersifat
konservatif, atau disebut sebagai gerakan asosiasionalis di Amerika.
Frederickson mendefinisikan “fase pemisahan” sebagai hasil dari terputusnya jembatan
antara yurisdiksi politik dan manajemen publik. Sejalan dengan perspektif awalnya, dia khawatir
akan adanya dampak perubahan tata nilai demokrasi dan memandang pelayan publik sebagai
pembangun jembatan untuk memperbaiki situasi.

Adanya variasi dalam fokus penelitian kontemporer pada alat untuk menilai partisipasi
masyarakat yang berkaitan dengan implementasi keterlibatan warga negara yang efektif dalam
pengambilan keputusan. Beberapa hal yang perlu dijadikan fokus dalam hal penelitian berkaitan
dengan reposisi atau perubahan administrasi di Amerika adalah waktu, lama penelitian, gerakan
administratif dan praktik sehari-hari di Amerika.

Anda mungkin juga menyukai